Analisis SWOT Perencanaan Strategis
Langkah 2: Analisis SWOT Perencanaan Strategis
1. Pengertian Perencanaan Strategis. Supriyanto dan Damayanti (2007) menjelaskan perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategi, yang memiliki arti suatu perencanaan sebagai tindakan adaptif atau penyesuaian terhadap tuntutan atau masalah atau perubahan yang ada di lingkungan organisasi sehingga organisasi dapat melakukan tindakan adaptif dalam tuntutan perubahan.
Perencanaan strategis adalah proses sitematis yang disepakati oleh suatu organisasi dalam membangun keterlibatan di antara stakeholder utama tentang prioritas bagi misi dan tanggap terhadap lingkungannya.
Perencanaan jangka panjang yang di dalamnya terdapat kesepakatan misi dan tujuan perusahaan, sehingga membagi perencanaan strategis meliputi tahap inisiasi proses, aturan tujuan, arti dan akhir dari hubungan, penjelasan dari perencanaan strategis dan tingkat kepuasan yang terintegrasi.
2. Penyusunan Perencanaan Strategis. Proses perencanaan strategis menurut meliputi tiga tahap yaitu (1) perumusan, yang meliputi pembagian misi, penentuan tujuan utama, penilaian lingkungan eksternal dan internal dan evaluasi serta pemilihan alternatif; (2) penerapan; dan (3) pengendalian.
Supriyanto (2011) menjelaskan perencanaan strategis dimulai dari visi, kemudian disusun rencana strategis dan dilanjutkan rencana operasional. Dalam strategi dapat dimulai dengan menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek kemudian disusun rencana operasional. Secara skematis tahapan perencanaan strategis dapat digambarkan sebagai berikut untuk tahap 1 dan 2 adalah perencanaan strategis dan tahap 3 dan 4 adalah perencanaan operasional.
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
Visi dan misi Tahap 1
Tujuan Analisis SWOT
Tahap 2
Asumsi Strategi SWOT
Tahap 3
Perencanaan
Penganggaran Tahap 4
Program
Figur 10.2 Proses Perumusan Perencanaan Strategis (Supriyanto, 2011) Dalam perencanaan strategis dilakukan analisis strategis yakni dapat
menggunakan strategi SWOT, dengan dasar pemikiran S dan W ada pada organisasi dan O dan T ada di lingkungan organisasi. Strengths dan weakness dari faktor internal dapat meliputi: biaya produksi, keterampilan market, sumber daya keuangan, ketersediaan teknologi, reputasi, dan lain-lain. Opportunities dan threats dari faktor eksternal dapat meliputi kebiasaan, budaya, umur, jenis kelamin, perkembangan teknologi, kebijakan politik, pesaing, dan lain-lain. Untuk menyusun rencana strategi dapat digamberkan dalam bentuk table berikut.
Tabel 10.17 Penyusunan Strategi SWOT
Kelemahan Internal
Menangkap peluang dengan ………………………….
Menangkap peluang dengan
mengurangi kelemahan yang ………………………….
kekuatan yang dimiliki.
dimiliki ………………………….
BAB 10 Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Ancaman, tantangan
Strategi: ………………………….
Strategi:
Mengurangi pengaruh ancaman ………………………….
Mengurangi/menghilangkan
dengan menambah kekuatan, ………………………….
ancaman dengan kekuatan
mengurangi kelemahan ………………………….
yang dimiliki
3. Indikator Perencanaan Strategis. Supriyono dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa perencanaan strategis yang berhasil efektif dan efisien dapat didasarkan pada (1) pemahaman, visi, misi, tujuan organisasi (2) pemahaman lingkungan eksternal organisasi (peluang dan ancaman) (3) pemahaman kemampuan sumber daya internal (kekuatan dan kelemahan) (4) penguasaan manajemen efektif, dan dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi.
4. Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Strategis. Menurut Asmarani (2006) ada tiga faktor yang memengaruhi perencanaan strategis, di antaranya faktor manajerial, faktor lingkungan, dan kultur organisasi.
1) Faktor Manajerial. Kemampuan atau kompetensi manajerial dalam perencanaan strategis dapat menentukan derajat keberhasilan perencanaan strategis. Hal tersebut sebagaimana Hopkins (1997), dalam Asmarani (2006) yang menyatakan faktor personalitas manajerial berpengaruh pada perencanaan strategis, kemudian juga menduga adanya keterlibatan manajemen dalam perencanaan strategis karena pemahaman untuk meyakinkan bahwa proses perencanaan strategis dilaksanakan secara komprehensif, sangat sedikit, atau tidak ada perhatian tergantung apakah manajemen memiliki keahlian untuk menjalankan proses.
Keahlian dalam perencanaan strategis ini termasuk di dalamnya adalah pengetahuan dan keahlian untuk penerapan perencanaan strategis. Kemudian Hopkins (1997) mengembangkan dua variabel utama, yaitu faktor personalitas manajerial yaitu keyakinan terhadap adanya hubungan perencanaan jinerja dan keahlian perencanaan strategis.
Keyakinan terhadap hubungan perencanaan strategis dan kinerja didefinisikan sebagai seberapa besar keyakinan pimpinan organisasi/institusi terhadap perencanaan strategis dapat meningkatkan kinerja organisasi/ institusi. Keahlian dalam perencanaan strategis adalah pengetahuan dan keahlian pimpinan organisasi/institusi untuk menerapkan perencanaan strategis (Asmarani, 2006).
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
2) Faktor Lingkungan. Lingkungan dapat memengaruhi perencanaan strategis, karena lingkungan memiliki peran dalam memengaruhi pengambilan keputusan manajerial, proses dan struktur organisasi, untuk itu lingkungan eksternal penting untuk selalu dipantau dan dianalisis. Pengamatan lingkungan merupakan suatu proses penting dalam manajemen yang strategis, sebab pengamatan adalah mata rantai yang pertama dalam rantai tindakan dan persepsi yang memungkinkan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam beberapa kajian literatur ada beberapa dimensi lingkungan eksternal yang masuk dalam manajemen strategi dan teori organisasi, di antaranya (1) Dukungan lingkungan (environmental munifence) adalah sejauh mana sumber daya yang diberikan lingkungan dapat mendukung pertumbuhan dan stabilitas yang diperlukan oleh organisasi. (2) Dinamika lingkungan (environmental dynamism) adalah tingkat perubahan yang tidak dapat diprediksi dan sulit direncanakan sebelumnya dalam elemen-elemen lingkungan, seperti sektor pelanggan, pesaing, pemerintah, dan teknologi. (3) Kompleksitas lingkungan (environmental complexity) adalah heterogenitas dari rangkaian aktivitas-aktivitas lingkungan (Asmarani, 2006).
3) Budaya Organisasi. Budaya organisasi dapat menjadi alat praktis manajemen yang mampu mendukung adanya perubahan strategis. Budaya mencakup nilai, aturan, kepercayaan di dalamnya yang membentuk perilaku, sikap yang menguntungkan (Asmarani, 2006) sehingga budaya organisasi dapat memengaruhi komitmen terhadap organisasi yang tentu berdampak pada perencanaan strategis. Budaya juga merupakan dasar dari seluruh faktor manajemen sumber daya manusia. Ini juga memengaruhi perilaku yang merujuk pada hasil yaitu, komitmen, motivasi, moral, dan kepuasan.
Analisis SWOT
Pada Analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Pengisian Item IFAS dan EFAS. Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses dan Strength dan faktor EFAS (external factors) yang meliputi aspek Opportunity dan Threatened.
