Bidang Sumber Daya Manusia SDM. A.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 42

2. Penataan Ruang

a. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang mengakibatkan penurunan kualitas degradasi dan kuantitas deplesi sumber daya alam dan lingkungan hidup. b. Rencana Tata Ruang belum digunakan sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah. c. Kurang sinkronnya program antar sektor yang mengakibatkan konflik pemanfaatan ruang, sebagai contoh adalah terjadinya konflik antar kehutanan dan pertambangan. d. Belum sinergi dan serasinya Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan Rencana Tata Ruang Kab.Kota e. Belum seimbangnya pertumbuhan antar wilayah disparitas wilayah f. Sistem pengelolaan pengelolaan tanah yang belum efektif dan efisien; g. Masih lemahnya penegakan hukum terhadap hak atas tanah yang menerapkan prinsip-prinsip yang adil, transparan, dan demokratis.

2.1.6. Bidang Sumber Daya Manusia SDM. A.

Kinerja Pembangunan Sumberdaya Manusia Berbagai upaya peningkatan kualitas SDM telah menunjukkan kemajuan, tercermin dari membaiknya beberapa indikator seperti kependudukan, pendidikan dan kesehatan. Pada tahun 2004 jumlah penduduk Jawa Timur sebesar 36.668.407 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,07. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, namun yang harus diwaspadai adalah dampak dari jumlah penduduk Jawa Timur yang terus berkembang karena akan dihadapkan pada permasalahan daya dukung wilayah Jawa Timur yang terbatas. Bila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk Jawa Timur pada tahun 2004 sebesar 787 per km2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 43 Selanjutnya pengendalian dan mobilitas penduduk dilakukan berkaitan dengan penetapan jumlah, struktur dan komposisi serta pertumbuhan dan persebaran penduduk yang serasi, berbagai upaya yang telah dilakukan yaitu melalui Program Transmigrasi yang diarahkan pada penanganan pengungsi sebesar 2.267 KK yang berasal dari berbagai daerah yaitu Aceh sebanyak 1.312 KK, Kalimantan Tengah 512 KK, Sulawesi Tengah 16 KK, Maluku 173 KK, Maluku Utara 46 KK, Papua 45 KK, Timor-Timur 16 KK dan Kalimantan Barat 166 KK. Indeks Pembangunan Manusia IPM mengalami peningkatan dimana pada tahun 2003 mencapai 63,66 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 64,49. Sementara itu, kualitas pendidikan masih diprioritaskan pada penuntasan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 tahun atau pendidikan masyarakat Jawa Timur minimal setaraf dengan pendidikan di Tingkat SLTP. Untuk mencapai hal tersebut masih dijumpai beberapa kendalahambatan yang ditandai dengan: 1. Tingkat pendidikan rata-rata TPR 6,55 tahun . 2. Angka Buta Huruf ABH untuk penduduk usia 10 tahun ke atas 13,94, 3. Angka Putus Sekolah atau DO untuk SD 0,31, SLTP 0,29 dan SLTA 0,96, 4. Angka Partisipasi Sekolah APS untuk usia SD 7-12 tahun 99,43, 5. Angka Partisipasi Sekolah APS untuk usia SLTP 13-15 tahun 84,63 , 6. Angka Partisipasi Sekolah APS untuk usia SLTA 16-18 tahun 52,80, 7. Angka Partisipasi Kasar APK untuk SD 111,54, SLTP 86,32 dan SLTA 57,53. Kualitas Angkatan Kerja masih didominasi oleh Angkatan Kerja lulusan SD dan tidak tamat SD. Pada saat yang sama meningkatnya jumlah angkatan kerja lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi tidak diimbangi oleh meningkatnya ketersediaan kesempatan kerja yang sesuai dan pada gilirannya akan meningkatkan jumlah penganggur terdidik. Jumlah pencari kerja angka pengangguran di Jawa Timur secara nominal mengalami peningkatan hingga mencapai 1,011 juta orang sehingga angka pengangguran terbuka menjadi 5,7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 44 , dan ditambah lagi dengan kasus PHK sebanyak 190 kasus. Tercatat penurunan jumlah tenaga kerja tahun 2004 mencapai 615.282 orang selain itu peran pondok pesantren di wilyah Jawa Timur harus ditingkatkan, sebagian besar pondok pesantren telah menggunakan sistem pendidikan umum maupun agama, ini berarti harus diberikan pendidikan keahlian agar dapat bersaingan di pasar kerja. Tingkat kesehatan penduduk juga mengalami peningkatan, hal ini tercermin dari indikator kesehatan antara lain: 1. Angka Kematian Bayi AKB di Jawa Timur tahun 2003 sebesar 42 per 1.000 kelahiran dan tahun 2004 turun menjadi 39 per 1.000 kelahiran, 2. Pertolongan persalinan oleh tenaga medis pada tahun 2003 sebesar 74,01 dan tahun 2004 meningkat menjadi 77,87, 3. Angka Harapan Hidup pada tahun 2003 sebesar 66,8 tahun dan tahun 2004 meningkat menjadi 67,2 tahun. Disamping itu, keberhasilan kesehatan tahun 2004 lainnya ditandai dengan : 1. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimal SPM KabupatenKota yang telah disahkan melalui Keputusan Gubernur. 2. Tersusunnya Sistem Kesehatan Propinsi SKP Propinsi Jawa Timur. 3. Jumlah PUSKESMAS sebanyak 922 buah dan PUSKESMAS Pembantu 1.234 buah. Beberapa Puskesmas telah meningkatkan pelayanannya menjadi Rumah Sakit, sehingga jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang sebelumnya 41 buah menjadi 42 buah. 4. Rasio PUSKESMAS 2,5 per 100.000 penduduk atau setiap PUSKESMAS melayani sekitar 38.797. Rasio PUSKESMAS Pembantu 6,14 per 100.000 penduduk atau setiap PUSKESMAS Pembantu melayani 16.287 penduduk. 5. Rasio dokter 13 per 100.000 penduduk atau setiap dokter melayani 7.692 orang dan Rasio Bidang 24 per 100.00 penduduk atau setiap bidang melayani 4.167 orang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 45

B. Permasalahan