Orang Kedua Pronomina Persona

UNDAK USUK... Hartati Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 2 Orang Pertama Jamak Bentuk jamak dalam bahasa Jepang biasanya ditandai dengan kata ”tachi” setelah bentuk tunggal. Jika ditambahkan kata ”domo”, akan dapat menunjukkan sikap merendahkan diri. Contoh: - watashitachiwatakusitachi ”kula sadaya” - bokutachiatashitachi ”aku kabeh”

b. Orang Kedua

Sebagaimana Orang pertama, pronomina ini sering tidak disebut dalam penuturan. Contoh: - Ikareru? ”Sliramu tindak?” - Irasshaimasu ka? ”Punapa panjenengan tindak?” 1 Orang Kedua Tunggal Kata ”anata” yang berarti ”sliramusampeyanpanjenengan” tidak sesuai apabila digunakan terhadap seorang atasan. Biasanya digunakan kata ”anatasama” yang berarti ”panjenengan dalemnan dalem ” atau ”sochirasama” yang berarti ”panjenengan dalemnan dalem ”, kata ini dapat dipakai juga kalau hendak berbicara dengan seseorang yang belum dikenal, tetapi jelas berstatus tinggi. Kalau orang yang sebaya atau berstatus lebih rendah, dipakai kata ”anata”. Nama keluarga yang disertakan kata ”san” atau ”sama” berfungsi sebagai kata ganti orang kedua ”Anda”. Kata ”san” atau UNDAK USUK... Hartati Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository ”sama” dapat dipakai baik oleh pria maupun wanita, baik yang sudah menikah atau belum. Kata ”sama” lebih tinggi kadar hormatnya,dan cenderung dipakai dalam bahasa tulisan, misalnya surat. Contoh: - Yano san “BapakIbuMasMbak Yano” Dalam pergaulan resmi nama kecil tidak dipakai. Seseorang yang bernama Misa Yano, Misa adalah nama kecil ia akan dipanggil ”Misa san” hanya oleh suami, kekasih dan orang yang akrab hubungannya, karena oleh rekan sekerjanya di kantor pasti akan dipanggil Yano san. Selain itu nama pangkat dan gelar dipakai sebagai kata ganti orang kedua. Misalnya yaitu kata Shachoo Bapak Direktur, Sensei Bapak GuruBapak Dokter. Adakalanya nama keluarga atau nama lengkap dipakai bersama-sama dengan nama pangkat ataupun gelar. Contoh: - Tanaka Sensei ”Bapak Guru Tanaka” 49. Tanaka sensei wa nani o nomaremasu ka? ”Pak Tanaka badhe ngunjuk punapa?” Kata kekerabatan, kecuali adik, dipakai sebagai ”Anda” - okaasan ”Ibu” - otoosan ”Bapak” - oneesan ”Mbakyu” - oniisan ”Kangmas” UNDAK USUK... Hartati Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository Bentuk jamak dapat disusun dengan memakai kata ”gata”, contohnya pada kata ”anatagata” yang berarti ”panjenengan sadaya ”. 2 Orang Ketiga Untuk orang yang dekat dengan pembicara digunakan kata ”konokatakochira” yang berarti ”tiyang punikapiyambakipun”, dan ”kochirasama” yang berarti ”panjenenganipun”. Sedangkan untuk orang yang dekat dengan mitra wicara digunakan kata ”sonokatasochira” dan ”sochirasama” yang memiliki arti yang sama dengan kata yang digunakan kepada orang yang dekat dengan pembicara dalam bahasa Jawa. Kemudian untuk orang yang dekat dengan pembicara maupun mitra wicara, digunakan kata ”anokataachira” dan ”achirasama”. Selain itu, kata kekerabatan atau nama keluarga yang bersandang kata ”san” atau ”sama” dipakai untuk menggantikan pronomina orang ketiga. Contoh: 50. Otoosan wa oideninaru? ”Bapakmu ana dalem?” 51. Yamada san wa isha desu. “Pak Yamada dokter” Dalam bahasa Jepang, jika seseorang menjawab telpon dari luar, kata ”san” tidak boleh digunakan lagi untuk seseorang yang termasuk pihak yang menjawab telpon tersebut, dan untuk kata UNDAK USUK... Hartati Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository kerjanya harus dipakai bentuk yang menunjukkan sikap merendahkan diri, dengan menggunakan kenjoogo. Hal ini berlainan sekali dengan bahasa Jawa. Contoh: 52. Yamada san wa irasshaimasu ka? “Bapak Yamada wonten?” 53.Yamada wa gaishutsu shite orimasu. “Bapak Yamada kesah” Sikap merendahkan diri dapat ditunjukkan dengan bentuk ”gaishutsu shite orimasu”. Gelar ”san” tidak boleh dipakai lagi. Sedangkan dalam bahasa Jawa, digunakan gelar dan kata Krama Inggil: Pak Yamada tindak. c. Pronomina Tak Tentu Contoh: ”donata sinten”, ”donatasamadochirasama sinten lebih formal, ”Donatasamadochirasama desu ka? Ingkang asma sinten?

B. Faktor-faktor penentu Pemilihan Ragam Hormat dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Jawa

Dewasa ini faktor-faktor berikut dianggap sebagai penentu pilihan bentuk hormat di Jepang Nishida, 1987, sedangkan yang dimaksud bentuk hormat disini ialah ragam teinei Krama, sonkeigo krama inggil dan kenjougo krama andhap. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: a. Hadir atau tidaknya orang yang hendak dibicarakan