Faktor Risiko Pradiabetes Pengaruh Obesitas, Aktifitas Fisik, Merokok, Riwayat Keluarga Terhadap Kejadian Pradiabetes Pada Usia 45 Tahun di Kota Lhokseumawe

ibu hamil di dunia. Setiap intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama, tanpa memandang derajat intoleransi disefinisikan sebagai DM gestasional, diabetes jenis ini biasanya timbul pada kehamilan trimester kedua atau ketiga. Kategori ini mencakup DM yang terdiagnosis ketika hamil sebelumnya tidak diketahui.Wanita yang sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil tidak termasuk kedalam kategori ini Arisman, 2010.

2.1.5. Faktor Risiko Pradiabetes

Menurut Canadian Diabetes Association CDA pradiabetes dan DM tipe 2 mempunyai faktor risiko yang sama, yaitu usia 40 tahun, riwayat keluarga DM, obesitas, hipertensi dan wanita yang memiliki riwayat diabetes gestasional.Sementara menurut NIH2008 obesitas, usia 45 tahun atau lebih, kurang aktifitas fisik, memiliki orang tua atau saudara dengan diabetes, pernah mengalami kelahiran bayi dengan berat 9 pon atau lebih ≥ 4,1 kg dan hipertensi mempengaruhi kejadian pradiabetes dan DM tipe 2. Suyono 2010 menyatakan bahwa individu-individu yang berisiko terhadap kejadian diabetes adalah usia 40 tahun, gemuk, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat melahirkan bayi 4 kg, riwayat DM pada saat kehamilan dan dislipidemia. Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang dicetuskan oleh interaksi berbagai faktor genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup Arisman, 2010. Menurut Soegondo 2011 faktor risiko pradiabetes yang tidak dapat dimodifikasi yaitu riwayat keluarga dengan diabetes, peningkatan usia, riwayat pernah menderita diabetes melitus pada saat hamil, riwayat lahir dengan berat badan Universitas Sumatera Utara rendah, kurang dari 2,5 kg. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia serta diet yang tidak sehat, berat badan lebih. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan.Keadaan obesitas, terutama obesitas sentral meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena terkait dengan resistensi insulin yang terdiri dari resistensi insulin, intoleransi glukosa, diabetes mellitus, dislipidemia dan hipertensi Soegondo, 2010.Kelebihan berat badan meningkatkan risiko dua kali lipat menderita pradiabetes, prevalensi obesitas dan diabetes berkorelasi positif, terutama obesitas sentral. Keberhasilan mengurangi berat badan hingga 10 kg selain sukses memperbaiki, hal ini juga dapat menormalkan kadar glukosa darah, menurunkan trigliserida dan kolesterol total sekaligus meningkatkan konsentrasi HDL, kondisi ini tentu akan menurunkan dampak glikolisasi dan oksidasi terhadap partikel LDL serta terjadi perlambatan perkembangan dini dan perluasan pembentukan plak pada pembuluh darah Arisman, 2010. Kemungkinan untuk mengidap DM tipe 2 akan berlipat dua jika berat badan bertambah sebanyak 20 diatas berat badan ideal dan usia bertambah 10 tahun diatas 40 tahun, hal ini sesuai dengan Sasai et al. 2010 dalam penelitiannyamenyatakan terdapat hubungan yang kuat antara obesitas dengan tejadinya diabetes pada laki-laki usia 40-59 tahun dibanding usia 79 tahun p- value=0,002.DM tipe 2 mempunyai onset pada usia 40 tahun Arisman, 2010. Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama untuk pradiabetes NIH, Universitas Sumatera Utara 2008.Obesitas sentral mempunyai hubungan yang kuat dengan sindrom metabolik dibandingkan dengan komponen lainnya.Sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala yang keberadaannya menunjukkan peningkatan risiko kejadian penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus Soegondo Purnamasari, 2010. Obesitas terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan.Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya, maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Keadaan obesitas terutama obesitas sentral meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin, hiperinsulinernia clan intoleransi glukosadiabetes mellitus.Resistensi pada obesitas sentral diduga merupakan penyebab sindrom metabolik.Insulin mempunyai peranan penting karena berpengaruh baik pada penyimpanan lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa. Pengurangan berat badan pada orang yang mengalami obesitas akan menurunkan perkembangan diabetes mellitus serta penyakit kardiovaskular Soegondo, 2010. Aktivitas fisik dan penurunan berat badan membantu tubuh merespon lebih baik terhadap insulin.Dengan kehilangan berat badan dan menjadi lebih aktif secara fisik, orang dengan resistensi insulin atau pradiabetes mungkin menghindari diabetes tipe 2 Soegondo Purnamasari, 2010.Penurunan berat badan cenderung dapat menghambat perkembangan diabetes, terjadi melalui perbaikan dalam sensitivitas insulin.Peningkatan aktivitas fisik dapat bekerja melalui mekanisme yang melibatkan perbaikan sensitivitas insulin dan pemeliharaan berat badan Twig et al, 2007. Makin Universitas Sumatera Utara kurang gerak badan seseorang, maka akan semakin mudah terkena diabetes. Kurang gerak badan menyebabkan pemakaian glukosa berkurang sehingga glukosa darah meningkat. Olahraga atau aktifitas fisik membantu untuk mengontrol berat badan karenaglukosa akan dibakar menjadi energi, sel-sel tubuh menjadi lebih sensitive terhadap insulin dan risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan turun sampai 50 Tandra, 2008. Modifikasi gaya hidup harus menjadi landasan pengobatan, Gaya hidup adalah pendekatan manajemen yang mendasar sehingga efektif mencegah atau menunda perkembangan pradiabetes menjadi diabetes, serta mengurangi baik mikrovaskuler dan macrovascular penyakit risiko Codario, 2005. Usia merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prevalensi diabetes maupun gangguan toleransi glukosa Rochmah, 2010. Risiko mengalami pradiabetes bertambah sejalan dengan usia, dimana jumlah sel 3 yang produktif berkurang seiring pertambahan usia, sehingga dianjurkan untuk memeriksakan glukosa darah puasa pada usia 45 tahun Arisman, 2010. Risiko pradiabetes meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun karena orang cenderung kurang berolahraga dan menurunkan berat badan dengan bertambahnya usia mereka. Namun, orang tua bukan satu-satunya yang berisiko mengalami pradiabetes dan diabetes tipe 2. Insiden gangguan ini juga meningkat di kelompok usia yang lebih muda NIH, 2008. Kelompok etnis tertentu yaitu orang Asia, Kepulauan Pasifik, Hispanik, Amerika Afrika, dan Amerika asli memiliki risiko yang lebih besar terkena diabetes Codario, 2005. Kebanyakan orang dari ras tersebut dahulu adalah pemburu dan Universitas Sumatera Utara petani biasanya kurus, kemudian mengalami perubahan gaya hidup sedikit beraktifitas dan meniadi gemuk sehingga banyak yang menderita diabetes dan hipertensi Tandra, 2008. Riwayat keluarga juga memiliki peranan penting sebagai pencetus timbulnya pradiabetes, sekitar 40 penderita diabetes terbukti terlahir dari keluarga yang juga mengidap diabetes dan 60 sampai 90 kembar identik merupakan penyandang diabetes Arisman, 2010. Menurut Codario 2005 jika seseorang memiliki saudara yang menderita diabetes maka akan mempunyai risiko sebesar 40 untuk mengalami pradiabetes dan diabetes. Dengan demikian, faktor warisan adalah faktor risiko penting yang berkontribusi terhadap patogenesis penyakit. Pradiabetes dan diabetes akan meningkat pada seseorang yang memiliki saudara yang menderita diabetes, disamping itu gaya hidup dan obesitasjuga merupakan faktor pendukung terjadinya pradiabetes. Lebih dari sepertiga pasien diabetes mempunyai saudara yang mengidap diabetes Tandra, 2008. Diabetes merupakan penyakit keturunan, artinya bila orang tuanya menderita diabetes, maka anaknya akan mengalami diabetes juga. Namun faktor keturunan saja tidak cukup, diperlukan faktor pencetus lainnya seperti kegemukan, pola makan salah, proses menua dan stres Suyono, 2011. Adanya riwayat DM dalam kehamilan atau pemah melahirkan bayi dengan BB lebih dari 4 kg, kehamilan, trauma fisik dan stres psikologis dapat menurunkan sekresi serta kepekaan insulin Arisman, 2010. Diabetes pada kehamilan dapat terjadi 2-5 ibu hamil, Ibu hamil dengan diabetes akan melahirkan bayi besar dengan Universitas Sumatera Utara berat badan 4 kg. Diabetes akan hilang setelah anak lahir, namun lebih dari setengahnya akan terkena diabetes dikemudian hari Tandra, 2008. Schienkiewitz 2011 dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan yang bermakna antara merokok dengan kejadian DM tipe 2 pada laki-laki dan perempuan. Menurut Gale Encyclopedia of public health 2005 merokok adalah menghirup asap pembakaran tembakau dalam rokok baik secara langsung ataupun menggunakan pipa, kebiasaan merokok diartikan sebagai kecanduan fisik meghisap tembakau. Puspita 2009 kebiasaan merokok, riwayat obesitas dan riwayat hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2. Nasution 2009 ada hubungan yang bermakna antara orang miskin yang merokok dengan kejadian DM tipe 2 p-value = 0,001.

2.2. Landasan Teori

Pradiabetes merupakan kondisi dimana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes. Kondisi ini disebut toleransi glukosa terganggu dan glukosa darah puasa terganggu, Orang dengan pradiabetes mengalami peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Hampir semua penderita DM tipe 2, mengalami kondisi pradiabetes sebelum akhirnya terdiagnosis diabetes, dimana kadar glukosa darah sudah tinggi namun belum memenuhi syarat untuk masuk dalam kategori DM Codario, 2005. Faktor risiko diabetes sama dengan faktor risiko pradiabetes yang dapat dibagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat Universitas Sumatera Utara dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi terdiri dari ras dan etnik, riwayat keluarga dengan diabetes serta usia. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya usia, pada usia 45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi lebih dari 4 kg atau riwayat pernah menderita DM gestasional. Menurut Soegondo 2011 beberapa faktor risiko yang berubah secara epidemiologis adalah bertambahnya usia, lebih banyak dan Iebih lamanya obesitas kurangnya aktifitas jasmani dan kondisi hiperinsulinemia, dimana faktor-faktor tersebut akan berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya diabetes.

2.2.1. Obesitas