Strategi Pengelolaan Kawasan Perikanan Terpadu di Sentra-Sentra Kegiatan Nelayan

Strategi Pengelolaan Kawasan Perikanan Terpadu di Sentra-Sentra Kegiatan Nelayan

OPINI

yang terdapat di Kawasan Timur Indonesia, telah pasar produksi melalui dukungan sarana distribusi yang memberikan peluang pengembangan dan relokasi usaha memadai. Untuk peningkatan manajemen usaha dan nelayan ke daerah tersebut. Dengan semakin meningkatnya pengetahuan penggunaan teknologi penangkapan yang tepat permintaan ikan, baik untuk pasar lokal maupun eksport, guna dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan teknis telah memberikan dorongan untuk memacu peningkatan kepada para nelayan. Konsep ini telah direalisasikan dengan produksi perikanan melalui pengembangan usaha. program Optimasi Manajemen Kelompok Usaha Bersama Tersedianya alokasi kredit dari berbagai lembaga keuangan (OPTIKUB), Optimasi Usaha Penangkapan Ikan dalam jumlah yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan (OPTIKAPI), Optimasi Usaha Pengolahan dan Distribusi untuk mendukung pengembangan usaha perikanan tangkap, Hasil Perikanan (OPTIHANDIS), dan Optimasi antara lain: kredit mina mandiri dari Bank Mandiri, kredit Pengelolaan Pelelangan Ikan (OPTILANPI). bahari dari Bank Bukopin, kredit wirausaha dari Bank Artha

Strategi kedua, adalah peningkatan penyediaan sarana Graha dan sebagainya.

dan prasarana pendukung serta pengembangan SPDN dan Pengembangan Unit Bisnis perikanan Terpadu di SPBN. Pengembangan prasarana pendukung seperti Sentra Kegiatan Nelayan (Pelabuhan Perikanan) dilakukan permukiman, pelabuhan perikanan, prasarana transportasi untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha yang masih darat (jalan dan jembatan), listrik, penyediaan air bersih, tersedia dan mampu untuk dikembangkan di tiap-tiap pasar, fasilitas pendidikan dasar dan menengah serta pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia, yaitu adanya prasarana sosial lainya, sangat penting untuk kemudahan dukungan ketersediaan fasilitas di pelabuhan serta masih pelaksanaan operasional kegiatan usaha perikanan. luasnya potensi pengembangan usaha di tiap-tiap pelabuhan Sedangkan kebutuhan akan BBM untuk kegiatan perikanan perikanan. Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk tangkap merupakan faktor modal yang paling besar, memperkuat basis perekonamian bagi nelayan skala kecil sehingga diupayakan untuk mendirikan SPDN dan SPBN di lokasi pelabuhan perikanan tersebut. Dijadikannya di areal pelabuhan perikanan melalui penarikan para investor pelabuhan perikanan sebagai lokasi bagi pengembangan unit sebagai mitra usaha di kawasan perikarran. bisnis terpadu didasarkan pada beberapa pertimbangan,

Upaya peningkatan produktivitas usaha melalui yaitu pelabuhan perikanan berperan sebagai entry point bagi relokasi usaha nelayan; pemberian bantuan unit usaha kegiatan perikanan tangkap dan pelabuhan perikanan perikanan tangkap; peningkatan mutu dan nilai tambah hasil merupakan pusat sentra kegiatan nelayan pada suatu wilayah. perikanan; pengembangan income alternatif dan

Pengembangan usaha pasca panen / pengolahan pengembangan usaha ekonomi produktif bagi wanita sampai pada pemasaran hasil perikanan tidak kalah nelayan; dan pengembangan industri pengolahan ikan dan pentingnya sebagai salah satu peluang usaha perikanan, pengembangan kemitraan usaha, menjadi strategi ketiga Pengembangan industri. alat tangkap dan alat bantu yang erat kaitannya dalam upaya menaikkan tingkat penangkapan, industri mesin armada perikanan skala kecil pendapatan rumah tangga nelayan. Pemberdayaan wanita dan skala industri, galangan kapal, dan pabrik peralatan nelayan sebagai penunjang faktor ekonomi dalam rumah pengolahan ikan, industri penunjang dan ikutannya, menjadi tangga nelayan menjadi potensi yang perlu dikembangkan, peluang yang besar untuk menarik investor dalam mengingat penghasilan nelayan dari hasil menangkap ikan menginvestasikan perusahaannya sebagai upaya pemenuhan saat ini masih kurang memadai untuk memenuhi seluruh prasarana pendukung usaha perikanan (jasa pelayanan kebutuhan per-harinya. tempat pendaratan / pelabuhan beserta fasilitasnya). Lantas

Selain ketiga strategi di atas, untuk peningkatan apakah peluang-peluang diatas mampu menjadi kekuatan pemanfaatan sumberdaya ikan, perlu juga diperhatikan kita dalam mengembangkan konsep kawasan perikanan faktor-faktor lain yang berperan terhadap kegiatan perikanan terpadu ?

tersebut. Seperti telah disinggung mengenai permodalan, kelestarian sumberdaya ikan (SDI), dan dukungan tenaga

Strategi Pengembangan Kawasan Perikanan Terpadu kerja yang berkompetensi penuh pada keglatan perikanan, Perikanan sebagai sektor yang berpotensi besar maka penerapan strategi diatas masih belum mencakup dalam pengupayaan peningkatan pendapatan negara, pengelolaan kawasan perikanan terpadu. Untuk itu perlu terutama dari kebutuhan ekspor bahan baku ikan ke disusun strategi lain dimana mampu menjabarkan seluruh mancanegara, perlu di susun rencana pengembangannya aspek--aspek pendukung itu. melalui pembuatan strategi pengelolaan sentra-sentra

Di bidang investasi permodalan telah disusun kegiatan nelayan, Perikanan tangkap yang menjadi sub sektor rencana pengembangan yang bersifat pada penerapan perikanan di harapkan mampu menjadi pionir bagi kebijakan untuk mengatur perkembangan usaha perikanan, terlaksananya konsep usaha perikanan terpadu. Beberapa Strategi ini diupayakan dapat meningkatkan sistem strategi yang berhasil di susun setelah melalui telaah lebih permodalan bagi nelayan skala kecil dan juga pelaku lanjut mengenai kondisi perikanan di Indonesia, terutama pendukung usaha perikanan. Beberapa kebijakan yang pada permasalahan Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil, dilaksanakan dalam pengembangan investasi perikanan diperoleh beberapa poin strategi pengembangan kawasan tangkap antara lain adalah (1) peningkatan insentif investasi; perikanan terpadu.

(2) peningkatan jaminan keamanan untuk kegiakan Pertama, peningkatan efisiensi dan skala usaha, penangkapan ikan; (3) peningkatan koordinasi dan dimana para nelayan diharapkan mampu meningkatkan penyederhanaan peraturan pungutan perikanan; dan (4) manajemen usaha, teknlogi produksi (penangkapan) dan penekapan skim kredit khusus untuk perikanan. penghimpunan investasi modal. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan kemitraan usaha dan memperluas

18

EDISI NOMOR 13 TAHUN 2005

BULETIN KAWASAN

EDISI NOMOR 13 TAHUN 2005

BULETIN KAWASAN

19

Pengawasan Terhadap Potensi Stok SDI sebagai Pendukung Pengembangan Kegiatan Perikanan yang Berkelanjutan

Potensi sumberdaya ikan di laut suatu saat akan mencapai titik dimana sangat sulit diperoleh tangkapan ikan, jika kegiatan penangkapan yang dilakukan tidak disertai dengan kaidah kelestarian lingkungan. Untuk itu pemanfaatan ikan yang optimal juga harus memperhatikan kondisi stok kelimpahan ikan di laut. Usaha konservasi telah dilakukan dengan menerapkan sistim daerah kawasan perlindungan, re-stocking ikan secara buatan maupun alami, sampai kepada pengaturan teknis penangkapan (aturan jenis dan jumlah alat tangkap dan wilayah penangkapan).

Upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan kelimpahan stok ikan pada daerah yang mengalami padat tangkap antara lain (1) identifikasi keragaan pemanfatan sumberdaya perikanan di berbagai wilayah penangkapan perikanan (WPP); (2) evaluasi JTB (jumlah tangkapan yang diperbolehkan) untuk masing-masing WPP; (3) pengendalian intensitas penangkapan seperti mengalihkan armada penangkapan untuk beroperasi ke wilayah yang masih potensial, merintis penerapan pengaturan operasional waktu dan daerah penangkapan; (4) minimalisasi Illegal Fishing dengan peningkatan pengawasan dan penegakan hukum serta dibarengi dengan upaya penertiban perizinan usaha perikanan; (5) perlindungan Habitat Kritikal, dengan mengembangkan daerah perlindungan laut yang dioperasionalkan secara co-manajement; kegiatan sea ranching maupun restocking untuk komoditas tertentu; (5) pengurangan Operasi Kapal Asing, antara lain dapat ditempuh melalui pengembangan armada penangkapan nasional maupun pengembangan skim imbal produksi bagi kapal ikan eks asing; (7) koordinasi antar daerah dalam pengelolaan sumberdaya ikan; dan (8) optimasi /pemberdayaan kelompok nelayan peduli kelestarian sumberdaya ikan

Pada tahap pengendalian dan pengawasan kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan, juga telah diberlakukan pembukaan 3 (tiga) jalur penangkapan yaitu zona I (0 - 4 mil dari garis pantai) untuk kapal berukuran < 5 GT, zona

