Riwayat Alamiah Pradiabetes Pengaruh Obesitas, Aktifitas Fisik, Merokok, Riwayat Keluarga Terhadap Kejadian Pradiabetes Pada Usia 45 Tahun di Kota Lhokseumawe

2.1.1. Riwayat Alamiah Pradiabetes

Pradiabetes merupakan salah satu manisfestasi sindrom metabolik yang dapat menjadi awal kejadian diabetes mellitus Soegondo Purnamasari, 2010. Riwayat alamiah pradiabetes diawali dengan faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya pradiabetes, bertambahnya usia, obesitas, distribusi lemak tubuh, kurang aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia merupakan faktor risiko yang berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2. Pradiabetes berhubungan dengan sindrom metabolik. Orang yang mengalami diabetes tipe 2 sebelumnya selalu mengalami perkembangan progresif kondisi intoleransi glukosa dari waktu ke waktu, dimulai dengan glikemia normal, kemudian menjadi toleransi glukosa, dan akhirnya menjadi diabetes Codario, 2005. Pradiabetes menyebabkan naiknya risiko bagi seseorang untuk menderita DM tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Secara fisiologis insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase. Sekresi insulin akan terjadi setelah adanya rangsangan yaitu glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan berfungsi mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas normal.Sekresi fase 1 adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta. Sekresi fase 1 diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. Fase I yang berlangsung normal, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut setelah makan atau lonjakan glukosa darah postprandial.Setelah berakhirnya fase 1, tugas pengaturan Universitas Sumatera Utara glukosa darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2.Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme kompensasi dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada fase 2. Peningkatan produksi insulin tersebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah postprandial tetap dalam batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, sekresi insulin fase 2 akan banyak dipengaruhi oleh fase I Manaf, 2010. Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan defisiensi insulin dan kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin resisitensi insulin, kejadian ini disertai oleh faktor lingkungan yang dinyatakan sebagai faktor pencetusnya. Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis glukosa darah.Kelainan berupa disfungsi sel 3 dan resistensi insulin merupakan faktor etiologi yang bersifat bawaan.Secara klinis perjalanan penyakit ini bersifat progresif. Tidak adekuatnya fase 1, kemudian diikuti meningkatnya kinerja fase 2 sekresi insulin, pada tahap awal belum akan menimbulkan gangguan terhadap kadar glukosa darah. Secara klinis barulah pada dekompensasi, dapat terdeteksi keadaan yang disebut toleransi glukosa terganggu yang disebut juga sebagai prediabetic state Manaf, 2010. Patogenesis pradiabetes terkait dengan defisiensi insulin relatif dan resistensi insulin yang menyebabkan terjadinya tingkat glukosa darah abnormal Ghani et al., 2006.Resistensi insulin merupakan timbulnya pradiabetes yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara faktor keturunan, pola makan yang tidak sehat seperti Universitas Sumatera Utara tinggi lemak atau tinggi karbohidrat maupun kurang serat, pola hidup yang kurang aktivitas fisik atau olahraga, obesitas, bertambahnya umur, penggunaan obat tertentu. Resistensi insulin menyebabkan hiperinsulinemia, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya hipertensi, yang dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis atau penyakit kardiovaskuler Hardiman, 2009.

2.1.2. Epidemiologi Pradiabetes