Urusan Kesehatan

1. Kegiatan Pencegahan Kurang Gizi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.592.922.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.529.513.000,- atau 89,31%. Output kegiatan adalah 1 dokumen kesepakatan dan RTL 27 Kabupaten/Kota; 1 dokumen kesepakatan dan RTL Workshop 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) di Kab/Kota; 1 dokumen kesepakatan dan RTL pendampingan cakupan indikator pembinaan Gizi di 10 Kab/Kota; 1 dokumen laporan dan RTL pendampingan surveilans Gizi

10 Kabupaten Fokus; 1 dokumen kesepakatan dan RTL 27 Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah penurunan ratio kematian Ibu dan Bayi penurunan prevalensi gizi buruk.

2. Kegiatan Dukungan Pelayanan Kesehatan di RS Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Pameungpeuk Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp.4.717.999.342,- dan realisasi sebesar Rp.2.431.399.718,- atau 51,53%. Output kegiatan adalah Terlaksananya pengadaan obat paten selama 1 tahun, bahan radiologi selama tahun, obat dental selama 1 tahun, reagen laboratorium selama 1 tahun dan Terbayarnya jasa pelayanan di RS Pameungpeuk selama 1 tahun;. Outcome kegiatan adalah Terpenuhinya kebutuhan obat paten selama 1 tahun, bahan radiologi selama tahun, obat dental selama 1 tahun, reagen laboratorium selama 1 tahun dan Terbayarnya jasa pelayanan di RS Pameungpeuk selama 1 tahun.

3. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.347.280.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.797.535.004,- atau 59,20%. Output kegiatan adalah 300 orang mengikuti kegiatan, 3 narasumber dan 1 dokumen laporan; 54 orang mengikuti kegiatan,

2 narasumber dan 1 dokumen laporan; 20 orang Tim Monev ke 10 Kab/Kota dan 1 dokumen laporan, 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen kegiatan; 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan300 orang mengikuti kegiatan, 3 narasumber dan 1 dokumen laporan;

54 orang mengikuti kegiatan, 2 narasumber dan 1 dokumen laporan; 20 orang Tim Monev ke 10 Kab/Kota dan 1 dokumen laporan, 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen kegiatan; 27 orang mengikuti kegiatan,

4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 100 orang mengikuti kegiatan, 3 narasumber dan 1 dokumen laporan; monev di 27 Kab/Kota dan 1 dokumen laporan; 30 orang mnegikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan;

27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 54 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 1 dokumen kajian; monev UKP di Puskesmas 15 Kab/Kota dan 1 dokumen laporan; 1 dokumen bantuan teknis pengampu PTRM dai 12 sarana PTRM Kab/Kota; 1 dokumen undangan Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah terlaksananya penguatan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa rujukan bagi petugas kesehatan di 10 Kab/Kota; terlaksananya rapat rutin tahunan evaluasi perencanaan program kesgimul; terlaksananya workshop yankes indera di fasilitas yankes primer; terlaksananya pembentukan fasilitas sentra keperawatan di 5 Kab/Kota; terlaksananya supervisi dan pembinaan pasca pembentukan sentra keperawatan; terlaksananya fasilitas peningkatan kapasitas assesment dan rencana terapi gangguan penggunaan narkotika; terlaksananya evaluasi dan fasiliasi IPWL; terlaksananya workshop panduan panduan teknis dokter di puskesmas; terlaksananya penguatan tim manajemen PKP; terlaksananya rakor dan evaluasi program yankes dasar dan khusus; terlaksananya monev program yankes dasar dan khusus; terlaksananya perjadin dalam rangka konsultasi program ke pusat dan undangan; terlaksananya workshop laboratorium kesehatan daerah se-Jawa Barat; terlaksananya kajian penguatan fasilitas kesehatan primer milik pemerintah di Provinsi Jawa Barat; terlaksananya monev 27 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 54 orang mengikuti kegiatan, 4 narasumber dan 1 dokumen laporan; 1 dokumen kajian; monev UKP di Puskesmas 15 Kab/Kota dan 1 dokumen laporan; 1 dokumen bantuan teknis pengampu PTRM dai 12 sarana PTRM Kab/Kota; 1 dokumen undangan Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah terlaksananya penguatan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa rujukan bagi petugas kesehatan di 10 Kab/Kota; terlaksananya rapat rutin tahunan evaluasi perencanaan program kesgimul; terlaksananya workshop yankes indera di fasilitas yankes primer; terlaksananya pembentukan fasilitas sentra keperawatan di 5 Kab/Kota; terlaksananya supervisi dan pembinaan pasca pembentukan sentra keperawatan; terlaksananya fasilitas peningkatan kapasitas assesment dan rencana terapi gangguan penggunaan narkotika; terlaksananya evaluasi dan fasiliasi IPWL; terlaksananya workshop panduan panduan teknis dokter di puskesmas; terlaksananya penguatan tim manajemen PKP; terlaksananya rakor dan evaluasi program yankes dasar dan khusus; terlaksananya monev program yankes dasar dan khusus; terlaksananya perjadin dalam rangka konsultasi program ke pusat dan undangan; terlaksananya workshop laboratorium kesehatan daerah se-Jawa Barat; terlaksananya kajian penguatan fasilitas kesehatan primer milik pemerintah di Provinsi Jawa Barat; terlaksananya monev

4. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, denga alokasi anggaran sebesar Rp.843.831.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.627.500.900,- atau 74,36%, dengan Output kegiatan adalah dokumen monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi; adanya 1 laporan kegiatan kesehatan Ibu dan Bayi; adanya 1 dokumen monitoring dan evaluasi oleh Dinkes Provinsi ke RS dan Dinkes Kab/Kota; adanya 1 laporan kegiatan monitoring dan evaluasi oleh Dinkes Provinsi ke RS dan Dinkes Kab/Kota; adanya 1 dokumen pertemuan konsolidasi antara Dinkes Provinsi dan Kab/Kota serta Rs Provinsi/Kab/Kota; adanya 1 dokumen pembinaan dan pengawasan Dinas, RS Pemerintah, TNI, Polri dan Swasta; adanya 1 dokumen pertemuan dan monitoring dan evaluasi PPI di RSUD; adanya 1 laporan kegiatan pertemuan kolaborasi PONED dan PONEK; adanya 1 dokumen evaluasi kesiapan RS dalam melaksanakan Akreditasi Versi 2012; adanya 1 dokumen pertemuan tenaga kesehatan tim terapi gizi dari Kab/Kota; dan Outcome kegiatan adalah terlaksanakanya kegiatan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi; terlaksananya kegiatan pertemuan monitoring dan evaluasi oleh Dinkes ke RS Kab/Kota; terlaksananya kegiatan pertemuan konsolidasi antara Dinkes Provinsi dan Kab/Kota serta RS Provinsi/Kab/Kota; terlaksananya kegiatan pembinaan dan pengawasan Dinas Kab/Kota, RS Pemerintah, TNI/Polri dan swasta; terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan SDM RS pemerintah di Kab/Kota; terlaksananya kegiatan pertemuan dan monitoring evaluasi PPI di RSUD; terlaksananya kegiatan pertemuan kolaborasi PONED dan PONEK; terlaksananya kegiatan evaluasi kesiapan RS dalam pelaksanaan Akreditasi Versi 2012; terlaksnakanya kegiatan pertemuan tenaga kesehatan Tim terapi gizi dari Kab/Kota.

5. Kegiatan Pelayanan Kepada Masyarakat Miskin Jawa Barat di RS Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Pameungpeuk Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.274.298.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.2.271.193.800,- atau 99,86%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin di Jawa Barat yang belum terjamin oleh BPJS dengan target pelayanan rawat Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Pameungpeuk Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.274.298.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.2.271.193.800,- atau 99,86%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin di Jawa Barat yang belum terjamin oleh BPJS dengan target pelayanan rawat

6. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kerja Yang Prima dan Komprehensif

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.398.037.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.151.508.000,- atau 38,06%. Output kegiatan adalah dokumen kegiatan pertemuan surveilians; dokumen sosialisasi buku pedoman rujukan pelayan kerja; dokumen kegiatan pertemuan sosialisasi pelayanan lingkungan kerja; 1 paket bahan cetakan ( Leaflet) untuk penyuluhan; 1 dokumen kegiatan surveilans di Kab/Kota; 1 dokumen sosialisasi buku materi penyuluhan; 1 dokumen pertemuan mengenai penyuluhan program kerja di perusahaan formal dan informal; 1 dokumen sosialisasi pelayanan kesehatan kerja; 1 dokumen laporan penyuluhan kesehatan kerja di perusahaan formal dan informal; 1 dokumen pengadaan billvoard untuk promosi kesehatan kerja. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pelayanan kesehatan kerja di Provinsi Jawa Barat.

7. Kegiatan Gerakan Penyelamatan Masa Depan (Gema Mapan) Melalui Usaha Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.442.392.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.365.390.549,- atau 82,59%. Output kegiatan adalah 1 dokumen kesepakatan dan RTL 27 Kab/Kota; 5 dokumen kesepakatan dan RTL 27 Kab/Kota; 27 dokumen kesepakatan dan RTL 27 Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah penurunan rasio kematian ibu dan bayi.

8. Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.762.169.400,- realisasi anggaran sebesar Rp.1.358.330.561,- atau 77,08%. Output kegiatan adalah 1 dokumen laporan Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.762.169.400,- realisasi anggaran sebesar Rp.1.358.330.561,- atau 77,08%. Output kegiatan adalah 1 dokumen laporan

9. Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (pengadaan Sarana Dan Prasarana Pelayanan Radioterapi Dan Kedokteran Nuklir)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.14.087.527.818,- (Empat belas milyar delapan puluh juta lima ratus dua puluh tujuh ribu delapan ratus delapan puluh rupiah) dan realisasi samai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.13.175.857.500,- dengan capaian keuangan sebesar 93,53% dan capaian fisik 99,88%. Output kegiatan adalah terealisasinya:

• Honorarium pengadaan barang dan jasa • Belanja ATK • Belanja perjalanan dinas PNS Provinsi • Belnja jasa konsultasi pengawasan (supervision) • Belanja modal pengadaan konstruksi/ pembangunan kantor

Outcome Terlaksananya sarana fasilitas pelayanan kesehatan dan pengembangan radiotherapi.

10. Kegiatan Penyediaan Bahan Penunjang dan Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan di RSUD Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Pameungpeuk Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp.1.584.634.560,- dan realisasi sebesar Rp.750.767.282,- atau 47,38% dan untuk Fisik hanya terealisasi sebanyak 51,82%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pengadaan AGD 1 paket, Pengadaan Alkes Crosmatch 1 paket, Pengadaan Seragam OK 1 paket, Pengadaan Obat dan BHP 1 kegiatan, Belanja Bahan Radiologi 1 kegiatan, Belanja Reagen Lab 1 kegiatan, Pengadaan Alat Kedokteran Klinik 1 Paket, Pengadaan Alat HBA1C 1 paket, Pengadaan Peralatan BDRS 1 paket, Pengadaan Spoelhock 1 paket, Pengadaan Rumah Dahak 1 paket dan Pengadaan Tempat Cuci Tangan 1 paket ; 1 kegiatan. Outcome kegiatan adalah Tersedianya AGD 1 paket Tersedianya Alkes Crosmatch 1 paket, Tersedianya Seragam OK 1 paket, Terpenuhinya Kebutuhan Obat dan BHP 1 kegiatan, Terpenuhinya Kebutuhan Bahan Radiologi 1 kegiatan, Terpenuhinya Kebutuhan Reagen Lab 1 kegiatan, Tersedianya Alat Kedokteran Klinik 1 paket, Tersedianya Alat HBA1C 1 paket, Tersedianya Peralatan BDRS 1 paket, Tersedianya Spoelhock 1 paket, Tersedianya Rumah Dahak 1 paket dan Tersedianya Tempat Cuci Tangan 1 paket.

11. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.20.000.000.000,- (Dua puluh miliar rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.16.648.276.866,- dengan capaian keuangan sebesar 83,24% dan capaian fisik 66,67%. Output kegiatan adalah terealisasinya: - Pelayanan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu yang tidak terdaftar

dalam BPJS PBI - Rekapitulasi pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan sistem

pembayaran menggunakan SKTM sampai dengan Triwulan IV: • Rawat Jalan : 24.079 orang • Rawat Inap : 2.948 orang

Outcome Terjaminnya biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin Jawa Barat yang berobat ke RSUD Al Ihsan.

12. Kegiatan Peningkatan Pengadaan Obat-obatan, Bahan-bahan Penunjang dan Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.87.362.883.014,- (Delapan puluh tujuh milyar tiga ratus enam puluh dua juta delapan ratus delapan puluh tiga ribu empat belas rupiah rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV adalah sebesar Rp.78.337.065.173,- dan capaian keuangan sebesar 89,67% dan fisik 90,76%. Output kegiatan adalah terealisasinya Honorarium pengadaan barang/jasa, Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih, Belanja pengisian tabung gas medis, Belanja alat-alat rumah tangga/ dapur pakai habis, Belanja bahan obat-obatan, Belanja bahan Laboratorium, Belanja bahan makanan, Belanja bahan pengemasan. Outcome Terpenuhinya sarana dan prasarana dalam menunjang pelayanan kesehatan di RSUD Al Ihsan.

13. Kegiatan Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.201.373.543.411,- (Dua ratus satu milyar tiga ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus empat puluh tiga ribu empat ratus sebelas rupiah) dan realisasi sampai dengan Triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.133.923.445.412,- dengan capaian keuangan sebesar 66,5% dan capaian fisik 74,01%. Output kegiatan adalah terealisasinya Honorarium pengadaan barang dan jasa, Belanja ATK, Belanja penggandaan/ foto copy dokumen, Belanja perjalanan dinas PNS Provinsi, Belanja jasa perencanaan ( planning), Belanja jasa konsultasi pengawasan ( supervision), Belanja modal pengadaan konstruksi/ bangunan kantor. Outcome Terselenggaranya peningkatan sarana dan prasarana pembangunan gedung pelayanan dan perawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Al Ihsan.

14. Kegiatan Peningkatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pelayanan Kesehatan RSUD Al Ihsan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.115.800.000.000,- (Seratus lima belas miliar delapan ratus juta rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.108.464.944.344,- dengan capaian keuangan sebesar 93,67 dan capaian fisik 99,12%. Output kegiatan adalah terealisasinya Belanja ATK dan pengganaan foto copy dokumen, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja honorarium Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.115.800.000.000,- (Seratus lima belas miliar delapan ratus juta rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.108.464.944.344,- dengan capaian keuangan sebesar 93,67 dan capaian fisik 99,12%. Output kegiatan adalah terealisasinya Belanja ATK dan pengganaan foto copy dokumen, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja honorarium

15. Kegiatan Pembuatan dan Perhitungan Revew Master Plan dan Ded Pembangunan Gedung Maskin,

Bedah Gawat Darurat/IGD Ekstension, Ruang Jenazah/Forensik Serta Mesjid

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.2.974.630.000,- ( Dua milyar sembilan ratus tujuh puluh empat juta enam ratus tiga puluh ribu rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.2.918.885.475,- dengan capaian keuangan sebesar 98,13% dan capaian fisik 99,63%. Output kegiatan adalah terealisasinya Honorarium pengadaan barang dan jasa, Belanja ATK, Belanja penggandaan/foto copy dokumen, Belanja perjalanan dinas PNS Provinsi, Belanja jasa konsultasi perencanaan. Outcome terselenggaranya peningkatan sarana dan prasarana secara kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Al Ihsan

16. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan RS (DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.66.696.895.000,- (Enam puluh enam milyar enam ratus sembilan puluh enam juta delapan ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.46.713.772.006,- dengan capaian keuangan sebesar 70,04% dan capaian fisik 93,75%. Output kegiatan adalah terealisasinya, Dokumen surat perjanjian kontrak pengadaan MRI 1,5 tesla, Dokumen berita acara pembayanan uang muka, Belanja alat kedokteran umum, Belanja alat kedokteran THT, Belanja alat kedokteran mata, Belanja alat kedokteran bedah, Belanja alat kedokteran anak, Belanja alat kedokteran kebidanan dan penyakit kendungan, Belanja alat kedokteran kardiologi. Outcome Terpenuhinya sarana fasilitas pengembangan Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.66.696.895.000,- (Enam puluh enam milyar enam ratus sembilan puluh enam juta delapan ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.46.713.772.006,- dengan capaian keuangan sebesar 70,04% dan capaian fisik 93,75%. Output kegiatan adalah terealisasinya, Dokumen surat perjanjian kontrak pengadaan MRI 1,5 tesla, Dokumen berita acara pembayanan uang muka, Belanja alat kedokteran umum, Belanja alat kedokteran THT, Belanja alat kedokteran mata, Belanja alat kedokteran bedah, Belanja alat kedokteran anak, Belanja alat kedokteran kebidanan dan penyakit kendungan, Belanja alat kedokteran kardiologi. Outcome Terpenuhinya sarana fasilitas pengembangan

17. Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (Pengadaan Sapras Pelayanan Radiotherapi dan Kedokteran Nuklir)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.25.000.000.000,- (Dua puluh lima milyar rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.24.661.345.000,- dengan capaian keuangan sebesar 98,65% dan fisik 99,51%. Output kegiatan adalah terealisasinya Honorarium pengadaan barang dan jasa, Belanja ATK, Belanja penggandaan/fotocopy dokumen, Belanja perjalanan dinas PNS Provinsi, Belanja alat kedokteran radiotherapi. Outcome Terpenuhinya sarana fasilitas untuk menunjang pengembangan pelayanan Radiotherapi.

18. Kegiatan Akreditasi Rumah Sakit Rujukan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.343.640.000,- (Tiga ratus empat puluh tiga juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.177.253.854,- dengan capaian keuangan sebesar 51,58% dan capaian fisik 70,57%. Output kegiatan adalah terealisasinya Belanja ATK, Belanja penggandaan/ foto copy dokumen, Belanja jasa profesi, Belanja jasa akomodasi, Belanja makan/minum kegiatan workshop bintek akreditasi, Belanja perjalanan dinas luar provinsi PNS Non Provinsi. Outcome Terselenggaranya kegiatan akreditasi versi 2012 sesuai dengan standar rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat.

19. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.074.950.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.029.950.528,- (95,81%). Output Kegiatan adalah sosialisasi deteksi dini gangguan jiwa bagi dokter 8 kali, sosialisasi home visite keswa ke puskesmas 3 kali, familly gathering 4 kali, sosialisasi deteksi dini gangguan jiwa bagi kader 8 kali, sosialisasi deterksi dini bagi guru, konser rehabilitan 1 kegiatan, outbond untuk anak berkebutuhan khusus 1 kegiatan, study banding 1 kegiatan. Outcome Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.074.950.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.029.950.528,- (95,81%). Output Kegiatan adalah sosialisasi deteksi dini gangguan jiwa bagi dokter 8 kali, sosialisasi home visite keswa ke puskesmas 3 kali, familly gathering 4 kali, sosialisasi deteksi dini gangguan jiwa bagi kader 8 kali, sosialisasi deterksi dini bagi guru, konser rehabilitan 1 kegiatan, outbond untuk anak berkebutuhan khusus 1 kegiatan, study banding 1 kegiatan. Outcome

20. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rehabilitasi Napza

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.219.450.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.156.244.700,- (71,20%). Output Kegiatan adalah terlaksanannya Support Pemulihan 11 kegiatan, terlaksananya konseling 4 Kali, Outcome kegiatan adalah Meningatnya angka kesembuhan pasien napza.

21. Kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar

anggaran sebesar Rp.13.261.872.275,- (82,89%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Honor Untuk Pegawai BLUD untuk 1 kegiatan, Tersedianya Obat-obatan e-Katalog dan Non e-katalog untuk 1 kegiatan, Tersedianya mamin Pasien untuk 1 Tahun, Tersedianya Bahan Laboratorium untuk 1 Tahun, Tersedianya jasa pelayanan RS untuk 1 Tahun, Outcome kegiatan adalah Meningkatnya pelayanan dan kemandirian RS Jiwa.

22. Kegiatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.5.315.669.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.3.298.065.783,- (62,04%). Output Kegiatan yang diharapkan adalah (1) Terlayaninya pasien miskin Rawat Jalan/UGD Gelandangan serta Pasien Pasung sebanyak 4.740 orang, dengan realisasi terlayani sebanyak 4.340 orang slama tahun 2016. (2) Terlayaninya Pasien Rawat Inap Jiwa Gelandangan serta Pasien Pasung sebanyak 330 orang, dengan realisasi terlayani sebanyak 418 orang Rawat Inap Jiwa Gelandangan serta 100 orang pasien pasung. Outcome kegiatan adalah Pasien keluarga miskin/tidak mampu/gelandangan dan anak terlantar mendapat pelayanan tingkat dasar, lanjutan dan rujukan tanpa dipungut biaya apapun.

23. Kegiatan Peningkatan Rehabilitasi Pasien Jiwa

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.277.500.000,- dengan realisasi Rp.212.717.300,- (76,65%).

Output kegiatan ini adalah terapi psikomotorik kesehatan jiwa 4 kegiatan, peringatan HUT RI oleh rehabilitan 1 keg, family support group 1 kegiatan, outbond untuk rehabilitan 1 kegiatan. Outcome kegiatan ini meningkatnya jumlah pasien jiwa yang mengikuti rehab mental.

