BAHAN DAN ALAT

BAHAN DAN ALAT

Ikan laut

Tripang

Ikan darat

Bahan Kimia untuk analisa :

Bahan kimia untuk analisa protein dan lemak.

A. Persiapan Contoh

Ikan dibersihkan dan disiangi. Bagian kepala, tulang, sisik, ekor, isi perut dan bagian-bagian lain yang tidak dapat dimakan dibuang. Bagian daging dan kulitnya digiling. Untuk menghindari kehilangan air selama persiapan, maka digunakan jumlah contoh yang agak banyak, misalnya 5-10 ekor ikan yang berukuran sekitar 15 cm.

B. Kadar Air

Kadar air ikan dan hasil perairan lainnya ditetapkan dengan metode pengeringan (oven) pada suhu 100 o C.

C. Kadar Protein

Kadar protein ditetapkan dengan metode Mikro-Kjeldhal

Bahan Kimia :

H 2 SO 4 pekat, K 2 SO 4 , PgO, larutan asam borat 4%, larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 , larutan HCl 0,02 N, indikator.

Alat :

Labu Kjeldhal, unit distilasi, erlenmeyer 125 ml, buret 25 ml.

Pembuatan Larutan :

Larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 dibuat dengan cara melarutkan 60 g NaOH dan 5 g Na 2 S 2 O 3 .5H 2 O dalam air dan diencerkan sampai 100 ml. Indikator yang digunakan merupakan campuran 2 bagian metil red 0,2% dalam alkohol dan 1 bagian metil blue 0,2% dalam alkohol.

CARA KERJA

• Contoh ditimbang sebanyak 0,1 g dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal. • Tambahkan 1,9 g K 2 SO 4 , 40 g HgO, 2.6 ml H 2 SO 4 pekat serta beberapa butir batu didih. • Dididihkan contoh selama 1 – 1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. • Dinginkan, tambahkan sejumlah kecil air secara perlahan-lahan. • Pindahkan isi labu ke dalam alat distilasi. • Cuci labu bilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air. • Pindahkan air cucian ke dalam alat distilasi.

• Letakkan erlenmeyer yang sudah diisi 5 ml larutan H 3 BO 3 , tambahkan 8-10 ml

larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 .

• Lakukan distilasi hingga tertampung kira-kira 15 ml distilat dalam erlenmeyer. • Bilas tabung kondensor dengan air dan tampung bilasannya dalam erlenmeyer yang

sama. • Encerkan isi erlenmeyer sampai kira-kira 50 ml • Titrasi dengan larutan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. • Lakukan juga penetapan blanko, yaitu contih diganti dengan air distilata. • Kadar nitrogen total dihitung dengan rumus : sama. • Encerkan isi erlenmeyer sampai kira-kira 50 ml • Titrasi dengan larutan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. • Lakukan juga penetapan blanko, yaitu contih diganti dengan air distilata. • Kadar nitrogen total dihitung dengan rumus :

Kadar Nitrogen (%) = mg contoh

• Kadar protein = Kadar Nitrogen x 6,25

D. Kadar Lemak

Kadar lemak ikan dan hasil perikanan lainnya dapat ditetapkan dengan metode hidrolisis asam.

Bahan Kimia :

HCl 36.5 – 38.0%, ethanol 95%, ethyl ether dan petroleum ether (titik didih

60 o C).

Alat :

Gelas piala 50 ml, batang pengaduk, penangas uap, labu ekstraksi Majonnier, sentrifus dan oven.

Cara Kerja :

• Timbang 8 g contoh dalam gelas piala, tambahkan 2 ml HCl. • Aduk dengan batang pengaduk gelas hingga homogen. • Gelas piala ditutup dan dipanaskan di atas penangas air uap selama 90 menit, aduk

beberapa kali selama pemanasan. • Dinginkan dan pindahkan campuran ke dalam labu ekstraksi Majonnier. • Bilas gelas piala dan pengaduk dengan ethanol sebanyak 7 ml, tambahkan pada labu

ekstraksi dan kocok, • Bilas lagi gelas piala dan pengaduk dengan 25 ml ethyl ether (dibagi untuk 3 kali pembilasan), tambahkan pada labu ekstraksi dan kocok, • Labu ekstraksi ditutup dan dikocok kuat-kuat selama 1 menit. • Tambahkan 25 ml petroleum ether ke dalam labu ekstraksi dan kocok kuat-kuat. • Labu ekstraksi disentrifus selama 20 menit pada 600 rpm. • Tuangkan larutan ether (bagian yang jernih) ke dalam gelas piala yang sudah

diketahui beratnya melalui saringan kapas. • Ekstrak kembali contoh 2 kali masing-masing dengan 15 ml ethyl ether. • Tuangkan kembalu larutan jernihnya ke dalam gelas piala yang sama.

• Uapkan ethernya pada penangas uap dan keringkan dalam oven bersuhu 100 o C sampai beratnya tetap. • Lakukan juga penetapan blanko terhadap reagen yang digunakan.

E. Kadar Abu

Kadar abu ikan dan hasil perikanan lainnya ditetapkan dengan metode pengabuan (tanur) pada suhu 550 o

C. Jika contoh mengandung banyak lemak, maka dilakukan pengabuan 2 tahap. Pengabuan tahap pertama dilakukan pada suhu rendah untuk menghindari terbakarnya lemak. Pengabuan tahap kedua dilakukan pada suhu 550 o C.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145