Model Proses Persuasi Komunikasi persuasif

Universitas Sumatera Utara yaitu fear appeal kuat, fear appeal tengah dan fear appeal minimal Severin, 2011: 187-192.

2.1.2.1 Model Proses Persuasi

Model proses persuasi terbaru berakar pada model respons kognitif Greenwald Greenwald, 1968. Model greenwald menyebutkan bahwa respons kognitif terhadap sebuah pesan persuasif itu merupakan sebuah bagian penting proses persusasi yang seharusnya tidak diabaikan. Model – model utama proses persuasi adalah teori pemrosesan informasi information processing theory McGuire 1968 dan dua model proses ganda – model kemungkinan elaborasi elaboration likelihood model Petty dan Cacioppo 1986 dan model sistematik heurstik heuristic systemathic model Chiken, Liberman dan Eagly severin, 2005 : 203. Dari beberapa jenis model Proses Persuasi yang ada, model yang di anggap relevan adalah model kemungkinan elaborasi. • Model kemungkinan elaborasi Model kemungkinan elaborasi menyebutkan bahwa terdapat dua rute menuju perubahan sikap rute sentral dan rute eksternal Petty dan Caciopo,1986. Rute sentral di pakai ketika penerima secara aktif memproses informasi dan terbujuk oleh rasionalitas argument. Rute eksternal dipakai ketika penerima tidak mencurahkan energy kognitif untuk mengevaluasi argumen dan memproses informasi didalam pesan dan lebih di bimbing oleh isyarat – isyarat eksternal, diantaranya kredibilitas sumber, gaya dan format pesan, suasana hati penerima dan sebagainya. Ketika rute sentral menuju persuasi adalah aktif , maka penerima dikatakan terlibat dalam elaborasi tinggi. Apabila yang aktif adalah rute eksternal, berarti penerima terlibat dalam elaborasi rendah. Elaborasi merujuk pada kognitif yang terjadi dalam pemrosesan sebuah pesan persuasif. Petty dan Cacioppo mengatakan bahwa elaborasi merujuk pada keberadaan yang dipikirkan oleh seseorang secara cermat mengenai informasi yang relevan dengan masalah yang ada. Elaborasi meliputi perhatian secara hati – hati terhadap paparan, usaha mengakses informasi yang relevan , pengamatan dan pengambilan keputusan tentang argumen, Universitas Sumatera Utara penarikan kesimpulan tentang argument – argument yang baik, dan pencapaian evaluasi meyeluruh terhadap posisi yang di rekomendasi

2.1.2.2 Komponen perubahan sikap

Dokumen yang terkait

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

5 53 167

TINJAUAN YURIDIS EMPIRIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PERCERAIAN Tinjauan Yuridis Empiris Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Perceraian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Semarang).

0 2 16

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN.

0 0 14

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 16

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 8

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 39

TUJUAN KOMUNIKASI PERSUASIF hakim pengadilan

0 0 6

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN

0 2 14