Pengurangan risiko pasien jatuh
Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
Berikut adalah penerapan beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang bisa digunakan di rumah sakit. Parameter secara lengkap bisa dilihat pada halaman lain pada buku ini.
1. Angka kejadian jatuh. Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipun sebagian pasien mempunyai risiko jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami jatuh.
2. Kesalahan pengobatan (Medication error). Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama periode bulan Januari−Maret, pemberian obat dilakukan secara benar sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
Angka KTD dalam pemberian obat pada tanggal 23 April: Jumlah pasien yang terkena KTD dalam pemberian obat 100% ×
Jumlah pasien pada hari tersebut
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
Angka KNC dalam pemberian obat pada tanggal 23 April: Jumlah pasien yang terkena KNC dalam pemberian obat 100% ×
Jumlah pasien pada hari tersebut
3. Angka kejadian flebitis Kejadian flebitis, pada bulan Januari−Meret tercatat 129 pasien yang terpasang intravena line (IVL). Dari 129 pasien yang terpasang IVL, tidak ada yang terjadi kejadian flebitis (0%).
4. Angka kejadian dekubitus. Kejadian dekubitus,dari data yang didapatkan selama Maret tidak terdapat pasien yang mengalami dekubitus (0%) dari total 61 pasien MRS yang mengalami immobilisasi di ruang bedah X.
5 Lain-lain. Upaya pengurangan infeksi nosocomial (INOS). Indikator penilaian INOS:
a. ILO (tidak terjadi) selama Januari−Maret:
1) luka bersih: 28 orang;
2) bersih kontaminasi: 101 orang;
3) kontaminasi: tidak ada;
4) kotor: tidak ada.
b. ISK: total pasien yang menggunakan kateter sebanyak 89 pasien dan lama pemakaian kateternya selama 617 hari. Dari 89 pasien, tidak terdapat infeksi saluran kemih (0%).
Kepuasan
1. Tingkat kepuasan pasien. Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 20 soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Dari hasil kuesioner tentang Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat yang dibagikan kepada 24 responsden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawat di Ruang Bedah X puas yaitu sebanyak 20 orang (76−100%). Sebanyak 4 orang (56−75%) menyatakan pelayanan perawat di Ruang Bedah X cukup puas.
BAB 10 Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Untuk tingkat kepuasaan pasien kelolaan (10 pasien) didapatkan 7 orang (70%) menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan dan sisanya 3 orang (30%) menyatakan cukup puas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang bedah X terhadap kinerja perawat adalah puas.
2. Tingkat kepuasan perawat. Berikut adalah hasil tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja selama menjadi perawat di RS Dr. Soetomo Surabaya. Dari total 11 perawat yang yang menjadi responden, 1 diantaranya (11,11%) menyatakan sikap puas, 6 responden (66,67%) menyatakan cukup puas dan 2 responden (22,22%) menyatakan kurang puas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja di ruang bedah X adalah cukup puas.
3. Perawatan diri.
Tabel 10.16 Kategori Tingkat Kemandirian Pasien Kelolaan pada tanggal 23 April berdasarkan indeks KATZ
Kategori Deskripsi Jumlah Pasien
A Mandiri dalam hal makan, BAK/BAB, mengenakan paka- 5 ian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi B Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari fungsi di atas
2 C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas
- D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu dari
- fungsi di atas
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah - satu dari fungsi di atas
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah 2 dan salah satu dari fungsi di atas
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas 1 Total
10 Presentase kebutuhan perawatan diri pasien kelolaan tanggal 23 April
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan 100% × Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
4. Kenyamanan. Angka penanganan nyeri pada pasien kelolaan tanggal 23 April. Presentase pasien nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi 100% × Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
5. Kecemasan. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dari Skala Peringkat Kecemasan Diri Zung Self pada pasien kelolaan tanggal 23 April didapatkan 80% pasien normal/ tidak cemas dan hanya 20% yang mengalami kecemasan berat.
6. Pengetahuan. Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada pasien kelolaan tanggal 23 April:
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan 100% × Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu