ISLAM, AGAMA WARISAN DARI SANG PENCIPTA
ISLAM, AGAMA WARISAN DARI SANG PENCIPTA
Islam Antitesa Mutlak Model Kehidupan Masa Kini
Telah diuraikan di atas bagaimana situasi kehidupan dewasa ini yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan terpuji. Ada kepercayaan umum yang berkembang, jika ingin hidup senang, lakukan apa saja. Tidak perlu peduli dengan orang lain. Setelah engkau kaya dan berhasil, toh semua akan memaklumi caramu, bahkan akan memujamu sebagai contoh keberhasilan dalam dunia yang kejam dan tanpa ampun ini. Hanya orang bodoh yang mau bertahan dengan cara hidup yang jujur dan mengutamakan kebersamaan dan hati nurani.
Kepercayaan umum seperti itu adalah respon alamiah akan suatu sistem hidup yang memang rusak, abnormal dan amoral. Pertanyaannya, mengapa dunia demikian rusak dan amoral? Adakah ini suatu hal yang diatur, dirancang dan didorong sedemikian rupa?
Dengan memperhatikan fakta-fakta kekuasaan yang bercokol di dalam masyarakat, di tingkat lokal, nasional hingga global, nyatalah bahwa kehidupan yang rusak seperti ini sememangnya dirancang, diatur dan didorong ke arah kerusakan itu. Lihatlah bagaimana bengis dan bajingannya kekuatan-kekuatan internasional dalam menjalankan kekuasaannya. Itu baru satu hal, dan jika kita pelajari lebih dalam lagi, maka keyakinan kita akan semakin terbukti. Adanya serikat-serikat rahasia, perkumpulan-perkumpulan penyembah Iblis, masyarakat- masyarakat asusila, dan seterusnya merupakan deretan fakta yang tak terbantahkan akan keyakinan kita.
Terhadap situasi kehidupan yang rusak parah ini, telah banyak alternatif solusi dan paham yang diajukan orang. Namun rasanya tidak ada yang benar-benar dapat menjadi solusi alternatif. Islam sebagai suatu warisan Tuhan untuk manusia supaya menjalankan kehidupan yang luhur dan terpuji di dunia, ternyata masih terjaga dengan bersih ajaran-ajaran awalnya sebagaimana nyang tertulis dalam Al- Qur’an. Islamlah yang bisa menjadi alternatif yang meyakinkan akan sistem hidup yang berlaku secara jamak dewasa ini. Sistem hidup yang berlaku secara global, telah membawa penderitaan dan kekacauan bagi spesies manusia. Perang terbuka secara global telah berlangsung dua kali pada abad kedua puluh yang lalu. Ditambah perang tertutup dan skala terbatas. Dan anehnya, perang itu diciptakan secara sengaja sedemikian rupa untuk maksud mengeruk keuntungan ekonomi maupun untuk mengatur kembali sistem kekuasaan global. Betapa jahatnya mereka.
Mempelajari dan Mengamalkan Al- Qur’an dan Sunnah Nabi Karena Islamlah yang tepat sebagai kandidat yang menggantikan sistem kehidupan umat
manusia dewasa ini, maka mempelajari dan mengamalkan Al- Qur’an dan Sunnah Nabi menjadi suatu keniscayaan.
Banyak nilai-nilai dan panduan hidup yang termaktub di dalam kitab suci ini untuk diterapkan sebagai ganti nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup yang diekspor dari Eropa di masa lalu ke seluruh penjuru dunia. Ajaran prinsip pasar bebas dalam kegiatan ekonomi maupun sistem pemungutan suara masyarakat ( voting ) dalam kegiatan politik untuk menentukan siapa yang bercokol di kekuasaan negara, tampak sudah tidak kredibel lagi sebagai solusi. Acap kali prinsip pasar bebas dimanfaatkan untuk meloloskan praktik monopoli dan kartel oleh perusahaan-perusahaan raksasa. Demikian juga sistem pemungutan suara yang seringkali dikacaukan dengan istilah demokrasi, nyatanya bisa dimanipulasi, baik dengan aksi membeli suara oleh kandidat yang hendak dipilih dari masyarakat maupun mencuri suara-suara itu dari sistem teknologi informasi yang digunakan para penyelenggara pemungutan suara. Belum lagi usaha sistematis menggiring ke pilihan tertentu dalam proses Banyak nilai-nilai dan panduan hidup yang termaktub di dalam kitab suci ini untuk diterapkan sebagai ganti nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup yang diekspor dari Eropa di masa lalu ke seluruh penjuru dunia. Ajaran prinsip pasar bebas dalam kegiatan ekonomi maupun sistem pemungutan suara masyarakat ( voting ) dalam kegiatan politik untuk menentukan siapa yang bercokol di kekuasaan negara, tampak sudah tidak kredibel lagi sebagai solusi. Acap kali prinsip pasar bebas dimanfaatkan untuk meloloskan praktik monopoli dan kartel oleh perusahaan-perusahaan raksasa. Demikian juga sistem pemungutan suara yang seringkali dikacaukan dengan istilah demokrasi, nyatanya bisa dimanipulasi, baik dengan aksi membeli suara oleh kandidat yang hendak dipilih dari masyarakat maupun mencuri suara-suara itu dari sistem teknologi informasi yang digunakan para penyelenggara pemungutan suara. Belum lagi usaha sistematis menggiring ke pilihan tertentu dalam proses
Berikut ini diturunkan suatu dialog yang menggambarkan bagaimana kekuasaan politik dan ekonomi dijalankan.
