Kajian Hukum dan Keadilan 173 IUS

Kajian Hukum dan Keadilan 173 IUS

Putut Sriyanto | Analisis Yuridis Terhadap Pengalihan Obyek Perjanjian Beli Sewa ................................ atau bisa juga dikatakan wanprestasi apabila

salah satu pihak melanggar perjanjian yang telah mereka buat. Adapun wujud wanprestasi terdiri dari 4 (empat) macam,

yaitu : 39

1. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali;

2. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak se- bagaimana mestinya;

3. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya;

4. Melaksanakan perbuatan yang dilar- ang dalam kontrak.

Hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Rantep, Kepala Cabang PT. Bahana Lestari Morindo Mataram, mengatakan bahwa : Pada pelaksanaan perjanjian beli sewa PT. Bahana Lestari Morindo Mataram, telah terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh pembeli sewa diantaranya adalah :

1. Pembeli sewa (debitur) tidak dapat membayar angsuran tiap bulan;

2. Pembeli sewa (debitur) tidak dapat membayar denda atas keterlamabatan pembayaran angsuran tiap bulan;

3. Pembeli sewa (debitur) terlambat membayar angsuran tiap bulan;

4. Pembeli sewa (debitur) mengalihkan atau memindah tangankan objek beli sewa kepada pihak ketiga (orang lain) tanpa izin dari penjual sewa (PT. Bahana Lestari Morindo Mataram) sebagai kreditur dan pemilik objek beli sewa. 40

Sedangkan faktor-faktor yang menyebab- kan terjadinya wanprestasi oleh Pembeli Sewa, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden Zaenudin (pembeli sewa) yang kebetulan berprofesi

39 Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak Mema- hami Kontrak dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogma-

tik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum Peri- katan), Cetakan Ke-1, Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 338. 40

Wawancara dengan Bapak I Wayan Rantep, Ke- pala Cabang PT. Bahana Lestari Morindo Mataram, Tanggal 9 Nopember 2015.

sebagai tukang ojek, disebabkan karena penghasilan sehari hari yang tidak pasti (tidak menentu), sehingga penghasilan dari profesi tukang ojek tidak cukup untuk membayar angsuran kepada PT. Bahana Lestari Morindo (selaku Penjual-sewa). Sedangkan Faktor yang menyebabkan pengalihan obyek beli sewa oleh pembeli- sewa kepada pihak lain, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Zainudin, disebabkan karena faktor-faktor: (1). Penghasilan sebagai tukang ojek (pada saat sepi) tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari; (2). Terdesak dengan kebutuhan biaya sekolah anak-anak; dan (3) kebutuhan keluarga yang sakit. Karena beberapa faktor tersebutlah sebagai penyebab pihak pembeli-sewa “terpaksa” mengalihkan obyek beli-sewa kepada pihak ketiga.

Jika dilihat wanprestasi yang terjadi pada PT. Bahana Lestari Morindo Mataram seperti dijelaskan di atas, maka dapat dikatakan bahwa tindakan pembeli sewa (debitur) yang tidak dapat membayar angsuran tiap bulan dan tidak dapat membayar denda atas keterlambatan pembayaran angsuran tiap bulan merupakan wujud wanprestasi tidak melaksanakan prestasi sama sekali, tindakan pembeli sewa (debitur) terlambat membayar angsuran tiap bulan merupakan wujud wanprestasi melaksanakan prestasi tetapi tidak tepat pada waktunya, dan tindakan pembeli sewa (debitur) mengalihkan atau memindah tangankan objek beli sewa kepada pihak ketiga (orang lain) tanpa izin dari penjual sewa (PT. Bahana Lestari Morindo Mataram) sebagai kreditur dan pemilik objek beli sewa, merupakan wujud wanprestasi melaksanakan perbuatan yang dilarang dalam kontrak.

