sama dengan diabetes mellitus, sehingga dapat dikatakan bahwa pradiabetes merupakan ancaman yang tersembunyi karena pradiabetes dapat menimbulkan
gangguan kesehatan tanpa gejala, jika kondisi ini tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan timbulnya penyakit berbahaya dikemudian hari Hardiman, 2009.
DM tipe 2 merupakan penyakit yang secara umum mewakili sekitar 85 kasus DM di negara maju, dengan prevalensi sangat tinggi pada orang dewasa yaitu
sekita 35 terutama pada masyarakat yang mengubah gaya hidup tradisional menjadi gaya hidup modern Arisman, 2010. Mustafa et al. 2011 menyatakan bahwa
perubahan gaya hidup pada masyarakat balk di pedesaan maupun di kota merupakan faktor risiko naiknya prevalensi penyakit kardiovaskuler seperti obesitas, hipertensi
dan diabetes.
2.1.3. Diagnosis Pradiabetes dan Diabetes Melitus
Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik dan penilaian laboratoris. Ada dua macam pemeriksaan untuk menilai ada atau tidaknya
masalah pada glukosa darah seseorang. Pertama, pemeriksaan darah secara langsung setelah berpuasa sepanjang malam yang disebut sebagai kadar glukosa darah puasa
yang merupakan pemeriksaan baku emas untuk diagnosisDM. Kedua penilaian kemampuan tubuh dalam menangani kelebihan glukosa darah seusai minum cairan
berkadar glukosa tinggi yang diperiksa dengan tes toleransi glukosa oral Arisman, 2008. Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah, dalam
menentukan diagnosis DM dan pradiabetes harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai, untuk diagnosis DM dan pradiabetes
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena Soegondo, 2011. Berdasarkan konsensus
pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia tahun 2011, ditetapkan kriteria diagnosis DM dan pradiabetes sebagai berikut.
Tabel 2.1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM mgdL
Pemeriksaan Bukan DM
Pra DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu: -
Plasma vena -
Darah kapiler Kadar glukosa darah puasa:
- Plasma vena
- Darah kapiler
100 90
100 90
100 – 125
90 –199
100 – 125
90 – 125
≥ 200 ≥ 200
≥ 126 ≥ 100
Sumber : PERKENI 2011 Gejala klinis DM bersifat progresif, akan menimbulkan penyulit serius jika
tidak segera terkendali. Keluhan klasik DM yaitu peningkatan rasa haus polidipsia dan lapar polifagia serta pertambahan volumefrekuensi berkemih poliuria.
Pengeluaran urin secara berlebihan menyebabkan dehidrasi karena kadar glukosa yang tinggi memerlukan air sebagai pelarut, sehingga menimbulkan gejala rasa haus
yang berlebihan. Sementara tidak adanya atau kurangnya insulin menyebabkan glukosa tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh, sehingga menyebabkan sel-sel tubuh
kelaparan Arisman, 2008.Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Keluhan lain DM dapatberupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan
Universitas Sumatera Utara
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita PERKENI, 2011. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara, yaitu:
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma
sewaktu200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Keluhan klasikDM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yangtidak dapat dijelaskan sebabnya. 2.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa≥126 mgdL dengan adanya keluhan klasik.
3. Tes toleransi glukosa oral TTGO Meskipun TTGO dengan beban 75 glukosa
lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosaplasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan. TTGO sulituntuk
dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka
dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu TGT atau glukosa puasa terganggu GDPT.
1. TGT: Diagnosis TGT ditegakkan apabila setelah pemeriksaan TTGO
didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mgdL. 2.
GDPT: Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100-125 mgdL dan pemeriksaan TTGO gula darah 2
jam 140 mgdL PERKENI, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus