b.
Squamous cell carcinoma Squamous cell carcinoma
SCC menyusun sekitar 5-10 keganasan kandung kemih. SCC umumnya didahului dengan riwayat infeksi kronik,
batu kandung kemih atau penggunaan kateter jangka panjang. Selain itu, infeksi parasit seperti
Schistosoma haematobium
juga dapat menyebabkan keganasan ini. Pada pemeriksaan histopatologi, didapatkan keganasan yang
terdiferensiasi secara buruk yang disusun oleh sel poligonal dengan karakteristik adanya
intracellular bridge
dan terkadang dijumpai epitel berkeratin.
c.
Undifferentiated carcinomas Undifferentiated carcinoma
umumnya jarang terjadi 2 dan ditandai dengan tidak dijumpainya sel epitel yang matur.
Small cell carcinoma
merupakan
undifferentiated carcinoma
yang bersifat agresif dan cenderung melakukan metastasis.
d.
Mixed carcinoma Mixed carcinoma
menyusun sekitar 4-6 keganasan kandung kemih dan tersusun atas kombinasi dari sel transisional, pipihgepeng ataupun sel lain
yang tidak dapat dibedakan. Umumnya keganasan tipe
mixed carcinoma
berukuran besar dan sudah melakukan infiltrasi pada saat didiagnosis. 4.
Rare Epithelial and Nonepithelial Cancers
Keganasan sel epitel lain yang pada umumnya jarang terjadi pada kandung kemih meliputi
villous adenomas
,
carcinoid tumors
ΒΈ
carcinosarcomas
, dan melanoma sedangkan yang tidak berasal dari sel epitel meliputi
pheokromasitoma, limfoma, koriokarsinoma dan tumor sel mesekimal lainnya hemangioma,
osteogenic sarcoma,
dan miosarkoma. Selain itu, keganasan pada organ sekitar kandung kemih seperti prostat, serviks dan rektum dapat
menyebar secara langsung ke kandung kemih.
2.2.5. Diagnosis Kanker Kandung Kemih
Diagnosa kanker kandung kemih dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan. Pada anamnesis, pasien akan
Universitas Sumatera Utara
mengeluhkan adanya darah pada urin. Akan tetapi, munculnya darah pada urin bukan merupakan penanda spesifik dari kanker kandung kemih. Selain munculnya
darah pada urin, keluhan lain berupa perubahan kebiasaan berkemih dan tanda iritasi pada kandung kemih seperti peningkatan frekuensi berkemih, rasa nyeri atau
terbakar saat berkemih dan perasaan ingin berkemih saat kandung kemih kosong juga dapat dijumpai. Gejala iritatif ada
Lower Urinary Tract Symptoms
LUTS yang menonjol dan tidak hilang dengan terapi simtomatik dapat merupakan gejala
dari karsinoma in situ. Pada kanker kandung kemih yang telah menyebar ke organ lain, dapat dijumpai gejala berupa ketidakmampuan untuk berkemih, benjolan pada
perut bagian bawah, nyeri punggung dan panggul, menurunnya nafsu makan dan berat badan, pembengkakan pada kaki, dan nyeri pada tulang
American Cancer Society
, 2014; Warli
et al.
, 2014. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan pemeriksaan bimanual,
dapat ditemukan adanya penebalan dinding kandung kemih ataupun benjolan. Apabila kanker kandung kemih sudah menyebar ke organ lain, dapat dijumpai
limfadenopati supraklavikula dan hepatomegali. Apabila sel kanker telah menyebar ke tulang, dapat dijumpai adanya nyeri atau fraktur pada tulang. Pada kasus yang
jarang, dapat terjadi penyebaran ke kulit sehingga muncul nodul yang disertai dengan rasa nyeri dan ulkus Konety dan Carroll, 2013.
Pemeriksaan penunjangtambahan yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosa kanker kandung kemih adalah pemeriksaan laboratorium, radiologi,
dan sistoureteroskopi. Pada pemeriksaan laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin, sitologi urin dan penanda tumor, seperti
Bladder Tumor Antigen
BTA
stat test,
BTA TRAK
assay
, NMP22
assay
, NMP22
Bladderchek test
,
ImmunoCyt
, dan
UroVysion
. Pemeriksaan penanda tumor ini dapat mendeteksi protein yang spesifik terhadap tumor kandung kemih BTANMP22 atau dengan
mendeteksi penanda spesifik dari inti sel yang mengalami keganasan
UroVysion dan ImmunoCyt
. Pada pemeriksaan radiologi, umumnya dilakukan
Intravenous urography
untuk evaluasi hematuria. Akan tetapi, pemeriksaan tersebut telah digantikan dengan
Computed Tomography CT urography
yang lebih akurat dalam evaluasi kavitas abdomen, parenkim ginjal, ureter, dan kandung kemih. Untuk
Universitas Sumatera Utara
kanker superfisial, dapat dilakukan TUR dan untuk menilai derajat invasi, dapat juga dilakukan CT dan
Magnetic Resonance Imaging
MRI dengan tingkat akurasi 40-85 untuk CT dan 50-90 untuk MRI Konety dan Carroll, 2013.
Meskipun pemeriksaan laboratorium dan radiologi memberikan banyak informasi yang berguna dalam penilaian organ saluran kemih, sistoskopi masih
merupakan pemeriksaan yang paling baik g
old standard
untuk menilai kandung kemih dan uretra. Selama proses pemeriksaan dengan sistoskopi, dapat dilakukan
biopsi terhadap jaringan yang dianggap tidak normal pada kandung kemih yang kemudian akan diperiksa secara mikroskopis
Bladder Cancer Advocacy Network
., 2008.
2.2.6. Tata Laksana Kanker Kandung Kemih