Analisis hubungan antara faktor anak dengan kejadian pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta

5.3 Analisis hubungan antara faktor anak dengan kejadian pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta

5.3.1 Usia balita dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.6 Hubungan antara usia balita dengan kejadian pneumonia

X² No Usia balita

(95 % CI) value

* bermakna pada α = 0,05

Tabel 5.6 menggambarkan hubungan antara usia anak balita dengan kejadian pneumonia terdapat sebanyak 33 (63,5%) balita yang berusia < 12 bulan mengalami pneumonia sedangkan balita yang berusia >12 bulan- < 60 bulan yang mengalami pneumonia terdapat 30 (34,9%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan yang signifikan antara usia balita dengan kejadian pneumonia dengan X²= 3,254 dan (p value=0,002 ; α=0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,24 dimana balita yang berusia < 12 bulan mempunyai peluang 3,24 kali

(95% CI: 1,58-6,64) untuk mengalami pneumonia dibanding balita yang berusia >12 bulan – <60 bulan.

5.3.2 Jenis kelamin dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.7 Hubungan antara jenis kelamin anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No

OR P kelamin

pneumonia (95 % CI) value

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin anak balita dengan kejadian pneumonia diperoleh bahwa balita berjenis kelamin laki-laki yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 37 (48,1%) sedangkan balita berjenis kelamin perempuan mengalami pneumonia sebanyak 26 (42,6%). Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin balita dengan kejadian pneumonia dengan X²=0,634 dan (p value=0,64 ; α=0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=1,24 kali dimana balita berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 1,24 kali (95 % CI : 0,63-2,45) untuk mengalami pneumonia dibanding balita yang berjenis kelamin perempuan.

5.3.3 Berat badan lahir dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.8 Hubungan antara berat badan lahir anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No Berat badan

OR P lahir

(95 % CI) value

1. <2500 gram

1,38 0,655 (0,52-3,65)

0,68 2. >2500 gram

Jumlah

Dari hasil analisis hubungan antara berat badan lahir anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang mempunyai berat badan lahir < 2500 gram yang mengalami pneumonia sebanyak 10 (52,6%) sedangkan balita yang mempunyai berat badan lahir > 2500 gram yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 53 (44,5%). Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada hubungan antara berat badan lahir anak balita dengan kejadian pneumonia dengan X² = 0,655 dan (pvalue =0,68 ; α=0,05). Dari hasil analisis diperoleh nilai OR= 1,38 dimana balita yang mempunyai berat badan lahir < 2500 gram mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 1,38 kali (95% CI : 0,52-3,65) dibanding dengan balita yang mempunyai berat badan lahir > 2500 gram.

5.3.4 Riwayat pemberian ASI dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.9 Hubungan antara riwayat pemberian ASI anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No

Riwayat Bukan

pneumonia (95 % CI) value n

4,47 3,177 eksklusif

1. ASI tidak

* bermakna pada α = 0,05

Dari hasil analisis hubungan antara riwayat pemberian ASI ekslusif anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 57 (52,8%) sedangkan balita yang mendapatkan ASI eksklusif yang mengalami pneumonia sebanyak 6 (20%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan yang bermakna antara riwayat pemberian ASI eksklusif balita dengan kejadian pneumonia dengan X²= 3,177 dan (p value = 0,003 ; α=0,05). Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 4,47 dimana balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 4,47 kali (95% CI : 1,68- 11,80) dibanding dengan balita yang mendapatkan ASI eksklusif.

5.3.5 Status gizi dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.10 Hubungan antara status gizi anak balita dengan kejadian pneumonia

OR X² No Status gizi

P pneumonia

95 % CI value

6,52 3,796 1 Gizi kurang

5 20 20 80 25 18,1 (2,28-18,63) 0,000*

2 Gizi baik

* bermakna pada α = 0,05

Dari tabel 5.10 dapat dilihat hasil analisis hubungan antara status gizi balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita dengan status gizi kurang yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 25 (18,1%) dan balita dengan status gizi baik yang mengalami pneumonia sebanyak 43 (38,1%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan yang signifikan antara status gizi balita kurang dengan kejadian pneumonia X²= 3,796 dan (p value= 0,000 ; α=0,05) dan responden yang memiliki status gizi kurang berpeluang untuk terjadinya pneumonia sebesar 6,52 kali (95% CI: 2,28-18,63 ) dibanding responden yang berstatus gizi baik.