Dialog Pemerintah dan Konglomerat
Suatu hari, bertemulah pihak pemerintah dengan konglomerat sebagai pelaku ekonomi yang diperlukan pemerintah dalam mengendalikan harga. Saat itu, harga suatu komoditi eksport lagi merosot, yang dampaknya mengurangi penerimaan pajak bagi pemerintah dari konglomerat. Entah bagaimana, dialog akhirnya sedikit tegang.
Pemerintah: Ingat baik-baik, kami yang mempunyai aturan dan kami yang mengontrol rakyat yang menjadi konsumen dan sumber tenaga kerja kalian.
Konglomerat: Ingat juga, kami yang punya komoditi yang menjadi kebutuhan rakyatmu, dan kami yang memasok dana melalui pajak yang kau kenakan pada kami. Bahkan kami yang membiayai perjalanan karir politikmu hingga kau dapat duduk di pemerintahan. Sebaiknya lupakan gertakanmu itu, karena hanya akan sia-sia dan malahan membawa kehancuran bagimu. Kerjasamalah untuk saling menguntungkan. Ingat, jangan sampai hal ini diketahui oleh rakyatmu. Sekali hal ini diketahui oleh mereka, hancurlah kekuasaanmu, dan hancurlah bisnisku. Dan urusanmulah untuk menutup mata dan telinga rakyatmu.
Pemerintah: Tapi kalian urunan, dong, untuk membiayai operasi penutupan mata dan telinga rakyat itu.
Konglomerat: Katakan saja, kalau kamu tidak mampu dan efesien, biar kami tangani sendiri dengan cara kami yang lebih efesien dan malah memberi keuntungan.
Pemerintah: Dengan apa kamu melakukannya? Konglomerat: Sudahlah. Cukup kamu bikin aturan kebebesan pers dan jaminan pasar bebas.
Itu saja. Toh kamu tidak repot, bukan? Dialog di atas antara pemerintah dan konglomerat merupakan peristiwa yang jamak terjadi,
tapi rakyat umum tidak pernah tahu. Hal itu menggambarkan wujud sebenarnya bagaimana kekuasaan yang berlangsung di balik layar. Seluruh jabatan sebenarnya diatur sedemikian rupa senantiasa melibatkan para pemilik kapital dan bisnis.
Berjamaah dan Berekonomi dengan Terorganisir
Untuk menghindari terkaman dan mangsa, hendaknya masyarakat yang tersadar menyusun jamaah yang dapat melindungi mereka. Selain itu, mereka dapat membangun swadaya dan swakarya agar mereka terhidar dari jeratan jaring-jaring ekonomi dan politik para pemangsa yang berkeliaran itu. Caranya, setiap anggota dari jamaah itu, berproduksi dan menjual Untuk menghindari terkaman dan mangsa, hendaknya masyarakat yang tersadar menyusun jamaah yang dapat melindungi mereka. Selain itu, mereka dapat membangun swadaya dan swakarya agar mereka terhidar dari jeratan jaring-jaring ekonomi dan politik para pemangsa yang berkeliaran itu. Caranya, setiap anggota dari jamaah itu, berproduksi dan menjual
Bagi yang memiliki sebidang tanah atau sawah, dapatlah menanam padi agar beras itu dapat dijual kepada sesama anggota jamaah. Demikian pula yang beternak itik, dapat menyuplai telur-telur ke anggota jamaah terlebih dahulu. Bila ada kelebihannya, barulah dijual ke pasar umum. Pendeknya, setiap anggota jamaah berproduksi secara komparatif —bukan kompetitif —sehingga dapat dipertukarkan secara menguntungkan dan adil antar sesama anggota jamaah.
Penerapan sistem pertukaran komparatif ini, misalnya, anggota jamaah yang kebetulan berkarya sebagai petani, maka hasil-hasilnya dapat dilimpahkan kepada anggota jamaah yang berkarya sebagai pedagang. Seorang yang memiliki lahan pertanian kosong, namun di antara jamaah ada yang ahli bertani, maka mereka menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Keahlian digabungkan dengan kepemilikan, kemudian dibagi adil hasil-hasilnya. Tugas imam jamaah itulah yang mengawasi agar pertukaran antar anggota jamaah itu berlangsung adil dan saling menguntungkan.
Seorang anggota jamaah yang berkarya sebagai tukang, maka anggota jamaah lain dapat mengutamakan dirinya untuk memperbaiki perabot atau rumah para jamaah. Dan seorang jamaah yang berkarya sebagai guru matimatika, maka anggota jamaah yang lain dapat mengutamakan guru tersebut sebagai guru bagi anak-anaknya. Tentu diberi gaji sesuai yang berlaku. Itulah namanya menerapkan asas prioritas jamaah. Semua dilakukan agar kekayaan para anggota jamaah beredar di lingkungan jamaah, terkendali bocornya kekayaan ke luar, dan keterampilan mereka dapat berkembang dengan baik dan independen, yang hasil akhirnya demi perkembangan jamaah itu sendiri.
Demikianlah salah satu cara sederhana untuk mengatasi gurita ekonomi yang mencengkeram setiap manusia dewasa ini.
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (Q.S. Ali Imran (3): 160)