BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Flu Burung
1. Pengertian Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza
yang menyerang burungunggasayam. Salah satu tipe yang perlu di waspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode
genetik H5N1 H= Haemagglutinin, N= Neuramidase yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke
manusia Iwandarmansjah, 2007 2. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-
ubah bentuk Drift, Shift, dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemic. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin H dan
Neuramidse N, kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtype flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat
jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9.
Strain yang sangat virulenganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtype A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4
hari pada suhu 22
o
C dan lebih dari 30 hari pada 0
o
C. Virus akan mati
8
pada pemanasan 60
o
C selama 30 menit atau 56
o
C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang
mengandung iodine Iwandarmansjah, 2007 3. Gejala
Menurut Atmawinata 2006, gejala penyakit flu burung dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala pada unggas dan gejala pada manusia.
a. Gejala pada unggas. 1 Pembengkakan pada kepala
2 Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata 3 Diare
4 Batuk, bersin, dan ngorok 5 Pendarahan dibawah kulit sub kutan
6 Pendarahan titik ptechie pada ayam 7 Jengger, dan kulit yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru
keunguan 8 Borok di kaki
9 Kematian mendadak b. Gejala pada manusia.
1 Demam suhu badan diatas 38
o
C 2 Batuk, sesak napas, dan mengeluarkan lendir bening dari hidung
3 Sakit tenggorokan 4 Hilang nafsu makan
5 Diare dan muntah-muntah 9
6 Peradangan di paru-paru pneumonia 7 Kematian dengan cepat jika tidak segera diatasi.
4. Masa Inkubasi. Menurut Iwandarmansjah 2007, masa inkubasi pada flu burung ini dapat
dibedakan menjadi dua yaitu : a. Masa inkubasi pada unggas : 1 minggu
b. Masa inkubasi pada manusia : 1-3 hari, Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai
21 hari. 5. Penularan
Menurut Atmawinata 2006, cara penularan virus flu burung ini dengan cara :
a. Cara penularan dari unggas ke unggas. 1 Kontak langsung unggas yang terinfeksi flu burung dengan
unggas yang peka. 2 Melalui feses kotoran unggas yang terserang flu burung.
3 Melalui lendir yang keluar dari hidung dan mata. 4 Melalui udara.
5 Melalui perdagangan unggas. 6 Melalui makanan dan minum yang terkontaminasi.
b. Cara penularan flu burung dari hewan ke manusia. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah
menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak 10
langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. 6. Diagnosis flu burung
Menurut Yuliarti 2006, diagnosis flu burung meliputi : a. Rapid Test
Alat ini berbentuk kotak plastik kecil yang didalamnya terdapat kertas putih dengan kode C control dan T Test yang sudah ditetesi
antibodi virus flu burung yang berperanan mendeteksi antigen virus. Jika unggas terkena flu burung, antigen virus pada unggas terikat
dengan antibodi yang ada dalam kertas, sehingga akan memunculkan dua garis vertikal pada area C dan T. Keuntungan metode ini adalah
kecepatannya karena kita langsung dapat mengetahui hasilnya. b. HI Hemaglutinasi Inhibisi
Alat ini untuk melihat antibodi terhadap Hemaglutinin H. Uji ini lebih sensitif dari pada rapid test dan cukup murah, meskipun
membutuhkan waktu lebih lama sekitar 3 hari. c. AGP Agar Gel Presipitation
Alat ini untuk melihat antibodi terhadap Neuraminidase N. d. VN Virus Netralisasi
Alat ini untuk mengetahui pembentukan antibodi. e. Isolasi Virus
f. PCR Polimerase Chain Reaction
Alat ini untuk memastikan adanya virus Influenza A subtipe H5N1. Metode ini masih jarang digunakan pada hewan. Uji ini sebenarnya
11
sensitif dan akurasinya tinggi, tetapi mungkin karena membutuhkan biaya mahal, sehingga masih jarang dipergunakan.
Pada manusia, selain pemeriksaan laboratorium diatas, ada pula pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1 Pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan Hb, hitung jenis leukosit, hitung total leukosit, trombosit, laju endap darah, albumin,
globulin, SGPT, SGOT, ureum, kreatinin, serta analisa gas darah. 2 Pasien pemeriksaan mikrobiologi meliputi Rapid test, ELISA, dan
pemeriksaan antigen HI, IFFA. 3 Foto Toraks.
7. Pencegahan Menurut Iwandarmansjah 2007, pencegahan flu burung dapat dibedakan
menjadi dua yaitu : a. Pada Unggas:
1 Pemusnahan unggas burung yang terinfeksi flu burung 2 Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia : 1. Kelompok berisiko tinggi pekerja peternakan dan pedagang
a Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja. b Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung. c Menggunakan alat pelindung diri, misalnya dengan : masker dan
pakaian kerja. 12
d Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja. e Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
2. Masyarakat umum 2 Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi
dan istirahat cukup. 3 Mengolah unggas dengan cara yang benar, Yaitu :
1 Pilih unggas yang sehat tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya.
2 Memasak daging ayam sampai dengan suhu kurang lebih 80
o
C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu kurang lebih 64
o
C selama 4,5 menit. 8. Pengobatan
Menurut Yuliarti 2006, pengobatan bagi penderita flu burung meliputi : a. Pasien dirawat dalam ruang isolasi selama kurang lebih 7 hari untuk
menghindari penularan lewat udara. Meskipun sampai saat ini belum ada bukti kuat bahwa flu burung dapat menular dari manusia ke manusia,
tetapi kita tetap harus mewaspadai penyebaran virus flu burung dan kemungkinan virus melakukan mutasi maupun “perkawinan” dengan
virus flu burung subtipe lain dan dapat menular antar manusia. b. Pemberian oksigen bila terdapat sesak nafas yang mengarah kepada
gagal nafas. c. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral infus.
d. Pengobatan terhadap gejala flu seperti pemberian penurun panas dan 13
penghilang pusing, dekongestan, dan antitusif. e. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
f. Pemberian obat Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat
mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mgkg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45
kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
B. Perilaku