BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Karakterisasi Bentonit Alam dengan FTIR
Untuk mengetahui informasi mengenai bentonit Aceh, telah dilakukan beberapa karakterisasi antara lain karakterisasi gugus fungsi menggunakan FTIR dan
karakterisasi kandungan mineral yang ada dalam bentonit menggunakan XRD. Hasil analisis FTIR untuk bentonit Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada Gambar 4.1,
dengan memiliki karakteristik sesuai dengan bentonit yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu. Hal ini sesuai dengan interpretasi spektra bentonit yang telah diteliti oleh
Filayati 2012.
Gambar 4.1 Spektrum FTIR dari Bentonit Aceh
Bilangan gelombang yang muncul pada spektrum FTIR dari bentonit tersebut dapat dilhat pada Tabel 4.1. Bilangan gelombang tersebut sesuai dengan bilangan
gelombang yang dikemukakan oleh Julinawati 2011 terhadap bentonit alam Aceh dan
4000 3500
3000 2500
2000 1500
1000 500
In te
ns ity
T
cm
-1
Bentonit
Bilangan Gelombang cm
-1
Universitas Sumatera Utara
interpretasi spektra bentonit oleh Filawaty 2012, yaitu munculnya gugus Al-OH atau Si-OH stretching pada bilangan gelombang 3614,6 cm
-1
, OH octahedral H
2
O pada bilangan gelombang 3442,92 cm
-1
, OH bending pada bilangan gelombang 1633,71 cm
- 1
, Si-O stretching pada bilangan gelombang 1031,92 cm
-1
, Vibrasi tekuk Al-O-Al pada bilangan gelombang 783,1 cm
-1
, Al-O pada bilangan gelombang 538,14 cm
-1
, Si-O-Si pada bilangan gelombang 457,13 cm
-1
. Bilangan gelombang tersebut muncul tergantung kandungan mineral dalam bentonit.
Tabel 4.1 Bilangan Gelombang dari spektrum FTIR Bentonit Aceh No.
Bilangan Gelombang cm
-1
Jenis Vibrasi
1 3614,6
Al-OH atau Si-OH stretching 2
3442,92 OH octahedral H
2
3 O
1633,71 OH bending
4 1031,92
Si-O stretching 5
783,1 Vibrasi tekuk Al-O-Al
6 538,14
Ikatan Al-O 7
457,13 Ikatan Si-O-Si
4.2 Hasil Pengujian Menggunakan Particle Size Analyzer PSA
Bentonit hasil preparasi ukurannya kurang lebih 250 mesh ± 63 µm selanjutnya diproses menjadi nanopartikel dengan menggunakan alat Particle Ball Milling PBM
selama 30 jam. Untuk membuktikan sudah terbentuknya partikel nano, salah satunya adalah dengan menganalisa menggunakan alat Particle Size Analyzer. Particle Size
Analyzer bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran suatu partikel. Alat ini menghasilkan data persen dari distribusi intensitas, volume distribusi dan number
distribusi. Data hasil distribusi ukuran partikel bentonit yaitu ukuran rata-rata partikel bentonit Aceh adalah 185,6 nm.
Semakin kecil ukuran partikel maka akan didapatkan luas permukaan yang lebih besar. Diharapkan dengan luas permukaan bentonit yang lebih besar, maka akan
Universitas Sumatera Utara
terjadi penyebaran, interkalasi dan eksfoliasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan aplikasi dalam ukuran mikro.
4.3 Hasil Modifikasi Bentonit dengan CTAB