Ditjen P2P Semester II Tahun 2015
Prosentase Permasalahan pada Reviu Laporan Keuangan Tingkat Wilayah Badan Litbangkes Semester II Tahun 2015
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Wilayah Badan Litbangkes semester II tahun 2015 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 67% (4 permasalahan).
(c) Permasalahan pada hasil reviu laporan keuangan Tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian adalah sebagai berikut:
No. Permasalahan
A. Neraca
1. Terdapat perbedaan Nilai Aset Lain-lain dalam Neraca dengan Hasil Reviu Itjen Kemenkes sebesar Rp103.498.980,00 (Neraca UAPPA/B E1 = 0, sedangkan Neraca UAKPA/B Loka Litbang P2B2 Batu Raja dan UAPPA/B-W Sumsel = Rp103.498.080,00.
2. Terdapat perbedaan Nilai Akumulasi penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya dalam
Kemenkes sebesar Rp103.498.980,00 (Neraca UAPPA/B E1 = 0, sedangkan Neraca UAKPA/B Loka Litbang P2B2 Batu Raja dan UAPPA/B-W Sumsel = Rp103.498.080,00.
Neraca dengan
3. Terdapat Nilai Hibah yang Belum Disahkan sebesar Rp2.136.366.701,00.
B. CaLK
Belum menjelaskan dalam Penjelasan atas Pos-pos Neraca mengenai perbedaan nilai Aset Lain-lain sebesar Rp103.498.080,00.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan permasalahan yang terdapat pada hasil Reviu Tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian pada Balitbangkes semester II tahun 2015, sebagai berikut:
a) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian LRA, Laporan
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.
b) Terdapat permasalahan pada penyajian Neraca dan CaLK.
Gambar 3.12
Prosentase Permasalahan pada Reviu Laporan Keuangan Tingkat Eselon I & Kementerian pada Badan Litbangkes
Semester II Tahun 2015
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Eselon I dan Kementerian Semester II tahun 2015 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 75% (3 permasalahan).
b) Hasil Reviu Laporan Keuangan Semester I Tahun 2016
a. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan hasil reviu Laporan Keuangan pada 99 satuan kerja di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat dillihat dalam tabel sebagai berikut:
1) Tingkat Satker
Kantor Pusat
Hasil Reviu Laporan Keuangan pada Satker Kantor Pusat:
No. Permasalahan
Satker
A. LRA
Belum melakukan rekonsiliasi dengan Direktorat Surveilans dan
KPPN.
Karantina Kesehatan
B. Neraca
1. Terdapat persediaan yang belum - Sekretariat Ditjen P2P diregister.
- Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
2. Terdapat salah pencatatan nilai akun Dir.
P2P Masalah
akumulasi penyusutan aset tetap.
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
C. CaLK
Belum menyusun CaLK.
Direktorat P2P Tular Vektor dan Zoonotik
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada laporan keuangan pada satker Kantor Pusat semester I tahun 2016, sebagai berikut:
a) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian Laporan
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.
b) Terdapat permasalahan pada LRA satker Direktorat Surveilans
dan Karantina Kesehatan.
c) Terdapat permasalahan pada Neraca satker Sekretariat Ditjen P2P, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan dan Direktorat P2P Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
Gambar 3.13
Prosentase Permasalahan pada satker Kantor Pusat Ditjen P2P
Semester I Tahun 2016
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Pusat Ditjen P2P semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 50% (2 permasalahan).
Kantor Daerah
Hasil Reviu Laporan Keuangan pada Satker Kantor Daerah:
Terdapat penerimaan dari piutang tak tertagih yang dicatat sebagai Pendapatan Sensor Karantina KKP Kelas II Mataram (MAK 423215).
B. Neraca
1. Belum melakukan rekonsiliasi dengan KPKNL.
KKP Kelas II Padang
2. Belum melakukan stock opname barang.
KKP Kelas III Palu, KKP Kelas II Manado
3. Terdapat persediaan yang belum diregister
KKP Kelas III Kupang, KKP Kelas II Padang, KKP Kelas I Medan, BTKL-PP Kelas I Makassar, BBTKL PP Jakarta, KKP Kelas III Sorong, KKP Kelas II Cilacap KKP Kelas II Probolinggo, KKP Kelas II Jayapura, KKP Kelas II
Pontianak, KKP Kelas II Manokwari KKP Kelas III Sorong.
4. Terdapat perbedaan penyajian nilai akun KKP Kelas III Kupang persediaan antara neraca SAIBA dengan neraca BMN.
5. Belum menginput persediaan dalam Aplikasi KKP Kelas I Soekarno Hatta Persediaan.
6. Terdapat perbedaan nilai Persediaan pada Neraca
KKP Kelas III Merauke, KKP Kelas
SAIBA dengan BAR KPKNL.
II Banten
7. Terdapat akun Peralatan dan Mesin yang belum KKP Kelas II Probolinggo diregister.
8. Terdapat piutang jangka panjang yang belum KKP Kelas II Mataram tertagih.
9. Terdapat nilai akun tanah yang belum diregister.
KKP Kelas III Kupang
10. Terdapat Konstruksi Dalam Pengerjaan berupa
KKP Kelas III Kupang, KKP Kelas
tanah.
II Samarinda
KKP Kelas I Medan 12. Terdapat penghapusan aset lainlain yang belum KKP Kelas II Bandung didukung dengan risalah lelang.
11. Terdapat Kas di Bendahara Penerimaan.
13. Terdapat aset lainlain berupa BMN dengan kondisi KKP Kelas II Manado rusak berat dan tidak digunakan dalam operasional entitas
14. Pada akun aset lancar terdapat penyajian KKP Kelas I Batam pendapatan yang masih harus diterima dan piutang bukan pajak kurang diyakini kebenarannya karena nilai yang disajikan adalah nilai posisi per 31 Desember 2015.
C. LO
Terdapat Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1. yang merupakan jurnal balik akibat pelunasan TP KKP Kelas III Merauke TGR tahun 2015.
Terdapat Nilai minus Beban Penyisihan Piutang 2. Tak Tertagih dikarenakan adanya penerimaan KKP Kelas II Mataram piutang tahun 2015 yang diterima tahun 2015.
Terdapat Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya yang merupakan barang persediaan 3 berupa dokumen sertifikat kesehatan yang sudah KKP Kelas II Mataram tidak berlaku lagi dan obatobatan yang sudah kadaluarsa.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan hasil reviu laporan keuangan pada Kantor Daerah Ditjen P2P semester I tahun 2016, sebagai berikut:
(1) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian Laporan
Perubahan Ekuitas dan CaLK. (2) Permasalahan pada LRA terdapat pada satker KKP Kelas II
Mataram. (3) Permasalahan pada Neraca terdapat pada KKP Kelas II Padang, KKP Kelas III Palu, KKP Kelas II Manado, KKP Kelas III Kupang, KKP Kelas I Medan, BTKL-PP Kelas I Makassar, BBTKL-PP Jakarta, KKP Kelas III Sorong, KKP Kelas II Cilacap, KKP Kelas II Probolinggo, KKP Kelas II
Jayapura, KKP Kelas II Pontianak, KKP Kelas Manokwari, KKP Kelas I Soekarno Hatta, KKP Kelas III Merauke, KKP Kelas II Banten, KKP Kelas II Mataram, KKP Kelas II Samarinda, KKP Kelas II Bandung dan KKP Kelas I Batam.
