Upaya mengurangi kecenderungan perilaku bullying melalui bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014).
i ABSTRAK
UPAYA MENGURANGI KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN METODE SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem, Tahun Ajaran 2013/2014)
Steffani Tia Anjar Pratiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kecenderungan perilaku bullying siswa serta untuk mengetahui seberapa baik penurunan tingkat kecenderungan perilaku bullying
siswa melalui layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Data penelitian ini diperoleh melalui skala kecenderungan perilaku bullying dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan pengkategorisasian lima jenjang ordinal. Uji beda dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan antara pre-test dan post-test, dimana terjadi penurunan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya penurunan kecenderungan perilaku bullying secara signifikan pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama. hasil rata-rata jumlah skor subyek pada pra tindakan adalah 44,67%. Pada siklus I rata-rata skor subyek menurun menjadi 36,94%. Pada siklus II rata-rata skor subyek menurun menjadi 30,87%. Dari hasil T-test juga menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan perilaku bullying pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem dapat dikurangi melalui bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama.
Kata Kunci: Kecenderungan Perilaku Bullying, bimbingan kelompok, metode sosiodrama
(2)
ii ABSTRACT
THE EFFORTS TO REDUCE THE TENDENCY OF BULLYING THROUGH GROUP GUIDANCE WITH
SOCIODRAMAS METHOD
(Action Research Guidance and Counseling in Class VIIIA of SMP Kanisius Pakem, Academic Year of 2013/2014)
Steffani Tia Anjar Pratiwi Sanata Dharma University
The study aims to reduce the tendency of student bullying behavior and to know how the tendency level of bullying behavior decreased through 15 group counseling services using sociodramas applied to the eight grade students of Kanisius Pakem Junior High School Academic year 2013/2014. This study is a counseling action research carried out in two cycles. Each cycle in this research was done in one meeting. The subjects of this study were 20 eighth grade students at Kanisius Pakem Junior High School counseling of 11 boys and 9 girls. The research data was obtained through the scale of behavioral tendencies of bullying and supported by the results of observation during group counseling activities, interviews, and documentation. Data were analyzed using a five-level of ordinal categorization. Different test performed using non-parametric test with Wilcoxon’s two sample paired test method paired.
Results of the analysis showed a difference between the pre-test and post-test, where there was a decline in items scores and scores of subject for each cycle. This shows that there is a significant decrase of tendency in bullying behavior among the eighth grade students of Kanisius Pakem after following groups guidance service using sociodramas method. The average score of the subject of pre-action was 44.67%. in the first cycle, the average score of the subject decreased to 36,94%. In the second cycle, the average score of the subject decreased to 30.87%. The T-test results also showed that Ho was rejected. This shows that the tendency of bullying behavior among the eighth grade students of Kanisius Pakem can be reduced through group guidance using sociodramas method.
Kata Kunci: Kecenderungan Perilaku Bullying, bimbingan kelompok, metode sosiodrama
(3)
i
UPAYA MENGURANGI KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING
MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Steffani Tia Anjar Pratiwi
NIM: 101114062
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
(5)
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang telah membimbing, memberi kesehatan, menjaga, mencintai, dan selalu menyertai di setiap langkah hidupku
Kedua orangtua tercinta Bapak Abraham Saibi dan Ibu Agustina Sukarmiatun yang selalu setia mendukung, menyayangi, dan selalu mendoakanku
Kakakku Nova Budi Prasetyo dan Adikku Pricilia Riana Prastika yang selalu menyemangatiku
Vicktorinus Raditya yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan bagiku
Teman terdekatku Maria Yulia Kristiani yang telah menghibur dan mengajakku jalan-jalan ketika aku merasa jenuh mengerjakan skripsi Teman-teman Christina Dwi, Dyah Ayu, Yusika Dwi, Wilibrorda Ndemu, Novita Dian yang telah membantu dan selalu menyemagatiku Teman-teman OMK Alvina Dewi, Stefanus Kunses, Stefanus Tito
Almamater Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK USD angkatan 2010
SMP Kanisius Pakem Yogyakarta yang sudah memberikan waktunya untuk menjadi tempat penelitian.
Seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan skripsiku, terimakasih atas semangat dan doanya.
(7)
v MOTTO
“NOTHING IS IMPOSSIBLE”
Hal Tersulit Apapun dalam hidup, ketika kita berusaha pasti akan ada jalan keluar
(Steffani Tia Anjar Pratiwi)
Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan berarti ia tidak pernah mencoba hal baru
(8)
(9)
(10)
viii ABSTRAK
UPAYA MENGURANGI KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN METODE SOSIODRAMA
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem, Tahun Ajaran 2013/2014)
Steffani Tia Anjar Pratiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kecenderungan perilaku bullying
siswa serta untuk mengetahui seberapa baik penurunan tingkat kecenderungan perilaku
bullying siswa melalui layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Data penelitian ini diperoleh melalui skala kecenderungan perilaku bullying
dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan pengkategorisasian lima jenjang ordinal. Uji beda dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik test dengan metode uji dua sampel berpasangan Wilcoxon.
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan antara pre-test dan post-test, dimana terjadi penurunan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya penurunan kecenderungan perilaku bullying secara signifikan pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama. hasil rata-rata jumlah skor subyek pada pra tindakan adalah 44,67%. Pada siklus I rata-rata skor subyek menurun menjadi 36,94%. Pada siklus II rata-rata skor subyek menurun menjadi 30,87%. Dari hasil T-test juga menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan perilaku bullying pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem dapat dikurangi melalui bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama.
Kata Kunci: Kecenderungan Perilaku Bullying, bimbingan kelompok, metode sosiodrama
(11)
ix ABSTRACT
THE EFFORTS TO REDUCE THE TENDENCY OF BULLYING THROUGH GROUP GUIDANCE WITH
SOCIODRAMAS METHOD
(Action Research Guidance and Counseling in Class VIIIA of SMP Kanisius Pakem, Academic Year of 2013/2014)
Steffani Tia Anjar Pratiwi Sanata Dharma University
The study aims to reduce the tendency of student bullying behavior and to know how the tendency level of bullying behavior decreased through 15 group counseling services using sociodramas applied to the eight grade students of Kanisius Pakem Junior High School Academic year 2013/2014. This study is a counseling action research carried out in two cycles. Each cycle in this research was done in one meeting. The subjects of this study were 20 eighth grade students at Kanisius Pakem Junior High School counseling of 11 boys and 9 girls. The research data was obtained through the scale of behavioral tendencies of bullying and supported by the results of observation during group counseling activities, interviews, and documentation. Data were analyzed using a five-level of ordinal categorization. Different test performed using
non-parametric test with Wilcoxon’s two sample paired test method paired.
Results of the analysis showed a difference between the pre-test and post-test, where there was a decline in items scores and scores of subject for each cycle. This shows that there is a significant decrase of tendency in bullying behavior among the eighth grade students of Kanisius Pakem after following groups guidance service using sociodramas method. The average score of the subject of pre-action was 44.67%. in the first cycle, the average score of the subject decreased to 36,94%. In the second cycle, the average score of the subject decreased to 30.87%. The T-test results also showed that Ho was rejected. This shows that the tendency of bullying behavior among the eighth grade students of Kanisius Pakem can be reduced through group guidance using sociodramas method.
Kata Kunci: Kecenderungan Perilaku Bullying, bimbingan kelompok, metode sosiodrama
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Yesus, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
oleh karena itu, guna perbaikan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan bagi penulis untuk menghasilkan
karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis menyadari banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai
pihak yang sangat mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan
mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
3. Laurentia Sumarni, S.Pd., M. Trans. St selaku editor abstrak bahasa inggris yang
sudah memberikan waktunya dan membantu penulis untuk dapat menyelesaikan
(13)
xi
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah membagi ilmunya kepada penulis selama masa studi di
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
5. Andrias Indra Purnama, S.T., S.Pd selaku kepala sekolah SMP Kanisius Pakem
yang berkenan memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melaksanakan
penelitian di SMP Kanisius Pakem.
6. Bernadeta, S.Pd, selaku guru wali kelas VIII A yang bersedia meluangkan waktu
untuk membuat jadwal penelitian dan membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
7. Seluruh staf guru SMP Kanisius Pakem yang berkenan menerima peneliti dalam
melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa SMP Kanisius Pakem khususnya siswa kelas VIII A Tahun Ajaran
2013/2014 atas kebersamaan dan kebahagiaannya saat peneliti melakukan
penelitian.
9. Kedua orangtua tersayang, Bapak Abraham Saibi dan Ibu Agustina atas motivasi,
nasehat, kepercayaan, doa dan segalanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Kakak Nova Budi Prasetyo, Adik Pricilia Riana Prastika dan seluruh keluarga yang
selalu mendukung peneliti dengan semangat dan doa-doanya.
11. Sahabat-sahabatku bimbingan dan konseling Christina Dwi Ariningtyas, Dyah Ayu
Novitasari, Novita Dian Ratnasari, Wilibrorda Ndemu, Yusika Dwi Martafani,
Marietha, Sr. Mariane dan seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2010 yang selalu
(14)
xii
12. Sahabat-sahabat OMK, Alvina Dewi, Stefanus Kunses, Stefanus Tito yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
13. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus
administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi.
14. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini
namun peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(15)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
(16)
xiv
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Definisi Operasional ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Bullying ... 8
1. Pengertian Bullying... 8
2. Karakteristik Perilaku Bullying ... 9
3. Jenis Perilaku Bullying ... 9
4. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Bullying ... 11
5. Dampak Perilaku Bullying ... 13
B. Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Metode Sosiodrama ... 13
1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 13
2. Manfaat dan Tujuan Bimbingan Kelompok... 14
3. Keuntungan Bimbingan Kelompok ... 15
4. Pengertian Sosiodrama ... 16
C. Kajian Penelitian yang Relevan ... 17
D. Kerangka Berpikir ... 18
E. Hipotesis Tindakan ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20
(17)
xv
C. Subjek Penelitian ... 22
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ... 23
F. Validitas dan Reliabilitas... 28
G. Prosedur Penelitian ... 31
H. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rekaman Pelaksanaan Tindakan ... 41
1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 42
2. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I .... 51
3. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II ... 62
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 72
C. Pembahasan ... 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 84
B. Keterbatasan Peneliti ... 85
C. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
(18)
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying Sebelum Uji Coba ... 23
Tabel 2. Lembar Observasi Siswa ... 25
Tabel 3. Lembar Observasi Peneliti ... 26
Tabel 4. Panduan Wawancara Siswa ... 27
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying Setelah Uji Coba ... 29
Tabel 6. Kategorisasi Skor Item ... 36
Tabel 7. Kategorisasi Skor Subyek... 37
Tabel 8. Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Siswa dan Peneliti ... 38
Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 41
Tabel 10. Observasi Siswa Pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan 45 Tabel 11. Skor Subyek dari Angket Perilaku Bullying pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 47
Tabel 12. Skor Item dari Angket Perilaku Bullying pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 48
Tabel 13. Observasi pada Tahap Siklus I ... 56
Tabel 14. Skor Subyek dari Angket Perilaku Bullying pada Tahap Siklus I .. 58
Tabel 15. Skor Item dari Angket Perilaku Bullying pada Tahap Siklus I ... 60
Tabel 16. Observasi Siswa pada Tahap Siklus II ... 67
(19)
xvii
Tabel 18. Skor Item Angket Perilaku Bullying pada Tahap Siklus II ... 69
Tabel 19. Data Hasil Observasi Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 72
Tabel 20. Capaian Skor Perkembangan Perilaku Bullying Siswa ... 76
Tabel 21. Kriteria Keberhasilan... 79
(20)
xviii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Observasi Siswa Tahap Pra Tindakan ... 46
Grafik 2. Skor Subyek Angket Perilaku Bullying Tahap Pra Tindakan ... 47
Grafik 3. Skor Item Angket Perilaku Bullying Tahap Pra Tindakan ... 49
Grafik 4. Observasi Siswa pada Tahap Siklus I ... 57
Grafik 5. Skor Subyek pada Tahap Siklus I ... 59
Grafik 6. Skor Item pada Tahap Siklus I ... 60
Grafik 7. Observasi pada Tahap Siklus II ... 67
Grafik 8. Skor Subyek pada Tahap Siklus II ... 69
Grafik 9. Skor Item pada Tahap Siklus II ... 70
Grafik 10. Hasil Analisis Data Observasi Siswa antara Tahap Pra Tindakan dan Siklus I ... 73
Grafik 11. Hasil Analisis Data Observasi Siswa antara Tahap Siklus I dan Siklus II ... 74
Grafik 12. Hasil Analisis Data Observasi Siswa antara Tahap Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 75
Grafik 13. Hasil Analisis Angket Perilaku Bullying Berdasarkan Skor Subyek Antara Tahap Pra Tindakan dan Siklus I ... 77
Grafik 14. Hasil Analisis Data Angket Perilaku Bullying Berdasarkan Skor Subyek Antara Tahap Siklus I dan Siklus II ... 78
(21)
xix
Grafik 15. Hasil Analisis Data Angket Perilaku Bullying Berdasarkan
(22)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1
1.1 SPB Siklus I ... 90
1.2 Skenario Sosiodrama Siklus I ... 95
1.3 SPB Siklus II ... 97
1.4 Skenario Sosiodrama Siklus II ... 103
LAMPIRAN 2
2.1 Lembar Observasi Siswa ... 106
2.2 Lembar Observasi Perilaku Bullying Siswa pada Tahap Pra Tindakan
Bimbingan ... 107
2.3 Lembar Observasi Perilaku Bullying Siswa pada Tahap Siklus I ... 108 2.4 Lembar Observasi Perilaku Bullying Siswa pada Tahap Siklus II ... 109 2.5 Tabulasi Hasil Observasi Perilaku Bullying Siswa pada
Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan ... 110
2.6 Tabulasi Hasil Observasi Perilaku Bullying Siswa pada Tahap Siklus I ... 111 2.7 Tabulasi Hasil Observasi Perilaku Bullying Siswa pada Tahap Siklus II ... 112
LAMPIRAN 3
3.1 Lembar Angket Perilaku Bullying ... 113 3.2 Hasil Angket Perilaku Bullying pada Tahap Uji Coba ... 115 3.3 Hasil Angket Perilaku Bullying pada Tahap Pra Tindakan ... 116
(23)
xxi
3.4 Hasil Angket Perilaku Bullying pada Tahap Siklus I ... 117 3.5 Hasil Angket Perilaku Bullying pada Tahap Siklus II ... 118
LAMPIRAN 4
4.1 Validitas dan Reliabilitas ... 119
LAMPIRAN 5
5.1 Dokumentasi ... 124
LAMPIRAN 6
(24)
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak kasus-kasus kekerasan yang sering dijumpai di
sekolah. Sekolah harusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar
dan berkembang, tetapi saat ini sekolah justru menjadi tempat timbulnya
kekerasan.
Hasil survei yang dilakukan oleh Erick Van Diesel dari National Child Protection Adviser Save the Children United Kingdom bahwa dari 800 anak, 70 persen di antaranya mengalami kekerasan fisik itu. Bahkan sebagian anak-anak
tersebut dihukum hampir setiap hari dengan luka yang cukup parah. Pemukulan
merupakan bentuk kekerasan fisik yang paling sering terjadi. Ironisnya, kekerasan
ini justru kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa),
Diena Trigg bahwa sekolah-sekolah yang menjadi tempat penelitian Sejiwa
terbukti terjadi bullying (kekerasan) pada anak. Ada 199 macam jenis kasus bullying di sekolah. Di antaranya junior disundut rokok oleh senior, pemukulan pada masa ospek (sekarang MOS) dan pemalakan uang.
(25)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sadtya Edy Nugraha
mahasiswa BK Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPLBK) di SMP
Kanisius Pakem, bahwa banyak siswa yang melakukan perilaku bullying kepada teman sekelas maupun berbeda kelas. Selain itu, banyak siswa yang mengeluh
bahwa mereka sering kali diejek, dipermalukan di depan kelas, dihina, dicemooh,
diolok-olok, dijuluki, dan dikucilkan oleh teman-temannya. Hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Sadtya Edy Nugraha bahwa tingkat perilaku bullying yang terjadi pada SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 2012-2013
tergolong rendah, yaitu sebesar 71,60%.