24. Kegiatan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dan Monitoring ISO dan OHSAS

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.517.970.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.391.925.521,- (75,67%). Output Kegiatan adalah Terakreditasinya RS 1 sebanyak Kegiatan, Monitoring ISO dan OHSAS sebanyak 1 Kegiatan, Outcome kegiatan adalah Meningkatnya standar dan kualitas layanan RS.

a. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus terdapat beberapa kegiatan dengan anggaran yang tidak dapat direalisasikan, kegiatan tersebut yaitu : 1) Program pelayanan kesehatan dasar Jumlah puskesmas yang melaksanakan manajemen puskesmas sesuai strandar sebanyak 638 dari 1057 Puskesmas. Hal ini dikarenakan Diundangkannya permenkes 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, memberikan konsekuensi terdapat modul baru pelatihan manajemen Puskesmas. Sehingga Puskesmas yang telah mendapatkan sosialisasi sebelum diundangkannya permenkes 44 tahun 2016 memerlukan review atau up grade dengan modul baru. Selain itu pergantian Kepala Puskesmas memberikan dampak data jumlah Puskesmas melaksanakan manajemen Puskesmas sesuai standar menjadi mudah berubah. Kompetensi Kepala Puskesmas dalam manajemen diwajibkan di Permenkes 75 tahun 2014. Persyaratan ini sering juga hanya diartikan hanya sebatas sertifikat. Sehingga kualitas pelatihan menjadi hal penting dalam pelaksanaannya. Konsep pelatihan yang diikuti secara tim menjadi kebutuhan dalam persyaratan pelatihan untuk membantu keluaran yang bermutu dan realistis untuk diimplementasi di lapangan; Jumlah Puskesmas memberikan pelayanan sesuai standar 499 dari 1057 Puskesmas. Hal ini karena diundangkannya permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas yang didalamnya terdapat standar minimal Puskesmas untuk pemenuhan standar mutu pelayanan Puskesmas.

Diantaranya persyaratan untuk lokasi, bangunan, sarana, tenaga, dan penyelenggaraan UKP dan UKM. Pemenuhan standar minimal Puskesmas saat ini kontribusi terbesar di DAK Fisik APBN, tahun 2016 kontribusi APBD Provinsi hampir tidak ada. Dana Kapitasi juga memberikan kontribusi pada pemenuhan sarana prasarana, terutama bagi Puskesmas yang telah melaksanakan BLUD. Fleksibilitas keuangan, memudahkan bagi Puskesmas BLUD untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana yang memungkinkan dipenuhi melalui dana Kapitasi non jasa pelayanan. Selain dana kapitasi dana bagi hasil cukai rokok dan CSR juga berkontribusi pemenuhan standar minimal Puskesmas terutama pada fisik bangunan. Kegiatan verifikasi lapangan untuk penilaian pemenuhan standar pelayanan Puskesmas juga belum terakomodir di APBD Provinsi, saat ini data dikumpulkan berdasarkan self assesment Puskesmas; 2) Program Pelayanan Kesehatan Khusus .

• Kesehatan Indera Petugas puskesmas belum terlatih semuanya (tiap kabupaten kota

baru 3 orang petugas puskesmas yang dilatih), Pencatatan pelaporan dari kabupaten kota tidak terlaksana dengan rutin dan sesuai waktu sehingga data pelayanan kesehatan indera belum maksimal dan Alat pemeriksaan kesehatan indera di puskesmas masih sangat kurang (Ear kit alokasi dari komnas PGPKt baru memberikan satu kabupaten satu).

• Kesehatan Tradisional Implementasi PP 103 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan

tradisional belum maksimal karena peraturan teknisnya (permenkes belum ada), sehingga pembinaan dan pelaksanaan program di puskesmas kabupaten kota belum maksimal. Puskesmas yang sudah dilatih belum mendapat dukungan sumber daya yang maksimal di kabupaten kota. Pencatatan dan pelaporan dari kabupaten kota belum rutin dan maksimal.

• Kesehatan Jiwa Sumber daya manusia terutama Psikiater di RSUD kabupaten kota

masih terbatas. Perencanaan dan pelaksanaan kesehatan jiwa di puskesmas masih bentuk kuratif (pengobatan) kegiatan kearah promotif dan preventif masih terbatas. Belum semua Kab/Kota terbentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) tingkat kab/ kota .

• Pelayanan Laboratorium Sarana dan Prasarana Labkesda dikabupaten kota yang belum

memenuhi standard sebanyak 52,65 %, masih banyak SDM tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di Labkesda, pembinaan dari Dinas Kesehatan Provinsi belum optimal (karena selama ini masih merasa bahwa pembinaan Labkesda kab/ kota adalah tanggung jawab BLK Dinkes Provinsi Jabar), ketidakjelasan kedudukan Labkesda sebagai laboratorium rujukan dari FKTP bagi peserta BPJS.

• Perawatan Kesehatan Masyarakat Terdapat 14,82 % (4 Kab/ Kota) yang Puskesmasnya belum 100 %

melaksanakan program Perkesmas karena jumlah tenaga perawat belum memenuhi standar, jumlah dokter yang masih kurang di beberapa puskesmas menyebabkan perawat harus memberikan pelayanan di BP sehingga tugas utama perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di keluarga yang mengalami masalah kesehatan belum dilaksanakan dengan optimal. Pengetahuan perawat dalam program Perkesmas untuk meningkatkan motivasi perawat dalam membuat asuhan keperawatan masih perlu ditingkatkan.

• Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

Kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan program dengan melibatkan Dinas Kesehatan, Lintas Sektor dan Rumah Sakit Pengampu RS Dr. Hasan Sadikin Bandung ke 12 PTRM masih kurang. Sedangkan permasalahan yang dihadapi IPWL adalah pecandu masih enggan dan takut untuk lapor pada sarana penerima wajib lapor secara sukarela. Keluarga tidak peduli dengan pecandu yang masih tergolong anak usia remaja s/d umur 18 tahun , sehingga keluargapun tidak membantu untuk melaporkan anggota keluarganya ke IPWL. Koordinasi dengan lintas sektor masih kurang, meskipun sudah ada SK bersama anatara Kemenkes RI, Kejaksaan, Kepolisian, Dinsos, BNN dalam penanganan pecandu untuk wajib lapor.

• Kesehatan gigi dan mulut -

Pelaksanaan pelayanan gigi dan mulut di fasyankes primer kabupaten kota sudah 100 % tetapi belum optimal karena kurangnya sumberdaya terutama dokter gigi dan perawat gigi, dental unit, instrumen pemeriksaan gigi serta obat-obatan.

Belum optimalnya kegiatan UKGMD dikarenakan sumber daya dan sarana prasarana serta kerjasama lintas sektor.

- Permasalahan Pelayanan PONEK di RS sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana PONEK, mulai dari DSOG, DSA, DSPD, DSAn, Dokter umum terlatih GDON, serta bidan dan perawat terlatih GDON. Sarana dan prasarana PONEK juga sangat berpengaruh dalam pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. Fasilitas UGD kebidanan juga sangat terbatas. Beberapa RSD maupun swasta sudah mempunyai UGD kebidanan yang terpisah dengan UGD umum. Terbatasnya peralatan untuk penanganan kegawat daruratan ibu dan anak di RSD maupun swasta menyebabkan masih dijumpai kasus2 yang harus dirujuk ataupun mengalami kematian di RS.

- Kecukupan tenaga di RS dari segi kuantitas bila tidak diikuti

dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan akan berdampak

39 RSD Provinsi/Kab/Kota, yang sudah dilatih manajemen PONEK oleh JNPK-KR sebanyak 34 RSD (87 %).

- Mengingat keterbatasan dana Pemerintah baik Pusat maupun Provinsi, diharapkan RS Pemerintah maupun Swasta dapat mengikuti pelatihan secara swadana ataupun melakukan pelatihan di RS sendiri bersama organisasi profesi dengan mengikuti standar/pedoman yang dikeluarkan oleh JNPK-KR. Anjuran ini diperkuat dengan surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat no 445/13828-yankes/2009 tanggal 1 Oktober 2009 perihal pedoman RS PONEK dan assesment terhadap PONEK 24 jam di RS.

- Respon time dalam pelaksanaan PONEK belum sesuai standar.

Respon time yang harus terukur pada pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif antara lain Kesiapan 24 jam DSOG, DSA, dr jaga UGD, bidan dan perawat terlatih unit gawat darurat, kamar bersalin & kamar operasi , Standar respon time pasien di UGD minimal 5 menit pasien terlayani, Standar respon time utk persiapan sectio oleh petugas kamar bersalin minimal

30 menit, Standar respon time untuk pelayanan darah adalah kurang dari 1 Jam pasien terlayani. Pelayanan tranfusi darah 24 jam dan Bank darah (+)

- Pembinaan manajerial dan teknis medis ke pelayanan dasar baik swasta maupun pemerintah oleh Dinkes Kab/Kota bersama- sama dengan RS dan Organisasi Profesi belum berjalan

- Belum semua kasus kematian di RS dilakukan AMP medis dan sosial

- Belum terpadunya sistem pencatatan dan pelaporan program

kesehatan ibu dan anak di Kab/Kota terlihat dari % Kelengkapan dan ketepatan laporan SIRS di RS maupun data cakupan program kes ibu dan anak dari pelayanan dasar menyebabkan data yang diperoleh belum menunjukkan jumlah kematian ibu dan bayi yang sebenarnya dan kualitas pelayanan rujukan.

- Permasalahan kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Rujukan pada sub kegiatan pemenuhan makan minum petugas call center sistem Penanganan kegawatdaruratan Terpadu- Sehari-hari (SPGDT-S) mempunyai permasalahan sebagai berikut : Tenaga SDM SPGDT-S belum merupakan tenaga tetap, masih melibatkan tenaga dari Rumah Sakit dan Dinas kesehatan dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kab Sumedang sehingga ; eringkali terjadi ketidak sesuaian antara jadwal yang sudah ditetapkan dengan realisasi kehadiran jaga; Dalam pelaksanaan SPGDT-S belum tersedianya aplikasi terkait Call Centre 119

- Belum terpadunya perencanaan program RSUD maupun Dinkes

Kab/Kota dan Provinsi.

- Tim monev Provinsi belum terstandarisasi

- Belum semua Rumah Sakit Daerah mampu PONEK karena

keterbatasan tenaga spesialis.

- Beberapa program prioritas belum mendapat pembiayaan

diantaranya TB DOTS dan Gizi Rumah Sakit. -

Pembinaan teknis medis dari Rumah Sakit Daerah dan Profesi ke Puskesmas PONED belum berjalan.

- Untuk pembelian obat paten, bahan radiologi, obat dental dan

reagen laboratorium di RS Pameungpeuk realisasi keuangannya tidak terserap semua dikarenakan beberapa hal yaitu pembelian obat-obat

sesuai dengan kebutuhan/permintaan user dan proses pencairan pengadaan obat yang agak terlambat dikarenakan kami masih beradaptasi

tersebut

dilaksanakan dilaksanakan

- Untuk penyediaan jasa pelayanan realisasi keuangannya tidak terserap semua dikarenakan pembayaran jasa pelayanan kepada pegawai disesuaikan dengan pendapatan Rumah Sakit.

- Kegiatan Penyediaan Bahan Penunjang dan Sarana Prasarana

Pelayanan Kesehatan di RSUD Pameungpeuk adalah kegiatan yang sumberdananya berasal dari BO-BLUD, untuk kegiatan yang berasal dari BLUD ini baru masuk kedalam anggaran pada perubahan anggaran yakni efektif di bulan November 2016 dapat dilaksanakan. Hal tersebut terjadi karena pencatatan pendapatan ke Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat kami terlambat sehingga anggaran BLUD tidak bisa dianggarkan dalam Anggaran Murni Tahun 2016. Hal ini berpengaruh kepada waktu pelaksanaan kegiatan yang sangat sedikit sehingga kami hanya melaksanakan pekerjaan yang benar-benar prioritas dahulu seperti Pengadaan Analisa Gas Darah 1 paket, Pengadaan Alkes Crosmatch 1 paket, Pengadaan Seragam OK

1 paket dan Pengadaan Obat dan BMHP yang tidak tercover oleh APBD sebanyak 1 paket.

