Perilaku jtptunimus gdl nurulainig 5278 3 bab2

penghilang pusing, dekongestan, dan antitusif. e. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. f. Pemberian obat Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mgkg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

B. Perilaku

1. Pengertian Perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, bekerja, menulis, dan membaca dan sebagainya. Menurut Sarwono 1993, perilaku adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Sedangkan menurut Notoatmodjo 2003 perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh makhluk hidup, baik yang diamati secara langsung atau tidak langsung. Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya, yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Green 1991 dikutip oleh Notoatmodjo 2003 kesehatan 14 seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku behavior causes, dan faktor non perilaku non behavior causes. Perilaku itu sendiri juga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : a Faktor predisposisi Predisposing factor Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap atau masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan. Misalnya perilaku warga untuk mencegah penularan flu burung akan lebih mudah apabila warga tersebut tahu apa manfaat dari pencegahan tersebut. Disamping itu, kepercayaan, tradisi, sistem nilai di masyarakat setempat juga sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku. b Faktor pemungkin Enabling factor Faktor pemungkin atau pendukung enabling perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses terjangkau sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan. c Faktor penguat Reinforcing factor 15 Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Tetapi dukungan, sikap dan perilaku dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan juga sangat mempengaruhi terjadinya perilaku, terutama perilaku kesehatan. Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1 Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2 Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang dalam upaya kesehatan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit. 3. Perilaku Kesehatan Menurut Skiner 1938 dalam Notoatmodjo 2003 Perilaku 16 kesehatan adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan, dan minum, serta lingkungan. Perilaku bisa dilakukan dengan upaya-upaya kesehatan. Menurut Depkes RI 1992, upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan kesehatan seseorang diselenggarakan dengan empat macam pendekatan yaitu pemeliharaan dan peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit curative, dan pemulihan kesehatan rehabilitative. Dengan sendirinya perilaku dalam upaya kesehatan meliputi empat hal tersebut diatas yaitu : a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan health promotion behavior b. Perilaku pencegahan penyakit prevention behavior merupakan respon untuk pencegahan penyakit, misalnya imunisasi, termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit pada orang lain. c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan health seeking behavior dan penyembuhan penyakit curative behavior yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan misalnya dengan mengobati sendiri penyakitnya, pengobatan ke fasilitas kesehatan. d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan health rehabilitation behavior yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan. 17 4. Perilaku pencegahan flu burung Perilaku pencegahan adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah didasarkan pada dataketerangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatanpenelitian epidemiologis. Sedangkan yang dimaksud pencegahan terhadap penyakit menular adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan dari masyarakat tersebut Noor, 2006. Sedangkan untuk menekan merebaknya penyakit flu burung, maka perlu dilakukan upaya pencegahan. Menurut Yuliarti 2006, perilaku kesehatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit flu burung adalah : a. Biasakan membasuh tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik serta melakukan desinfeksi ketika selesai kontak dengan unggas, akan lebih baik bila mandi. b. Gunakan pakaian pelindung lengkap dengan masker, sarung tangan, dan kaca mata pelindung jika melakukan kontak dengan unggas, pakaian hendaknya disimpan di tempat yang terpisah dari rumah dan tidak digunakan untuk aktivitas lain. c. Memasak daging dan telur unggas sampai benar-benar matang. d. Menjaga daya tahan tubuh dengan makanan seimbang dan bergizi, istirahat dan olah raga teratur. e. Hindari perjalanan menuju tempat-tempat yang terjangkit wabah flu 18 burung jika memang tidak diperlukan. f. Memelihara ventilasi ruangan, kebersihan kamar, dan kesehatan pribadi. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.50PermentanOT.140 102006 dalam Roni dan Iswandari 2007, untuk mengendalikan penyebaran penyakit flu burung, maka masyarakat hendaknya ikut berperan aktif dalam pencegahan flu burung dengan upaya pencegahan sebagai berikut : 1. Menggunakan lahan yang letaknya terpisah dari pemukiman sehingga kotoran dan limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan. 2. Tidak membiarkan unggas berkeliaran bebas sebaiknya di kandang 3. Menempatkan kandang atau sangkar secara terpisah dari rumah tempat tinggal. Sirkulasi udara ventilasi harus baik. 4. Memisahkan unggas yang berlainan jenis seperti ayam, burung, itik, angsa, atau jenis unggas lainnya. 5. Segera membersihkan sisa makanan dan air minum agar tidak mengundang burung-burung liar. 6. Membersihkan kandang dan peralatan kandang setiap hari serta menyemprot menggunakan disinfektan secara berkala. 7. Menjaga kandang dan alas kandang agar tetap kering. 8. Menggunakan penutup mulut dan hidung masker serta sarung tangan pada saat merawat unggas peliharaan. 9. Segera mencuci tangan dan kaki alas kaki menggunakan sabun atau 19 anti septic setelah menangani unggas peliharaan. 10. Memisahkan unggas yang baru datang selama tujuh hari. 11. Menghindari kontak dengan unggas.

C. Pengetahuan