Bullying dapat diartikan sebagai sebuah situasi di mana terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang. Perilaku bullying merupakan perilaku negatif yang seharusnya dihindari oleh anak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku kekerasan ada
di dalam lingkungan sekolah. Seseorang bisa dikatakan menjadi korban bullying
apabila dia diperlakukan negatif dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali
bahkan sering atau menjadi sebuah pola.
Bahaya-bahaya perilaku bullying dapat diidentifikasi antara lain menurunnya nilai akademik, menurunkan tingkat kecerdasan anak, berpotensi
tumbuh sebagai pelaku kriminal. keadaan ini tentu tidak dapat dibiarkan, oleh
sebab itu perlu diupayakan pendampingan, bantuan bagi orang-orang yang
(26)
bimbingan kelompok. Prayitno, (1995: 178) menyatakan bimbingan kelompok
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan
kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, dan
memberi saran.
Bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan menggunakan media
sosiodrama. Sosiodrama adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang terjadi
dalam konteks hubungan sosial dengan cara mengemas masalah-masalah tersebut
melalui sebuah drama. Melalui metode sosiodrama para siswa diajak untuk
belajar memecahkan dilema-dilema pribadi yang mendukungnya dengan bantuan
kelompok sosial yang anggota-anggotanya adalah teman-teman sendiri. Dengan
kata lain, dilihat dari sudut pandang pribadi, model ini berupaya membantu
individu dengan proses kelompok sosial.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti bermaksud
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Mengurangi Kecenderungan Perilaku Bullying Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah yang
(27)
1. Peserta didik memiliki kecenderungan perilaku bullying dalam segi fisik seperti mengganggu, menendang, dan memukul teman.
2. Peserta didik cenderung memiliki sifat memerintah dan berkata kasar.
3. Peserta didik memiliki kecenderungan menolak teman untuk bergabung dalam
kelompok.
4. Peserta didik memiliki kecenderungan memberikan julukan kepada teman.
C. Batasan Masalah
Untuk lebih memperjelas arah dalam penelitian ini, selain karena keterbatasan
kemampuan peneliti serta keterbatasan waktu, maka akan dibatasi pada “Upaya Mengurangi Kecenderungan Perilaku Bullying Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kecenderungan perilaku bullying dapat dikurangi melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa
kelas VIII A SMP Kanisius Pakem?
2. Item-item instrumen perilaku bullying mana saja yang teridentifikasi tinggi disetiap siklus tindakan?
(28)
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Mengurangi kecenderungan perilaku bullying melalui layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas VIIIA SMP
Kanisius Pakem.
2. Mengidentifikasi item-item instrumen perilaku bullying yang masuk kategori tinggi disetiap siklus tindakan.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk keilmuan bimbingan dan
bimbingan dalam bidang bimbingan kelompok menggunakan metode
sosiodrama, yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya
mengurangi kecenderungan perilaku bullying melalui layanan bimbingan kelompok kepada siswa.
b. Bagi Siswa
Siswa dapat mengubah kecenderungan perilaku bullying sehingga dapat mencapai perkembangan kearah yang lebih baik.
(29)
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk berlatih melakukan prosedur
penelitian sederhana yang kelak berguna sebagai bekal untuk
menindaklanjuti penelitian yang lain sebagai satu kompetensi yang
diharapkan dari guru BK di sekolah.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Kecenderungan Perilaku bullying : Sebuah hasrat untuk menyakiti seseorang yang diperlihatkan kedalam aksi secara langsung oleh seseorang
atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang,
dan dilakuka secara senang bertujuan untuk membuat korban menderita.
2. Bimbingan Kelompok : Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan dinamika kelompok dimana dalam kegiatan kelompok
terjadi interaksi dan bebas mengeluarkan pendapat.
3. Sosiodrama : Suatu metode dalam bimbingan yang dapat dikatakan sebagai
alat yang digunakan dalam memberikan layanan kepada siswa (kelas VIIIA
SMP Kanisius Pakem) berkaitan dengan pemecahan masalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial dengan cara mengajak mereka memerankan
(30)
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi paparan mengenai kajian teori relevan yang mendasari
bangunan konseptual penelitian tindakan ini yang meliputi: Hakikat Bullying,
Layanan Bimbingan Kelompok, Sosiodrama.
A. Hakikat Bullying
1. Pengertian Bullying
Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, Seperti menakuti melalui
ancaman agresi dan menimbulkan teror termasuk juga tindakan yang
direncakan maupun yang spontan, bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, di
hadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau
terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok
anak (Coloroso. 2003)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan atau daya fisik yang disengaja, yang merupakan
ancaman atau sebenarnya, terhadap diri sendiri, orang lain, atau terhadap
sebuah kelompok atau komunitas, sehingga berakibat atau kemungkinan besar
mengakibatkan cidera, kematian atau bahaya fisik, perkembangan yang salah
(31)
2. Karakteristik Perilaku Bullying
Perilaku bullying mempunyai karakteristik yang unik. Ken Rigby (Astuti, 2008:8) berpendapat bahwa perilaku bullying mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a. Ada perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti
korbannya;
b. Tindakan bullying dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tersakiti pada diri korban;
c. Perilaku bullying terus dilakukan secara berulang.
Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying baik sebagai pelaku, korban maupun penonton semuanya beresiko. Jika dibiarkan saja, pelaku
bullying menjadi tidak sensitif terhadap penderitaan orang lain dan kian lama kian tidak menyadari sifat anti sosial dari perbuatannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying
adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang maupun sekelompok
orang terhadap orang lain, yang dilakukan secara sengaja dan terus menerus
dengan maksud mengintimidasi korban melalui berbagai bentuk perilaku, yaitu
secara fisik, verbal, maupun secara mental.
3. Jenis Perilaku Bullying
Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA, 2008) mengidentifikasi jenis
perilaku bullying menjadi tiga kategori, yaitu bullying fisik, bullying verbal, dan bullying mental. Masing-masing dari bentuk perilaku tersebut
(32)
menimbulkan efek negatif. Ketiga bentuk perilaku bullying tersebut bersifat sama antara satu dengan yang lain, yaitu bersifat merendahkan bagi sang
korban bullying. a. Bullying Fisik
Bullying fisik merupakan jenis bullying yang kasat mata yang dapat dilihat dan diidentifikasi dibandingkan dengan jenis bullying verbal dan mental (SEJIWA, 2008). Contoh bullying fisik antara lain: menampar, menyikut dengan kasar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal dengan
sengaja, meludahi, memalak, melempar dengan barang, merusak barang
yang dimiliki oleh orang lain, menghukum dan lain sebagainya.
b. Bullying Verbal
Bullying verbal merupakan jenis perilaku bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap dengan indra pendengaran manusia
(SEJIWA, 2008). Bentuk bullying verbal merupakan bentuk bullying yang umum digunakan dan sering dilakukan baik oleh perempuan maupun
laki-laki. Contoh-contoh bullying verbal antara lain: memanggil teman dengan nama orangtua, memaki, menghina, menjuluki, mempermalukan di depan
umum, mencela, menuduh, menyoraki, menyebarkan gosip, memfitnah,
menolak, meneriaki dan lain sebagainya.
c. Bullying Mental
Bullying mental merupakan jenis perilaku bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas
(33)
mendeteksinya (SEJIWA, 2008). Jenis perilaku bullying mental merupakan jenis perilaku bullying yang dapat melemahkan harga diri korban secara sistematis. Contoh bentuk bullying mental antara lain:
1) Memandang/melirik dengan penuh sinis,
2) Memandang dengan penuh ancaman,
3) Mengucilkan,
4) Mempermalukan,
5) Memandang yang merendahkan, memelototi dan lain sebagainya.
4. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Bullying
Faktor-faktor penyebab perilaku bullying dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor dalam diri dan faktor dari luar.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang menyebabkan perilaku bullying
terjadi yang berasal dari dalam diri pelaku bullying. Cowie (2009:16) berpendapat bahwa individu yang melihat pengalaman masa lalu sebagai
pengalaman yang negatif dapat berperan sebagai pelaku bullying terhadap orang lain. Adapun Astuti (2008:4-5) berpendapat bahwa salah satu
penyebab terjadinya perilaku bullying adalah karakter dari dalam diri individu itu sendiri, seperti dendam/iri hati; adanya semangat ingin
(34)
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya perilaku bullying yang berasal dari luar diri. 1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama dalam
melaksanakan proses sosialisasi dan sekaligus tempat untuk belajar
membentuk kepribadian anak. Keluarga berpengaruh penting bagi
pembentukan karakter dan perkembangan anak. Menurut Kartono
(2006:120-123), hal-hal yang mempengaruhi anak menjadi pelaku
bullying yang berasal dari masalah keluarga antara lain: pertama
rumah tangga yang berantakan (konflik internal sampai perceraian
orangtua); kedua perlindungan lebih dari orangtua; ketiga penolakan dari orangtua; keempat pengaruh buruk dari orangtua.
2) Lingkungan dan komunitas
Tempat yang dimaksud dalam faktor lingkungan dan
komunitas adalah sekolah, tempat tinggal/lingkungan tetangga. Faktor
lingkungan dan komunitas itu sendiri merupakan tempat dimana anak
menghabiskan waktu untuk belajar dan bersosialisasi.
3) Sosial kultural
Faktor sosial kultural merupakan faktor yang mencakup
norma-norma sosial dan kultur, serta nilai-nilai yang dapat mendukung
(35)
masyarakat yang luas. Menurut Cowie (2009:18) konteks masyarakat
yang lebih luas meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial
yang mempertahankan tingkat ketidaksetaraan ekonomi atau sosial yang
tinggi antara kelompok di dalam masyarakat.
5. Dampak Perilaku Bullying Bagi Pelaku dan Korban
Bullying memiliki dampak yang negatif bagi perkembangan karakter
anak, baik bagi si korban maupun pelaku. Jika tidak diatasi, perilaku bullying
akan menyebabkan agresi yang lebih jauh. Dampak bagi diri korban akan
menimbulkan perasaan tertekan. Kondisi ini menyebabkan korban mengalami
kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri yang kurang, malu, trauma,
terisolir, dan takut sekolah.
Apabila bullying dibiarkan, pelaku bullying akan belajar bahwa tidak ada resiko apapun bagi mereka bila mereka melakukan kekerasan, agresi
ataupun mengancam anak lain. Ketika dewasa, pelaku bullying akan memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi pelaku kriminal dan akan bermasalah
dalam fungsi sosialnya maupun hukum (Pengaruh Bullying, 2008).
B. Layanan Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan terhadap individu
yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa
(36)
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Pemberian informasi dalam
bimbingan kelompok dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang
kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karier,
ataupun kehidupan (Nurihsan,2006: 23).
Layanan bimbingan kelompok memungkinkan peserta didik secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu yang
berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Yusuf:2005).
2. Manfaat dan Tujuan Bimbingan Kelompok
Winkel & Sri Hastuti (2007:565) menjelaskan manfaat bimbingan
kelompok adalah mendapat kesempatan untuk berkontak langsung dengan
banyak siswa, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, siswa dapat
menyadari tantangan yang akan dihadapi, siswa dapat menerima diri setelah
menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan
tantangan yang kerap kali sama. Siswa juga dapat berani mengemukakan
pendapatnya di depan teman-teman kelompoknya. Menurut Prayitno dan Anti
(1994) tujuan bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang
mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga
mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai
(37)
maupun yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan
untuk:
a. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan
teman-temannya.
b. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
c. Melatih siswa untuk dapat membina kekaraban bersama teman-teman dalam
kelompok khususnya teman di luar kelompok pada umumnya.
d. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
e. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
f. Melatih siswa memperoleh ketrampilan sosial.
g. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungan dengan
orang lain
3. Keuntungan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
a. Anak bermasalah dapat mengenali diriya melalui teman-teman kelompok.
Anak dibantu teman lain dalam menemukan dirinya dan sebaliknya, anak
dapat membantu teman lain untuk menemukan dirinya.
b. Sikap-sikap positif anak dapat dikembangkan seperti toleransi, saling
menghargai, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, kreativitas, dan sikap-sikap
kelompok lainnya.
c. Dapat menghilangkan beban-beban moril seperti malu, penakut dan sifat-sifat
(38)
d. Dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi, konflik-konflik,
kekecewaan-kekecewaan, curiga-mencurigai, iri hati, dan sebagainya.
e. Dapat mengembangkan gairah hidup dan melakukan tugas, suka menolong,
disiplin, dan sikap-sikap lainnya.
C. Metode Sosiodrama
1. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan
siswa untuk memecahkannya Depdiknas 2012 (dalam Abdullah, 2013).
Menurut Winkel (2004) sosiodrama merupakan dramatisasi
berbagai persoalan yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Metode
sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada
siswa masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah
pimpinan guru.
Dari penjelasan tentang sosiodrama di atas dapat disimpulkan
bahwa sosiodrama adalah kegiatan bermain peran yang didalamnya membahas
(39)
sosiodrama, beberapa siswa memerankan tokoh yang terdapat dalam skenario
dan yang lainnya mengamati dan menganalisis interaksi antara pemeran.
2. Prosedur Tindakan Sosiodrama dalam Bimbingan
1) Perencanaan
Pada tahap ini pembimbing merencanakan bimbingan yang akan dilaksanakan menggunakan metode sosiodrama. Pembimbing melihat kembali kebutuhan dan tujuan yang dicapai apakah sesuai dengan karakteristik dari teknik sosiodrama. Kegiatan yang dilakukan pembimbing pada tahap perencanaan yaitu:
a) Identifikasi kebutuhan siswa yaitu sikap, keterampilan apa yang perlu
dipelajari siswa dalam berinteraksi dengan orang lain dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari
b) Merumuskan tujuan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa
c) Identifikasi materi berdasarkan kebutuhan dan tujuan, materi ini yang
akan dikembangkan ke dalam skenario permainan peranan
d) Mengembangkan skenario sosiodrama
e) Merencanakan strategi pelaksanaan
f) Merencanakan evaluasi
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini pembimbing melaksanakan bimbingan dengan mengajak siswa bermain sosiodrama. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu
(40)
a) Pembukaan
Dimulai dengan pembinaan hubungan baik, pemberian motivasi dan penjelasan tujuan serta kegiatan yang akan dilaksanakan
b) Kegiatan inti
Langkah-langkah permainan sosiodrama meliputi:
1. Pemberian informasi bahwa dalam permainan sosiodrama
akan melibatkan siswa sebagai kelompok pemain dan siswa lain
menjadi kelompok observer, kelompok pemain maupun
kelompok observer sama-sama mengikuti aktivitas belajar melalui permainan yang dilaksanakan
2. Pembimbing membacakan garis besar cerita sosiodrama
diteruskan dengan pembacaan rambu-rambu pemain dari setiap pemegang peran
3. Setelah dipahami oleh semua siswa maka langkah berikutnya
menentukan kelompok pemain. Kelompok ini terdiri dari siswa yang memerankan peran-peran tertentu sesuai dengan tuntutan skenario. Penentuan pemain ditunjuk oleh pembimbing
4. Penjelasan dan pengarahan terhadap kelompok pemain. Para
pemain yang telah terpilih kemudian diberi penjelasan tentang proses permainan dalam skenario. Kelompok pemain diberi waktu sejenak untuk mempelajari skenario
(41)
5. Kelompok observer juga diberi pengarahan terkait peran mereka sebagai observer. Observer bertugas untuk mengamati proses permainan, bagaimana para pemain memerankan adegan dalam permainan, dialog para pemain, pemecahan masalah yang dilakukan oleh pemain dan sebagainya
6. Pelaksanaan permainan, adegan dalam skenario dimainkan oleh
para pemegang peran. Pembimbing berperan sebagai pengarah permainan (sutradara) dan sekaligus sebagai pengamat proses baik terhadap kelompok pemain maupun kelompok observer
7. Setelah semua adegan selesai dimainkan maka langkah berikutnya
adalah diskusi. Aspek yang didiskusikan terkait dengan substansi materi yang disampaikan melalui permainan sosiodrama, proses permainan hingga pada perasaan para pemain maupun penonton ketika berlangsungnya permainan.