- Tahapan Kegiatan Penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di 5 Kab kota adalah rangkaian suatu kegiatan yang harus dilaksanakan secara bertahap, sehingga sangat bergantung pada jadwal kegiatan Provinsi dan kabupaten. Jadwal yang sudah di sepakati kadang berubah karena ada kegiatan di kabupaten kota

- Narasumber dan fasilitator berasal dari kabupaten pendamping

yang sudah tercantum dalam SK tim Pendamping, agak sulit dalam pengaturan jadwal karena adanyanya kegiatan di kabupaten yang bersangkutan.

- Terdapat kabupaten yang sudah menganggarkan dalam

tahapan kegiatan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, sehingga Anggaran APBD 1 tidak di serap dan menggunakan APBD 2.

Adanya efisiensi anggaran.

2. Solusi

(1) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus. Melaksanakan perencanaan serta manajemen kegiatan dengan lebih baik serta mengajukan kegiatan ditahun yang akan datang untuk mengatasi permasalahan program.

(1) Program Pelayanan Kesehatan Dasar. • Sosialisasi permenkes 44 tahun 2016 telah dilakukan di tingkat Provinsi yang dihadiri oleh penanggungjawab Manajemen Puskesmas di Kabupaten/ Kota. Kabupaten/ Kota dapat menindaklanjuti dengan memberikan kesempatan peningkatan

kopetensi bagi Kepala Puskesmas dan tim untuk mendapatkan pelatihan Puskesmas. Sumber anggaran dapat berasal dari dana Kapitasi Puskesmas, dimana dana non jasa pelayanan bisa dipergunakan untuk kegiatan peningkatan kopetensi.

• Kompetensi manajemen bagi kepala Puskesmas sebagai persyaratan yang harus menjadi persyaratan seleksi calon Kepala Puskesmas. Kerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di Kabupaten Kota untuk mengatur proses mutasi Kepala Puskesmas dengan lebih bijak, untuk meminimalisir terjadinya pergantian Kepala Puskesmas yang terlalu sering di Puskesmas yang mengganggu kinerja Puskesmas.

• Kebijakan Pelatihan Manajemen Puskesmas diharapkan memenuhi akreditasi pelatihan, untuk menjaga pemenuhan kualitas pelatihan. Pelatihan lebih optimal jika peserta terdiri dari 3 s.d. 4 orang perpuskesmas. Sehingga implementasi dilapangan lebih ringan karena ber-tim.

• Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Barat diperlukan kontribusinya sebagai upaya percepatan Puskesmas memenuhi standar pelayanan. Kajian Penguatan Puskesmas dialokasikan di tahun 2017 untuk mengidentifikasi kegiatan yang salah satunya untuk memenuhi kebutuhan standar minimal Puskesmas sesuai permenkes 75 tahun 2014.

(2) Program Pelayanan Kesehatan Khusus • Meningkatkan kompetensi petugas dengan latihan secara

berkelanjutan, penekanan kepada dinas kesehatan kabupaten kota tentang pentingnya memberikan data pelaporan data berkelanjutan, penekanan kepada dinas kesehatan kabupaten kota tentang pentingnya memberikan data pelaporan data

• Advokasi dan konsultasi ke pusat untuk kejelasan regulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan indera di kabupaten kota,

melakukan pembinaan dan advokasi agar kabupaten kota mendukung pelaksanaan kesehatan tradisional.

• Melaksanakan pembinaan kepada Dokter Puskesmas terutama yang telah terlatih deteksi dini gangguan kesehatan jiwa untuk

dapat lebih mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh agar dapat mendeteksi gangguan keswa dan dapat melakukan intervensi sesuai kewenangan Puskesmas yang lebih mengarah ke promotif preventif, melakukan pembinaan dan advokasi agar kabupaten kota mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa, mendorong Kabupaten dan Kota untuk membentuk TPKJM.

• Mendukung dan menfasilitasi pemenuhan standar laboratorium baik sarana, prasarana maupun SDM, melakukan koordinasi

dengan BLK Dinkes Prov. Jabar dalam pembinaan terhadap Labkesda kab/ kota melalui Dinkes Kab/ kota, advokasi untuk kejelasan kedudukan Labkesda sebagai lab rujukan dari FKTP bagi peserta BPJS.

• Perlu adanya peningkatan kemampuan teknis Perawat Puskesmas di 1057 pukesmas pada 27 K/K, termasuk dalam

pembuatan asuhan keperawatan di rawat jalan dan rawat inap, perlu dukungan pemerintah Kab/Kota untuk pemenuhan kebutuahan

penunjang Perkesmas, merencanakan dan mengusulkan kembali di tahun 2017 kegiatan pembentukan Sentra Keperawatan di 5 Kab/Kota yang belum terfasilitasi.

sarana

prasara

• Meningkatkan kemampuan teknis petugas dalam penanganan rehabilitasi medis pada pengguna NAPZA seluruhnya, koordinasi dengan Bidang P2 dan PL untuk keberlangsungan program, peningkatan koordinasi dengan lintas sektor, peningkatan sosialisasi dengan masyarakat tentang IPWL melalui media masa dan elektronik. Peningkatan sosialisasi serta pelaksanaan P4GN terpadu yang telah direncanakan bersama.

• Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya dan Sarana Prasarana bagi Pelayanan kesehatan Gigi dan mulut di Puskesmas sesuai

Standar PMK No 75/2014, dukungan pembiayaan di Provinsi, Kab/Kota dan puskesmas untuk kegiatan fisik dan non fisik, peningkatan kompetensi bagi petugas kesehatan, perawat gigi dan dokter gigi serta pemegang program di Provinsi dan Kab/kota, dukungan bagi pelaksanaan manajemen program kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan akreditasi Puskesmas, pembinaan dan dukungan regulasi dari Provinsi untuk pengembangan program kesehatan gigi dan mulut - Melakukan evaluasi program pelayanan kesehatan rujukan

di Provinsi Jawa Barat - Mengoptimalkan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit di Provinsi Jawa Barat dengan melakukan Koordinasi dengan Lintas Sektor dan Organisasi Profesi.

- Mengrencanakan Pengembangan Pelayanan Kesehatan

Rujukan di Provinsi Jawa Barat. - Meningkatkan koordinasi antara RS Daerah, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi melalui pertemuan maupun monitoring dan evaluasi dengan mengevaluasi SPM Rumah Sakit.

- Meningkatkan Koordinasi dan fasilitasi dalam rangka penyelamatan ibu dan bayi baru lahir dengan mengevaluasi PMK 56 tahun 2014

- Berkoordinasi dengan seksi Akreditasi dan Pendayagunaan tenaga kesehatan dalam pemenuhan tenaga spesialis khususnya untuk spesialis kebidanan, spesialis anak dan

anesthesi. - Membuat jejaring rujukan dimana setiap Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta mempunyai puskesmas binaan khususnya untuk pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak.

- Mengoptimalkan Tenaga SPGDT-S dengan melibatkan tenaga dari Rumah Sakit dan Dinas kesehatan dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kab Sumedang.

- Perhitungan penganggaran untuk belanja obat di RS Pameungpeuk harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan user dan stock opname obat yang ada sehingga keuangan dapat terserap dengan baik.

- Prediksi target pendapatan rumah sakit Pameungpeuk harus dihitung dengan baik agar sesuai dengan alokasi anggaran untuk jasa profesi yang akan dibayarkan.

- RS Pameungpeuk Berkooordinasi dan berkonsultansi dengan baik dengan stakeholders yang terkait dengan proses pencairan sehingga proses pencairan tidak akan

terhambat lagi.

(2) Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia harus merevisi SK tim pendamping dengan menambah jumlah personal tim pendamping di 5 kabupaten ( pendamping baru dari 4 kabupaten); perlu adanya kesepakatan penetapan jadwal di 5 kabupaten replikasi pada rapat persiapan; perlu adanya kesepakatan penetapan

pnarasumper dan fasilitator dari tim pendamping pada rapat persiapan; dalam penjadwalan yang sudah di sepakati agar bisa dilaksanakan tepat waktu.

4) Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular memiliki indikator persentase desa/kelurahan mencapai UCI, eliminasi tetanus neonaturum, eliminasi campak, kasus AFP, angka kesembuhan penyakit TB paru, prevalensi HIV/AIDS, prosentase penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Biro Pelayanan Sosial Dasar Jawa Barat melalui 1 (satu) kegiatan, dan Dinas Kesehatandengan 8 (delapan) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp.4.074.060.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.3.481.718.399,- atau 85,46%. Outcome: Menurunnya angka penyebaran penyakit TBC dan HIV/AIDs, menurunnya angka penyakit Zoonosis serta penyakit menular dan tidak menular lainnya; Setiap kejadian luar biasa ( KLB) penyakit dan keracunan tertanggulangi secara cepat dan tepat serta dilaporkan secara cepat kurang dari 24 jam kepada unit pelayanan terdekat; Meningkatkan surveilans system kewaspadaan dini (SKD) dalam rangka reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang berorietasi pada penguatan system, kepatuhan terhadap standar dan peningkatan komitmen; Meningkatkan dalam pengendalian, penemuan dan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular memiliki indikator persentase desa/kelurahan mencapai UCI, eliminasi tetanus neonaturum, eliminasi campak, kasus AFP, angka kesembuhan penyakit TB paru, prevalensi HIV/AIDS, prosentase penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Biro Pelayanan Sosial Dasar Jawa Barat melalui 1 (satu) kegiatan, dan Dinas Kesehatandengan 8 (delapan) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp.4.074.060.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.3.481.718.399,- atau 85,46%. Outcome: Menurunnya angka penyebaran penyakit TBC dan HIV/AIDs, menurunnya angka penyakit Zoonosis serta penyakit menular dan tidak menular lainnya; Setiap kejadian luar biasa ( KLB) penyakit dan keracunan tertanggulangi secara cepat dan tepat serta dilaporkan secara cepat kurang dari 24 jam kepada unit pelayanan terdekat; Meningkatkan surveilans system kewaspadaan dini (SKD) dalam rangka reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang berorietasi pada penguatan system, kepatuhan terhadap standar dan peningkatan komitmen; Meningkatkan dalam pengendalian, penemuan dan

