Konsep Karya
3. Karya Ketiga Berjudul “Peminta-minta”
Gambar 13 Ukuran : 125cm X 175cm Media : Acrilik on Kanvas
Demi kelangsungan hidupnya, seseorang rela menjalani kesehariannya dengan berbagai cara yang di tempuh. Kadang dimata orang lain pekerjaan itu tidak layak untuk dilakukan, akan tetapi bagi mereka mungkin itulah jalan yang terakhir untuk bertahan hidup. Betapa perihnya demi menghidupi anak-anaknya seorang ibu terpaksa rela menggendong anaknya kesana-kemari, pagi, siang mungkin sampai malam, demi mendapatkan uang. Akan tetapi masih banyak juga
commit to user commit to user
Dalam karya ini sengaja dibuat extrime atau dengan teknik yang agak kasar. Karena dari unsur keropos, kotor dan warna tua yang nampak akan melambangkan sebuah pengorbanan yang besar, tak pernah lelah dan tidak mengenal rasa malu meskipun dalam keadaan kotor atau kumuh.
commit to user
Gambar 14 Ukuran : 150cm X 200cm Media : Acrilik on Kanvas
Sesuatu hal tidak dapat dinilai atau dinikmati hanya melihat fisiknya saja. Akan tetapi lihatlah secara menyeluruh, baik dari proses pembuatannya, filosofinya, maupun tujuan atau manfaatnya. Salah satunya dalam hal ini adalah Monas. Dimana monas itu tidak sekedar tugu, melainkan apabila ita telusuri didalamnya masih banyak hal yang lebih penting lagi, baik dari sejarahnya, latar belakangnya sampai hal-hal yang terkandung didalamnya.
Monas melambangkan semangat juang bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan, yang dilambangkan pada tugu dan api abadi di puncaknya. Seperti
commit to user commit to user
Bangunan semegah apapun kalau tidak dirawat dan dijaga dengan baik lama-kelamaan akan mengalami masa tua dan pada akhirnya akan rapuh dan hancur. Untuk itu peran pemuda sangat penting demi masa depan yang lebih baik. Karena kalau kita malas-malasan, mudah putus asa dan tidak semangat lama- kelamaan bangsa ini akan hancur dan tertinggal dari bangsa lainnya.
5. Karya Kelima Berjudul “Bangkit”
Gambar 15 Ukuran : 130cm X 120cm Media : Mix Media
Candi selain menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, juga menjadi pusat ibadat bagi penganut Buddha di Indonesia khususnya pada setiap perayaan Waisak. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan bahwa candi digunakan sebagai tempat meditasi penganut Budha.
commit to user commit to user
commit to user
Kemudian yang selanjutnya dalam karya selanjutnya menggunakan media kertas, dan menggunakan spidol sebagai alat untuk melukisnya. Dibantu dengan cat air untuk mengimbangi pada sisi-sisi tertentu. Dan dalam karya ini digunakan teknik pointilisme atau dot, karena dengan teknik ini akan lebih muncul pada keteksturannya. Awalnya hanya melihat-lihat gambar pada buku bacaan tentang candi. Kemudian semakin lama muncul ide untuk menuangkan sebuah karya yaitu Arca.
Gambar 16 Ukuran : 100cm X 120 cm Media : Ink On Paper
Arca berasal dari bahasa India pada zaman dahulu adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan dalam memuja tuhan atau
commit to user commit to user
Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti (Dewanagari), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta). Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam (kuningan, tembaga, emas), yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan
Arca tidak selalu ditemukan di dekat sebuah candi. Candi bisa jadi memiliki sebuah arca, namun sebuah arca belum tentu ada dalam sebuah candi.
commit to user
Gambar 17 Ukuran : 40cm X 60cm Media : Ink On Paper
Kerut adalah lipatan yang letaknya di kulit. Kulit keriput biasanya muncul sebagai akibat dari penuaan proses seperti glikasi. Kerutan di kulit disebabkan oleh kebiasaan ekspresi wajah, penuaan, kerusakan akibat sinar matahari, merokok, hidrasi miskin, dan berbagai faktor lain. Kulit tidak berkembang secara merata, menyebabkan ia keriput.
Karya ini terinspirasi oleh kerutan pada nenek yang sudah sangat tua, waktu itu saat melihat sebuah sinetron di televisi. Kemudian lain waktu mencoba mencari insprirasi dan referensi lain yaitu dari internet. Akhirnya tercapailah hingga mendapat obyek wajah seorang nenek yang kerutannya sangat jelas dan ekspresif. Untuk karya ini dituangkan kedalam media kertas dengan menggunakan cat air atau akrilik.
Disamping itu masih banyak hal yang tersimpan dibalik kerutan tersebut. Terutama pada kulit orang tua yang sudah lanjut usia (nenek atau kakek), yang
commit to user
Untuk itu dari setiap kerutan dicoba didokumentasikan kedalam karya seni dua dimensi yaitu lukisan.
8. Karya Kedelapan Berjudul “Kerut Wajah 2”
Gambar 18 Ukuran : 120cm X 150cm Media : Mix Media
Kejahatan dan kebohongan seseorang di dunia masih bisa dibuat-buat atau direkayasa. Akan tetapi di akhirat nanti semua kesalahan, kebohongan dan kejahatan akan nampak jelas. Bahwa semua organ tubuh itu akan menjadi saksinya. Seperti halnya mata tidak akan berbohong ketika melihat keindahan
commit to user commit to user
9. Karya Kesembilan Berjudul “Tiada Lagi Sang Legenda”
Gambar 19 Ukuran : 120cm X 150cm Media : Mix Media
Karya ini awal mulanya dari membaca majalah, kemudian pada halaman tertentu mengulas tentang icon seni lukis Bali yang bernama Ida Bagus Made Poleng wafat. Ia meninggalkan warisan : harga diri melukis diantara kesibukan bertani. Yang sekarang tinggal nama atau kenangan dan legenda. Dalam hal ini
commit to user commit to user
sekedar hiasan. Ia memiliki “roh” Dari situlah bisa diambil suatu pelajaran bahwa sepandai-pandai tupai
melompat pasti akan jatuh juga. Manusia hidup di dunia sudah ditentukan oleh Sang Pencipta, dari hidup-matinya seseorang sampai dengan lika-liku kehidupan yang dilalui sehari-hari, seperti halnya ada kaya ada juga yang miskin, ada yang pintar dan ada juga yang bodoh dan seterusnya. Akan tetapi ketika orang itu sudah mendekati ajal dan bahkan sampai meninggal, semuanya akan berubah menjadi kenangan saja.