(4) Permasalahan pada Laporan Operasional pada KKP Kelas III
Merauke dan KKP Kelas II Mataram.
Gambar 3.14
Prosentase Permasalahan Reviu Laporan Keuangan pada satker KD Ditjen P2P Semester I Tahun 2016
LO
CaLK LPE
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Daerah Ditjen P2P semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 78% (14 permasalahan).
Dana Dekonsentrasi (DK-05)
Hasil Reviu Laporan Keuangan pada Satker Dana Dekonsentrasi (DK-05):
No. Permasalahan
Satker
A. LRA
Terdapat perbedaan realisasi Dinas
Kesehatan Prov. belanja pada LRA dengan BAR Sulawesi Barat (DK-05) KPPN.
B. Neraca
1. Satker telah mengupload namun Dinkes Prov. Sulawesi Utara masih terdapat perbedaan di (DK-05),
Dinkes Prov. dalam detail transaksi antara data Kalimantan Timur (DK-05) SAU dengan data SAI/SA-BUN.
2. Belum melakukan rekonsiliasi Dinkes Prov. Sulawesi Utara internal antara petugas SIMAK (DK-05), Dinkes Prov. Papua BMN dengan petugas SAIBA
(DK-05)
3. Belum melakukan rekonsiliasi Dinkes Prov. Sulawesi Utara
No. Permasalahan
Satker
dengan KPKNL.
(DK-05), Dinkes Prov. Papua (DK-05)
4. Melakukan
rekonsiliasi
ulang Dinkes
Prov. Sumatera
dengan KPKNL
Selatan (DK-05), Dinkes Prov. Jawa Timur (DK-05) Dinkes Prov. DKI Jakarta (DK-05)
5. Belum melakukan stock opname Dinkes Prov. Kalimantan barang.
Selatan (DK-05), Dinkes Prov. Sulawesi Barat (DK-05)
6. E-rekon belum didownload.
Dinkes Prov. Riau (DK-05) 7. Terdapat persediaan yang belum Dinkes Prov. Kalimantan diregister.
Timur (DK-05), Dinkes Prov. Sulawesi Barat (DK-05), Dinkes
Prov. Sulawesi
Tengah
(DK-05),Dinkes Prov. Sulawesi Utara (DK- 05)
8. Belum menginput persediaan Dinkes Prov. Kalimantan dalam Aplikasi Persediaan.
Selatan (DK-05), Dinkes Prov. Papua .
9. Terdapat perbedaan saldo awal Dinkes Prov. Kepulauan audited BPK tahun 2015.
Riau (DK-05), Dinkes Prov. Jawa Timur (DK-05), Dinkes Prov.
Banten (DK-05), Dinkes Prov. DKI Jakarta (DK-05)
10. Terdapat
perbedaan
nilai Dinkes Prov. Sulawesi Barat
akumulasi penyusutan Aset Tetap (DK-05) pada Neraca dengan BAR KPKNL.
11. Terdapat perbedaan nilai akun Dinkes Prov. Jawa Tengah
kas di Bendahara Pengeluaran (DK-05) antara saldo di SAIBA dengan nilai saldo UP menurut UAKPA.
12. -Terdapat perbedaan nilai akun Dinkes Prov. NTT (DK-05)
kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca dengan LPJ Bendahara Pengeluaran.
13. Tidak terdapat LPJ Bendahara Dinkes Prov. Papua Barat
Dinkes Prov. Kalimantan Utara (DK-05) 14. BAR Stock Opname Barang tidak Dinkes Prov. Sumatera Utara
Pengeluaran bulan Juni 2016
(DK-05),
mengungkapkan mutasi barang (DK-05) dan harga barang.
C. LO
1 Terdapat perbedaan saldo awal Dinkes Prov. Kepulauan audited BPK tahun 2015.
Riau (DK-05)
2 Terdapat
pendapatan
dari Dinkes Prov. NTT (DK-05)
kegiatan non operasional lainnya pada LO yang tidak didukung
No. Permasalahan
Satker
dengan dokumen peneriman.
D. LPE
Terdapat perbedaan saldo awal Dinkes Prov. Kepulauan audited BPK tahun 2015.
Riau (DK-05)
E. CaLK
1. Penjelasan atas LPE belum Dinkes Prov. Sulawesi Barat sesuai dengan Surat Direktur (DK-05) Akuntansi
dan
Pelaporan
KeuanganKementerian Keuangan Nomor : S-5568/PB/2016 tanggal
14 Juli 2016. 2. Memperbaiki angka-angka saldo Dinkes Prov. Kepulauan awal dengan hasil audited BPK Riau (DK-05) dalam CaLK semester I Tahun 2016. 3. Data dukung LPJ Bendahara Dinkes Prov. Papua Barat setiap bulan belum disahkan dan (DK-05) diperiksa oleh atasan langsung. 4. Terdapat
pendapatan
dari Dinkes Prov. NTT (DK-05)
kegiatan non operasional lainnya senilai Rp147.083.200,00 belum dijelaskan secara memadai dalam CaLK.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan permasalahan yang terdapat pada satker Dana Dekonsentrasi Ditjen P2P semester I tahun 2016, sebagai berikut: (1) Permasalahan pada LRA terdapat pada satker Dinkes Prov.
Sulbar (DK-05). (2) Permasalahan pada Neraca terdapat pada satker Dinkes Prov. Sulut (DK-05), Dinkes Prov. Kaltim (DK-05), Dinkes Prov. Papua (DK-05), Dinkes Prov. Sumsel (DK-05), Dinkes Prov. Jatim (DK-05), Dinkes Prov. DKI Jakarta (DK-05), Dinkes Prov. Sulbar (DK-05), Dinkes Prov. Jateng (DK-05), Dinkes Prov. NTT (DK-05), Dinkes Prov. Papua Barat (DK- 05), Dinkes Prov. Kaltara (DK-05) dan Dinkes Prov. Sumut (DK-05).
(3) Permasalahan pada Laporan Operasional terdapat pada satker Dinkes Prov. Kepulauan Riau (DK-05) dan Dinkes Prov. NTT (DK-05).
(4) Permasalahan pada Laporan Perubahan Ekuitas terdapat pada satker Dinkes Prov. Kepulauan Riau (DK-05). (5) Permasalahan pada CaLK terdapat pada satker Dinkes Prov. Sulbar (DK-05), Dinkes Prov. Kepulauan Riau (DK-05), Dinkes Prov. Papua Barat (DK-05) dan Dinkes Prov. NTT (DK-05).
Gambar 3.15
Prosentase Permasalahan Reviu Laporan Keuangan pada Satker Dana Dekonsentrasi Ditjen P2P Semester I Tahun 2016
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan pada satker Dana Dekonsentrasi Ditjen P2P semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 64% (14 permasalahan).
2) Tingkat Wilayah
Permasalahan Hasil Reviu Laporan Keuangan pada Tingkat Wilayah:
No. Permasalahan Satker
A. Neraca
1. - Terdapat selisih antara jumlah aset UAPPA/B Wilayah
dengan
ekuitas
sebesar Provinsi Kepulauan
Rp778.318.925,00
disebabkan
pada Riau
Neraca aplikasi E-Rekkon Wilayah terjadi penjumlahan double di piutang bukan pajak, seharusnya penjumlahan hanya sekali.
- Terdapat rekomendasi pada CHR LK Semester I Tahun 2016 tingkat satker (KKP Kelas I Batam) yang belum ditindaklanjuti.
2. Terdapat utang pihak ketiga sebesar UAPPA/B Wilayah Rp15.930.386,00 namun belum ditampilkan Provinsi Riau di E-Rekon.
3. Masih terdapat akun persediaan yang - UAPPA/B Wilayah
belum diregister.
Provinsi Jawa Tengah - UAPPA/B
Wilayah Provinsi Papua - UAPPA/B
Wilayah Provinsi DKI Jakarta - UAPPA/B
Wilayah
No. Permasalahan Satker
Provinsi Papua Barat
4. Pada KKP Kelas I Soekarno Hatta terdapat UAPPA/B Wilayah belanja ATK sebesar Rp88.167.200,00 Provinsi DKI Jakarta yang masih dimasukan ke dalam MAK 521111 yang seharusnya akun Belanja Barang Persediaan konsumsi MAK 521811.
5. Terdapat perbedaan nilai pada neraca UAPPA/B Wilayah satker dan neraca wilayah karena pada saat Provinsi
Nanggroe upload ADK ke e-recon belum menerima Aceh Darussalam ADK dari SIMAK.
6. - Terdapat perbedaan nilai Persediaan hasil UAPPA/B Wilayah kompilasi satker dengan e-rekon Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dikarenakan lebih saji akun persediaan pada KKP Kelas II Bitung senilai Rp5.883.000,00
- Terdapat perbedaan nilai Peralatan Mesin yang Belum Diregister BBTKL-PP Kelas I Manado pada kompilasi satker oleh Itjen
senilai Rp973.500,00
dengan hasil
Neraca Wilayah e-rekon senilai Rp0,00.
7 - Terdapat Peralatan dan mesin belum UAPPA/B Wilayah diregister dan Aset lainnya belum Provinsi Papua Barat diregister
seharusnya 532111 pada KKP Kelas III Manokwari.
- Rekonsiliasi SAIBA dengan KPPN masih dalam proses di KPPN. - Rekonsiliasi SIMAK BMN dengan KPKNL
1. Terdapat koreksi pada Pendapatan Negara UAPPA/B Wilayah Bukan Pajak Lainnya disebabkan adanya Provinsi
Sulawesi kesalahan pencatatan nilai akun Piutang Selatan Bukan Pajak sebesar Rp2.023.200,00.
2. - Terdapat perbedaan Beban Persediaan UAPPA/B Wilayah hasil kompilasi satker dengan e-rekon Provinsi Sulawesi Utara senilai (Rp38.076.590,00) dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK BMN.
- Terdapat perbedaan Beban Pemeliharaan hasil kompilasi satker dengan dengan e-
dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK BMN.
No. Permasalahan Satker
- Terdapat perbedaan Beban Barang dan Jasa hasil kompilasi satker dengan e- rekon
senilai
(Rp18.407.954,00)
dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK BMN.
C. LPE
1. Terdapat koreksi nilai Surplus/Defisit - LO UAPPA/B Wilayah dan Kenaikan/Penurunan Transaksi Antar Provinsi
Sulawesi Entitas yang disebabkan adanya kesalahan Selatan pencatatan nilai akun Piutang Bukan Pajak sebesar Rp2.023.200,00.
2. - Terdapat perbedaan surplus/deposit LO UAPPA/B Wilayah hasil kompilasi satker dengan e-rekon Provinsi Sulawesi Utara senilai Rp18.347.954,00 dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK BMN.
- Terdapat perbedaan Penyesuaian Nilai Asset hasil kompilasi satker dengan e- rekon senilai Rp57.000,00 dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK
- Terdapat perbedaan Transaksi Antar Entitas hasil kompilasi satker dengan e-
rekon senilai Rp6.000.000,00 dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK.
- Terdapat perbedaan Kenaikan/Penurunan Entitas hasil kompilasi satker dengan e- rekon
senilai
Rp24.290.954,00
dikarenakan pada saat upload e-rekon belum dilakukan penerimaan ADK dari SIMAK.
D. CaLK
1. Penyajian data di CaLK belum sesuai UAPPA/B Wilayah
dengan data E-Rekon terupdate.
Provinsi Kalimantan Timur 2. Calk dan Calbm UAPPA/B - Wilayah (05) UAPPA/B
Wilayah Provinsi Maluku belum disusun sesuai Provinsi Maluku dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan.
3. - Terdapat koreksi penyajian nilai akun UAPPA/B Wilayah Piutang Bukan Pajak, dikarenakan Provinsi
sebesar Selatan
Rp2.023.200,00.
No. Permasalahan Satker
- Terdapat Akun Persediaan Belum di Register yang disebabkan oleh Petugas SIMAK-BMN melakukan entry data persediaan sebesar Rp9.266.775,0 tanpa dukungan data SP2D ppada satker BTKL Makassar.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang terdapat pada hasil reviu laporan keuangan tingkat Wilayah pada Ditjen P2P semester I tahun 2016, sebagai berikut: (1) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian LRA. (2) Permasalahan pada Neraca terdapat pada satker UAPPA/B
Wilayah Prov. Kepulauan Riau, UAPPA/B Wilayah Prov. Riau, UAPPA/B Wilayah Prov. Jateng, UAPPA/B Wilayah Prov. Papua, UAPPA/B Wilayah Prov. DKI Jakarta, UAPPA/B Wilayah Prov. Papua Barat, UAPPA/B Wilayah Prov. NAD dan UAPPA/B Wilayah Prov. Sulut.
(3) Permasalahan pada Laporan Operasional terdapat pada satker UAPPA/B Wilayah Prov. Sulawesi Selatan dan UAPPA/B Wilayah Prov. Sulawesi Utara.
(4) Permasalahan pada Laporan Perubahan Ekuitas terdapat pada satker UAPPA/B Wilayah Prov. Sulawesi Selatan dan UAPPA/B Wilayah Prov. Sulawesi Utara.
(5) Permasalahan pada CaLK terdapat pada satker UAPPA/B Wilayah Prov. Kalimantan Timur, UAPPA/B Wilayah Prov. Maluku dan UAPPA/B Wilayah Prov. Sulawesi Selatan.
Gambar 3.16
Prosentase Permasalahan pada Reviu Laporan Keuangan Tingkat Wilayah Ditjen P2P Semester I Tahun 2016
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Wilayah Ditjen P2P semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 44% (10 permasalahan).
3) Tingkat Eselon I dan Kementerian
Permasalahan Hasil Reviu Laporan Keuangan pada Tingkat Eselon I dan Kementerian:
No Permasalahan Neraca
1. Kas di Bendahara Pengeluaran senilai Rp55.544.024.627. merupakan saldo kas di Bendahara Pengeluaran konsolidasi dari satker aktif dan tidak aktif yaitu satker pusat, Kantor Daerah di lingkungan Ditjen P2P, dan saldo awal bawaan dari satker Tugas Perbantuan TP05.
2. Terdapat akun Hibah Langsung Yang Belum Disahkan oleh Kementerian Keuangan RI. senilai Rp17.658.278.660. berupa hibah barang/jasa pada Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik senilai Rp 17.467.278.660., Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA senilai Rp.100.000.000. dan KKP Kelas II Bandung senilai Rp91.000.000.
3. Terdapat akun Utang Jangka Pendek Lainnya senilai Rp1.910.310. merupakan Saldo Awal bawaan dari satker Tugas Perbantuan TP05 yaitu Satker Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur senilai Rp450.000. dan Satker Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur senilai Rp1.460.310,00.
4. Terdapat Utang pada Pihak Ketiga senilai Rp570.000. merupakan saldo utang pihak ketiga yang berasal dari satker yang tidak aktif yaitu satker Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan permasalahan yang terdapat pada Hasil Reviu Laporan Keuangan tingkat Eselon I dan tingkat Kementerian pada Ditjen P2P semester I tahun 2016, sebagai berikut: (1) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian LRA, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan CaLK. (2) Terdapat permasalahan pada penyajian Neraca.
Gambar 3.17
Prosentase Permasalahan pada Reviu LK Tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian Ditjen P2P
Semester I Tahun 2016
CaLK LRA LPE LO 0% 0% 0% 0%
Neraca 100%
LRA
Neraca
LO
LPE
CaLK
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Eselon dan tingkat Kementerian Ditjen P2P semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 100% (4 permasalahan).
b. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Berdasarkan hasil reviu Laporan Keuangan dari usulan 16 satuan kerja di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tingkat Satker
Kantor Pusat
Hasil Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Pusat pada Badan Litbangkes semester I tahun 2016 tidak terdapat permasalahan pada penyajian LRA, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan CaLK.
Kantor Daerah
Hasil Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Daerah pada Badan Litbangkes semester I tahun 2016 terdapat permasalahan sebagai berikut:
E rekonsiliasi dengan KPPN per tanggal 14 Balai Litbang Biomedis Juli 2016 baru mencapai tahap 6 yaitu Papua menunggu persetujuan BAR karena kendala jaringan (BAR dan hasil rekonsiliasi sudah terbentuk namun menunggu verifikasi oleh KPPN).
B. Neraca
1. Terdapat selisih nilai pada Kas di Balai
Litbang P2B2 Bendahara Pengeluaran dan Mutasi Uang Donggala Persediaan pada Berita Acara Rekonsiliasi KPPN antara SiAP dengan SAI sebesar Rp13.644.846,00. 2. Status penggunaan BMN yang sudah ada Balai Litbang Biomedis hanya tanah, sedangkan yang lainnya yaitu Papua peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan masih dalam proses. 3. Hasil opname fisik persediaan per 30 Juni - Balai Litbang Biomedis 2016 belum diinput dalam aplikasi
Papua
Persediaan.
- Loka Litbang P2B2 Baturaja
4. Hasil opname fisik persediaan per 30 Juni Loka
Litbang P2B2 2016 merupakan laporan pada aplikasi Baturaja Persediaan dan bukan merupakan laporan Litbang P2B2 2016 merupakan laporan pada aplikasi Baturaja Persediaan dan bukan merupakan laporan
C. CaLK
CaBMN belum menjelaskan mengenai Balai
Litbang P2B2 penambahan saldo awal persediaan Banjarnegara sebesar Rp50.586.800,00 yang dilakukan oname fisik ulang pada tanggal 21 Maret 2016 atas belanja persediaan TA 2015.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa:
a) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian Laporan
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.
b) Permasalahan pada LRA terdapat pada satker Balai Litbang
Biomedis Papua.
c) Permasalahan pada Neraca terdapat pada satker Balai Litbang P2B2 Donggala, Balai Litbang Biomedis Papua dan Loka Litbang P2B2 Baturaja.
d) Permasalahan pada CaLK terdapat pada satker Balai Litbang
P2B2 Banjarnegara.
Gambar 3.18
Prosentase Permasalahan Hasil Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Daerah Badan Litbangkes
Semester I Tahun 2016
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan pada satker Kantor Daerah Badan Litbangkes semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 57% (4 permasalahan).
2) Tingkat Wilayah
Hasil Reviu Laporan Keuangan tingkat Wilayah pada Badan Litbangkes semester I tahun 2016 terdapat permasalahan sebagai berikut:
No Permasalahan Neraca Satker
1 Atas permasalah tidak tertariknya data dari Aplikasi e-rekon LK Provinsi Jawa Tengah Kemenkeu UAPPA/B-W tersebut maka terdapat perbedaan nilai akun pada Neraca yaitu:
A. Aset Lancar sebesar (Rp875.802.764,00) yang berasal dari:
(Rp800.000.000,00) B. Piutang Bukan Pajak sebesar (Rp84.947.750,00) C. Pennyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Bukan
Pajak sebesar Rp424.739,00 D. Piutang Bukan Pajak (netto) sebesar Rp.84.523.011 E. Persediaan sebesar (Rp160.325.775,00)
B. Aset tetap sebesar (Rp 256.777.538.985,00) yang berasal dari: 1. Tanah sebesar (Rp99.222.926.700,00) 2. Peralatan dan Mesin sebesar (Rp60.711.657.805,00) 3. Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar
(Rp38.092.326.859,00) 4. Gedung dan bangunan sebesar (Rp43.350.172.237,00) 5. Akumulasi penyusutan gedung dan bangunan sebesar
(Rp6.520.075.925,00) 6. Jalan, irigasi dan jaringan sebesar (Rp2.525.577.611,00) Akumulasi pennyusutan jalan, irigasi dan jaringan Sebesar RP966.514.462,00)
7. Aset tetap lainnya sebesar (Rp872.818.758,00) 8. Akumulasi penyusutan aset tetap lainnya sebesar
(Rp4.515.468.628,00) 9. Konsutruksi dalam pengerjaan sebesar 0 10. Akumulasi penyusutan/amortisasi aset tetap sebesar
(Rp.50.094.385.874,00) C. Aset lainnya sebesar (Rp4.577.997.419,00) yang berasal dari: 1. Aset tetap tak berwujud sebesar (Rp612.989.000,00) 2. Aset lain-lain sebesar (Rp2.922.695.763,00)
3. Akumulasi penyusutan/amortisasi aset lainnya sebesar (Rp1.042.312.656,00) D. Kewajiban Jangka Pendek sebesar (Rp4.356.702.757,00) 1. Utang kepada pihak ketigas sebesar (Rp4.590.847,00) E. Ekuitas sebesar (Rp232.377.874.851,00) 2. Uang muka dari KPPN sebesar (Rp4.352.111.910,00)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan permasalahan yang terdapat pada Hasil Reviu tingkat Wilayah Badan Litbangkes semester I tahun 2016, sebagai berikut:
a) Tidak terdapat permasalahan pada penyajian LRA, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan CaLK.
b) Terdapat permasalahan pada penyajian Neraca.
Gambar 3.19
Prosentase Permasalahan pada Reviu LK Tingkat Wilayah Badan Litbangkes Semester I Tahun 2016
CaLK LRA LPE LO 0% 0% 0% 0%
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Wilayah Badan Litbangkes semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 100% (1 permasalahan).
3) Tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian
Hasil Reviu Laporan Keuangan tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian pada Badan Litbangkes semester I tahun 2016 hanya terdapat 1 permasalahan pada Neraca yaitu terdapat Nilai Hibah yang belum disahkan sebesar Rp994.724.959,00.
Gambar 3.20
Prosentase Permasalahan pada Reviu LK Tk. Eselon I dan Kementerian pada Badan Litbangkes Semester I Tahun 2016
CaLK LRA LPE LO 0% 0% 0% 0%
Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang paling banyak ditemui dalam Reviu Laporan Keuangan tingkat Eselon I dan Kementerian pada Badan Litbangkes semester I tahun 2016 adalah permasalahan pada Neraca yaitu sebesar 100% (1 permasalahan).
4) Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan:
a) Petugas Satker datang tidak membawa dokumen/dokumen tidak
lengkap;
b) Dokumen langsung dibuat pada saat reviu;
c) Petugas Satker datang mendekati berakhirnya pelaksanaan
reviu LK;
d) Setelah mengikuti Desk dengan Eselon I, tidak langsung mendaftar ke Inspektorat III, karena menunggu Pereviu (Auditor) yang diinginkan, selesai melakukan reviu;
e) Petugas Satker menginginkan agar reviu dilaksanakan secara
singkat/secepat mungkin;
2. Reviu RKBMN TA 2018
1. Hasil Reviu RKBMN pada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan hasil reviu RKBMN dari usulan 65 satuan kerja di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat dillihat pada tabel berikut :
a) Berdasarkan hasil Reviu usulan Pengadaan Tanah, Bangunan dan
Rumah Negara dalam RKBMN TA 2018 dapat dijelaskan sebagai berikut:
No Jenis BMN
Satuan Kerja Yang Mengusulkan
Hasil Reviu RKBMN
1 Tanah Bangunan KKP Kelas IV Yogyakarta, KKP Kelas Tanah Bangunan Gedung Kantor Gedung Kantor
II Panjang, KKP Kelas II Samarinda, diusulkan sebanyak 14 unit dengan KKP Kelas II Manado, KKP Kelas I total luas 9.450 m2, yang disetujui Makassar, KKP kelas II Mataram,
oleh APIP sebanyak 13 unit dengan KKP Kelas II Jayapura, KKP Kelas II total luas 8.150 m2 Tanjung Pinang
2 Bangunan Gedung BBTKL-PP
Gedung Kantor Kantor Pemerintah
Jakarta,
BBTKL-PP Bangunan
Banjarbaru, BBTKL-PP Pemerintah diusulkan sebanyak 24 Yogyakarta,
I unit dengan total luas 16.782 m2 Manado, KKP Kelas I Makassar, KKP yang disetujui oleh APIP sebanyak Kelas I Surabaya, KKP Kelas II
BTKL-PP
Kelas
20 unit dengan total luas 7.314 m2
Ambon, KKP Kelas II Banjarmasin, KKP Kelas II Jayapura, KKP Kelas II Mataram, KKP Kelas II Panjang, KKP Kelas II Probolinggo, KKP Kelas II Samarinda, KKP Kelas III Bitung, KKP Kelas III Jambi, KKP Kelas III Tembilahan
3 Bangunan Rumah KKP Kelas III Jambi Bangunan Rumah Negara diusulkan Negara
sebanyak 1 unit dengan total luas 1.000 m2 yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas
50 m2
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengadaan Tanah Bangunan Gedung Kantor yang diusulkan oleh
8 Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 14 unit dengan total luas 9.450 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 13 unit dengan total luas 8.150 m2 apabila satuan kerja telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (a) Hasil Perhitungan ulang Standar Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK) berdasarkan data dukung yang telah lengkap
(b) Standar luas maksimum Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), (c) Laporan SIMAK BMN. (d) Status kepemilikan tanah (e) Koefisien dasar bangunan untuk gedung yang dikeluarkan
Pemda setempat
2) Pengadaan Bangunan Gedung Kantor pemerintahan yang diusulkan oleh 16 Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 14 unit dengan total luas 9.450 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 13 unit dengan total luas 8.150 m2 apabila satuan kerja telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (1) Struktur Organisasi (2) DUK (3) Hasil Perhitungan ulang Standar Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK) berdasarkan data dukung yang telah dilengkapi
3) Pengadaan Bangunan Rumah Negara yangdiusulkan oleh KKP Kelas III Jambi sebanyak 1 unit dengan total luas 1.000 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas 50 m2 apabila KKP Kelas III Jambi telah melengkapi dokumen pendukung berupa Rekomendasi dari Dinas PU setempat terkait rencana pembangunan Rumah Negara.
b) Berdasarkan hasil reviu, usulan Alat Angkutan Dinas Bermotor (AADB) dalam RKBMN TA 2018 di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat dillihat pada tabel berikut :
No Jenis BMN
Satuan Kerja
Hasil Reviu RKBMN
1 Alat Angkutan BBTKL-PP Surabaya, KKP Kelas I Surabaya, KKP Alat Angkutan Dinas Bermotor Dinas Bermotor
(AADB) diusulkan sebanyak 61 unit (AADB)
Kelas II Ambon, KKP Kelas II Balikpapan, KKP
Kelas II Cilacap, KKP Kelas II Jayapura,
yang disetujui oleh APIP sebanyak
KKP Kelas II Kendari, KKP Kelas II Mataram,
17 unit
KKP Kelas II Palembang, KKP Kelas II Pekanbaru, KKP Kelas II Samarinda, KKP Kelas II Semarang, KKP Kelas III Banda Aceh, KKP Kelas III Bengkulu, KKP Kelas III Bitung, KKP Kelas III Biak, KKP Kelas III Dumai, KKP Kelas III Lhoksumawe, KKP Kelas III Tembilahan
Berdasarkan tebel di atas dapat dijelaskan bahwa Pengadaan Alat Angkut Dinas Bermotor (AADB) yang diusulkan oleh 19 Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak
61 unit dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 17 Unit apabila satuan kerja telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (1) Surat pernyataan dari kepala Kantor bahwa belum memiliki
kendaraan dinas Jabatan (2) Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan Struktor Organisasi (3) Standar Barang dan Standar Standar Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK) Rinci (4) Data dan Kondisi Barang pada SIMAK BMN
c) Berdasarkan hasil reviu usulan pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor, Bangunan Rumah Negara, Alat Angkutan Bermotor dan BMN selain alat angkutan bermotor dengan nilai perolehan per satuan paling sedikit sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dalam RKBMN TA 2018 Pemeliharaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
No Jenis Pemeliharaan
Satuan Kerja Yang Mengusulkan
Hasil Reviu RKBMN
1 Bangunan
di APIP menyetujui seluruh Kantor dan Bangunan Lingkungan Direktorat Jenderal usulan pemeliharaan Rumah negara
Gedung Seluruh
Satuan
Kerja
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (65 Satuan Kerja)
2 Alat Angkutan Dinas Seluruh
di APIP menyetujui seluruh Bermotor (AADB)
Satuan
Kerja
Lingkungan Direktorat Jenderal usulan pemeliharaan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (65 Satuan Kerja)
di APIP menyetujui seluruh dengan
3 BMN selain AADB Seluruh
Satuan
Kerja
nilai Lingkungan Direktorat Jenderal usulan pemeliharaan perolehan
seratus Pencegahan dan Pengendalian
juta rupiah
Penyakit (65 Satuan Kerja)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pemeliharaan bangunan dalam RKBMN TA 2018 di lingkungan Dirjen P2P dapat disetujui seluruhnya.
2) Pemeliharaan Barang Milik Negara (BMN) selain tanah dan/atau bangunan: (a) BMN Berupa Alat Angkutan BermotorAlat Angkutan Darat
Bermotor disetujui seluruhnya. (b) BMN Selain Alat Angkutan Bermotor dengan Nilai Perolehan
Per Satuan Paling Sedikit Sebesar
Rp100.000.000,00
(Seratus Juta Rupiah) disetujui seluruhnya
2. Hasil Reviu RKBMN TA 2018 pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Berdasarkan hasil reviu RKBMN dari usulan 16 satuan kerja di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat dillihat pada tabel berikut :
a) Berdasarkan hasil Reviu usulan Pengadaan Tanah, Bangunan dan
Rumah Negara dalam RKBMN TA 2018 dapat dijelaskan sbb:
No Jenis BMN
Satuan
Kerja
Yang Hasil Reviu RKBMN
Mengusulkan
1 Tanah
Tanah Bangunan Gedung Kantor Gedung Kantor
Bangunan Loka Litbang Biomedis Aceh
diusulkan sebanyak 1 unit dengan total luas 4.000 m2 yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas 2.041 m2
2 Bangunan Gedung Loka Litbang Biomedis Aceh Bangunan Gedung Kantor Kantor Pemerintah
P2B2 Pemerintah diusulkan sebanyak 2
Ciamis
unit dengan total luas 1.488 m2 yang disetujui oleh APIP sebanyak
2 unit dengan total luas 1.015 m2 3 Bangunan Rumah Nalai
P2B2 Bangunan Rumah Negara diusulkan Negara
Litbang
Banjarnegara
sebanyak 1 unit dengan total luas 90 m2 yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas
70 m2
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Pengadaan Tanah Bangunan Gedung Kantor diusulkan oleh Loka
Litbang Biomedis Aceh sebanyak 1 unit dengan total luas 4.000 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas 2.041 m2 apabila Loka Litbang Biomedis Aceh telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (a) Hasil Perhitungan ulang Standar Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK) berdasarkan data dukung yang telah dilengkapi;
(b) Standar luas maksimum Rencana Tata Ruang Wilayah; (c) Laporan SIMAK BMN; (d) Status kepemilikan tanah; (e) Koefisien dasar bangunan untuk gedung yang dikeluarkan
Pemda setempat;
b) Pengadaan Bangunan Gedung Kantor pemerintahan yang diusulkan oleh Loka Litbang Biomedis Aceh dan Balai Litbang P2B2 Ciamis sebanyak 2 unit dengan total luas 1.488 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 2 unit dengan total luas 1.015 m2 apabila Loka litbang Biomedis Aceh dan Balai Litbang P2B2 Ciamis telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (a) Struktur Organisasi; (b) Daftar Urutan Kepangkatan (DUK); (c) Hasil Perhitungan ulang Standar Barang dan Standar Kebutuhan
(SBSK) berdasarkan data dukung yang telah dilengkapi.
c) Pengadaan Bangunan Rumah Negara yang diusulkan oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sebanyak 1 unit dengan total luas 1.000 m2 dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 1 unit dengan total luas 50 m2 apabila Balai Litbang P2B2 Banjarnegara telah melengkapi dokumen pendukung berupa Rekomendasi dari Dinas PU setempat terkait rencana pembangunan Rumah Negara.
d) Berdasarkan hasil reviu, usulan AADB dalam RKBMN TA 2018 di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dapat dillihat pada tabel berikut :
No Jenis BMN
Satuan Kerja
Hasil Reviu RKBMN
1 Alat Angkutan
Alat Angkutan Dinas Bermotor Dinas Bermotor
Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir (AADB) diusulkan sebanyak 5 unit (AADB)
Penyakit Salatiga, Balai Litbang P2B2
yang disetujui oleh APIP sebanyak
Banjarnegara, Loka Litbang Biomedis Aceh, Loka
4 unit
Litbang Baturaja
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Pengadaan Alat Angkut Dinas Bermotor (AADB) yang diusulkan oleh 5 Satuan Kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sebanyak
5 unit dan yang disetujui oleh APIP sebanyak 4 Unit apabila satuan kerja telah melengkapi dokumen pendukung sebagai berikut: (1) Surat pernyataan dari kepala Kantor bahwa belum memiliki
kendaraan dinas Jabatan (2) DUK dan Struktor Organisasi (3) Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK) Rinci (4) Data dan Kondisi Barang pada SIMAK BMN
e) Berdasarkan hasil reviu usulan pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor, Bangunan Rumah Negara, Alat Angkutan Bermotor dan BMN selain alat angkutan bermotor dengan nilai perolehan per satuan paling sedikit sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dalam RKBMN TA 2018 Pemeliharaan dapat dijelasakan sebagai berikut :
No Jenis Pemeliharaan
Satuan
Kerja
Yang Hasil Reviu RKBMN
Mengusulkan
di APIP menyetujui seluruh Bangunan Rumah negara
1 Bangunan Gedung Kantor dan Seluruh
Satuan
Kerja
Lingkungan Badan Penelitian usulan pemeliharaan dan
Pengembanagan
Kesehatan (16 Satuan Kerja)
2 Alat Angkutan Dinas Bermotor Seluruh
di APIP menyetujui seluruh (AADB)
Satuan
Kerja
Lingkungan Badan Penelitian usulan pemeliharaan dan
Pengembanagan
Kesehatan (16 Satuan Kerja)
3 BMN selain AADB dengan Seluruh
di APIP menyetujui seluruh nilai perolehan seratus juta Lingkungan Badan Penelitian usulan pemeliharaan rupiah
Kesehatan (16 Satuan Kerja)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelasakan sebagai berikut :
1) Pemeliharaan bangunan dalam RKBMN TA 2018 di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dapat disetujui seluruhnya.
2) Pemeliharaan Barang Milik Negara (BMN) selain tanah dan/atau bangunan: (a) BMN Berupa Alat Angkutan Bermotor Alat Angkutan Darat
Bermotor disetujui seluruhnya. (b) BMN Selain Alat Angkutan Bermotor dengan Nilai Perolehan
Per Satuan Paling Sedikit Sebesar
Rp100.000.000,00
(Seratus Juta Rupiah) disetujui seluruhnya.
3. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Reviu RKBMN TA 2018
Terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Reviu RKBMN TA 2018, hal ini disebabkan karena Reviu RKBMN TA 2018 merupakan kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan Inspektorat Jenderal Kemenkes RI. Adapun kendala dan hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan Reviu RKBMN TA 2018 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Unit utama tidak melakukan verifikasi terlebih dahulu atas rencana kebutuhan yang diusulkan oleh satuan kerja yang, sehingga kegiatan Reviu RKBMN TA 2018 tidak berjalan secara maksimal dan Tim Reviu Inspektorat Jenderal harus menunggu hasil verifikasi unit utama selesai.
2) Kurangnya sosialisasi pelaksanaan RKBMN TA 2018 terhadap satuan kerja dan unit utama sehingga dokumen-dikumen yang persyaratkan belum sepenuhnya dilengkapi.
3) Biro Keuangan dan BMN sebagai pelaksana kegiatan RKBMN TA 2018 belum sepenuhnya paham terkait pelaksanaan dan tahapan Reviu RKBMN.
3. Reviu Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)
Inspektorat III melakukan reviu RKA-K/L terhadap Satker di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
1. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki 99 satker yaitu 6 Satker Kantor Pusat (KP), 59 Satker Kantor Daerah (KD) dan 34 Satker Dekonsentrasi-05 (DK-05).
a. Anggaran Tahun 2016
Reviu terhadap anggaran tahun 2016 dilakukan sebanyak 3 kali dengan uraian sebagai berikut:
No. Kegiatan Reviu
Tanggal
Jumlah Pelaksanaan
Satker
Reviu Pembukaan Catatan Halaman IV
1 DIPA (Blokir) dan Revisi Anggaran 2016
DIPA TA 2016
Reviu Revisi Anggaran Satuan Kerja di Lingkungan
Pengendalian 5-6 April 2016 3
Penyakit Tahun Anggaran 2016 Reviu
RKA-K/L
APBN-P
dan
3 Refocusing Anggaran TA 2016
15-17 Juli 2016 4
Jumlah 35
Hasil dari reviu adalah sebagai berikut:
1) Reviu Pembukaan Halaman IV DIPA (Blokir) dan Revisi Anggaran DIPA Tahun Anggaran 2016.
adalah sebesar Rp160.457.417.000,00. Setelah direviu, masih terdapat nilai anggaran yang diberikan catatan
yaitu sebesar
Rp572.383.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
Rincian tabel data Reviu Pembukaan Halaman IV DIPA (Blokir) dan Revisi Anggaran DIPA Tahun Anggaran 2016 dapat dilihat pada lampiran VII.
Dari 28 Satker, terdapat 3 Satker yang masih memiliki catatan dalam CHR yaitu:
a) KKP Kelas I Batam, Belanja Barang untuk persediaan barang konsumsi pada pelaksanaan Simulasi PHEIC senilai Rp39.990.000,00. Nilai tersebut masih menjadi catatan karena dokumen pendukung tidak lengkap.
b) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (DK-05), masih terdapat catatan senilai Rp21.100.000,00 karena adanya perbedaan nilai sebesar Rp24.463.000,00 antara Catatan Hasil Reviu (senilai Rp290.557.000,00) dengan Catatan pada Halaman IV DIPA (menurut DJA senilai 315.020.000,00).
c) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate, terdapat dana yang menjadi output cadangan senilai Rp511.293.000,00.
Dari 28 Satker yang direviu terdapat 25 Satker yang tidak mendapatkan catatan atau tidak diblokir (Zero Rekomendasi) yaitu: (1) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik (2) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung (3) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (4) Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan (5) Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit Yogyakarta (6) Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit Kelas I Makassar
(7) Kantor Kesehatan Kelas I Makassar (8) Kantor Kesehatan Kelas I Medan (9) Kantor Kesehatan Kelas I Soekarno Hatta (10) Kantor Kesehatan Kelas I Surabaya (11) Kantor Kesehatan Kelas I Tanjung Priok (12) Kantor Kesehatan Kelas II Ambon (13) Kantor Kesehatan Kelas II Balikpapan (14) Kantor Kesehatan Kelas II Banten (15) Kantor Kesehatan Kelas II Jayapura (16) Kantor Kesehatan Kelas II Manado (17) Kantor Kesehatan Kelas II Mataram (18) Kantor Kesehatan Kelas III Banda Aceh (19) Kantor Kesehatan Kelas III Biak (20) Kantor Kesehatan Kelas III Bitung (21) Kantor Kesehatan Kelas III Manokwari (22) Kantor Kesehatan Kelas III Merauke (23) Kantor Kesehatan Kelas III Poso (24) Kantor Kesehatan Kelas III Sorong (25) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
2) Reviu Revisi Anggaran (Pergeseran Rincian Anggaran) Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun Anggaran 2016.
Reviu revisi anggaran ini hanya merupakan pergeseran rincian anggaran output dan tidak mempengaruhi nilai anggaran semula. Nilai
adalah sebesar Rp106.122.588.000,00. Setelah direviu, masih terdapat nilai anggaran yang diberikan catatan
yaitu sebesar
Rp8.763.121.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Alokasi Nilai Anggaran Catatan Hal. No. Nama Satuan Kerja
Anggaran
yang Direviu IV
1 BBTKL-PP Surabaya
2 KKP Kelas I Denpasar
3 KKP Kelas II Probolinggo
Dari tabel di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
1) BBTKL-PP Surabaya dari Alokasi Anggaran sebesar Rp61.507.840.000,00 mengalami pergeseran rincian anggaran sebesar Rp5.212.000.000,00 dan setelah direviu tidak ada yang diberi catatan.
