TINJAUAN PUSTAKA

6. Biaya Operasional Pemerintahan Terkait Sektor Publik

Anggaran diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands) (Freeman; 2003). Pengertian tersebut mengungkap peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terkendala oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Disinilah fungsi dan peran penting anggaran.

Dalam pelaksanaan akuntansi dana, pemerintah membagi kelompok dananya menjadi dua (Nordiawan Deddi, 2006), yaitu:

1) Expendable Fund, disebut juga Governmental Fund, yang digunakan untuk belanja operasional/pengurusan keperluan pemerintah sehari-hari. Dana pemerintah (Governmental Fund) kemudian dibagi menjadi beberapa dana mengingat pemerintah memiliki beragam keperluan. Dalam praktik akuntansi pemerintahan, dana pemerintah dibagi menjadi:

a) Dana Umum (General Fund), digunakan untuk keperluan umum

pemerintah. Dana umum adalah dana yang berisi tentang pengeluaran dan pendapatan rutin suatu unit Pemerintah. Sebagai sebuah dana pemerintah. Dana umum adalah dana yang berisi tentang pengeluaran dan pendapatan rutin suatu unit Pemerintah. Sebagai sebuah dana

b) Dana Proyek Modal (Capital Project Fund), digunakan untuk

membiayai proyek-proyek pembangunan.

c) Dana Pelunasan Utang (Debt Service Fund), digunakan untuk

membiayai utang-utang pemerintah.

2) Non-Expendable Fund, disebut juga Proprietary Fund, yang tidak boleh dibelanjakan untuk urusan Pemerintah karena telah dipisahkan dan digunakan untuk aktivitas bisnis.

Dana BOS termasuk dalam Dana Proyek Modal (Capital Project Fund) , yaitu membiayai pembangunan sektor pendidikan guna meningkatkan mutu Pendidikan Dasar.

Pembiayaan pendidikan menjadi masalah yang sangat penting dalam keseluruhan pembangunan sistem pendidikan. Uang memang bukanlah segala-galanya dalam menentukan kualitas pendidikan, tetapi segala kegiatan pendidikan memerlukan uang. Oleh karena itu jika performance sistem pendidikan diperbaiki, manajemen penganggarannya juga tidak mungkin dibiarkan, mengingat bahwa anggaran mesti mendukung kegiatan. Tidak semua masyarakat Indonesia sepenuhnya menyadari bahwa biaya pendidikan yang cukup akan dapat mengatasi berbagai masalah pendidikan, meskipun tidak semua masalah akan dapat dipecahkan secara tuntas (Sudarmanto: 2010).

7. Penelitian Terdahulu Tentang BOS

Penelitian ini didasari oleh penelitian sebelumnya oleh Bukit; 2011 bahwa diperlukan pengawasan keuangan sekolah yang melekat, agar dapat mengelola keuangan sekolah secara efektif dan efesien. Dengan pengawasan yang melekat akan dapat diketahui seberapa efektif pengurus sekolah dapat memanfaatkan sumber daya keuangan dalam menunjang program-program sekolah. Sehingga dengan pengawasan dan penggunaan keuangan secara efektif dan efisien, program sekolah yang telah direncanakan akan dapat terlaksana. Untuk dapat mengefisienkan pengawasan tentu diperlukan pembagian tugas yang jelas agar sistem pengendalian intern keuangan sekolah dapat berjalan sesuai PMK No. 247 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Sementara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011 yang menjadi petunjuk teknis bagi pemegang pemerintah (Pusat/Daerah) dan Sekolah.

Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern

(internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).

Pengelolaan pendanaan yang baik dengan adanya dukungan manajemen pengelolaan yang handal tentu saja sangat diperlukan dalam usaha perbaikan pengelolaan dana BOS dengan mekanisme baru 2011. Bagi sekolah penerima dana bantuan, kas atau dana adalah unsur yang sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Kas merupakan aktiva yang paling likuid, paling mudah dipindahkan dan relatif mudah terjadi resiko penyelewengan. Kas juga merupakan suatu alat pembayaran yang sah dan mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga paling sering dijadikan sasaran penyelewengan dan pencurian terhadap kas tersebut. (Arif Supriatna; 2008).

Ada pula hasil pemeriksaan BPK-RI bahwa pelaksanaan pengelolaan dana BOS yang dilakukan baik oleh jajaran Departemen Pendidikan Nasional maupun jajaran Departemen Agama masih membutuhkan perbaikan- perbaikan yang sangat signifikan, antara lain (Media Pendidikan; 2010):

1. Sistem pengendalian intern atas penetapan alokasi penyaluran, penggunaan dan pertanggung jawaban dana BOS belum memadai. Dana BOS belum diterima seko-lah dalam jumlah, waktu dan cara yang tepat.

2. Dana BOS belum dipergunakan dengan tepat sesuai petunjuk pe- laksanaan.

3. Tujuan program dana BOS untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu masih belum sepenuhnya tercapai.

B. Kerangka Pemikiran

Bagaimana implementasi kebijakan pembiayaan pendidikan di era otonomi daerah di Kabupaten/Kota dilihat dari aspek regulasi dan mekanisme penyalurannya? Reformasi pendidikan merupakan sebuah langkah strategis sebagai respons sekaligus penguatan terhadap reformasi politik yang ditempuh Pemerintah Indonesia yaitu perubahan sistem pemerintahan dari sistem sentralistik menjadi desentralistik dengan memberikan otonomi kepada daerah.

Pemberian otonomi ini dimaksudkan untuk lebih memandirikan daerah dan memberdayakan masyarakat sehingga lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri. Hal yang esensial dari otonomi daerah adalah semakin besarnya tanggung jawab Daerah untuk mengurus tuntas segala permasalahan yang tercakup di dalam pembangunan masyarakat di daerahnya, termasuk bidang pendidikan (Supriadi, 2010). Dengan memberikan peluang yang besar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan dasar dan menengah kepada masyarakat.

Kewenangan besar yang dimiliki oleh Daerah dengan Undang-undang otonomi daerah tentu saja hanya akan bermanfaat apabila diikuti dengan kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk membuat kebijakan-kebijakan yang akurat yang diarahkan untuk meningkatkan input dan proses pembelajaran. Tentang bagaimana mekanisme penyusunan anggaran pendidikan, sumber-sumber anggaran pendidikan dan alokasi pengeluaran Kewenangan besar yang dimiliki oleh Daerah dengan Undang-undang otonomi daerah tentu saja hanya akan bermanfaat apabila diikuti dengan kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk membuat kebijakan-kebijakan yang akurat yang diarahkan untuk meningkatkan input dan proses pembelajaran. Tentang bagaimana mekanisme penyusunan anggaran pendidikan, sumber-sumber anggaran pendidikan dan alokasi pengeluaran

Disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah (Weda; 2006).

Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra sarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.

Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan

Gambar 2.1 Model Pemikiran

Otonomi daerah

Peraturan Perundang-undangan

Implementasi kebijakan pembiayaan pendidikan

feedback