Mengoptimalkan Potensi Perikanan

FOKUS

perikanan yang luas; keterpaduan sistem transportasi; dan dilakukan peningkatan operasional dan jika perlu peralihan kawasan andalan yang strategis, produktif dan cepat tumbuh

fungsi atau penghapusan.

sebagai sentra produksi dan sentra industri bagi pengembangan ekonomi terpadu khususnya di sektor perikanan sebagai 4. Meningkatkan sumberdaya manusia dalam aspek komoditas unggulan.

pengembangan kemampuan teknis maupun non teknis untuk menunjang pembangunan dan pengelolaan PP

Dalam pelaksanaan pengembangan atau pembangunan melalui pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. PP selanjutnya dilakukan melalui pokok-pokok kegiatan:

5. Meningkatkan operasional dengan rehabilitasi atau 1. Melakukan penataan kembali Pelabuhan Perikanan yang

renovasi fasilitas pelabuhan, sehingga menjadi PP yang sudah dibangun dan yang baru secara nasional, regional

bersih dan higienis di seluruh Pelabuhan Perikanan dalam bentuk Master Plan Prasarana Tangkap secara

terutama pelabuhan yang melaksanakan ekspor maupun Nasional untuk mendukung kerjasama bilateral,

pasar dalam negeri dengan penyediaan air bersih, pabrik internasional dalam memanfaatkan 9 Wilayah Pengelolaan

es, drainase, instalasi pengolahan air limbah dan sebagainya. Perikanan guna menciptakan “Kawasan andalan yang strategis, produktif dan cepat tumbuh sebagai sentra 6. Menyiapkan dan membangun PP baru di Kawasan Timur produksi dan sentra industri bagi pengembangan ekonomi

Indonesia (KTI) melalai KAPET yang telah direncanakan terpadu”.

guna mendukung pemanfaatan potensi perikanan di perairan Nusantara, serta membangun pusat-pusat

2. Melengkapi fasilitas di Pelabuhan Perikanan dalam upaya pertumbuhan baru PP yang berada pada posisi lingkaran mendukung pelaksanaan konvensi hukum laut guna

luar Wilayah Indonesia (Outer Ring Fishing Port), guna pemanfaatan potensi sumberdaya ikan di perairan

mendukung pemanfaatan potensi perikanan di High Seas nusantara, ZEEI dan High Seas Area, sehingga menjadi

Area.

pusat pertumbuhan dan perkembangan perikanan. 3. Meneliti dan mengkaji ulang seluruh Pelabuhan Perikanan

Sumber : Rencana Strategis Direktorat Prasarana Tangkap yang sementara ini digolongkan tingkat operasionalnya

sangat rendah, guna memperoleh pertimbangan untuk Departemen Kelautan dan Perikanan

MASTERPLAN 2009

Pada tahun 2009, direncanakan komposisi Pelabuhan Perikanan (Tipe A, B, C, dan D) di Indonesia di wilayah barat, wilayah tengah, dan wilayah timur akan menjadi sebagai berikut :

Wilayah Barat

Tipe A sebanyak 6 lokasi (Sabang, Belawan, Sibolga, Bungus, Cilacap, dan Jakarta) Tipe B

sebanyak 14 lokasi (Lampullo, Tapak Tuan, Tanjung Balai, Lab. Angin, Kijang, Kejawanan, Pelabuhanratu, Pekalongan, Pasongsongan, Brondong, Muncar, Prigi, Pemangkat, dan Teluk Batang)

Tipe C

sebanyak 30 lokasi

Tipe D

sebanyak 32 lokasi

Wilayah Tengah

Tipe A

Sebanyak 3 lokasi (Bitung, Kema, dan Kendari)

Tipe B Sebanyak 17 lokasi (Parigi, Manggar, Bontang, Kolaka, Pomala, Pasar Sentral, Camba, Kasiwah, Lakassi, Taroang, Lappa/Sinjai, Palopo, Bajoe, Pengambengan, Tanjung Benoa, Waingapu, dan Kupang)

Tipe C

50 lokasi

Tipe D

48 lokasi

Wilayah Timur

Tipe A

Sebanyak 3 lokasi (Sorong, Biak, dan Ambon)

Tipe B Sebanyak 8 lokasi (Bade/Edera, Kabare/Waigeo, Dobo/Pulau Aru, Tual, Elat, Ternate, Tobelo, dan Labuha/Penambuhan)

Tipe C Sebayak 143 lokasi dan D

12

EDISI NOMOR 13 TAHUN 2005

BULETIN KAWASAN

EDISI NOMOR 13 TAHUN 2005

BULETIN KAWASAN

13

S elama sepuluh tahun, tingkat pertumbuhan industri

perikanan Cina cukup tinggi, yaitu 23,3% per tahun, dari 12,37 juta kubik di tahun 1990 hingga 41,22 juta

ton kubik di tahun 1999. Total nilai produk perikanan nasional di tahun 1999 mencapai 30,52 juta US$ atau 10,3 % dari hasil pertanian di negara tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam sektor perikanan sebanyak 12,57 juta orang, dengan rincian 6,52 juta adalah pekerja paruh waktu dan 59% adalah pekerja paruh waktu.

