KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Sragen secara geografis terletak antara 110 0 45’ dan 111 0 10’ BT serta 7 0 15’ dan 7 0 30’ LS. Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 Km 2 terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desa/ke- lurahan. Adapun batas-batas wilayahnya yaitu : Sebelah utara

: Kabupaten Grobogan

Sebelah timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur) Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah barat

: Kabupaten Boyolali

Kecamatan Tanon sebagai daerah sampel penelitian, merupakan sa- lah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Sragen. Ibukota Kecamatan Tanon berjarak 14 Km dari Ibukota Kabupaten Sragen. Kecamatan Tanon terdiri dari 16 desa atau kelurahan dengan pusat pemerintahan di Desa

Gabugan. Kecamatan Tanon mempunyai luas 38,48 Km 2 , dengan batas- batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara

: Kecamatan Mondokan

Sebelah timur

: Kecamatan Sidoarjo

Sebelah selatan : Kabupaten Plupuh Sebelah barat

: Kecamatan Gemolong

2. Topografi Daerah Kabupaten Sragen mempunyai topografi berupa dataran rendah de- ngan ketinggian wilayah berkisar antara 84 – 190 m dari permukaan air laut (mdpl). Wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Ketinggian 0 – 100 mdpl meliputi Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sragen, Keca- matan Sidoharjo, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Masaran, Kecama- tan Gondang, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Tanon.

commit to user

b. Ketinggian 101 – 500 mdpl meliputi beberapa kecamatan yaitu Keca- matan Mondokan, Kecamatan Miri, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gemolong, Kecamatan Plupuh, dan Kecamatan Sam- birejo.

Berdasarkan penggolongan di atas dapat diketahui bahwa seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen lokasinya ideal untuk budidaya tanaman melon, termasuk diantaranya adalah Kecamatan Tanon. Hal itu karena tanaman melon cocok untuk dibudidayakan pada lokasi yang mempunyai ketinggian tempat antara 0 – 900 mdpl (Hartoyo, 2011).

3. Keadaan Iklim Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kegiatan budidaya tanaman pertanian terutama dalam penentuan jenis ta- naman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman tidak selalu dapat ditanam pada tiap tipe iklim. Jika suatu jenis tanaman ditanam pada daerah yang memiliki iklim yang tidak cocok dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, maka dapat berakibat tanaman tersebut tidak akan dapat tumbuh secara op- timal atau bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.

Kondisi iklim di suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah curah hujan, suhu, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah dan keting- gian tempat tersebut dari permukaan air laut. Kondisi iklim di suatu daerah dapat diketahui dengan menggunakan metode Schmidth-Ferguson yaitu dengan membagi rata-rata jumlah bulan kering (BK) selama sepuluh tahun dengan rata-rata jumlah bulan basah (BB) selama sepuluh tahun. Berda- sarkan hasil perhitungan (Lampiran 3) dapat diketahui bahwa tipe iklim di Kecamatan Tanon adalah tipe iklim C atau agak basah (33,3 % ≤ Q < 60,0 %) dengan rata-rata curah hujan sebesar 1.819,7 mm/tahun. Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya tanaman melon karena tanaman melon tumbuh optimum pada daerah dengan curah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun (Sobir dan Firmansyah, 2010).

commit to user

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut umur merupakan penggolongan pen- duduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif yang ada pada suatu wilayah tertentu. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, golongan umur non pro- duktif adalah golongan umur antara 0 – 14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif ada- lah golongan umur antara 15 – 64 tahun.

Pada akhir tahun 2009, Kabupaten Sragen mempunyai jumlah pen- duduk sebanyak 877.402 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki seba- nyak 433.987 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 443.415 jiwa. Jum- lah penduduk menurut umur dan jenis kelamin Kabupaten Sragen dapat di- lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten

Sragen Akhir Tahun 2009 Kelompok

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase (%)

Laki-laki Perempuan

100,00 Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen jumlah golongan umur terbanyak adalah umur 15 – 64 tahun atau golongan usia produktif dengan jumlah sebesar 579.188 orang atau 66,01 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Sragen. Sedangkan golongan usia non produktif untuk umur 0 – 14 tahun berjumlah 235.604 orang atau 26,85 persen dan untuk umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun berjumlah 62.610 orang atau 7,14 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Sragen.

commit to user

Data-data di atas dapat digunakan untuk menentukan angka Depen- dency Ratio (ratio ketergantungan atau beban tanggungan), yaitu suatu bi- langan yang menunjukkan perbandingan usia non produktif dengan usia produktif. Berdasarkan Lampiran 4, nilai dari Dependency Ratio untuk Kabupaten Sragen adalah sebesar 51,49 persen yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 51 orang penduduk usia non produktif.

Keadaan penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan

Tanon Akhir Tahun 2009 Kelompok

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase (%)

Laki-laki Perempuan

100,00 Sumber : Kecamatan Tanon dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pen- duduk Kecamatan Tanon termasuk dalam golongan usia produktif atau berumur 15 – 64 tahun dengan jumlah 33.311 orang atau sebesar 60,73 persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada di Kecamatan Tanon. Sedangkan sisanya termasuk dalam penduduk golongan usia non produktif dengan jumlah 19.083 orang atau 34,79 persen untuk umur 0 – 14 tahun dan sebanyak 2.455 orang atau 4,48 persen dari jumlah penduduk keselu- ruhan di Kecamatan Tanon untuk umur di atas atau sama dengan 65 tahun.

Nilai dari Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio di Ke- camatan Tanon berdasarkan Lampiran 4 yang mengacu pada data-data pada Tabel 2 yaitu sebesar 64,66 persen yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 64 orang penduduk usia non produktif.

Penduduk yang termasuk usia produktif masih dimungkinkan ada- nya keinginan untuk meningkatan ketrampilan dan menambah pengetahu-

commit to user

an dalam mengelola usahataninya serta penyerapan teknologi baru untuk memajukan usahataninya, dalam hal ini usahatani melon. Dengan meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petani maka diharapkan dapat meningkatkan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Komposisi penduduk menurut mata pencaharian merupakan penggolongan jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian. Adanya penggolongan penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten

Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009

No

Mata Pencaharian

Kabupaten

Kecamatan

Jumlah (orang)

Persentase

(%)

Jumlah (orang)

2. Pertambangan dan Penggalian

4. Listrik, Gas, dan Air

32.957 100,00 Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka dan Kecamatan Tanon dalam

Angka, BPS 2010 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten Sragen paling banyak bermata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebesar 50,91 persen. Kondisi tersebut sama dengan penduduk di Ke- camatan Tanon, dimana penduduknya paling banyak bermata pencaharian pertanian yaitu sebesar 61,87 persen.

Banyaknya jumlah penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian dapat menunjukkan bahwa bidang pertanian masih menjadi tem-

commit to user

pat yang dapat diandalkan oleh penduduk Kabupaten Sragen dan Kecama- tan Tanon untuk memperoleh penghasilan. Mata pencaharian pertanian yang ada di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon umumnya sebagai petani dan buruh tani yang dilakukan secara turun temurun.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen dan Ke-

camatan Tanon Tahun 2009

No

Jenis Tanah

Kabupaten Sragen

Kecamatan Tanon

Luas (Ha)

Luas (Ha) %

1 Lahan Sawah

40.127,45

42,62 2.932,49 57,50

a. Irigasi Teknis

b. Irigasi ½ Teknis

c. Irigasi Sederhana

d. Tadah Hujan

e. Lain-lain

2 Lahan Kering

54.027,93

57,38 2.167,46 42,50

a. Pekarangan/Bangunan

b. Tegal/Kebun

c. Padang Rumput

d. Kolam/Empang

e. Tanaman Kayu- kayuan dan Perkebunan

f. Hutan Negara

g. Lain-lain

1.385,48 519,20 - - -

94.155,38 100,00 5.099,95 100,00 Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2010 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan ter-

luas di Kabupaten Sragen adalah berupa lahan kering yang mencapai 54.027,93 Ha atau sebesar 57,38 persen dari total luas Kabupaten Sragen. Penggunaan lahan kering terbesar digunakan untuk bangunan atau peka- rangan, hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk sehingga ba- nyak lahan pertanian di Kabupaten Sragen yang beralih menjadi perumah- an. Sedangkan pada Kecamatan Tanon, penggunaan lahan terluas adalah

commit to user

berupa lahan sawah yang mencapai 2.932,49 Ha atau sebesar 57,50 pesen dari total luas Kecamatan Tanon.

2. Produksi Tanaman Pangan Sektor pertanian masih menjadi sektor andalan bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian, sehingga sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat. Pertanian di Kabupaten Sragen meliputi kegiatan perkebunan, budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Luas panen dan jumlah produksi tanaman buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di

Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon, Tahun 2005 - 2009 No

Komoditas

Kabupaten Sragen

Kecamatan Tanon

Luas Panen

Luas Panen (Ha)

Produksi (Kw)

6 Jeruk Gulung

5.687,20 2.088,60

327,40 117,60

7 Jambu biji

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2005 - 2009

Tanaman buah-buahan terdiri dari tanaman buah-buahan tahunan dan semusim. Dari beragam jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan di Kabupaten Sragen, yang termasuk tanaman buah-buahan tahunan adalah pisang, mangga, rambutan, jeruk gulung, jambu biji, sawo, pepaya, nanas dan belimbing. Sedangkan yang termasuk tanaman buah-buahan semusim adalah semangka dan melon.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen, rata-rata luas panen tanaman buah-buahan tahunan terluas adalah pisang

commit to user

yaitu 580.021,00 Ha, dengan produksi sebesar 59.525,40 Kw yang merupakan rata-rata produksi tanaman buah-buahan tahunan tertinggi. Untuk tanaman buah-buahan semusim di Kabupaten Sragen, rata-rata luas panen terluas adalah semangka yaitu 106,20 Ha, sedangkan produksinya merupakan rata-rata produksi tertinggi kedua setelah melon. Rata-rata luas panen tanaman buah-buahan tahunan terluas di Kecamatan Tanon adalah mangga yaitu 22.031,00 Ha, dengan produksi sebesar 8.182,20 Kw yang merupakan rata-rata produksi tanaman buah-buahan tahunan tertinggi di Kecamatan Tanon. Untuk tanaman buah-buahan semusim di Kecamatan Tanon, rata-rata luas panen terluas adalah melon yaitu 90,60 Ha, dengan produksi sebesar 20.722,00 Kw yang merupakan rata-rata produksi tanaman buah-buahan semusim tertinggi di Kecamatan Tanon.

D. Keadaan Sarana Perekonomian

Jumlah sarana perekonomian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sarana Perekonomian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon

Kecamatan Tanon

Jumlah (unit)

Jumlah (unit)

1. Pasar Departemen Store

b. Umum

46 1 Hewan

d. Buah

1 - Sepeda

2. Pegadaian

3. Koperasi Simpan Pinjam

26 1

4. Koperasi Serba Usaha

967

5. KUD (Koperasi Unit Desa)

29 - Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka dan Kecamatan Tanon dalam

Angka, BPS 2009 Sarana perekonomian merupakan salah satu saran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Adanya sarana perekonomian membantu kelancaran transaksi ekonomi, terutama yang

commit to user

berkaitan dengan kegiatan pertanian. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang paling banyak di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon adalah koperasi serba usaha yaitu sebanyak 967 unit di Kabupaten Sragen dan 2 unit di Kecamatan Tanon. Jumlah pasar yang paling banyak di Kabupaten Sragen adalah pasar umum yaitu sebanyak 46 unit, sedangkan di Kecamatan Tanon jumlahnya 1 unit. Jumlah pasar umum yang banyak dan letaknya menyebar sehingga dekat dengan tempat tinggal para penduduk membuat sebagian besar masyarakat melakukan kegiatan perdagangan di pasar umum, terutama para petani yang ingin menjual hasil panennya secara langsung di pasar. Selain pasar, sarana perekonomian lain yang juga berperan bagi petani untuk mengembangkan usahataninya adalah pegadaian dan koperasi simpan pinjam. Keberadaan sarana perekonomian tersebut terutama berperan dalam penyediaan dana pinjaman yang dapat dimanfaatkan petani untuk menambah modal untuk melaksanakan kegiatan usahataninya. Jumlah pegadaian di Kabupaten Sragen sebanyak 4 unit, sedangkan jumlah koperasi simpan pinjam di Kabupaten Sragen sebanyak 26 unit dan di Kecamatan Tanon sebanyak 1 unit.

commit to user

31