Karena wanprestasi dapat menimbulkan akibat-akibat hukum yang penting bagi para pihak dalam perjanjian, maka terlebih dahulu harus dipastikan apakah debitur memang benar-benar telah melakukan wanprestasi. KUH Perdata dalam Pasal

J Urnal IUS | Vol IV | Nomor 1 | April 2016 | hlm, 174~177

1238, menentukan: “Debitur dinyatakan Lestari Morindo Mataram) sebagai kreditur, lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sehingga dapat dimintakan pertanggung- sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari jawaban baik secara perdata maupun secara perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini pidana. Bentuk tanggung jawab perdata mengakibatkan debitur harus dianggap lalai terhadap tindakan pembeli sewa sebagai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”.

debitur yang tidak dapat melaksanakan prestasinya (wanprestasi) ada beberapa

Dalam praktik di PT. Bahana Lestari macam, antara lain yaitu :

Morindo Mataram, sebelum pihak penjual sewa (PT. Bahana Lestari Morindo

1. Membayar ganti kerugian yang dider- Mataram) menyatakan pembeli sewa telah

ita oleh penjual sewa (PT. Bahana Lest- melakukan wanpretasi, terlebih dahulu

ari Morindo Mataram) sebagai kredi- penjual sewa (PT. Bahana Lestari Morindo

tur;

Mataram) menempuh langkah-langkah

2. Pembatalan atau pemutusan perjan- atau upaya-upaya persuasif yaitu mengirim

jian dan membayar ganti kerugian; surat peringatan atau somasi berturt-turut :

3. Peralihan resiko;

1. Somasi atau peringatan pertama di-

4. Membayar biaya perkara, kalau sam- berikan kepada pembeli sewa, dalam

pai diperkarakan di depan sidang pen- hal jika terjadi tunggakan pembayaran

gadilan.

uang angsuran. jangka waktu yang di- Sedangkan terhadap tindakan pembeli berikan selama satu minggu terhitung sewa (debitur) yang mengalihkan atau mulai tanggal jatuh tempo pada pem- memindah tangankan objek beli sewa beli

kepada pihak ketiga (orang lain) tanpa

2. Somasi yang kedua diberikan kepada izin dari penjual sewa (PT. Bahana Lestari pembeli sewa untuk satu minggu beri- Morindo Mataram) sebagai kreditur dan kutnya dengan ketentuan pembeli sewa pemilik objek beli sewa selain dimintakan

pertanggung-jawaban secara perdata seperti melakukan kewajibannya berserta den- dijelaskan di atas, juga dapat dimintakan

da keterlambatan maka perjanjian beli pertanggung-jawaban secara pidana dengan

sewa dapat dilanjutkan kembali. melaporkan ke kepolisian dengan sangkaan

3. Somasi yang ketiga adalah peringa- tindak pidana penggelapan (Pasal 372 tan yang terakhir, penjual sewa dapat KUHP KUHP) atau penipuan (Pasal 378

melakukan upaya-upaya hukum pe- KUHP). 41 Wanprestasinya debitur dalam nyelamatan terhadap barang obyek suatu perjanjian mempunyai akibat-akibat beli sewa dengan menarik barang obyek hukum yang penting bagi para pihak beli sewa tersebut.

yang mengikatkan diri dalam perjanjian,

Dalam masa pemberian peringatan atau terutama bagi pihak kreditur yang dirugikan somasi kepada pembeli sewa, penjual sewa karena terjadinya wanprestasi. Sebagai (PT. Bahana Lestari Morindo Mataram) akibat terjadinya wanprestasi oleh debitur juga melakukan upaya pengawasan dan menimbulkan kerugian bagi kreditur, yang ketat terhadap keberadaan barang maka menurut undang-undang bagi obyek beli sewa. Dalam praktiknya pihak kreditur diberikan hak untuk menuntut diantaranya : penjual sewa memiliki devisi khusus yang 42

menangani masalah ini. Terhadap tindakan

1. Debitur harus membayar ganti keru- wanprestasi yang dilakukan oleh pembeli

sewa sebagai debitur, dapat menimbulkan 41 Wawancara dengan Bapak I Wayan Rantep, Ke- kerugian bagi penjual sewa (PT. Bahana pala Cabang PT. Bahana Lestari Morindo Mataram,

tanggal 9 Nopember 2015. 42

Muhammad Syaifuddin, Op. Cit. hlm. 343.

174 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Putut Sriyanto | Analisis Yuridis Terhadap Pengalihan Obyek Perjanjian Beli Sewa ................................ gian yang diderita oleh kreditur atau diatur dalam Pasal 1243 s/d Pasal 1252.

pihak yang mempunyai hak menerima Dari pasal-pasal tersebut dapat ditarik prestasi (Vide Pasal 1243 KUH Perda- kesimpulan bahwa yang dimaksud ganti ta);

rugi adalah sanksi yang dapat dibebankan

2. Debitur harus menerima pemutusan kepada debitur yang tidak memenuhi kontrak disertai dengan pembayaran prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan penggantian biaya, rugi dan

ganti kerugia (vide Pasal 1267 KUH bunga. 44 Biaya adalah segala pengeluaran

Perdata); atau perongkosan yang nyata-nyata telah

3. Debitur harus menerima peralihan dikeluarkan oleh kreditur. Rugi adalah resiko sejak saat terjadinya wanpres- segala kerugian karena musnahnya atau

tasi (vide Pasal 1237 Ayat (2) KUH rusaknya barang-barang milik kreditur Perdata);

akibat kelalaian debitur. Sedangkan bunga

4. Debitur membayar biaya perkara jika adalah segala keuntungan yang sudah diperkarakan di pengadilan (vide diharapkan atau sudah diperhitungkan. 45 Pasal 181 Ayat (1) HIR);

Adapun akibat hukum terhadap tindakan Dengan demikian ciri khas pertanggung- pembeli sewa atau debitur yang mengalihkan jawaban hukum secara perdata adalah

obyek sewa kepada orang lain (pihak ketiga), memberikan hak kepada penjual sewa selain memberikan hak kepada penjual sebagai krediur untuk menuntut ganti

sewa atau kreditur untuk menuntut secara kerugian, oleh karena kontrak dan perdata seperti dijelaskan di atas, juga pelaksanaannya termasuk dalam lingkup

penjual sewa atau kreditur dapat menuntut hukum perdata, maka bagi pembeli sewa pembeli sewa atau debitur kepada penegak sebagai debitur debitur yang wanprestasi

hukum (kepolisian atau kejaksaan) diduga dapat dituntut untuk memenuhi ganti telah melakukan tindakan pidana baik kerugian. Mengenai sanksi yang diberikan

penggelapan seperti diatur dalam Pasal 372 kepada debitur ini haruslah dapat KUHP 46 atau penipuan seperti atur dalam dibuktikan bahwa sebenar-benarnya telah

Pasal 378 KUHP. 47 Upaya secara pidana terjadi wanprestasi yang mengakibatkan ini telah ditentukan dalam Pasal 6 Ayat 5 kerugian salah satu pihak. Adapun

Surat Perjanjian Beli Sewa (Huurkoop), mengenai ganti rugi tersebut haruslah yang menentukan bahwa : “Setiap tindakan dapat diperhitungkan secara materil dan

pembeli sewa yang bertentangan dengan mengenai hal-hal yang dapat dipertanggung Ayat 1, 2, 3, dan 4 pasal ini tanpa ada jawabkan oleh pihak yang dinyatakan

persetujuan dari penjual sewa merupakan wanprestasi. 43 Misalnya kerugian mengenai

tindakan pidana.

kerusakan barang, yang dapat dimintakan ganti rugi adalah terhadap nilai kerusakan

Dengan demikian salah satu fungsi barang tersebut sehingga barang kembali hukum adalah untuk memberikan per- pulih dalam keadaan seperti semula seperti

lindungan kepada warga masyarakat, saat belum terjadi kerusakan. Sehingga

debitur (pembeli sewa) tentunya tidak terutama yang berada dalam posisi lemah merasa rugi apabila nilai ganti rugi yang akibat hubungan hukum atau kedudu- dibayarnya melebihi nilai kerugian yang kan yang tidak seimbang, hal ini sesuai diakibatkannya.

juga dengan Teori Perlindungan Hukum Ketentuan tentang ganti rugi dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 44

45 Riduan Syahrani, (I), Op. Cit. hlm. 222. Ibid.

Lihat Pasal 372 KUHP,

Ahmad Rizki Sridadi, Op. Cit. hlm. 59.

47 Lihat Pasal 378 KUHP

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 175

J Urnal IUS | Vol IV | Nomor 1 | April 2016 | hlm, 176~177

yang dikemukakan oleh Satjipto Raharjo, dan akibat hukumnya Pembeli-sewa dapat bahwa perlindungan hukum merupakan dituntut secara pidana. memberikan pengayoman terhadap hak

Oleh karena itu dalam proses pembuatan asasi manusia yang dirugikan orang lain perjanjian beli-sewa harus diterangkan dan dan perlindungan itu diberikan kepada dijelaskan secara rinci hak dan kewajiban

pembeli sewa terutama akibat hukum jika masyarakat agar dapat menikmati semua

terjadi pengalihan obyek beli sewa, selain hak-hak yang diberikan hukum. Demiki- itu hendaknya dalam pengalihan obyek beli-

an juga halnya dengan perlindungan ter- sewa kepada pihak ketiga dilakukan dengan hadap para pihak dalam Perjanjian Beli menggunakan akta (perjanjian) dan atas

persetujuan Penjual-sewa, sehingga dapat Sewa (Huurkoop) pada PT. Bahana Lestari

memberikan jaminan kepastian hukum Morindo Mataram.

dan peralihan hak kebendaan diantara para

SIMPULAN

pihak.

Pengaturan perjanjian beli-sewa tidak DATAR PSUTAKA

ditentukan secara khusus dalam Buku Abdulkadir Muhammad, (I), Perjanjian

III K.U.H. Perdata. Kegiatan beli-sewa Baku Dalam Praktek Perusahaan didasarkan azas kebebasan berkontrak

Perdagangan, Citra Aditya Bakti, sebagaimana tercermin dalam Pasal 1338

Bandung, 1992,

Ayat (1) K.U.H. Perdata. Selain Pasal Ahmad Rizki Sridadi, Aspek Hukum Dalam

1338 K.U.H. Perdata. Secara teknis dan Bisnis, Departemen Manajemen operasionalnya kegiatan Beli-sewa telah Fakultas Ekonomi Universitas

ditentukan pula dalam Surat Keputusan Airlangga, Surabaya, 2009, Menteri Perdagangan dan Koperasi

Nomor 34 Tahun 1980 tentang Perizinan Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Kegiatan Usaha Beli Sewa (Hire Purcase).

Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, Pelaksanaan Perjanjian Beli-Sewa yang

dilakukan oleh PT. Bahana Lestari Morindo

E. Utrecht dalam Dudu Duswara Mataram dibuat dengan akta Dibawah

Machmudin, Pengantar Ilmu Tangan dalam bentuk Perjanjian Baku

Hukum Sebuah Sketsa, Refika (contract standart).

Aditama, Bandung, 2000,

Akibat hukum pengalihan obyek beli Harjono, Penelitian Hukum Perdata, sewa oleh pembeli sewa kepada pihak ketiga

Intermasa, Jakarta, 2002, adalah merupakan tindakan wanprestasi,

Hasanuddin Rahman, Contract Drafting, sehingga dapat menimbulkan akibat hukum Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, yang berupa memberikan hak kepada

penjual sewa (PT. Bahana Lestari Morindo J. Satrio, (II), Hukum Jaminan Hak Jaminan Mataram) untuk menuntut ganti kerugian

Kebendaan, PT. Citra Aditya Bakti, kepada pembeli sewa, pembatalan perjanjian

Bandung, 2002,

atau keduanya. Selain merupakan tindakan Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi wanprestasi, pengalihan obyek sewa-beli,

Penelitian Hukum Normatif, sekaligus juga merupakan tindakan pidana

Banyumedia Publishing, Malang, karena pembeli-sewa telah mengalihkan

barang (obyek) beli-sewa yang masih menjadi hak milik pihak Penjual-sewa Kartini Mulyadi & Gunawan Widjaya, (PT. Bahana Lestari Morindo Mataram)

Perikatan yang Lahir dari

176 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Putut Sriyanto | Analisis Yuridis Terhadap Pengalihan Obyek Perjanjian Beli Sewa ................................ Perjanjian, PT. RajaGratindo Salim HS (I), Perkembangan Hukum

Persada, Jakarta, 2002, Kontrak Innominaat Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003,

Laboratorium Hukum FH. UNPAD, Keterampilan Perancangan Hukum,

Salim, HS., dan Erlies Septiana Nurbani, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999,

Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di Indonesia, Sinar

Lexi J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,

Grafika, Jakarta, 2014, hlm. Bandung, 1993,

Soerjono Sukanto, Pengantar Penelitian Mariam Darus Badarulzaman, (IV), KUH

Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, Perdata Buku III Hukum Perikatan Soetojo Prawirohamidjojo, Marthalena

engan Penjelasan, Alumni, Pohan, Hukum Perikatan Bandung, 1983,

(Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1984) Mariam Darus Badrulzaman, (I), Kompilasi Subekti, (II), Aneka Perjanjian, PT. Citra

Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Aditya Bakti, Bandung, 1995, Bhakti, Bandung, 2001,

Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Mariam Darus Badrulzaman, (II), Aneka

Analisa Kasus, Kencana, Cetakan Hukum Bisnis, Alumni, Bandung,

III, Jakarta, 2005,

1994, Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan

Muhammad Syaifuddin, Hukum Berkontrak dan Perlidungan Kontrak Memahami Kontrak

Yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perspektif Filsafat,

Dalam Perjanjian Kredit Bank Teori, Dogmatik, dan Praktik

di Indonesia, Institut Bankir Hukum (Seri Pengayaan Hukum

Indonesia, Jakarta, 1993, Perikatan), Cetakan Ke-1, Mandar Wawancara dengan Bapak Syukur, Kepala Maju, Bandung, 2012,

Bagian Kredit PT. Bahana Lestari Munir Fuady, (I), Hukum Bisnis dalam

Morindo Mataram, pada tanggal 26 Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya

Oktober 2015

Bakti, Bandung, 1999. Wawancara dengan Bapak I Wayan Rantep,

_____ (II), Hukum Kontrak (Dari Sudut Kepala Cabang PT. Bahana Lestari Pandang Hukum Bisnis) Buku

Morindo Mataram, Tanggal 3 Kedua, Citra Aditya, Bandung 2001,

Nopember 2015.

Purwahid Patrik, Perjanjian Buku dan http://www.slideshare.net/ Syarat-Syarat Eksonerasi, pendekarcambukangin/pih- Penataran Dasar Hukum Perdata,

pengertian-dasar-ilmu-hukum Semarang, 1995,

14548841, diakses, tanggal 3 Mei Riduan Syahrani, (I), Seluk Beluk dan Asas-

tahun 2015.

asas Hukum Perdata, Alumni, http://www.slideshare.net/ Bandung, 2010,

pendekarcambukangin/pih- pengertian-dasar-ilmu-hukum

Ridwan Khairandi, Hukum Kontrak 14548841, diakses, tanggal 3 Mei

Indonesia Dalam Perspektif

tahun 2015.

Perbandingan (Bagian Pertama), Cetakan Pertama, FH. UII Press, Yogyakarta, 2013,

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 177

Dokumen yang terkait

PENERAPAN SANKSI TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE di Wilayah Hukum Polres Mataram

0 0 18

PEMBAHARUAN HUKUM KONTRAK DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA THE ASPECT OF THE CONTRACT LAW REFORM WITHIN THE REGULATION OF INDONESIA

0 0 17

UPAYA PAKSA PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT EFFORTS TO FORCE THE IMPLEMENTATION OF THE COURT RULING THE COUNTRY IN PROVIDING LEGAL PROTECTION TO THE COMMUNITY

0 0 13

KEWENANGAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) DALAM PENANGANAN PERKARA PERSAINGAN USAHA (STUDI PERBANDINGAN DI INDONESIA DENGAN NEGARA- NEGARA COMMON LAW SYSTEM ) AUTHORITY OF THE BUSINESS COMPETITION SUPERVISORY COMMISSION (KPPU) IN CASE MANAGEMENT

0 0 20

SISTEM SYURO’ DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ISLAM SYURO’ SYSTEM ‘ IN THE ORGANIZATION OF THE ISLAMIC

0 0 10

LEGAL PROTECTION ON GEOGRAPHICAL INDICATION AS A PART OF INTELLECTUAL PROTECTION RIGHTS

0 0 12

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN THE CRIMINAL POLICY FORMULATION AT LAW ENFORCEMENT PENAL FORESTRY

0 0 23

PELAKSANAAN PRINSIP KEADILAN DALAM PEMBERIAN GANTI RUGI PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pelebaran Jalan Raya di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah) PRINCIPLES OF JUSTICE IN LAND ACQUISITION GRANT OF COMPENSATION FOR PUBLIC INTEREST (CA

0 1 17

KEWENANGAN KEPALA DAERAH MENERBITKAN IZIN USAHA PERKEBUNAN DI HUTAN ADAT AUTHORITY OF THE HEAD OF PUBLISHING BUSINESS ESTATES LICENSES IN FOREST ADAT

0 0 14

THE IMPLEMENTATION OF JUSTICE PRINCIPLE WITHIN THE LAND PROCUREMENT FOR PUBLIC UTILITIES CONSTRUCTION

0 0 14