3) Penutup
Pada tahap ini pembimbing menyimpulkan hasil bimbingan yang dilaksanakan melalui permainan sosiodrama, aspek apa saja yang dapat dipelajari melalui sosiodrama yang baru saja dilaksanakan diberi penekanan sebagai upaya untuk mengikat perolehan belajar siswa dan dilanjutkan dengan evaluasi
(42)
4) Evaluasi
Prosedur terakhir setiap pelayanan selalu diakhiri dengan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil
3. Keunggulan Sosiodrama
Abdullah (2013: 108) mengemukakan keunggulan metode
sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan rasa empati dan memperkaya siswa dalam berbagai
pengalaman situasi sosialisasi yang bersifat problematic.
b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua siswa mengenai cara
menghafal dan memecahkan suatu masalah.
c. Dengan bermain peran siswa memperoleh kesempatan untuk belajar
mengekspresikan penghayatan mereka mengenai suatu problema sosial.
d. Memupuk keberanian siswa untuk tampil didepan umum tanpa
kehilangan keseimbangan pribadi.
e. Merupakan suatu hiburan bagi siswa dengan melakukan/melihat pemain
peranan.
4. Kelemahan Sosiodrama
Adapun kelemahan yang dimiliki oleh sosiodrama antara lain
adalah (Taniredja, Faridli dan Sri Harmianto, 2011: 42):
a. Sebagian siswa yang tidak ikut bermain drama mereka akan menjadi
(43)
b. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran, dan
pelaksanaan pertunjukkan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas
d. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton (Sagala,
2009: 213-214)
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian Wardatul Djannah dan Drajat Edy K (2012), metode
sosiodrama digunakan dalam meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya
pada kelas VII SMP Negeri 8 Surakarta. Hasil dari penelitian tindakan tersebut
mencapai ketuntuasan pada siklus I sebanyak 39,93%, pada siklus II mencapai
ketuntasan 56,52%. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa metode sosiodrama
dapat meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya.
D. Kerangka Berpikir
Upaya yang diberikan untuk mengurangi kecenderungan perilaku bullying
pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem adalah melalui bimbingan kelompok
dengan metode sosiodrama. Kecenderungan perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa dapat mengganggu mental siswa lain, baik secara fisik maupun
psikologis. Untuk itulah perlu ada sebuah metode yang membuat perilaku
(44)
Metode ceramah dirasa kurang efektif digunakan saat guru BK
memberikan layanan bimbingan, maka diputuskan untuk menggunakan metode
sosiodrama saat memberikan layanan bimbingan kelompok. Pada tahap pra
tindakan metode sosiodrama belum digunakan. Metode sosiodrama akan
digunakan pada siklus I dan siklus II. hal ini dilakukan agar peneliti dapat
menggali lebih dalam tingkat perilaku bullying siswa pada tahap pra tindakan. Selain itu, untuk mengetahui apakah metode sosiodrama efektif digunakan untuk
mengurangi kecenderungan perilaku bullying siswa melalui bimbingan kelompok. Metode sosiodrama dilakukan sebelum penjelasan materi bimbingan.
Peneliti akan menceritakan inti dari sosiodrama yang akan dipentaskan.
Kemudian peneliti akan menetapkan yang dapat atau bersedia untuk memainkan
tokoh yang ada dalam cerita sosiodrama tersebut. Setelah itu, peneliti akan
memberikan kesempatan kepada pemain sosiodrama (pelaku) untuk berunding
beberapa menit sebelum mereka melakukan pementasan sosiodrama. Setelah
pementasan sosiodrama selesai peneliti akan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, kemudian mereka berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ada
dalam cerita sosiodrama yang sudah dipentaskan. Dalam kelompok diskusi, siswa
diajak bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam cerita
drama tersebut. Kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk menyampaikan
hasil diskusi. Berdasarkan hasil diskusi dapat dilihat tingkat perilaku bullying
siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan
(45)
juga dapat diukur melalui pengisian angket kecenderungan perilaku bullying.
Selama proses kegiatan bimbingan peneliti dan mitra kolaboratif juga dapat
melakukan observasi siswa dan melakukan wawancara di akhir kegiatan
bimbingan untuk melengkapi data/informasi yang sudah didapat.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis tindakan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Kecenderungan perilaku bullying siswa kelas VIII tidak dapat dikurangi melalui bimbingan kelompok.
Ha : Kecenderungan perilaku bullying siswa kelas VIII dapat dikurangi melalui bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama.
(46)
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian, waktu dan
tempat, peran dan posisi peneliti, prosedur penelitian hasil intervensi tindakan yang
diharapkan dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan kelas. Penelitian tindakan
bimbingan kelas sama hal nya seperti penelitian tindakan kelas. Adapun yang
membuatnya berbeda adalah fokus dari penelitian tersebut karena dalam
penelitian ini lebih mengarah ke dalam bidang bimbingan dan konseling.
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Dede Rahmat dan Badrujaman (2011) menjelaskan penelitian tindakan
merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah, dengan
adanya suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
(47)
B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIIIA di SMP Kanisius Pakem tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran BK. Pelaksanaannya pada
semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Oktober hingga November
2014.
3. Partisipasi dalam penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh mitra kolaboratif dan beberapa
pengamat, yaitu:
a. Mitra Kolaboratif
Nama : Andrias Indra Purnama, S.T., S.Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Kanisius Pakem
b. Mitra Kolaboratif
Nama : Bernadeta, S.Pd
Jabatan : Wali Kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem
c. Mitra Kolaboratif
Nama : Novita Dian Ratnasari
(48)
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di SMP Kanisius Pakem
semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa dimaksud
adalah 20 orang siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan sebanyak 9 siswa
perempuan.
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok yang
berorientasi pada kecenderungan perilaku bullying. Kegiatan bimbingan kelompok ini dilaksanakan di dalam kelas dan metode yang digunakan adalah
metode sosiodrama.
Indikator keberhasilan pencapaian mengurangi kecenderungan perilaku
bullying siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem dalam mengikuti bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama, ditetapkan sebagai berikut:
1. Adanya penurunan kecenderungan perilaku bullying siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem dalam mengikuti bimbingan kelompok setelah diterapkan
metode sosiodrama yang ditunjukkan dengan penurunan presentase sebesar
6% pada tahap pra tindakan, siklus I, dan siklus II.
2. Adanya penurunan kecenderungan perilaku bullying siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem saat mengikuti bimbingan kelompok setelah diterapkan
(49)
kenaikan rata-rata hasil observasi siswa pada tahap pra tindakan sebesar
21,3%, siklus I sebesar 26,45%, dan siklus II sebesar 301%.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa:
1. Angket Kecenderungan Perilaku Bullying
Angket yang digunakan merupakan skala kecenderungan perilaku
bullying yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh ahli. Skala disebarkan disetiap pelaksanaan kegiatan bimbingan
kelompok tiap siklus selesai. Skala perilaku bullying di isi oleh siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok. Skala perilaku bullying terdiri dari 30 butir. Masing-masing pernyataan terdapat 4 kriteria jawaban dan pedoman
penskoran butir, yaitu Sering (S) = 4, Kadang-kadang (K) = 3, Jarang (J) = 2,
dan Tidak Pernah (TP) = 1. Cara untuk menjawab setiap instrumen perilaku
bullying, siswa diminta untuk memberikan tanda centang √ (checklist) pada kolom alternatif jawaban. Jawaban harus sesuai dengan kondisi atau situasi
sebenarnya yang sedang dialami siswa. Berikut ini merupakan kisi-kisi yang
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataan dalam skala perilaku
(50)
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen KecenderunganPerilaku Bullying Sebelum Uji Coba
No Aspek Indikator No Item Jumlah
1. Bullying
Fisik Perilaku
bullying yang kasat mata. Siapapun bisa melihat karena terjadi kontak langsung antara pelaku dan korban. a. Memukul b. Menendang c. Menyenggol dengan bahu d. Memalak
e. Melempar dengan barang 4 26 17 11,23 18 1 1 1 2 1
2. Bullying
Verbal Perilaku bullying yang bisa tertangkap oleh indera pendengaran a. Memaki b. Menghina
c. Memberi julukan d. Menuduh e. Menyoraki f. Menjelek-jelekkan g. Menyindir 5 14,16,24 1,19,29 12,28 2 9,13,21 10,6 1 3 3 2 1 3 2
3. Bullying
Mental Perilaku bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap oleh mata ataupun telinga a. Memandang dengan sinis b. Mengucilkan c. Mempermalukan
di depan umum d. Mendiamkan e. Mengancam 15,27,30 7 20 22,25 3,8 3 1 1 2 2
(51)
2. Observasi Siwa
Lembar observasi terstruktur adalah lembar observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
tempatnya (Sugiyono, 2010: 205). Lembar observasi ini disusun oleh peneliti
dengan tujuan untuk melengkapi data yang digunakan oleh peneliti. Lembar
observasi berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa
dan peneliti pada saat bimbingan kelompok dengan menggunakan metode
sosiodrama. Lembar ini diisi oleh mitra kolaboratif pada setiap pelaksanaan
pra penelitian tindakan, siklus I, dan siklus II. Berikut ini data panduan
observasi terhadap siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem dan peneliti:
Tabel 2
Lembar Observasi Siswa
No. Situasi Yang Diamati Kualifikasi
Baik Cukup Kurang
A. Respon Siswa
1 Partisipasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
2 Siswa hadir secara psikologis. 3 Keberanian siswa dalam
merefleksikan bimbingan 4 Keberanian siswa dalam
menyampaikan pendapat 5 Kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. 6 Keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan layanan
B. Situasi Pelaksanaan Sosiodrama
1 Kemampuan siswa dalam
(52)
2 Keberanian siswa saat memainkan drama didepan kelas
3 Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas saat pementasan drama
4 Kemampuan siswa dalam menghayati peran yang akan dimainkan
5 Kepercayaan diri siswa ketika menjadi narrator
6 kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan
Keterangan:
Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1
Berikut ini panduan observasi terhadap peneliti pada saat memberikan
bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama kepada siswa
kelas VIII SMP Kanisius Pakem:
Tabel 3
Lembar Observasi Peneliti No Situasi Yang Diamati
Kualifikasi
Baik Cukup Kurang
1. Kemampuan peneliti dalam menyampaikan instruksi yang jelas kepada siswa.
2. Rasa empati yang dimiliki peneliti kepada siswa.
3. Kemampuan peneliti dalam memberikan layanan bimbingan.
4. Kreativitas peneliti dalam merencanakan tindakan kelas.
5. Kedisiplinan peneliti dalam mengelola kelas.
6. Kemampuan peneliti merefleksikan proses bimbingan.
7. Kemampuan peneliti dalam memberikan dukungan kepada siswa.
(53)
memberikan layanan bimbingan.
9. Kesabaran peneliti dalam menghadapi siswa.
10. Penguasaan peneliti terhadap materi bimbingan.
Keterangan :
Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1
3. Wawancara
Wawancara dilakukan setiap berakhirnya kegiatan layanan bimbingan
kelompok. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah
dilaksanakan bimbingan dengan menggunakan media sosiodrama.
Tabel 4
Panduan Wawancara Siswa
No Pertanyaan
1 Bagaimana komentar anda mengenai topik bimbingan hari ini?
2 Menurut anda materi yang diberikan guru BK sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
3 Apakah anda merasa terbantu dengan materi bimbingan hari ini?
4 Manfaat apa yang anda peroleh dari materi bimbingan hari ini?
5 Apakah kegiatan sosiodrama dalam kegiatan hari ini dapat membantu anda dalam memahami materi bimbingan?
6 Apakah kegiatan sosiodrama yang digunakan dalam topik bimbingan hari ini sudah sesuai dengan materi bimbingan?
7 Apakah anda merasa senang dengan sosiodrama yang digunakan guru BK dalam bimbingan hari ini?
(54)
4. Studi Dokumen
Dokumen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah foto selama
proses penelitian tindakan bimbingan dan bimbingan berlangsung dengan
catatan lapangan yang disusun oleh mitra kolaboratif dan pengamat lain.
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan proses untuk mengetahui sejauh mana instrument
yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2011:173). Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji instrumen dan
untuk menguji ketepatan dari segi teknik. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2005:
64-113). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesesejajaran digunakan
rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = Jumlah subyek
x = Skor butir atau aspek
(55)
xy = Hasil perkalian antara skor x dan skor y
Menurut Sugiyono (2010: 455) jika nilai korelasi kurang dari 0,444
maka item perilaku bullying tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
Pelaksanaan uji coba terhadap kuesioner dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2014. Hasil uji coba kemudian dihitung menggunakan rumus korelasi
product moment dengan jumlah subyek (n) sebanyak 20 siswa. Penghitungan validitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 15.0. Berdasarkan
penghitungan tersebut peneliti mendapatkan 3 item yang tidak valid. Item
yang tidak valid kemudian dibuang untuk mendapatkan item-item yang valid
sehingga tersisa 27 item yang siap digunakan untuk mengukur tingkat
perilaku bullying siswa.
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen KecenderunganPerilaku Bullying Setelah Uji Coba
No Aspek Indikator No Item Jumlah
1. Bullying
Fisik Perilaku
bullying yang kasat mata. Siapapun bisa melihat karena terjadi kontak langsung antara pelaku dan korban. a. Memukul b. Menendang c. Menyenggol dengan bahu d. Memalak
e. Melempar dengan barang 4 26 17 11,23 18 1 1 1 2 1
(56)
Verbal Perilaku bullying yang bisa tertangkap oleh indera pendengaran b. Menghina
c. Memberi julukan d. Menuduh e. Menyoraki f. Menjelek-jelekkan g. Menyindir 14,16,24 1,19,29 12,28 2 9,13,21 10,6 3 3 2 1 3 2
3. Bullying
Mental Perilaku bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap oleh mata ataupun telinga a. Memandang dengan sinis b. Mengucilkan c. Mempermalukan
di depan umum d. Mendiamkan e. Mengancam 15,27,30 7 20 22,25 3,8 3 1 1 2 2
TOTAL 27
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur yang menunjuk pada ketepatan dan
kemantapan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap suatu subyek
penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliable jika instrumen tersebut
mempunyai ketepatan hasil walaupun digunakan berulang-ulang.
Cara mencari reliabilitas instrumen yang skor nya bukan 1 dan 0
misalnya angket atau soal bentuk uraian adalah hanya menghitung reliabilitas
(57)
Keterangan :
rii = koefisien reliabilitas k = banyaknya butir soal
= jumlah varian skor item
= jumlah varian skor total
G. Prosedur Penelitian
Peneliti menyusun rencana pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus.
1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Pada prosedur penelitian tindakan bimbingan berisi tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar kecenderungan perilaku bullying siswa sebelum menggunakan metode sosiodrama. berikut ini adalah penjabaran dari kegiatan yang akan
dilakukan pada tahap pra penelitian tindakan bimbingan:
a. Tahap Perencanaan
1) Penyusunan Instrumen Penelitian
a) Menyiapkan panduan observasi siswa dan peneliti.
b) Menyiapkan angket kecenderungan perilaku bullying yang sudah diuji coba validitasnya.
(58)
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti sedikit berbasa-basi dengan mengucapkan salam dan
menanyakan kabar siswa.
2) Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan melaksanakan penelitian di
kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem.
3) Penutup berupa pengisian angket kecenderungan perilaku bullying.
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti dan mitra
kolaboratif berdasarkan panduan observasi siswa, sedangkan pengamatan
terhadap peneliti dilakukan oleh mitra kolaboratif berdasarkan panduan
observasi peneliti.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan mitra kolaboratif untuk
melengkapi data yang didapatkan oleh peneliti.
2. Siklus I
Pada prosedur penelitian siklus I berisi tentang perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah mengurangi
perilaku bullying siswa melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama. berikut ini adalah penjabaran dari kegiatan yang akan
(59)
a. Tahap Perencanaan
1) Penyusunan Perangkat Bimbingan
a) Menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB), topik bimbingan yaitu
mengenai empati. Peneliti memilih topik empati sebagai materi
bimbingan berdasarkan item tertinggi pada tahap pra tindakan.
b) Menyiapkan materi bimbingan yang bersumber dari buku bullying, mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak.
2) Penyusunan Instrumen Penelitian
a) Menyiapkan panduan observasi siswa dan peneliti.
b) Menyiapkan angket kecenderungan perilaku bullying yang sudah diuji coba validitasnya.
c) Menyiapkan pedoman wawancara untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti sedikit berbasa-basi dengan mengucapkan salam dan
menanyakan kabar siswa.
2) Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan melaksanakan penelitian di
kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem.
3) Peneliti menyampaikan topik bimbingan yang akan disampaikan pada
pertemuan kali ini.
4) Peneliti menyampaikan materi bimbingan.
5) Evaluasi dan refleksi kegiatan.
(60)
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti dan mitra
kolaboratif berdasarkan panduan observasi siswa, sedangkan pengamatan
terhadap peneliti dilakukan oleh mitra kolaboratif berdasarkan panduan
observasi peneliti.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan mitra kolaboratif untuk
melengkapi data yang didapatkan oleh peneliti. Pada saat melakukan
kegiatan bimbingan mitra kolaboratif melakukan observasi terhadap peneliti
dari awal hingga akhir bimbingan.
3. Siklus II
Pada prosedur penelitian siklus II berisi tentang perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah mengurangi
kecenderungan perilaku bullying siswa melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama. berikut ini adalah penjabaran dari kegiatan
yang akan dilakukan pada siklus II:
a. Tahap Perencanaan
1) Penyusunan Perangkat Bimbingan
a) Menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB), topik bimbingan yaitu
mengenai toleransi. Peneliti memilih topik toleransi sebagai materi
(61)
b) Menyiapkan materi bimbingan yang bersumber dari buku bullying, mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak.
2) Penyusunan Instrumen Penelitian
a) Menyiapkan panduan observasi siswa dan peneliti.
b) Menyiapkan angket kecenderungan perilaku bullying yang sudah diuji coba validitasnya.
c) Menyiapkan pedoman wawancara untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti sedikit berbasa-basi dengan mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa.
2) Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan melaksanakan penelitian di
kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem.
3) Peneliti menyampaikan topik bimbingan yang akan disampaikan pada
pertemuan kali ini.
4) Peneliti menyampaikan materi bimbingan.
5) Evaluasi dan refleksi kegiatan.
6) Penutup berupa pengisian angket kecenderungan perilaku bullying.
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti dan mitra
kolaboratif berdasarkan panduan observasi siswa, sedangkan pengamatan
terhadap peneliti dilakukan oleh mitra kolaboratif berdasarkan panduan
(62)
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan mitra kolaboratif untuk
melengkapi data yang didapatkan oleh peneliti. Pada saat melakukan
kegiatan bimbingan mitra kolaboratif melakukan observasi terhadap peneliti
dari awal hingga akhir bimbingan.
H. Teknik Analisis Data
1. Angket Kecenderungan Perilaku Bullying
Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kecenderungan
perilaku bullying siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Norma pengkategorisasian
menggunakan kriteria Azwar (2011: 108). Terdapat lima kategorisasi skor item
yang digunakan dalam mengukur kecenderungan perilaku bullying siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah. Kategorisasi skor item dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Kategorisasi Skor Item Formula Kategori Rentang Nilai
Skoring Item Angket Perilaku Bullying
Kategori
X≤µ - 1,5σ X≤47,25 Sangat Rendah µ - 1,5σ<X≤µ-0,5σ 47,25<X≤60,75 Rendah µ - 0,5σ<X≤µ+0,5σ 60,75<X≤74,25 Sedang µ + 0,5σ<X≤µ+1,5σ 74,25<X≤87,75 Tinggi
(63)
Keterangan :
Xmaksimum : 4 x 27 = 108
Xminimum : 1 x 27 = 27
Luas Jarak : 108 - 27 = 81
Standar Deviasi ( / sd) : 81/6 = 13,5
Mean Teoritik ( ) : (108+27)/2 = 67,5
Berikut adalah kategorisasi skor subjek yang berguna untuk menentukan
pencapaian skor tertentu:
Tabel 7
Kategorisasi Skor Subyek Formula Kategori Rentang Nilai Skoring Subyek
Angket Perilaku Bullying
Kategori
X≤µ - 1,5σ X≤35 Sangat Rendah µ - 1,5σ<X≤µ-0,5σ 35<X≤45 Rendah µ - 0,5σ<X≤µ+0,5σ 45<X≤55 Sedang µ + 0,5σ<X≤µ+1,5σ 55<X≤65 Tinggi
µ + 1,5σ<X 65<X Sangat Tinggi
Keterangan :
X maksimum : 4 x 20 = 80
X minimum : 1 x 20 = 20
Luas Jarak : 80 – 20 = 60 Standar Deviasi ( / sd) : 60 : 6 = 10
(64)
2. Observasi Kegiatan Bimbingan
Data hasil observasi kegiatan bimbingan dianalisis dengan
mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok
yaitu menggunakan lembar observasi siswa dan peneliti. Penilaian dapat dilihat
dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa
besar keberhasilan kegiatan bimbingan untuk mengurangi kecenderungan
perilaku bullying siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah
dibuat, maka dalam menghitung presentase skor hasil observasi digunakan cara
sebagai berikut:
q = presentase skor hasil observasi kegiatan bimbingan kelompok siswa
dengan peneliti
r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
t = skor maksimal
Selanjutnya, presentase skor hasil observasi kegiatan bimbingan siswa
dan peneliti dianalisis sesuai dengan pedoman kriteria observasi kegiatan
(65)
Tabel 8
Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Siswa dan Peneliti Presentase yang diperoleh Kriteria
85%≤ q ≤ 100% Sangat Tinggi 70%≤ q ≤ 85% Tinggi 55%≤ q ≤ 70% Sedang 40%≤ q ≤ 55% Rendah
0%≤ q ≤ 40% Sangat Rendah (Ridwan, 2007: 15)
q = presentase skor hasil observasi perilaku bullying siswa 3. Analisis Data Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi,
bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara
(interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee) (Hidayat dan Badrujaman, 2012: 124). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
1) Analisis Data Wawancara Terstruktur
Analisis data wawancara terstruktur terdiri dari 5 butir pertanyaan terbuka
yang diajukan kepada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem. Hasil dari
wawancara terstruktur dapat menjadi bahan acuan dalam merencanakan
tindakan perbaikan di setiap siklus.
2) Analisis Data Wawancara Tidak Terstruktur
Analisis data wawancara tidak terstruktur diajukan kepada guru wali kelas
(66)
4. Analisis Data Dokumentasi
Analisis data dokumentasi dalam penelitian ini berupa rekaman foto.
Rekaman foto dilakukan sejak awal siklus hingga akhir siklus. Hasil rekaman
foto dapat digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi,
angket, dan wawancara.
5. Analisis Uji T
Analisis uji t didapat berdasarkan hasil perhitungan SPSS non
parametric tes dengan memakai uji dua sampel berpasangan Wilcoxon. Singgih
(67)
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan paparan secara berurutan mengenai hasil penelitian,
pembahasan, dan keterbatasan penelitian. Hasil penelitian terdiri dari hasil pra
penelitian, siklus I dan siklus II.
A. Rekaman Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini dilaksanakan pada bulan
November 2014, di SMP Kanisius Pakem. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas VIIIA. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kecenderungan perilaku
bullying siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem melalui layanan bimbingan kelompok menggunakan metode sosiodrama. Prosedur dan hasil penelitian
tindakan bimbingan dan konseling terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pra
penelitian tindakan bimbingan, siklus I, dan siklus II. Data hasil penelitian ini
kemudian dijadikan bahan untuk dijabarkan dalam pembahasan. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 9
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Siklus Hari/Tanggal Materi Metode
Pra Tindakan 3 November 2014 Belum menggunakan
materi
Belum menggunakan
sosiodrama Siklus I 10 November 2014 Empati Sosiodrama Siklus II 15 November 2014 Toleransi Sosiodrama
(68)
Berikut ini adalah penjabaran pelaksanaan kegiatan penelitian perilaku
bullying siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem dari kegiatan pra penelitian tindakan bimbingan, siklus I, dan siklus II:
1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Kegiatan pra penelitian tindakan bimbingan berisi tentang
perencanaan, pelaksanaan, data hasil observasi serta angket perilaku bullying,
dan refleksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menggali lebih dalam mengenai
tingkat perilaku bullying siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Pakem melalui bimbingan kelompok sebelum menggunakan sosiodrama. Berikut ini adalah
penjabaran dari kegiatan yang telah dilakukan pada tahap pra penelitian
tindakan bimbingan:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam pra penelitian ini berfungsi untuk
mempermudah peneliti untuk melakukan tindakan bimbingan pada
siklus I. Tahap ini berisi rancangan kegiatan yang akan dilakukan
peneliti saat pelaksanaan pra penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan
saat perencanaan meliputi:
1) Penyusunan Instrumen Penelitian
a) Panduan Observasi
Panduan observasi disusun oleh peneliti yang digunakan untuk
mengamati tingkah laku siswa dan peneliti selama kegiatan
(69)
dilakukan oleh peneliti dan mitrakolaboratif sedangkan
observasi peneliti dilakukan oleh mitra kolaboratif.
b) Angket kecenderungan perilaku bullying
Angket perilaku bullying siswa disusun oleh peneliti yang digunakan untuk mengukur kecenderungan perilaku bullying siswa setelah diberikan bimbingan kelompok.
c) Pedoman Wawancara Siswa
Pedoman wawancara disusun oleh peneliti yang digunakan untuk
menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui
melalui observasi dan pengisian angket. Pada saat wawancara
peneliti dapat mengecek kebenaran data atau informasi dari hasil
observasi dan skala penilaian.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan dan arahan guru wali kelas. Selama kegiatan penyebaran
angket berlangsung, peneliti didampingi dan dibantu oleh mitra
kolaboratif dalam melakukan pengamatan siswa. Kegiatan pra penelitian
tindakan ini berlangsung pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 12.45.
Peneliti datang bersama mitra kolaboratif yang akan mengobservasi
peneliti dan siswa-siswi SMP Kanisius Pakem yang berkegiatan selama
kegiatan pengisian angket berlangsung. Berikut rincian kegiatan pra
(70)
1) Kegiatan Awal
Kegiatan diawali oleh peneliti dengan mengucapkan salam
pembuka dan sedikit berbasa-basi menanyakan kabar siswa,
“Bagaimana kabarnya?”. Pada saat itu juga peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta meminta
dukungan dan kerjasama seluruh siswa selama proses kegiatan
berlangsung. Peneliti juga berharap proses kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar berkat terbentuknya kerjasama siswa dengan peneliti.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini peneliti membagikan angket kepada
siswa kemudian membacakan instruksi pengisian angket. Siswa boleh
bertanya jika ada butir item yang kurang dipahami. Peneliti
memberikan waktu 30 menit kepada siswa untuk mengisi angket.
Setelah selesai, peneliti mengambil angket yang telah diisi siswa.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, peneliti mengucapkan terimakasih atas
kerjasama siswa dilanjutkan dengan doa penutup dan mengucapkan
(71)
c. Data Hasil Observasi, Angket Kecenderungan Perilaku Bullying, dan Wawancara pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan.
1) Data Hasil Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan mitra kolaboratif.
Kegiatan ini berpedoman pada panduan observasi yang disusun oleh
peneliti. Peneliti dan mitra kolaboratif mulai melakukan observasi dan
pengamatan respon siswa dari awal hingga akhir kegiatan. Berikut ini
adalah tabel dan grafik analisis hasil observasi terhadap penentuan
kategori berdasarkan hasil pengamatan dan aktivitas siswa selama
proses kegiatan bimbingan sebelum menggunakan metode sosiodrama
pada tahap pra penelitian tindakan bimbingan:
Tabel 10 Observasi Siswa
Pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Presentase Kategori No.Subyek Jumlah Presentase
85-100 ST
70-85 T 4,7 2 10%
55-70 S 1,2,5,9,10,11,13,14,15,16,17,18,20 13 65% 40-55 R 3,6,8,12,19 5 25%
0-40 SR
Dari tabel di atas dapat dilihat presentase observasi siswa pada
tahap pra tindakan bimbingan adalah 25% anak berada dalam kategori
rendah (R), 65% anak berada dalam kategori sedang (S), dan 10% anak
(72)
58,33 61,11 47,22 72,22 66,66 50 75 52,77 66,66 55, 55 58,33 50 69,44 63,88 58 ,33 55, 55 55 ,55 63,88 44,44 58,33 0 5 10 15 20 25 30
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20
Grafik 1 Observasi Siswa
Pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Pada grafik observasi di atas peneliti menganalisis
subyek-subyek yang rendah berdasarkan tahap pra tindakan seperti subyek-subyek
nomor 3, 6, 8, 12, dan 19. Hasil pengolahan di atas dijadikan acuan
untuk melakukan observasi di tahap siklus I.
2) Data Hasil Kecenderungan Angket Perilaku Bullying pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Angket kecenderungan perilaku bullying siswa disebarkan oleh peneliti diakhir kegiatan pra penelitian tindakan bimbingan.
Penyusunan angket perilaku bullying yang disusun oleh peneliti berpedoman pada indikator-indikator perilaku bullying siswa.
a) Data Skor Subyek
Data skor subjek merupakan data yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kecenderungan perilaku bullying siswa. Berikut grafik data skor subjek pada pra tindakan:
(73)
Tabel 11
Skor Subyek dari Angket Kecenderungan Perilaku Bullying pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Dari tabel di atas dapat dilihat presentase yang cenderung
melakukan perilaku bullying adalah 15% anak berada dalam kategori sangat rendah (SR), 25% anak berada dalam kategori rendah (R), 20%
anak berada dalam kategori sedang (S), dan 40% anak berada dalam
kategori tinggi (T). Anak yang berada dalam kategori tinggi ditunjuk
sebagai pemeran sosiodrama.
Grafik 2
Skor Subyek dari Angket Kecenderungan Perilaku Bullying pada Tahap Pra PenelitianTindakan Bimbingan
Dari grafik skor subyek di atas menunjukkan bahwa beberapa
subyek memiliki kecenderungan perilaku bullying, diantaranya subyek
Rentang Skor Kategori No.Subyek Jumlah
Subyek
Presentase
25-35 SR 3,14,18 3 15% 35-45 R 5,8,12,15,20 5 25% 45-55 S 9,10,11,13 4 20% 55-65 T 1,2,4,6,7,16,17,19 8 40%
(74)
nomor 1,2,4,6,7,16,17, dan 19. Hasil pengolahan di atas dijadikan
acuan untuk melakukan tindakan pada tahap siklus I.
b) Data Skor Item
Data skor item ini bertujuan untuk menunjukkan item mana
yang masih dalam kategori rendah. Hal ini digunakan peneliti
untuk melakukan perencanaan dalam penentuan topik bimbingan
pada siklus I. Berikut adalah tabel dan grafik data skor item dari
angket kecenderungan perilaku bullying pada tahap pra penelitian tindakan bimbingan.
Tabel 12
Skor Item dari Angket Kecenderungan Perilaku Bullying pada Tahap Pra Penelitian Tindakan Bimbingan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor item angket
kecenderungan perilaku bullying pada tahap pra penelitian tindakan bimbingan termasuk dalam kategori sangat rendah.
Rentang Skor
Kategori No Item Jumlah
Item
Presentase
33,75-47,25 SR 1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,
20,21,22,23,24,25,26,27
27 100%
47,25-60,75 R - - -
60,75-74,25 S - - -
74,25-87,75 T - - -
87,75-101,25
(1)
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 20 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
(2)
Lampiran 4.3
Rekapitulasi Hasil Uji t
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
S1 - PRA Negative Ranks 16(a) 10.34 165.50 Positive Ranks 5(b) 13.10 65.50
Ties 0(c)
Total 21
S2 - S1 Negative Ranks 13(d) 11.27 146.50 Positive Ranks 7(e) 9.07 63.50
Ties 1(f)
Total 21
S2 - PRA Negative Ranks 16(g) 11.00 176.00 Positive Ranks 5(h) 11.00 55.00
Ties 0(i)
Total 21
a S1 < PRA b S1 > PRA c S1 = PRA d S2 < S1 e S2 > S1 f S2 = S1 g S2 < PRA h S2 > PRA i S2 = PRA
Test Statistics(b)
SI - PRA SII - SI SII - PRA
Z -2.857(a) -3.021(a) -3.417(a) Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .003 .001 a Based on positive ranks.
(3)
Lampiran 5
Dokumentasi
(4)
(5)
(6)