19 berhubungan dengan topik-nya, kemudian dijelaskan kepada anggota
kelompok asal Muslimin Ibrahim, 2001 : 20.
Adapun langkah model Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:
a Siswa dibagi atas beberapa kelompok tiap kelompok anggotanya 4-5;
b Materi pelajaran dibagi kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi menjadi beberapa sub bab. c
Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan
dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
d Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari
materi yang diberikan e
Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli
untuk mendiskusikannya
f Setelah anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar temannya secara bergilir. g
Setelah seluruh siswa selesai melaporkan guru menunjukkan satu kelompok u n t u k m e n ya m p a i k a n h a s i l n ya , k e l o m p o k l a i n
m e n a n g g a p i d a n g u r u m e n g k l a r i f i k a s i . h
Tiap-tiap siswa dikenai tagihan secara individu.
20
Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw Diadopsi Muslimin Ibrahim, 2001 : 22
Ilustrasi Kelompok Cooperative Learning t i pe Ji gsaw Kelompok asal
Kelebihan metode pembelajaran Cooperative Learning tip e Ji gsaw :
1. Siswa lebih aktif.
2. Siswa lebih memahami topik yang diberikan karena dipelajari lebih
dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya. 3.
Topik yang diberikan dapat merata. 4.
Meningkatkan kerja sama
ð ∆
© Ю
ð ∆
© Ю
ð ∆
© Ю ð
∆
© Ю
ð ð
ð ð ∆ ∆
∆ ∆ © ©
© © Ю Ю
Ю Ю
21
Kekurangan metode pembelajaran Jigsaw:
1. Waktu yang dibutuhkan cukup panjang.
2. Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni luas metode
sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok.
D a r i b e b e r a p a p c n d a p a t d i a t a s d a p a t d i s i m p u l k a n b a h w a pembelajaran model Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah suatu
proses pembelajaran dengan menggunakan dinamika kelompok secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain.
F. Hipotesis Tindakan
Jika dilihat dari kajian teori tersebut di atas, maka diajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut: Jika pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Bukit Gemuruh dilaksanakan
dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri 2 Bukit Gemuruh Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah seorang guru dan siswa kelas V di
SDN 2 Bukit Gemuruh dengan jumlah 29 orang siswa, terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Dalam pelaksanaan, peneliti
dibantu oleh seorang teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran. Kemudian hasil observasi dianalisis bersama-sama berdasarkan data-data
yang terkumpul, didiskusikan masalah-masalahnya dan dicarikan solusinya, hasil diskusi dijadikan rekomendasi untuk merencanakan siklus berikutnya.
23
C. Faktor Yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah:
1. Kinerja guru selam proses pembelajaran
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3. Hasil belajar selama proses pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah gambaran terinci tentang proses yang akan
dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menerapkan konsep model Kemmis dan MC
Taggart dalam Hufad, Ahmad, 2009; 48 yang meliputi 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 1. Bagan alur penelitian kelas. Menurut Kemmis dan MC Taggart
dalam Hufad, Ahmad, 2009; 48
Siklus I
Siklus II Observasi
Refleksi 1
Obse rvasi
Refleksi 2 Penyusunan
rencana tindakan
Rencana tindakan selanjutnya Penyusunan
rencana tindakan
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
24 Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian dari tahap-tahap siklus adalah:
Siklus I Pertemuan ke 1
1.
Perencanaan
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sesuai dengan masalah yang teridentifikasi dalam proses pembelajaran adalah :
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran.
b. Menyiapkan lembar kerja siswa LKS.
c. Menyiapkan soal tes.
d. Menyiapkan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan pendahuluan.
Kegiatan pendahuluan diawali dengan memberi salam kepada siswa dan mempersiapkan serta mengabsensi kehadiran siswa, agar siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Guru memberikan apesepsi tentang materi yang telah diberikan untuk mengaitkan
meteri yang akan dibahas.