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Pencegahan Penyakit – penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.856.194.250,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.705.648.850,- atau 82,42%. Output kegiatan adalah terselenggaranya pertemuan LP/LS tingkat Provinsi dalam rangka peningkatan cakupan imunisasi untuk pencapaian Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 1 kali; terselenggaranya pertemuan dengan kepala seksi/pengelola program imunisasi dalam rangka evaluasi Tahun 2015 dan desiminasi informasi tahun 2016 sebanyak 1 kali; pemantauan program imunisasi dalam rangka peningkatan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk mencapai UCI di 18 Kab/Kota; terselenggaranya pertemuan anak sekolah (BIAS) tahun 2016 dengan TP UKS tingkat Provinsi sebanyak 1 kali; terselenggaranya pertemuan persiapan pelaksanaan bulan imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2016 dengan TP UKS Kab/Kota se Jawa Barat sebanyak 1 kali; pertemuan persiapan dan pelaksanaan BIAS ke Kab/Kota oleh TP UKS tingkat Provinsi ke 10 Kab/Kota Prioritas; terselenggaranya audit kasus kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) oleh KOMDA PP KIPI Jawa Barat sebanyak 4 kali dengan adanya 4 dokumen; investigasi/pemantauan surveilans kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) ke 15 Kab/Kota; terselenggaranya pengelola rantai dingin vaksin dalam rangka meningkatkan kualitas vaksin program imunisasi dengan adanya 1 dokumen; terselenggaranya pertemuan LS tingkat Provinsi dalam rangka persiapan PIN sebanyak 2 kali; terselenggaranya pertemuan koordinasi dengan LP/LS Kab/kota dalam rangka persiapan pelaksanaan PIN dengan adanya 1 dokumen; terselenggaranya pertemuan teknis dalam rangka persiapan pelaksanaan PIN sebanyak 1 kali; terlaksananya pengadaan cetakan kegiatan Pekan Imunisasi Naisonal (PIN) dengan adanya 1 dokumen pengadaaan; petugas posko Pekan Imunisasi Nasional (PIN) membuat 7 laporan harian; terselenggranya pertemuan evaluasi Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sebanyak 1 kali; terlaksananya pemantauan Cold Chain ke Kab/Kota dalam rangka meningkatkan kualitas Vaksin Program Imunisasi ke 10 Kab/Kota prioritas; adanya Fedback cakupan imunisasi dan analisa PWS ke 27 Kab/Kota dan LP/LS; terbayarnya honor tenaga ahli KOMDA PP KIPI Jawa Barat sebanyak 4 kali

(dokumen); terlaksananya pemantauan persiapan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ke 10 Kab/Kota prioritas; terlaksananya pemantauan PIN dan diberikannya Vaksin Polio kepada kurang lebih (proyeksi) 4.283.332 balita. Outcome kegiatan adalah peningkatan jumlah Kab/Kota yang mencapai target Universal Child Immunization (ICU).

2. Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.223.779.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.114.739.000,- atau 51,27%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen RHA setiap ada bencana; tersedianya dokumen hasil pemantauan penyakit; tersedianya dokumen hasil pertemuan evaluasi pelaksanaan haji tahun 2014; tersedianya dokumen hasil fasilitasi bidang kesehatan dalam pelayanan arus mudik Hari Raya Idul Fitri dan Tahun baru; tersedianya dokumen hasil pertemuan persiapan embarkasi; tersedianya dokumen fasilitasi pelaksanaan pemantauan penyakit paska haji (K3JH). Outcome Kegiatan adalah pengendalian penyakit menular pada lokasi bencana dan embarkasi haji.

3. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat¸dengan alokasi anggaran sebesar Rp.640.582.600,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.522.204.200,- atau 81,52%. Output kegiatan adalah 1 dokumen pertemuan Validasi program ISPA; 1 dokumen pertemuan review program ISPA, 1 dokumen pembinaan manajemen P2 ISPA; 1 dokumen bimbingan teknis program diare dan ISPA; 1 dokumen pertemuan monitoring dan evaluasi program diare dan ISPA; 1 dokumen pembinaan tatalaksana Kasus Kusta; 1 dokumen bimbingan teknis perawatan dukungan dan pengobatan; 1 dokumen monitoring dan evaluasi SUFA; 1 dokumen pengendalian TB; 1 dokumen pelaksanaan practical aproach to lung health (PAL); 1 dokumen pertemuan evaluasi P2 kusta bagi wasor kusta Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan sistem informasi HIV/AIDS (SIHA) bagi pengelola program dan petugas RS; 1 dokumen pertemuan monev dam validasi data P2 TB; 1 dokumen pertemuan validasi data P2 diare dan ISP; 1 dokumen pertemuan validasi data program HIV/AIDS dan IMS; 1 dokumen pertemuan validasi data program P2 kusta. Outcome kegiatan adalah cakupan penemuan penyakit TB Paru; angka kesembuhan penyakit TB Paru; presentasi OHDA yang mendapatkan ARV; presentase HIV; proporsi cacat Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat¸dengan alokasi anggaran sebesar Rp.640.582.600,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.522.204.200,- atau 81,52%. Output kegiatan adalah 1 dokumen pertemuan Validasi program ISPA; 1 dokumen pertemuan review program ISPA, 1 dokumen pembinaan manajemen P2 ISPA; 1 dokumen bimbingan teknis program diare dan ISPA; 1 dokumen pertemuan monitoring dan evaluasi program diare dan ISPA; 1 dokumen pembinaan tatalaksana Kasus Kusta; 1 dokumen bimbingan teknis perawatan dukungan dan pengobatan; 1 dokumen monitoring dan evaluasi SUFA; 1 dokumen pengendalian TB; 1 dokumen pelaksanaan practical aproach to lung health (PAL); 1 dokumen pertemuan evaluasi P2 kusta bagi wasor kusta Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan sistem informasi HIV/AIDS (SIHA) bagi pengelola program dan petugas RS; 1 dokumen pertemuan monev dam validasi data P2 TB; 1 dokumen pertemuan validasi data P2 diare dan ISP; 1 dokumen pertemuan validasi data program HIV/AIDS dan IMS; 1 dokumen pertemuan validasi data program P2 kusta. Outcome kegiatan adalah cakupan penemuan penyakit TB Paru; angka kesembuhan penyakit TB Paru; presentasi OHDA yang mendapatkan ARV; presentase HIV; proporsi cacat

4. Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.278.331.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.145.297.000,- atau 52,20%. Output kegiatan adalah terlaksananya review penanggulangan KLB Tk Provinsi Jawa Barat; terlaksananya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan penyakit menular lainnya; terlaksananya verifikasi rumor/alert; terlaksananya fasilitasi (bimbingan, pengawasan, dan pengendalian) peningkatan sistem Surveilans dan SKD KLB; terlaksananya desiminasi informasi kegiatan Surveilans melalui buletin; terlaksananya pertemuan surveilans PD3I. Outcome kegiatan adalah kelengkapan laporan surveilans terpadu penyakit (STP) Kab/kota; kelengkapan laporan surveilans terpadu (STP) kejadian luar biasa; konfirmasi penanggulangan dan investigasi KLB penyakit yang dapat divegah dengan imunisasi (PD3I); penemuan kasus AFP (AFP Rate).

5. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Program Penyakit Bersumber Binatang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.360.170.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.346.304.400,- atau 96,15%. Output kegiatan adalah 25 Kab/Kota; 2 kali;

27 orang petuga Kab/Kota; 17 Kab/Kota; 2 kali; 27 orang petugas Kab/Kota; 1 kali; 15 Kab/Kota; 2 kali; 15 Kab/kota; 27 orang petugas Kab/Kota; 2 orang pada 27 Kab/Kota; 2 Orang pada 27 Kab/kota; 2 kali; 17 Kab/Kota; 27 Orangt Petugas Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah Angka kesakitan malaria < 1/100 penduduk; tatalaksana kasus malaria 100%; angka kesakitan DBD <49 per 100.000 penduduk; prosentasi Kab/kota endemis filariasis dengan Mf rate <1% 45,45%; kasus rabies pada manusia 0; kasus antax pada manusia 0; kasus PES pada manusia 0; tatalaksana kasus leptopirosis 100%; tatalaksana kasus infuenza yang ditularakan melaului hewan.

6. Kegiatan Upaya Peningkatan Kesehatan Paru Masyarakat Dalam Rangka Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan di BKPM

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.071.650.650,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.042.384.109,- atau 97.27%. Output kegiatan adalah terlaksananya 2 kali ertemuan jejaring eksternal dengan dokter praktek swasta se wilayah III Cirebon; terlaksananya 2 kali pertemuan koordinasi pengendalian TB di wilayan

III Cirebon; terlaksananya 5 kali pertemuan sosialisasi resiko TB MDR ke petugas Puskesmas di Wilayah III Cirebon; terlaksananya 1 pertemuan PMO; terlaksananya 2 kali pertemuan dengan komunitas; terlaksananya 1 kali pertemuan sosialisasi TB HIV dengan petugas kesehatan diseluruh wilayah III Cirebon; terlaksananya pengadaan barang promosi untuk reward pasien sembuh dan pengobatan lengkap TB; terlaksananya 4 kali promosi BKPM di TV, Radio dan media cetak dan pengadaan cetak baligho, leaflet, poster dan kotak kepuasan/kotak saran, lemari charge Hp dan tempat poster; terlaksananya kegiatan peringatan hari kesehatan dan hari jadi BKPM; terlaksananya pelatihan/magang tenaga kesehatan; terlaksananya kegiatan peringatan hari TB sedunia; terlaksanaya kegiatan belanja modal 1 unit mobil promosi kesehatan; honor 5 kegiatan. Outcome kegiatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan spesialistik paru serta meningkatkan sumber daya kesehatan dalam menunjang pemahaman masyarakat terhadapa kesehatan paru.

7. Kegiatan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.515.102.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.476.950.840,- atau 92,59%. Output kegiatan adalah 27 Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan monev program PPTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan workshop survailans epidemiologi PTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan advokasi KTR bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen workshop pengendalian obesitas bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen Seminar naskah akademik draft RAPERDA KTR; 1 dokumen workshop deteksi dini kanker serviks dan payudara bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen terlaksananya workshop perencanaan program PPTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah prevalensi tekanan darah tinggi; presentase Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.515.102.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.476.950.840,- atau 92,59%. Output kegiatan adalah 27 Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan monev program PPTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan workshop survailans epidemiologi PTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen pertemuan advokasi KTR bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen workshop pengendalian obesitas bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen Seminar naskah akademik draft RAPERDA KTR; 1 dokumen workshop deteksi dini kanker serviks dan payudara bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota; 1 dokumen terlaksananya workshop perencanaan program PPTM bagi petugas Provinsi dan Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah prevalensi tekanan darah tinggi; presentase

8. Kegiatan Pengendalian Penyakit Kusta

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp.128.250.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp.128.190.000,- (99,95%). Output kegiatan adalah Terselenggaranya Rapat Pengendalian Penyakit Kusta, Pengendalian Penyakit Kusta dan Koordinasi Pengendalian Kusta. Outcome kegitan meningkatnya kegiatan pengendalian penyakit Kusta di Jawa barat.

b. Permasalahan

(1) Kegiatan peningkatan sistem kewaspadaan dini bencana dan kesehatan matra, penyerapan anggaran disesuaikan dengan kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten/Kota.

c. Solusi

(1) Penyediaan anggaran untuk kegiatan peningkatan sistem kewaspadaan dini bencana dan kesehatan matra tetap diperlukan karena berdasarkan data, kejadian penyakit masih sering terjadi bahkan cenderung meningkat.