2. Bobot. Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.
BAB 10 Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
3. Peringkat (Rating). Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari
4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses dan Threatened. menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian, kalikan Bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
Contoh Analisis SWOT
Tabel 10.18 Analisis SWOT Ruang X RS Y
NO ANALISIS SWOT
BOBOT
RATING
BOBOT × RATING
1. Sumber Daya Manusia (Man)
an
ajem Strength. 1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan sebanyak 96% perawat telah mengikuti
a. Internal Faktor (IFAS).
en K pelatihan (misalnya PKRS, LSH, Manajemen, Audit, CI).
eper 2. Jenis ketenagaan:
a) S-1 Kep: 4 orang awatan: Aplik b) D-3 Kep: 19 orang
S-W
c) Pekarya kesehatan: 7 org
3,4–3,5 = -0,1
d) PRT: 3 orang e) TU: 2 orang
asi d sebanyak 12 orang. 4. Adanya pelatihan perawat
3. Masa kerja > 15 tahun sebanyak 4 orang, 5–15 tahun sebanyak 7 orang sedangkan < 5 tahun
alam Pr
aktik K
Weakness.
1 . Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi.
2. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP.
eper 3. Kurangnya kesejahteraan perawat.
TOTAL awatan Pr
b. Ekternal Faktor (EFAS). Opportunity.
1. Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang manajemen keperawatan dari diklat. fesi o 2. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Adanya kerja sama yang baik antarmahasiswa fakultas keperawatan dengan perawat klinik.
on
0.2 3 0.6 4. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. al Edisi 4 5. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah di mana MAKP merupakan salah satu penilaian.
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum. 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 4. Persaingan antar-RS yang semakin kuat. 5. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan pendidikan tiap tahun.
TOTAL
2. Sarana dan Prasarana (M2). a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien, tenaga kesehatan, dan keluarga pasien termsuk sarana prasarana universal precaution untuk perawat. 2. RS pemerintah tipe A sekaligus sebagai RS pendidikan dan rujukan. 3. Terdapat administrasi penunjang (misal: buku injeksi, buku TT, buku visite, SOP, dan lain-lain) yang
memadai. 4. Tersedianya nurse station. 5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang kesehatan sudah ada.
TOTAL
Weakness.
1. Sarana administrasi penunjang untuk dokumentasi belum dimanfaatkan. B
AB 10
2. Kurangnya kamar mandi yang memadai.
TOTAL
Aplik
b. Ekternal Faktor (EFAS). Opportunity.
asi M 1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari bagian pengadaan barang (AC, syringe pump).
od 2. Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang pengoperasian alat. el M
TOTAL
etod eA
Treathened.
1. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang ada. suhan K 2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
3. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan prasarana. eper
TOTAL
awatan Pr
3. Methode (M3) 1. MAKP. a. Internal Faktor (IFAS), Strength.
o fesi 1. RS memiliki visi, misi, dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.
on 2. Sudah ada Model MPKP yang digunakan yaitu MPKP primer.
al (MAKP) 3. Supervisi sudah dilakukan kepala ruangan. 4. Ada kemauan perawat untuk berubah. 5. Mempunyai standar asuhan keperawatan. 6. Mempunyai protap setiap tindakan. 7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat: perawat dan tim kesehatan lain. 8. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat untuk MAKP (S-1 Keperawatan 4 orang).
TOTAL
228 Weakness.
1. Pelaksanaan model MPKP sudah dilaksanakan tetapi sosialisasi kepada semua tim masih kurang. 2. Ada perawat yang tidak puas dengan penerapan MAKP.
TOTAL M
an ajem
b. Ekternal Faktor (EFAS). Opportunity.
en K 1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan praktik manajemen keperawatan.
eper 2. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat.
3. Adanya kebijakan RS tentang pelaksanaan MAKP. awatan: Aplik
TOTAL
Treathened
1. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang semakin ketat. 2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan
asi d yang lebih profesional. 3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum.
alam Pr 4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
5. Persaingan dengan masuknya perawat asing. 6. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi dengan cepat..
aktik K
TOTAL
4 Sentralisasi Obat.
eper
a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
awatan Pr 1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat.
