Ilhaqul Masail Bi Nadhairiha
B. Ilhaqul Masail Bi Nadhairiha
Ilhāq ialah menggali hukum syar’i ‘amali dengan cara menyamakan masalah yang tidak ada nash hukumnya dengan masalah yang ada nash hukumnya karena memiliki makna
41 Nama lengkapnya, Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasqi. Lahir di Nawa dekat Kota Damaskus pada 631 H dan wafat pada 676 H. Karyanya dalam bidang fiqih di antaranya adalah Minhajut Thalibin wa Umdatul Muftin fi Fiqhil Imamis Syafi‘i, Raudhatut Thalibin, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdab, Matnul Idlah filManasik.
42 Nama lengkapnya, Imamuddin Abul Qasim Abdul Karim bin Muhammad bin ‘Abdul Karim bin Al-Fadhl bin Al-Hasan Ar-Rafi’i. Ia wafat pada 623 H. Karyanya dalam fiqih yang terkenal adalah Al-Muharrar.
Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017
(substansi) yang sama. Yang dimaksud nash tersebut adalah nash imam mujtahid. Masalah yang sudah ada nashnya ini disebut قحلم هب. Sedangkan masalah yang tidak ada nashnya disebut dengan قحلمdan makna (substansi) yang menjadi landasan penyamaan masalah tersebut disebut قالحلاا هجو.
Suatu masalah bisa disebut sama dengan masalah yang lain apabila keduanya bisa diletakkan di bawah kaidah yang sama yang telah diketahui manāth atau makna kaidahnya, baik kaidah itu berupa qaidah fiqhiyyah maupun qaidah ushuliyyah. Qaidah fiqhiyyah merupakan inti dan kesimpulan singkat dari beberapa aqwāl mujtahid/furū‘ fiqhiyyah yang mutasyābihat. Dengan demikian qawāid fiqhiyyah lahir setelah furū‘ fiqhiyyah. Sementara furū‘ fiqhiyyah lahir dari dalil-dalil fiqhiyyah dengan menggunakan manhāj qawāid ushūliyyah.
Pembahasan tentang ilhaq sesungguhnya tak terpisahkan dari pembahasan takhrīj. Hakikat takhrīj dapat kita ketahui dari ‘ibārah Imam Az-Zarkasyi berikut:
Dari ‘ ibārah tersebut dapat kita ketahui bahwa takhrīj merupakan bagian dari qiyas. Imam Ibnus Shalah berkata:
43 Az-Zarkasyi, Al-Bahrul Muhith fi Ushulil Fiqh, juz VIII, halaman 39. 44 Ibnus Shalah, Adabul Mufti wal Mustafti, halaman 97.
Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017
Dari ‘ibarah kitab tersebut disimpulkan bahwa takhrīj ada dua. Pertama, عورفلا ىلع عورفلا جيرتخyaitu menggali hukum dari nash-nash imam ( ماملإا صوصن). Kedua, لوصلاا ىلع عورفلا جيرتخyaitu menggali hukum dari qawaidushuliyyah yang dijadikan hujah oleh imam. Imam Tajuddin As-Subki dalam kitab Jam’ul Jawami mengemukakan:
Beberapa ‘ ibārah di atas menggambarkan bahwa ilhāq hanya bisa dilakukan dalam rangka menyamakan masalah-masalah baru dengan masalah-masalah yang manshūshah (ada nash imam). Tetapi, ibarah Imam As-Suyuthi berikut:
Memberi peluang untuk meng- ilhāq masalah-masalah baru dengan masalah-masalah serupa yang ada dalam kitab ashāb, meskipun tidak ada nashshul imam.
Dari sekian ‘ ibārah tersebut juga dapat diketahui bahwa قالحإ اهيرظنب لئاسلماmerupakan salah satu mekanisme dari takhrīj. Contoh
45 Tajuddin As-Subki, Jam’ul Jawami’, juz II, halaman 403. 46 Ahmad bin Qasim Al-‘Abbadi, Al-AyātulBayyināt ‘alā Syarḥi Jam‘ilJawāmi‘, juz IV, halaman 342-343.
47 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Asybāh wan Nadhā’ir, halaman 6.
Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017
dari عورفلا ىلع عورفلا جيرتخ /قالحلااyaitu: Pertama, apa hukum menaati aturan negara yang mewajibkan pencatatan akad nikah di KUA? Jawabnya: masalah ini sama dengan kewajiban menaati aturan negara yang melarang warganya merokok. Dalam kitab Nihāyatuz Zain dijelaskan sebagai berikut:
Kedua, mendirikan perusahaan yang diyakini mencemarkan lingkungan dilarang. Larangan ini di- ilhāq-kan pada kaidah fiqih, “Kerugian yang bersifat individual kadang dikorbankan untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.” 49 Kaidahnya berbunyi demikian:
Ketiga, Imam Malik berpendapat bahwa hukum mengambil upah untuk menjadi imam tarawih adalah makruh. Kemudian atas dasar takhrījatau ilāq pada pendapat tersebut, Ibnu Qasim, seorang ulama penganut Mazhab Maliki, berpendapat bahwa hukum mengambil upah untuk menjadi imam shalat fardlu adalah makruh, bahkan lebih makruh. Ilhāq ini didasarkan pada qaidahushūliyyah yang diakui oleh Imam Malik, yaitu mafhūm muwāfaqah.
Keempat, apakah mobil yang direntalkan atau bangunan yang disewakan wajib dizakati? Jawabnya: wajib jika di-ilhaq-kan pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal yang mewajibkan zakat bagi barang perhiasan perempuan yang disewakan.
48 Muhammad Nawawi Al-Jawi, Nihāyatuz Zain, halaman 131. 49 Al-Hariri Ibrahim Muhammad Mahmud, Al-Madkhal ilal Qawaidil Fiqhiyyah, halaman
96. 50 Al-Khurāsy, Syarḥ Mukhtashar Khalīl, juz I, halaman 236.
Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017
Penting dikemukakan bahwa para ahli fiqih berbeda pendapat tentang boleh tidaknya ilhaq dan takhrīj. Namun, Nahdhatul Ulama (NU) mengikuti pendapat ulama yang membolehkan ilhaq
51 dan 52 takhrīj seperti pendapat Imam Haramain dan Ibnu ‘Arafah.