5.3.6 Riwayat pemberian vitamin A dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.11

Hubungan antara riwayat pemberian vitamin A pada anak balita dengan

kejadian pneumonia

X² No

OR P vitamin A

95 % CI value

1,58 1,223 mendapatkan

1. Tidak

(0,76-3,29) 0,298

2. Mendapatkan

Jumlah

Dari hasil analisis hubungan antara riwayat pemberian vitamin A pada anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang tidak mendapatkan vitamin A yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 22 (53,7%) sedangkan balita yang mendapatkan vitamin A dan mengalami pneumonia terdapat sebanyak

41 (42,3%). Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada hubungan antara riwayat pemberian vitamin A dengan kejadian pneumonia dengan X²= 1,223 dan (p value=0,29 8 ; α=0,05). Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 1,58 dimana balita yang tidak mendapatkan vitamin A mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 1,58 kali (95% CI: 0,76-3,29) dibanding dengan balita yang mendapatkan vitamin A.

5.3.7 Riwayat imunisasi campak dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.12 Hubungan antara riwayat imunisasi campak anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No

OR P imunisasi

(95 % CI) value campak

* bermakna pada α = 0,05

Tabel 5.12 menggambarkan hubungan antara riwayat pemberian imunisasi campak anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 35 (62,5%) dan balita yang mendapatkan imunisasi campak yang mengalami pneumonia sebanyak 28 (34,1%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan antara riwayat pemberian imunisasi campak pada balita dengan kejadian pneumonia dengan X²= 3,272 dan (p value =0,002 ; α=0,05). Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 3,21 dimana balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 3,21 kali (95% CI : 1,58 - 6,52) dibanding dengan balita yang mendapatkan imunisasi campak.

5.3.8 Riwayat imunisasi DPT dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.13 Hubungan antara riwayat imunisasi DPT anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No Riwayat

OR P imunisasi pneumonia

95 % CI value DPT

* bermakna pada α = 0,05 Tabel 5.13 menunjukkan hasil hubungan antara riwayat pemberian imunisasi DPT

anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang tidak mendapatkan imunisasi DPT lengkap yang mengalami pneumonia terdapat sebanyak 22 (61,1%). Sedangkan balita yang mendapatkan imunisasi DPT lengkap yang mengalami pneumonia sebanyak 41 (40,2%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan antara riwayat pemberian imunisasi DPT pada balita dengan kejadian pneumonia dengan X²=2,158 dan (p value =0,049 ; α=0,05). Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 2,34 dimana balita yang tidak mendapatkan imunisasi DPT mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 2,34 kali (95% CI : 1,07–5,09) dibanding dengan balita yang mendapatkan imunisasi DPT.

5.3.9 Riwayat asma dengan kejadian pneumonia

Tabel 5.14 Hubungan antara riwayat asma anak balita dengan kejadian pneumonia

X² No

Riwayat

OR P asma

(95 % CI) value

1,83 1,160 riwayat asma

1 mempunyai riwayat asma Jumlah

Dari hasil analisis hubungan antara riwayat asma anak balita dengan kejadian pneumonia didapatkan bahwa balita yang mempunyai riwayat asma dan mengalami pneumonia terdapat sebanyak 10 (58,8%). Sedangkan balita yang tidak mempunyai riwayat asma dan mengalami pneumonia sebanyak 53 (43,8%). Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada hubungan antara riwayat asma anak balita dengan kejadian pneumonia dengan X²= 1,160 dan (p value=0,366 ; α=0,05). Hasil analisis diperoleh nilai OR= 1,83 dimana balita yang mempunyai riwayat asma mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 1,83 kali (95% CI : 0,65 - 5,14) dibanding dengan balita yang tidak mempunyai riwayat asma.