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat. 3. Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat berkolaborasi dengan depo farmasi.
o 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan sentralisasi obat.
fesi 5. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama dengan depo farmasi.
on 6. Ada lembar pendokumentasian obat yang diterima di setiap status pasien.
al Edisi 4
TOTAL
Weakness.
1. Pelaksanaan sentralisasi obat di Pandan Wangi menggunakan sistem unit dose dispending (UDD) namun pada praktiknya masih menggunakan one day dose (ODD).
TOTAL TOTAL
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan. 2. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa S-1 keperawatan.
TOTAL
Threatened.
1. Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang profesional. 2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum.
TOTAL
5. Supervisi. a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
1. Supervisi telah dilaksanakan secara rutin. AB 10 0,15
S–W
2. Telah ada program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi.
1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.
od 2. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang tetap.
el M 3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
b. Eksternal Faktor (EFAS).
suhan K
Opportunity. O–T
eper 2. Adanya reward dalam bentuk pelatihan, sekolah, maupun jasa bagi yang melaksanakan pekerjaan
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan.
dengan baik. awatan Pr 3. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
4. Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman untuk Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3).
o fesi
Threatened.
on 1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional. al (MAKP)
TOTAL
230 6. Timbang Terima.
a. Internal Faktor (IFAS). Strenght.
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi. M 0,2
an 2. Adanya laporan jaga setiap sif.
S–W
ajem 3. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang terima.
en K 5. Adanya buku khusus untuk pelaporan timbang terima.
awatan: Aplik
Weakness.
1. Belum ada protap timbang terima di ruangan. 3
2. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP melaporkan identitas pasien, keluhan utama,
DS, DO, MK, dan intervensi) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap.
3. Format timbang terima sudah mencakup nama dan paraf perawat pada kedua sif. 3
asi d 4. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya dari sif sore ke malam. 3
alam Pr
TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS). Opportunity.
aktik K
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan.
eper ruangan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik dengan perawat
3. Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang terima. awatan Pr
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan fesi o yang profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai on pemberi asuhan keperawatan.
al Edisi 4
TOTAL
7. Discharge Planning. a. Internal Faktor (IFAS). Strenght.
1. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di ruangan untuk pasien pulang (format atau
kartu DP). 2. Adanya kartu kontrol berobat.
3. Perawat memberikan pendidikan kesehetan secara informal kepada pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang,
TOTAL
Weakness.
1. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
2. Kurangnya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien/keluarga.
3. Tidak tersedianya leaflet pasien pulang.
4. Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi.
Opportunity. 1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang melakukan praktik manajemen keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S-1 Keperawatan dengan perawat klinik.
B Threatened.
AB 10
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
3. Persaingan antar-RS yang semakin ketat.
8. Ronde Keperawatan. a. Internal Faktor (IFAS).
od
Strength.
el M 1. Bidang perawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan.
etod 2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus.
3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan bedah medis.
eA 4. Sertifikasi perawat sesuai keahliannya.
suhan K
eper 1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan secara teratur di ruang Pandan
awatan Pr 2. Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata.
3. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat ketergantungan pasien.
o fesi
b. Ekternal Faktor (EFAS).
on al (MAKP)
Opportunity.
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen keperawatan.
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik.
TOTAL
232 Threatened.
3 1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang O-T 0,4 1,2 profesional. 4–2,4
2. Persaingan antar-ruang bedah semakin kuat dalam pemberian pelayanan. M 0,6
9. Dokumentasi Keperawatan.
en K
a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
eper 1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan (sarana administrasi
penunjang). awatan: Aplik 2. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR.
3. Format asuhan keperawatan sudah ada.
4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
alam Pr dicantumkan, respons pasien pasca tindakan kurang terpantau.
1. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap: waktu, nama, dan jam belum
aktik K 3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan secara optimal.
2. SAK dan SOP belum maksimal digunakan.
b. Ekternal Faktor (EFAS)
eper
Opportunity.
awatan Pr 1. Adanya program pelatihan.
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM).
3. Mahasiswa S-1 keperawatan praktik manajemen untuk mengembangkan sistem dokumentasi PIE.
fesi o 5. Sistem MPKP yang diterapkan mahasiswa S-1 Keperawatan.
4. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
al Edisi 4
Threatened.
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tanggung jawab dan tanggung gugat. 2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan.
TOTAL
10. Keuangan (M4). a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
1. Ada pendapatan tambahan yaitu dari usaha koperasi ruangan.
2. Ada pendapatan dari jasa medik, untuk pasien dengan biaya ASTEK, ASKES, JAMSOSTEK yang
dapat diklaim setelah perawatan. 3. Ada pendapatan dari jasa pelayanan rumah sakit berupa remunerasi.
4. Ada pendapatan dari jasa pelayanan IRNA Medis.
5. Tiap perawat memperoleh pendapatan dari rumah sakit berupa LP (lauk pauk).
Weakness. B
1. Jasa insentif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat.
2. Sistem administrasi belum terpusat
b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity.
asi M 1. Pengeluaran sebagian besar dibiayai institusi.
2. Ada kesempatan untuk menggunakan instrumen medis dengan re-use sehingga menghemat od 0,4
O-T =
el M pengeluaran.
3,6-2 = 1,6
3. Ada kesempatan untuk menambah penghasilan ruangan dari usaha koperasi.
suhan K 1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
lebih profesional sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih besar untuk mendanai sarana dan prasarana. eper
TOTAL
1 2 awatan Pr
11. M5 (Mutu). a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
fesi o 1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Rata-rata BOR cukup baik. 2 0,25 on 0,5 al (MAKP) 3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (JPS, umum, ASKES, ASTEK)
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D-3 maupun S-1.
TOTAL
S-W 2,6–3 = 0,4
234 Weakness.
LOS yang memanjang karena perawatan yang lama.
TOTAL
1 3 M an
a. Ekternal Faktor (EFAS).
ajem
Opportunity.
1. Mahasiswa S-1 keperawatan praktik manajemen. 3 0,5 O-T 1,5 en K
4 2 2. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa. 3,5– 3 0,5 = 0,5
awatan: Aplik
Threatened.
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan.
11. M5 (Mutu).
asi d
a. Internal Faktor (IFAS). Strength.
alam Pr 1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.
aktik K 3. Adanya variasi karakteristik dari paien (JPS, umum, ASKES, ASTEK).
2. Rata-rata BOR cukup baik.
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D-3 maupun S-1.
awatan Pr LOS yang memanjang karena perawatan yang lama.
b. Ekternal Faktor (EFAS). 3,5– 3
on
Opportunity. = 0,5
al Edisi 4 1. Mahasiswa S-1 Keperawatan Praktik manajemen.
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan.
TOTAL
BAB 10 Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Keterangan. Pemberian penilaian pada kolom Rating, untuk aspek:
1. Strength dan Opportunity. Sangat Baik: 4; Baik: 3; Cukup: 2; dan Kurang/Tidak Baik: 1
2. Weakness dan Treathened. Sangat Baik: 1; Baik: 2; Cukup: 3; dan Kurang/Tidak Baik: 4
TT (-0,85, 0,5)
-1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 -0,1
(-0,29, -0,2)
M1 : Ketenagakerjaan M2 : Sarana dan Prasarana
DP
M3 : Metode-Penerapan Model
(-0,1, -0,4)
-0,5 DK : Metode-Dokumentasi RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat SV : Metode-Supervisi TT : Metode-Overan DP : Metode-Discharge Planning
Figur 10.3 Diagram Layang Analisis SWOT Ruang Interna RS Y