5) Program Sumber Daya Kesehatan

Program Sumber Daya Kesehatan memiliki indikator persentase puskesmas dan RS dengan jumlah tenaga kesehatan sesuai standar, jumlah RSUD mampu PONEK, ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi, persentase penggunaan obat generik, persentase penduduk dengan jaminan kesehatan. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melalui 13 (tiga belas) kegiatan, oleh Dinas Permukiman dan Perumahan 1 (satu) kegiatan, oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat 6 (enam) kegiatan, dari Rumah Sakit Paru 7 (tujuh) kegiatan, serta Rumah Sakit Umum daerah Al-Ihsan melalui 1 (satu) kegiatan dan Biro Pelayanan Sosial Dasar 1 (satu) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp.239.865.473.828,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.213.995.613.105,- atau 89,21%. Outcome : meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar (persentase puskesmas yang memiliki dokter sesuai standar menjadi 91,56%, tenaga dokter gigi sesuai standar 61,48%, perawat

64,23%, tenaga gizi 51,42%, tenaga laboratorium 34,06, tenaga kefarmasian 54,36% dan tenaga bidan puskesmas 54,93%).

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian, Penggunaan Obat Secara Rasional, Peredaran Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.327.750.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.237.227.000,- atau 72,38%. Output kegiatan adalah terlaksananya 4 kegiatan. Outcome kegiatan adalah Peningkatan pengawasan dan pengendalian, penggunaan obat rasional, peredaran sediaan farmasi, kosalkes dan mamin.

2. Kegiatan Pengembangan Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.838.583.321,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.3.723.858.107,- atau 97.01%. Output kegiatan adalah 1 tahun; 439 jenis reagen; 26 Kab/kota; 12 Bulan; 1 Kegiatan; 1 Kegiatan; 1 Kegiatan; 1 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah terpenuhinya pelayanan laboratorium kesehatan kepada masyarakat Jawa Barat.

3. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan di BKKM

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.807.500.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.762.237.047,- atau 94,39%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium organisasi pengadaan; tersedianya alat tulis kantor untuk 12 bulan; tersedianya alat kesehatan habis pakai yaitu: umum, laboratorium, gigi dan radiologi; tersedianya obat-obatan; tersedianya bahan kimia untuk laboratorium gigi, umum dan radiologi; tersedianya honorarium jasa profesi untuk dokter spesialis radiologi, asisten apoteker, petugas rekam medis, petugas IT, tenaga kesehatan lingkungan dan pengemudi untuk 13 kali bulan; tersedianya biaya penggandaan, tersedianya biaya penjilidan; tersedianya makan dan minum rapat persiapan; tersedianya perjalanan survey. Outcome kegiatan adalah kualitas pelayanan di BKKM meningkat 100%.

4. Kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.560.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.416.467.445,- atau 74,37%. Output kegiatan Pelatihan Tim Pengelola Penyakit di FKTP adalah 30 orang; Pelatihan Badan Layanan Umum Daerah sebanyak 30 orang; Pelatihan Nutrision care Proses (NCP) bagi Nutrisionis RSUD Kab/Kota sebanyak 22 orang; Pelatihan Pelayanan Kesehatan Akupresur Bagi Tenaga Kesehatan sebanyak 30 orang; Pelatihan Self care Ramuan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga sebanyak 30 orang. Outcome kegiatan adalah peningkatan kompetensi tenaga kesehatan Provinsi Jawa Barat.

5. Kegiatan Ketersediaan, Pemerataan Keterjangkauan dan Mutu Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.148.595.000,- atau 74,30%. Output kegiatan adalah 1 dokumen rencana kebutuhan obat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan dan mutu sediaan farmasi kosalkes dan mamin 75%.

6. Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.51.040.276.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.48.300.050.963,- atau 94,63%. Output kegiatan adalah perpanjangan kontrak 98 Orang tenaga dokter/dokter gigi PTT Provinsi 6 orang tenaga dokter spesialis PPT Provinsi, 755 orang tenaga bidan PPT Provinsi, 143 tenaga kesehatan lainya; tenaga PTT Provinsi: 98 Orang tenaga dokter/dokter gigi PTT Provinsi, 6 Orang tenaga dokter, 143 orang tenaga kesehatan lainya 27 orang pengelola program dan bendahara Kab/kota; 18 Orang tenaga kesehatan teladan dari 5 profesi kesehatan ; 70 orang pengelola data di dinkes Kab/kota dan RSUD se Jawa Barat; 40 RSUD terbina pengelolaan jabatan fungsional; 30 tenaga dokter yang akan mengikuti program PPDSBK; 300 Orang dokter internship di RSUD dan Puskesmas; 10.000 lembar jumlah STR tenaga kesehatan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

7. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Povinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.502.487.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.334.377.150,- atau 66,54%. Output kegiatan adalah 2 paket; 1 paket; 1 paket; 1 kegiatan; 3 buah. Outcome kegiatan adalah peningkatan pelayanan Bapelkes sebagai pusat pelayanan pelatihan.

8. Kegiatan Pengembangan Gedung BKKM Provinsi Jawa Barat Tahap II

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.65.148.032.864,- realisasi anggaran sebesar Rp.58.115.297.711,- atau 89,20%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Penyelesaian Pengembangan Gedung BKKM. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya sarana dan prasarana di BKKM untuk pelayanan kesehatan kerja yang prima dan komprehensif.

9. Kegiatan Pengadaan Obat dan Bahan Makanan Pasien di RS Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.5.390.797.465,- realisasi anggaran sebesar Rp.2.006.827.038,- atau 37,23% dengan realisasi fisik sebanyak 98,91%. Output kegiatan adalah Terlaksananya belanja obat-obatan 1 tahun dan belanja BHP 1 tahun. Outcome tersedianya kebutuhan obat-obatan dan BMHP selama 1 tahun bagi pasien di RS Pameungpeuk.

10. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.22.209.345.625,- realisasi anggaran sebesar Rp.21.066.808.254,- atau 94,86%. Output kegiatan adalah tersedianya alat kedokteran umum; alat kedokteran bedah; alat kedokteran anak; alat kedokteran kandungan; alat kedokteran dalam. Outcome kegiatan adalah tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan kesehatan di RS Pameungpeuk.

11. Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Pegawai RSUD Pameungpeuk Rumah Sakit Pameungpeuk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.924.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.3.656.276.040,- atau 93,18%. Output kegiatan adalah Terlaksananya pengadaan perlengkapan ibadah sebanyak 1 paket, terbayarnya jasa pelayanan dan remunerasi pegawai selama 1 tahun, terfasilitasinya jasa pendampingan akreditasi 1 kegiatan, pembuatan name tag sebanyak 1 paket, fasilitasi sewa rumah dinas 1 tahun, Pengadaan seragam harian medis dan paramedis 1 paket, pengadaan seragam batik dan perlengkapannya 1 paket, pengadaan seragam olahraga 1 paket, pengadaan sepatu olahraga 1 paket, pengadaan kaos dan topi HUT RS 1 paket, terfasilitasinya biaya pelatihan 1 kegiatan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas kesejahteraan, kedisiplinan dan kompetensi pegawai di RSUD Pameungpeuk.

12. Kegiatan Peningkatan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan Paru di BKPM

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.755.260.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.2.592.595.284,- atau 94,10%. Output kegiatan adalah 2 macam (obat E- Katalog dan Non E-Katalog); 1 kegiatan (Bahan Laboratorium, Bahan Radiologi); 1 kegiatan (bahan laboratorium, bahan radiologi, dan bahan untuk tindakan medis); tenaga profesi (dr. Spesialis, analis kesehatan dan perawat & IT (Informasi dan Tekhnologi); 1 Tahun; 1 Kegiatan; 4 Kegiatan; 2 Kegiatan; 1 Kegiatan; 1 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasien penyakit paru di BKPM Provinsi Jawa Barat; tercapainya angka kesembuhan TB 85% dan angka sukses rujukan pasien TB > 85% serta angkat DO pengobatan TB <5%.

13. Kegiatan Penguatan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.403.900.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.178.473.420,- atau 44,19%. Output kegiatan adalah 1 laporan hasil koordinasi penyelenggaraan JKN Jawa Barat; 1 laporan hasil rapat Sinkronisasi program Tim POKJA JKN; 1 Laporan hasil rapat Koordinasi Pembiayaan Kesehatan Tingkat Provinsi; 1 laporan hasil peningkatan kapasitas Stake holder dalam pembiayaan Kesehatan Tk. Kab/Kota; 1 laporan hasil perjalanan Dinas.

Outcome kegiatan adalah terfasilitasinya Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 27 Kab/Kota.

14. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Daerah Pameungpeuk Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.14.315.405.000,- realisasi anggaran sebesar sebesar Rp.11.012.625.515,- atau sebesar 76,93%. Output : 1.Terawatnya bangunan : Gedung IGD, Gedung Gizi, Gedung Rawat Inap Kelas

3, Gedung Radiologi, Gedung Kantor dan Sarana Jalan. 2). Tersusunya dokumen : AMDAL, Masterplan, dan dokumen DED RSUD Pameungpeuk Garut Kelas B. 3). Sisa lelang RS Pameungpeuk menyebabkan SILPA sebesar Rp Rp.904.527.588. Outcome : Meningkatnya status pelayanan RSUD Pameungpeuk Garut dari kelas C menjadi kelas B.

15. Kegiatan Penyediaan Obat/Bahan Kimia/Laboratorium dan Alat/Bahan Kesehatan Habis Pakai

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.963.183.877,- realisasi anggaran sebesar Rp.2.740.405.495,- atau sebesar 92,48 % dan realisasi fisiknya 100%. Output kegiatan ini Tersedianya alat kesehatan habis pakai E-katalog dan Non E- Katalog selama 1 tahun , Tersedianya Obat-obatan E-Katalog, Non E-Katalog dan Transfusi Darah selama 1 tahun, Tersedianya Bahan kimi/laboratorium selama 1 tahun, terdapatnya pemeriksaan penunjang medik selama 1 tahun. Outcome- Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pemeriksaan penunjang Medik yang cepat, tepat dan akurat dan tersedianya obat-obat yang lengkap sesuai dengan formularium Rumah Sakit.

16. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien dan Pegawai yang Bekerja di Lingkungan Beresiko di Rumah Sakit Paru

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.868.094.976,00 realisasi anggaran sebesar Rp.1.564.775.920,00 atau 83,76% realisasi fisiknya 96,15% . Output Tersedianya makanan dan minuman pasien selama 12 bulan serta Penambah daya tahan tubuh bagi pegawai selama 12 bulan.

Outcome- terwujudnya asupan gizi yang baik terhadap pasien yang dirawat sehingga mepercepat penyembuhan serta meningkatkan kondisi daya tahan tubuh pegawai agar tidak tertular penyakit.

17. Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Pasien

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan mempunyai alokasi anggaran sebesar Rp.1.750.000.000,- realisasi sebesar Rp.1.609.815.759,- atau 91,99%, Output kegiatan ini Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana ruangan perawatan pasien: Terdapatnya Perlengkapan pasien 1 paket , Tersedianya Mesin Penghancur jarum suntik dan sterilisasi Ruangan 1 paket, Tersedianya lemari untuk pasien kelas I,II & VIP 50 Unit, tersedianya AC Ruangan Pasien 12 Unit, Tersedianya Trolly 1 Paket, tersedianya Televisi Ruangan 8 set , Terdapatnya Peneng identitas pasien 1 paket, Tersedianya meja makan untuk pasien kelas I,II & VIP 42 Unit, Tersedianya Tempat tidur periksa poliklinik 5 Unit, tersedianya sofa ruangan pasien 8 set, tersedianya kursi tunggu pasien rawat Inap 60 Buah, Tersedianya kulkas ruangan pasien 5 unit dan Terdapatnyn alat kesehatan 1 Paket . Outcome Terpenuhinya Fasilitas perlengkapan Pelayanan Pasien sesuai dengan standar dan Patient Safety sehingga pasien merasa puas dan nyaman selama dalam perawatan di Rumah sakit.

18. Kegiatan Peningkatan dan Perluasan Fungsi Rumah Sakit Paru

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.485.064.400,- realisasi anggaran sebesar sebesar Rp.1.300.105.400,- atau sebesar 87,55% dan realisasi fisiknya 100%. Output kegiatan adalah Terdapatnya Konsultan Perencanaan pengadaan pintu gerbang, pagar dan tralis besi 1 paket, Terdapatnya Konsultan Pengawasan pengadaan pintu gerbang, pagar dan tralis besi 1 paket, Terwujudnya konstruksi Fisik pintu gerbang, pagar dan tralis besi 1 paket, terdapatnya alat- alat kedokteran umum 1 paket, terdapatnya alat-alat laboratorium 1 Paket. Outcome nya adalah Tersedianya Sarana dan Prasarana Rumah sakit yang lengkap dan handal sesuai dengan standar serta lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

19. Kegiatan Penyediaan Media Informasi Rumah Sakit

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.275.000.000,- realisasi sebesar Rp.168.505.000,- atau 61,27 %, Output kegiatan ini Terdapatnya Talk show layanan masyarakat di televisi 1 tahun, Terdapatnya konsultan perencana 1 paket, Terdapatnya konsultan pengawas 1 paket, Terdapatnya konsultan perencana 1 paket, terdapatnya papan Bilblboard 1 paket, terdapatnya cindramata 1 paket, terdapatnya Running Text Rauang rawat Inap 1 paket, tersedianya papan informasi 1 paket. Outcome Tersedianya sumber informasi bagi pasien / pengunjung tentang layanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi jawa Barat sebagai upaya promotif dan preventif.

20. Kegiatan Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Paru (DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

realisasi sebesar Rp.2.625.616.676,- atau 65,05 %, Output – tersedianya almari pasien untuk pasien kelas III 48 Buah, tersedianya Meja makan Pasien untuk pasien kelas III

anggaran

sebesar

Rp.4.036.000.000,-,

48 Buah, tersedianya alat-alat kedokteran bedah 1 paket, tersedianya alat-alat penyakit dalam 1 paket, tersedianya alat-alat Bank Darah 1 paket, tersedianya Blood gas Analizer untuk ruang ICU 1 paket. Outcomenya adalah terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas dengan peralatan canggih sesuai dengan standar.

21. Kegiatan Penataan Lingkungan Rumah Sakit

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.341.975.000,-, realisasi sebesar Rp.189.362.000,- atau 58,00%, Output – terdapatnya konsultansi perencanaan untuk taman depan ruang perawatan, perbaikan jalan (pengaspalan) lingkungan dan penataan (restorasi) bangunan monumen bersejarah 1 paket, terdapatnya konsultansi Pengawas untuk taman depan ruang perawatan dan perbaikan jalan (pengaspalan) lingkungan 1 Paket, terdapatnya taman depan ruang perawatan 1 paket. Outcome – Terciptanya lingkungan rumah sakit yang nyaman, aman , indah dan bersih untuk memberikan kenyamanan pada pasien selama berobat atau dirawat di rumah sakit paru

22. Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Pegawai RSUD Al- Ihsan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.40.400.000.000,- (Empat puluh milyar rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 sebesar Rp.37.975.184.241,- dengan capaian keuangan sebesar 94,-% dan capaian fisik 97,65%. Output kegiatan adalah terealisasinya Belanja honorarium pengadaan barang dan jasa, Belanja honorarium pegawai honorer/ tidak tetap BLUD, Belanja jasa profesi, Belanja premi asuransi kesehatan, Belanja sewa lapang olah raga, Belanja pakaian olah raga, Belanja pemulangan pegawai yang wafat. Outcome Terlaksananya kegiatan sebagai upaya dalam meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas sebagai penunjang pelayanan di RSUD Al Ihsan.

23. Kegiatan Peningkatan Perencanaan Pembangunan Gedung Pelayanan Kesehatan Jiwa : Gedung Klinik Keswara, Gedung Diagnostic Center, Gedung Rehabilitasi Medik

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.604.800.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.385.271.000,- (63.70%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Dokumen DED Gedung keswara sebanyak 1 dokumen, Tersedianya Dokumen DED Gedung diagnostik sebanyak 1 dokumen, Tersedianya Dokumen DED Gedung Rehab medik sebanyak 1 dokumen, Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Sistem Perencanaan Gedung-gedung Pelayanan RS.

24. Kegiatan Pembangunan Gedung Pelayanan Rawat Inap

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.5.201.618.300,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.5.010.387.100,- (96.32%). Output Kegiatan adalah Terlaksananya Pembangunan Gedung Pelayanan Rawat Inap sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Jasa Perencanaan/Pengawasan Berkala sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Jasa Pengawasan sebanyak 1 kegiatan, Outcome kegiatan adalah Meningkatnya pelayanan RS Jiwa.

25. Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan RS Jiwa Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.550.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.413.921.782,-

(91,22%). Output Kegiatan adalah Terselenggaranya pelatihan SP2KP 120 org, terselengaranya pelatihan mental spiritual 60 org, pelatihan kegawatdaruratan psikiatri 20 org, pelatihan TOT pembimbing praktikan 60 org, pelatihan kepemimpinan 60 org, pelatihan penatausahaan keuangan 20 org, pelatihan phelbotomy 30 org, pelatihan CBT 30 org, pelatihan hipnoterapi 30 org, sosialisasi/promosi kesehatan 403 0rg, pelatihan teknis SDM 404 org, terlaksananya belanja konsultasi manajemen/keuangan/SDM 4 kegiatan Outcome Kegiatan adalah Meningkatnya pengetahuan SDM RS Jiwa sehingga profesional dalam melaksanakan tupoksinya.

26. Kegiatan Peningkatan Pemeliharaan Alat Kesehatan dan Alat Kedokteran

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.406.400.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.395.837.650,- (97.40%). Output Kegiatan adalah Terpeliharanya Alat Kedokteran 2 kegiatan, Terpeliharanya alat Laboratorium sebanyak 2 kegiatan, Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Kualitas sarana alat kesehatan dan alal kedokteran Rumah Sakit.

27. Kegiatan Peningkatan Penyediaan Alat Kesehatan, Alat Kedokteran dan Alat Penunjang Kesehatan Lainnya

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.6.700.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.5.202.758.408,- (77,65%). Output Kegiatan adalah Tersedianya alat kesehatan dan alat kedokteran umum sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya alat laboratorium sebanyak 10 unit, Tersedianya alat Farmasi sebanyak 57 unit, Tersedianya Alat Kedokteran Anak sebanyak 13 unit, Tersedianya Tempat Tidur sebanyak 64 unit, Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Alat Kesehatan / Kedokteran RS.

28. Kegiatan Peningkatan Penyediaan Perlengkapan Pasien

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.760.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.752.950.700 (99,07%). Output Kegiatan adalah Tersedianya peralatan kebersihan dan bahan pembersih 1 keg, tersedianya perlengkapan olah raga 1 keg, tersedianya bahan rehabilitasi pasien 1 keg, tersedianya keperluan pasien rawat inap (linen) 1 keg, tersedianya peralatan rumah tangga 1 keg, tersedianya bahan material 1 keg, tersedianya bibit tanaman 1 keg, tersedianya obat tanaman 1 Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.760.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.752.950.700 (99,07%). Output Kegiatan adalah Tersedianya peralatan kebersihan dan bahan pembersih 1 keg, tersedianya perlengkapan olah raga 1 keg, tersedianya bahan rehabilitasi pasien 1 keg, tersedianya keperluan pasien rawat inap (linen) 1 keg, tersedianya peralatan rumah tangga 1 keg, tersedianya bahan material 1 keg, tersedianya bibit tanaman 1 keg, tersedianya obat tanaman 1

29. Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Alih Status Rumah Sakit Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi menjadi RSUD Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,- (100%). Output kegiatan adalah Terselenggaranya alih status RS. Pamengpeuk dan Jampang Kulon menjadi RSUD Provinsi. Outcome kegitan adalah terwujudnya RSUD Provinsi.

6) Program Manajemen Kesehatan

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melalui 9 (sembilan) kegiatan, oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar 3 (tiga) kegiatan, dari Rumah Sakit Paru 5 (lima) kegiatan, serta Rumah Sakit Umum daerah Al-Ihsan melalui 1 (satu) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp.13.790.122.168,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.10.526.075.893,- atau 76,33%. Outcome : Menguatkan pembiayaan dan sumber daya kesehatan.

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.949.700.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.781.597.794,- atau 82.30%. Output kegiatan adalah 1 Dokumen Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda); tersedianya 1 dokumen koordinasi bidang kesehatan; terlaksananya pertemuan Mitra Praja Utama (MPU); tersedianya 1 dokumen fasilitasi penyusunan perencanaan; tersedianya 1 dokumen koordinasi lintas program dan lintas sektor bidang kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan forum OPD bidang kesehatan serta tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan rapat koordinasi wilayah bidang kesehatan . Outcome kegiatan adalah terjadinya sinkronisasi bidang kesehatan, terfasilitasinya perencanaan bidang kesehatan dan terjalinnya kerjasama bidang kesehatan.

2. Kegiatan Manajemen Kesehatan BKKM Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.475.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.403.933.300,- atau 85,04%. Output kegiatan adalah 1 dokumen laporan kegiatan; 1 dokumen laporan kegiatan; 1 dokumen laporan audit medik; 1 dokumen audit lingkungan kerja; 1 dokumen laporan kegiatan manajemen kesja; 1 dokumen laporan kegiatan; 1 dokumen laporan kegiatan; 1 dokumen laporan kegiatan; 1 dokumen laporan pertemuan. Outcome kegiatan adalah dukungan kebijakan penguatan manajemen, regulasi dan sistem informasi bidang kesehatan.

3. Kegiatan Peningkatan Kualitas BKPM Sebagai Rujukan Kesehatan Paru di Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.223.580.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.219.291.480,- atau 98,08%. Output kegiatan adalah 1 dokumen tidak lanjut pertemuan ISO; 1 dokumen kegiatan BLUD; 1 dokumen kegiatan bisnis palan. Outcome kegiatan adalah terstandarisasinya pelayanan paru melalui sertifikat ISO 9001-2008.

4. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.183.730.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.166.394.283,- atau 90.56%. Output kegiatan adalah 1 Dokumen laporan evaluasi bantuan keuangan tahun 2015. Outcome kegiatan adalah terevaluasinya kegiatan bantuan keuangan bidang kesehatan tahun 2015.

5. Kegiatan Penyusunan Regulasi Manajemen Jaminan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.391.425.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.108.460.150,- atau 27,71%. Output kegiatan adalah 1 dokumen juknis bankeu Bidang Kesehatan; 1 dokumen draft pergub; 1 dokumen pedoman Bidang Kesehatan; 1 dokumen perjalana dinas. Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen regulasi Bidang Kesehatan dan Dokumen pedoman Bidang Kesehatan.

6. Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan, Kefarmasian dan Alkes

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.012.950.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.660.959.500,- atau 65,25%. Output kegiatan adalah 30 orang tim teknis perizinan dapat melaksanakan penerapan CDAKA; 30 orang tim teknis perizinan dapat melaksanakan penerapan CPAKB; 2 kali rapat evaluasi kajian teknis hasil pemeriksaan sarana kesehatan; 75 orang mendapatkan pemahaman mengenai peraturan-peraturan perizinan pada sarana kesehatan.; 40 orang mendapatkan pemahaman mengenai Implementasi Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama; tim teknis dapat melaksanakan Fasilitasi pemeriksaan sarana kesehatan, MONEV dan Koordinasi lintas sektor; 30 orang mendapatkan pemahaman mengenai prosedur dan instrumen Akreditasi RS Pendidikan; 20 orang mendapatkan penguatan Tim KALK provinsi dalam Akreditasi Laboratorium Kesehatan; Semua Rumah Sakit Umum Daerah mendapat pemahaman mengenai Akreditasi RS; 27 Kab/Kota mendapatkan evaluasi kegiatan akreditasi PKM; 30 orang Tim Provinsi mendapat penguatan kemampuan sebagai tim pembina akreditasi. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana pelayanan kesehatan.

7. Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.145.122.900,- realiasi anggaran sebesar Rp.1.088.473.595,- atau 95,05%. Output kegiatan adalah 182 buku profil kesehatan provinsi jawa barat tahun 2015; 182 buku visualisasi data kesehatan tahun 2015; 1 dokumen; 1 dokumen; 1 dokumen; 1 dokumen. Outcome kegiatan adalah sistem informasi kesehatan di Jawa Barat.

8. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Pelatihan Kesehatan sebagai Pusat Pelatihan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,- realisasi sebesar Rp.188.558.383,- atau 94,28%. Output kegiatan adalah 1 dokumen; 1 dokumen; 1 dokumen; 1 dokumen; 1 dokumen; 1 kegiatan. Outcome kegiatan adalah peningkatan kapasitas Bapelkes sebagai pusat pelatihan kesehatan.

9. Kegiatan Peningkatan Kapasitas BLK sebagai Center of Excellent (CoE) Pelayanan Kegiatan Diagnostik dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.82.507.500,- realisasi sebesar Rp.57.689.955,- atau 69,92%. Output kegiatan adalah 1 kegiatan; 1 kegiatan; 1 kegiatan; 2 kegiatan; 1 kegiatan; 1 kegiatan; 2 paket; 1 kegiatan; 2 kegiatan; 30 orang kegiatan; 240 orang kegiatan; 1 tahun. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan laboratorium dengan dipertanyakan status akreditasi Balai Laboratorium Kesehatan Provins Jawa Barat 90 %.

10. Kegiatan Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

realisasi sebesar Rp.984.216.279,- atau sebesar 65,61%. Output kegiatan adalah Jumlah

Kunjungan Pasien dengan menggunakan SKTM atau Pasien Jamkesda rawat Jalan 454 Orang, Rawat Inap 517 Orang. Outcome kegiatan adalah terlayaninya masyarakat miskin Jawa Barat yang tidak memliki BPJS atau KIS yang berobat baik rawat jalan atau rawat inap ke Rumah sakit Paru Provinsi Jawa Barat.

11. Kegiatan Peningkatan Jejaring Eksternal Dalam Penanggulangan Penyakit TB Paru

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.389.450.000,- realisasi sebesar Rp.250.818.000 atau sebesar 64,40% . Output Terdapatnya ATK untuk kegiatan, Jejaring, HDL dan HIV 1 Paket, terdapatnya kegiatan KIT Jejaring, HDL dan HIV 1 Paket, terdapatnya masker TB MDR 1 Paket, terdapatnya cinderamata pasien 1 paket, Terlaksananya Kegiatan Jejaring eksternal 5 kegiatan, Kegiatan HDL 1 Kegiatan, Kegiatan monev TB-HIV 1 Kegiatan, dan In house training BTCLS 1 kegiatan. Outcome – Terjalinnya kemitraan dengan dinas Kesehatan sewilayah III Cirebon dalam penangulangan kasus TB Paru dalam sistem rujukan pasien TB Paru dengan komplikasi yang perlu penanganan lebih lanjut serta laporan/data pasien yang dirujuk kembali ke puskesmas.

12. Kegiatan Mengembangkan Pelayanan Rujukan Pasien Rumah Sakit Paru

Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.70.144.800,- realisasi sebesar Rp.12.505.000,- atau 17,83%. Output Kegiatan adalah Terlaksananya pendampingan pelayanan pasien rujuk 12 bulan dan Makan dan Minum Rapat

2 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pelayanan di rumah sakit paru dengan memberikan pelayanan prima dan sistem rujukan yang baik.

13. Kegiatan Pengelolaan Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Persiapan Akreditasi Rumah Sakit

Kegitan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.531.699.968,- realisasi anggaran sebesar Rp.273.962.700,- atau sebesar 51,53%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Bimbingan, survei akreditasi di Rumah Sakit Paru , terdapatnya

jasa konsultan PPK-BLUD 1 paket . Outcome – Tercapaianya akreditasi versi 2012 Parpurna dalam ragka meningkatkan mutu Rmah sakit dan adanya aplikasi untuk pelaksanaan BLUD agar dalam pelakasanaannya baik itu laporan maupun pengadaanya cepat, tepat dan akurat.

14. Kegiatan Peningkatan Mutu Rumah Sakit

Kegitan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.886.360.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.3.366.570.750 atau sebesar 86,63%. Output kegiatan ini Tersedianya Tenaga Dokter Spesialis 8 orang, Tenaga Dokter Gigi 1 Orang, Tenaga S1 Keperawatan 1 Orang, SI Kesehatan 3 Orang, SI Farmasi 3 Orang , Tenaga S1 Akutansi / Agama / Non Kesehatan 3 Orang , Tenaga D III Keperawatan / Perawat Gigi 18 Orang, Tenaga D III Kesehatan 4 Orang , DIII Farmasi 2 Orang, DIII Tenaga Gizi 15 Orang, Tenaga Analis Kesehatan ( Laboratorium )

7 Orang , Tenaga D III Non Kesehatan / Komputer / Sekretaris 7 Orang, Tenaga SMA Non Kesehatan 14 Orang dan Tenaga Survey IKM 7 Orang serta Terlaksananya Kegiatan IKM 1 Kegiatan, Terlaksananya Assement Indeks Kesehatan budaa kerja organisasi ( OCHI) 1 Paket, Terlaksanya pelatiha ESQ 3 Kegiatan , terlaksananya Inhouse Traing SP2KP, Audit medik 2 Kegiatan, terlaksananya Studi Banding 1 Kegitan, Terdapatnya Konsultan SIMRS 1 Paket, Terdapanya konsultan Naskah Akademik 1 Paket, terdapatnya konsultan 7 Orang , Tenaga D III Non Kesehatan / Komputer / Sekretaris 7 Orang, Tenaga SMA Non Kesehatan 14 Orang dan Tenaga Survey IKM 7 Orang serta Terlaksananya Kegiatan IKM 1 Kegiatan, Terlaksananya Assement Indeks Kesehatan budaa kerja organisasi ( OCHI) 1 Paket, Terlaksanya pelatiha ESQ 3 Kegiatan , terlaksananya Inhouse Traing SP2KP, Audit medik 2 Kegiatan, terlaksananya Studi Banding 1 Kegitan, Terdapatnya Konsultan SIMRS 1 Paket, Terdapanya konsultan Naskah Akademik 1 Paket, terdapatnya konsultan

15. Kegiatan Pemasaran Pelayanan Kesehatan, Humas dan Hukum Rumah Sakit

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp.712.500.000,- (Tujuh ratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah) dan realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2016 adalah sebesar Rp.217.962.700,- dengan capaian keuangan sebesar 30,59% dan capaian fisik 45,21%. Output kegiatan adalah terealisasinya Belanja ATK, Belanja plakat, Belanja dokumentasi dan publikasi, Belanja bahan obat-obatan (kegiatan bhakti sosial masyarakat), Belanja layanan surat kabar, Belanja perjalanan dinas dalam daerah non PNS, Belanja perjalanan dinas luar daerah non PNS. Outcome Terjalinnya kerjasama dengan mitra kerja dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan RSUD Al-Ihsan.

16. Kegiatan Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp.134.380.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp.134.380.000,- (100,%), Output, Terselenggranya Branchmarking kesehatan Jiwa, pertemuan Kajian Akademi Kesehatan Jiwa dan Penguatan kelembagaan ke Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Outcome, Terfasilitasinya Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Jawa Barat.

17. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1,306,072,000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp.1,015,545.540,- (77,76%). Output kegiatan adalah Intensifikasi Penguatan

Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Kab/Kota se Jawa Barat, Pertemuan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, pertemuan Edukasi Komprehensif di Kab/Kota, Proses MoU Penanganan ODHA asal jawa Barat. Outcome kegitan adalah tersosialisasinya, terkoordinasinya dan terfasilitasinya pencegahaan dan penanggulangan HIV & AIDS di Jawa Barat.

18. Kegiatan Koordinasi Penguatan Kelembagaan TP-UKS di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp.595.500.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp.594.756.484,- (99,88%), Output kegiatan adalah Rakor TP-UKS di 4 BKPP se Jawa Barat, Pertemuan Review pemenang LSS Tahun 2013 s/d 2015, Pendampingan TP-UKS Pusat, Pelksanaan LSS Tingkat BKPP wilayah se Jawa Barat dan Provinsi, Pembinaan dan Rangka LSS ke tingkat Nasional, Koordinasi ke TP-UKS Pusat, Apresiasi Pemenang LSS Tingkat Provinsi dan Pertemuan Penyusun Intrumen Penilaian LSS. Outcome Meningkatnya kapasitas dan kinerja serta koordinasi antara TP-UKS Provinsi dengan TP-UKS Kab/Kota di Jawa Barat, meningkatnya komitmen Kepala Sekolah untuk Keberlajutan Modal Sekolah Sehat, Meningkatnya motivasi TP-UKS Kab/Kota dalam pengembangan program UKS di wilayahnya, evaluasi pelaksanaan program UKS di Sekolah dengan di dukung oleh TP-UKS Kab/Kota, untuk mendampingi Kab/Kota dalam rangka penilaian LSS tingkat Nasional serta memunculkan sekolah-sekolah terbaik ke tinngkat Nasional, untuk mendapatkan informasi perkembangan program UKS dan pelaksanaan LSS tingkat Nasional dan Apresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kab/Kota di Jawa Barat.