Adapun subsektor perikanan yang dikembangkan di negara tersebut, meliputi perikanan laut, perikanan darat, dan perikanan budidaya. Industri perikanan laut adalah komponen yang paling penting bagi industri perikanan di negara Cina. Pada tahun 1999, jumlah produksi perikanan laut mencapai 24,7 juta ton kubik atau sekitar 52% dari total produksi perikanan di tahun tersebut. Potensi ini ditunjang oleh kondisi alam yang dimiliki. Negara Cina dikelilingi oleh empat buah lautan, memiliki garis pantai sepanjang 18.000 km, dan luas ZEE sebesar 2.819.000 km2. Selain itu, perikanan laut di Cina juga ditunjang oleh armada perikanan yang dimiliki. Pada tahun 1999, Cina memiliki 470.400 buah kapal yang mampu berlayar hingga jauh ke tengah lautan karena dilengkapi oleh teknologi modern.

Hasil perikanan di negara tersebut diolah setidaknya menjadi 12 macam, mulai dari produk pengeringan, pengalengan, saus ikan, kue ikan, telur ikan, minyak ikan, obat-obatan, hing ga cinderamata. Produknya didistribusikan ke berbagai daerah sampai ekspor ke mancanegara. Saat ini terdapat lebih dari 380 pasar ikan yang tersebar di negara tersebut, baik berskala tradisional maupun berskala besar. Volume perdagangan pada pasar skala tradisional bisa mencapai ribuan ton kubik hingga puluhan ribu ton kubik tiap tahunnya, sedangkan pada pasar berskala besar bisa mencapai lebih dari seratus ribu ton kubik hingga dua juta ton kubik tiap tahun. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, volume dan nilai produk ekspor perikanan negara Cina mengalami peningkatan, terutama untuk produk belut, udang, fillet beku, dan ikan segar. Produk perikanan Cina telah diekspor ke 77 negara, namun di sisi lain negara Cina juga mengimpor produk perikanan dari 69 negara.

Pesatnya perkembangan sektor perikanan di negara Cina selama lebih dari 20 tahun terakhir menunjukkan

bahwa negara Cina mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan industri perikanan. Sejalan dengan kondisi pembangunan industri, negara Cina telah mengatur kembali strategi dan sasaran yang ingin dicapai. Pengembangan industri diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dengan lebih banyak memberikan perhatian pada keberkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan kesehatan manusia. Orang-orang yang terlibat dalam industri memilih untuk melakukan peningkatan komunikasi dan kerjasama dengan dunia luar dan bersatu dengan ekonomi global. Secara bertahap Cina menciptakan suatu kerangka industri yang sesuai dengan kondisi di negara tersebut.

Sektor perikanan di negara tersebut diatur diantaranya melalui penguatan hukum perikanan, peningkatan pengawasan dan pengamanan pada pelabuhan perikanan, pengaturan dalam hal produksi obat-obat perikanan (yang digunakan dalam budidaya perikanan), serta pengawasan terhadap kapal-kapal ikan. Hingga akhir abad ke-20, negara Cina telah membuat peraturan hukum dan peraturan nasional maupun regional yang relevan dengan sektor perikanan, diantaranya Hukum Perikanan tahun 1996 yang kemudian direvisi pada tahun 2000, Prosedur Interim Manajemen Kapal Tangkap Ikan tahun 1983, regulasi mengenai Pemeliharaan dan Pengamanan Sumber Daya Perikanan tahun 1979, dan lain-lain. Pemerintah negara Cina juga mengeluarkan beberapa peraturan untuk menjawab permasalahan penurunan sumber daya perikanan laut, diantaranya mengontrol secara tegas aktivitas perikanan di lepas pantai, merevisi permintaan untuk mengadakan penangkapan di sekitar pesisir, membatasi operasional kapal pukat melalui moratorium di daerah pesisir, melindungi sumber daya perikanan lepas pantai, memperbaiki kawasan lingkungan perikanan, mengontrol polusi air, serta meningkatkan pengawasan pada ZEE untuk melindungi kegiatan perikanan di ZEE.

Untuk melakukan itu semua, pemerintah negara Cina, tahun 1999, menganggarkan 24,2 juta US$ untuk pengembangan sektor perikanan, termasuk 14,7 juta US$ untuk kegiatan nonbisnis, 5,5 juta US$ untuk dana khusus (yang digunakan untuk pembibitan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan pada pembudidayaan ikan), serta 4 juta US$ dana khusus (yang digunakan untuk manajemen perikanan laut dan darat, pemeliharaan tanda-tanda navigasi

FOKUS