Stabilitas Warna Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Buah Lerak 0,01% Terhadap Stabilitas Warna

melepaskan tegangan sisa residual stress, penyerapan air juga dapat mempengaruhi stabilitas dimensi. 25,31 3. Porositas Porositas dapat terjadi selama manipulasi resin akrilik. Porositas yang terdapat pada bagian dalam resin akrilik terjadi karena penguapan monomer atau berat molekul polimer yang rendah ketika suhu resin meningkat di atas 100,8 o C. Sedangkan porositas yang terdapat pada permukaan resin akrilik terjadi karena kurangnya homogenitas adonan pada saat polimerisasi. Jika porositas terdapat pada permukaan resin akrilik, maka pembersihan akan sulit dilakukan. Jika porositas terdapat pada bagian dalam resin akrilik, maka resin akan menjadi lemah. 31 Porositas juga dapat mempengaruhi stabilitas warna akrilik karena menyebabkan penyerapan air dan pewarna makanan yang lebih banyak. 16 4. Ringan Resin akrilik harus memiliki berat jenis yang rendah yaitu kira-kira 1,2 g cm -3 agar gigitiruan menjadi ringan. Hal ini diperlukan untuk mengurangi gravitasi pada gigitiruan rahang atas. 24,25 5. Radiopak Karena resin akrilik bersifat radiopak, pasien yang menelan atau menghirup fragmen dari gigitiruan yang patah pada saat kecelakaan dapat dideteksi menggunakan radiografi. 25 6. Stabilitas warna Resin akrilik harus cukup translusen atau transparan sehingga dapat dibuat menyerupai jaringan lunak yang digantikan. Tidak terjadi perubahan warna setelah pembuatan dan pemakaiannya. Stabilitas warna biasanya diukur dengan menggunakan sinar UV. 7,24,31

2.3 Stabilitas Warna

Stabilitas warna adalah karakteristik wajib dari resin untuk basis gigitiruan yang ditentukan oleh berbagai standar nasional dan internasional. Perubahan warna dari resin akrilik akan menimbulkan masalah estetis dan basis gigitiruan harus Universitas Sumatera Utara memiliki estetis yang bagus dengan permukaan halus, mengkilap, dan sesuai dengan jaringan lunak rongga mulut. Buyukyilmaz cit Khazil 2008 menyatakan bahwa basis gigitiruan warnanya stabil di dalam air tetapi dapat berubah warna akibat larutan kopi dan teh. Nur Hersek cit Khazil 2008 menyatakan bahwa basis gigitiruan resin akrilik bersifat hidrofilik yaitu dapat menyerap air dan bernoda pada permukaan karena teh. Perubahan warna pada resin akrilik dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan perubahan kimia dari bahan. Misalnya pada basis gigitiruan resin, perubahan warna kimia dikaitkan dengan oksidasi aselerator amino. Amino tersier ini menyebabkan perubahan warna dari keputihan menjadi terlihat kuning. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penetrasi dari bahan berwarna seperti kopi, teh, dan nikotin. 5,37 Faktor lain yang mempengaruhi stabilitas warna adalah: 1. Penyerapan Air Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bahan hidrofilik memiliki tingkat penyerapan air yang lebih tinggi dan diskolorasi yang lebih tinggi daripada bahan hidrofobik. Resin akrilik yang digunakan di kedokteran gigi adalah campuran dari asam akrilik dan asam metakrilat. Golongan karboksil dalam asam akrilik menyebabkan penyerapan air. 5,23 2. Kekasaran Permukaan Kekasaran permukaan dari bahan restorasi cenderung menyebabkan penumpukan plak, menyerap air dan pewarna makanan. Permukaan akhir restorasi yang halus menunjukkan stabilitas warna yang lebih baik. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki tingkat polimerisasi yang lebih tinggi sehingga warnanya lebih stabil. 5 3. Jenis Pewarna Makanan Berbagai jenis pewarna makanan dan bahan pewarna lainnya yang mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan warna pada bahan kedokteran gigi seperti teh, kopi dengan atau tanpa gula, jus anggur, jus cheri, kecap, nikotin, bahan desinfeksi yang digunakan dalam obat kumur telah dipelajari selama bertahun- tahun. 5 Universitas Sumatera Utara 4. Waktu Perendaman Waktu perendaman mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik karena resin akrilik akan menyerap larutan tersebut dengan lambat dalam suatu waktu.

2.4 Alat Ukur Stabilitas Warna