II (4 - 12 mil dari pinggir pantai) untuk kapal berukuran <

60 GT dan zona III (lebih dari 12 mil dari pinggir pantai) untuk kapal berukuran > 60 GT. Dan salah satu kebijakan yang menjadi program mempertahankan kelimpahan stok ikan adalah penanggulangan IUU (Illegal, Unreported and Unregulated) Fishing, adalah satu isu internasional yang meresahkan seluruh negara yang memiliki kekayaan laut yang besar, karena akibat dari tindakan ini dapat menghancurkan potensi kekayaan SDI di perairan suatu wilayah. Dan pemerintah pun mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan IUU Fishing ini dengan dibuatnya UU no 31/2004 Perikanan, mengenai manajemen penangkapan dan Pemberantasan IUU Fishing. salah satu implementasinya adalah penempatan 1000 pengawas di kapal asing dan eks asing yang berizin untuk menjamin ketaatan terhadap peraturan. Memang untuk mengatasi permasalahan IUU Fishing harus dilakukan oleh selur uh pihak yang bertang gung jawab terhadap pemanfaatan SDI di laut. Mulai dari aparat penegak hukum, Departemen Kelautan dan Perikanan, pengusaha perikanan swasta sebagai pelaku bisnis dan lembaga swadaya

masyarakat serta masyarakat perikanan yang berkompeten terhadap kelestarian sumberdaya ikan.

Strategi Pengembangan Ketenagakerjaan Bidang Perikanan

Tenaga kerja merupakan faktor kunci bagi suatu industri perikanan. Saat ini tenaga kerja Indonesia yang terpakai di industri-industri perikanan tangkap masih sangat minim. Penyebab utama adalah karena kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh nelayan-nelayan Indonesia, di samping masih banyaknya kapai-kapal penangkap ikan asing yang masih beroperasi di wilayah perairan Indonesia dengan menggunakan tenaga kerja dari negara asalnya. Faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya stok tenaga kerja Indonesia dibidang perikanan adalah masih kurangnya minat masyarakat Indonesia terhadap pekerjaan sebagai nelayan, yang beridiom kepada pekerjaan kasar dan memakan pengorbanan yang cukup besar dari segi waktu, materi lahir dan batin, serta resiko pekerjaan yang cukup tinggi.

Secara umum pengembangan usaha perikanan tangkap untuk memanfaatkan surplus SDI dapat membuka kesempatan kerja sebanyak 81.583 orang, yang terinci untuk pengembangan usaha penangkapan ikan sebanyak 46.683 orang dan untuk pengembangan usaha penanganan/ pengolahan hasil perikanan sebanyak 34.900 orang. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDI di beberapa WPP yang masih potensial dimungkinkan pengembangan usaha penangkapan dan pengangkutan ikan sebanyak 6.130 unit kapal ukuran 5-100 GT.

Sementara itu peluang kerja untuk tenaga kerja Indonesia (TKI) pada kapal ikan Indonesia (KII) sebagai pengganti kapal ikan berbendera asing (KIA) skim lisensi pada 664 buah kapal diperhitungkan berjumlah 15.176 orang. Peluang kerja TKI tersebut terinci sesuai jenis jabatan: Fishing Master sebanyak 640 orang, Captain 664 orang, Chief Engineer 664 orang, Refrigeration Engineer 600 orang dlan Crew (ABK) sebanyak 12.648 orang. Saat ini hampir 100 % kesempatan kerja tersebut diduduki oleh tenaga kerja asing. Sedangkan peluang TKI untuk pengganti TKA pada KII diperhitungkan sebanyak 1560 orang untuk pengisian jabatan : Fishing Master 310 orang, Captain 290 orang, Chief Engineer 270 orang, Refrigeration Engineer 240 orang dan Crew (ABK) sebanyak 450 orang. Dengan demikian secara keseluruhan, peluang kerja bagi TKI untuk pengembangan usaha penangkapan ikan diperhitungkan berjumlah 46,683 orang. Dengan kata lain, peluang kerja untuk pengembangan usaha penangkapan ikan sangat terbuka luas.

Beberapa strategi pengembangan ketenaga kerjaan Perikanan Tangkap, antara lain : (1) Penyempurnaan Peraturan dan Perundangan sebagai upaya perlindungan tenaga kerja; (2) Mekanisme rekruitmen dan distribusi Tenaga Kerja di beberapa kapal asing; (3) Reorientasi kegiatan pendidikan perikanan dan kelautan, sejak dari pendidikan tingkat menengah sampai pendidikan tinggi; dan (4) Pengembangan program pendidikan perikanan terapan kepada para ABK untuk meningkatkan jenjang karirnya sebagai fishing master/captain/mechanical engineering) .

OPINI

OPINI