Pengertian Konseling Kelompok Konseling Kelompok

Secara singkat dapat dikatakan bahwa konseling kelompok bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Komponen Layanan Konseling Kelompok

Prayitno 1995 menjelaskan bahwa dalam layanan konseling kelompok terdapat tiga komponen yang berperan, yaitu pemimpin kelompok, peserta atau anggota kelompok dan dinamika kelompok. a. Pemimpin kelompok Pemimpin kelompok adalah komponen yang penting dalam konseling kelompok Dalam hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan kebutuhan melainkan juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang berkembang dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini menyangkut adanya peranan pemimpin konseling kelompok, serta fungsi pemimpin kelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Prayitno 1995, menjelaskan pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi masalah mereka sendiri. Dalam kegiatan konseling kelompok, pemimpin kelompok memiliki peranan. Prayitno 1995, menjelaskan peranan pemimpin kelompok adalah memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan konseling kelompok, memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok, memberikan tanggapan umpan balik tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kempok, dan sifat kerahasian dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok. b. Anggota kelompok Keanggotaan merupakan salah satu unsure pokok dalam kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota konseling kelompok. Untuk terselenggaranya konseling kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan sebagaimana seharusnya. Besarnya kelompok jumlah anggota kelompok, dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah anggota kelompok tidak terlalu besar lebih dari 10 dan juga tidak terlalu kecil 2 atau 3. c. Dinamika kelompok Dinamika Kelompok dalam arti teoritis yaitu mencari dasar yang menguasai orang dalam kelompok. Dalam arti praktis merupakan pengembangan usaha dan alat untuk meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan kelompok. Berkaitan dengan konseling kelompok maka dinamika kelompok adalah merupakan suatu wadah. Wadah yang dimaksud disini adalah wadah yang hidup, bergerak, selalu berdenyut, selalu aktif dalam rangka membantu individu-individu untuk dapat secara mandiri maupun secara bersama-sama dalam memecahkan masalahnya. Maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan konseling kelompok dalam usaha membantu individu-individu dalam memecahkan masalahnya dengan memanfaatkan dinamika kelompok sebagai medianya. Dengan demikian peranan dinamika kelompok dalam upaya membantu para siswa untuk untuk memecahkan masalahnya memegang peranan penting sebagai wadah kehidupan atau jiwa dan gerak kelompok. Maka apabila klien yang dibantu sangat memerlukan bantuan yang berkaitan dengan dinamika kelompok, maka dia harus dilibatkan ke dalam dinamika kelompok. Dengan terlibatnya klien secara aktif mereka akan memperoleh berbagai bentuk pengalaman yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi, dan mereka akan dapat mengembangkan dirinya ke arah pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.

4. Kegiatan Layanan Konseling Kelompok

Prayitno 1999, mengungkapkan bahwa : ”Kegiatan konseling kelompok ialah pemberian informasi serta penyelesaian masalah yang dihadapi para anggota kelompok. Kegiatan konseling kelompok berupaya menyampaikan informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman diri, penyesuaian diri, serta masalah antar pribadi.” Informasi yang diperoleh bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman individu dan pemahaman terhadap orang lain. Selain itu, informasi bertujuan agar individu mampu meningkatkan potensi pada dirinya serta mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan informasi yang diperolehnya. Dalam kegiatan konseling kelompok, dapat dipimpin oleh seorang guru atau pembimbing konselor.

5. Tahapan dalam Layanan Konseling Kelompok

Sebelum diselenggarakan konseling kelompok, ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan terlebih dahulu. Menurut Prayitno 1995 membagi tahapan penyelenggaraan konseling kelompok menjadi 4 tahap, yaitu: a. Tahap pembentukan. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah seperti pengenalan dan pengungkapan tujuan, terbangunnya kebersamaan, keaktifan pemimpin kelompok, pelibatan diri dan pemasukan diri. b. Tahap peralihan. Tahap ini merupakan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga. c. Tahap kegiatan Tahap ini merupakan pencapaian tujuan atau penyelesaian tugas. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan seperti pengemukaan masalah, pemilihan masalah atau topik, serta pembahasan masalah atau topik. d. Tahap penutup Tahap ini merupakan tahap penilaian atau tindak lanjut. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan seperti frekuensi pertemuan, pembahasan keberhasilan kelompok, dan pola keseluruhan.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMK 2 SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 57 84

PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI TINDAKAN BULLYING PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SEMARANG.

0 3 15

HUBUNGAN PAPARAN KEKERASAN DENGAN PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DASAR Hubungan Paparan Kekerasan Dengan Perilaku Bullying Di Sekolah Dasar.

0 1 16

PEMBERIAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING PADA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

3 21 98

PELAKSANAAN KONSELING PRIBADI DENGAN TEKNIK REALITAS UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PENERBANGAN RADIN INTAN BANDAR LAMPUNG

0 0 145

Upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan brief counseling : penelitian tindakan.

1 4 156

Upaya mengurangi kecenderungan perilaku bullying melalui bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014).

1 11 155

Efektivitas program anti bullying dalam mengurangi perilaku bullying di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kolese De Britto Yogyakarta.

1 3 134

Pelatihan Meningkatkan Empati Melalui Psikoedukasi Kepada Pelaku Bullying Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Bullying Di Sekolah Menengah Pertama.

0 2 16

Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Panti Pamardi Putra Mandiri Semarang Tahun 2004/2005.

0 0 2