2) KKP Kelas I Denpasar dari Alokasi Anggaran sebesar Rp24.200.009.000,00 mengalami pergeseran rincian anggaran sebesar Rp2.084.347.000,00 dan setelah direviu masih terdapat catatan untuk kegiatan pengadaan tanah senilai
Rp2.084.347.000,00 karena dokumen pendukung tidak lengkap.
3) KKP Kelas II Probolinggo dari Alokasi Anggaran sebesar Rp20.414.739.000,00 mengalami pergeseran rincian anggaran sebesar Rp6.840.274.000,00 dan setelah direviu masih terdapat catatan pada kegiatan Pengadaan Jasa konsultan Perencanaan untuk pembangunan gedung induk, Belanja modal peralatan dan mesin, Pengadaan jaringan air PDAM Wilker Malang dan Pembangunan ruang isolasi dan gudang PRL wilker Malang senilai Rp6.678.774.000,00 karena dokumen pendukung tidak lengkap.
3) Reviu RKA-K/L APBNP dan Refocusing Anggaran TA 2016 Kementerian Kesehatan RI.
Nilai
adalah sebesar Rp1.766.302.611.000,00. Setelah direviu, masih terdapat nilai anggaran yang diberikan catatan sebesar Rp2.621.931.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kompilasi Hasil Reviu RKA-K/L Refocusing
Alokasi
Nilai
Pagu Hasil Reviu
Itjen (Nilai No Nama Satuan Kerja
Anggaran Semula
Anggaran yang Direviu
yang diberi
catatan) (Rp)
KANTOR PUSAT
1 Direktorat
Surveilans
Kekarantinaan dan Kesehatan 645,800,098,000
16,282,500,000 - Matra 2 Direktorat
197,433,153,000 - 3 Direktorat
Pencegahan
Penyakit Menular Langsung
Penyakit Tular Vektor Zoonotik 307,290,210,000
KANTOR DAERAH
1 KKP Kelas II Pontianak Provinsi Kalimantan Barat
Dari tabel di atas, diketahui terdapat satu satker yang masih memiliki catatan dalam CHR yaitu KKP Kelas II Pontianak yang mendapat Refocusing anggaran sebesar Rp5.334.347.000,00 dan setelah direviu terdapat masih terdapat catatan senilai Rp2.621.931.000,00 karena belum adanya justifikasi/persetujuan dari Eselon I atas kegiatan pengadaan tanah di wilker PLBD Entikong dan belum lengkapnya data pendukung atas kegiatan sewa gedung di wilker PLBD Entikong.
Tabel 3.7 Kompilasi Hasil Reviu RKA-K/L APBNP
Hasil Reviu
No. Nama Satuan Kerja
Cat. Nilai
yang Direviu cad. (Rp)
Hal.IV yang Diyakini
(Rp) (Rp)
KANTOR PUSAT
1 Direktorat Surveilans Kekarantinaan
dan -
Kesehatan Matra
55,895,769,000 2 Direktorat Pencegahan
36,104,231,000 Langsung 3 Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor -
- - dan Zoonotik
KANTOR DAERAH
1 KKP Kelas II Pontianak Provinsi
- - Barat
Dari tabel di atas, diketahui bahwa Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor & Zoonotik dan KKP Kelas II Pontianak tidak mendapatkan tambahan anggaran APBNP. Selain itu, terdapat 2 Satker yang tidak mendapatkan catatan dari Pereviu atau tidak diblokir (Zero Rekomendasi) yaitu:
1) Direktorat Surveilans Kekarantinaan dan Kesehatan Matra
2) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
b. Anggaran tahun 2017
Reviu terhadap anggaran tahun 2017 dilakukan sebanyak 2 kali dengan rincian sebagai berikut:
No. Kegiatan Reviu
Nilai Anggaran (Rp)
1 Reviu RKA-K/L Pagu Anggaran TA 2017 19-24 Juli 2016 dan P2P 25-30 Juli 2016 99 3,398,742,837,000 Reviu RKA-K/L Alokasi Anggaran Kantor
2 Pusat dan Kantor Daerah Kementerian 25-29 Oktober 2016 99 3,140,486,858,000 Kesehatan TA 2017
Jumlah 6,539,229,695,000
Hasil dari reviu adalah sebagai berikut:
a. Reviu RKA-K/L Pagu Anggaran TA 2017 Pada Satuan Kerja di Lingkungan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebesar Rp3.398.742.837.000,00. Setelah direviu, masih terdapat nilai
anggaran
yang
direviu
adalah adalah
Permasalahan terkait anggaran yang diblokir atau diberikan catatan oleh Pereviu disajikan dalam Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 3.21
Prosentase Permasalahan dalam Reviu Pagu Anggaran 2017
pada Satker di Lingkungan Ditjen P2P
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang sering ditemui dalam CHR reviu pagu anggaran 2017 pada satker di lingkungan Ditjen P2P berupa tidak lengkapnya dokumen pendukung yaitu sebesar 50% (64 Satker).
Dari 99 satker, hanya 5 Satker yang tidak mendapatkan catatan halaman IV atau tidak diblokir (Zero Rekomendasi) yaitu Dinkes Prov. Aceh (DK-05), Dinkes Prov. Bali (DK-05), Dinkes Prov. Banten (DK-05), Dinkes Prov. Bengkulu (DK-05) dan Dinkes Prov. Kalimantan Selatan (DK-05).
b. Reviu RKA-K/L Alokasi Anggaran TA 2017 pada Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
adalah sebesar Rp3.140.486.858.000,00. Setelah direviu masih terdapat nilai anggaran
yaitu sebesar Rp16.645.262.000,00 (0,005%). Rincian alokasi anggaran dan nilai anggaran yang diberi catatan dapat dilihat pada lampiran IX.
Dari 99 satker, terdapat 81 satker yang tidak mendapatkan catatan halaman IV atau tidak diblokir (Zero Rekomendasi) yaitu:
No. Nama Satuan Kerja Kewenangan
1 Direktorat P2 Masalah Kes Jiwa & Napza Kantor Pusat 2 Direktorat SE & Karkes
Kantor Pusat
3 Direktorat P2PTVZ
Kantor Pusat
4 Direktorat P2PML
Kantor Pusat
5 Direktorat P2PTM
Kantor Pusat
6 Sekretariat Ditjen P2P
Kantor Pusat
7 BBTKLPP Jakarta
Kantor Daerah
8 BTKLPP Kelas I Palembang
Kantor Daerah
9 BTKLPP Kelas I Manado
Kantor Daerah
10 BBTKLPP Surabaya
Kantor Daerah
11 BTKLPP Kelas I Medan
Kantor Daerah
12 BTKL PP Kelas I Batam
Kantor Daerah
13 BTKL PP Kelas II Ambon
Kantor Daerah
14 BTKL PP Kelas I Makassar
Kantor Daerah
15 KKP Kelas I Batam
Kantor Daerah
16 KKP Kelas I Soekarno Hatta
Kantor Daerah
17 KKP Kelas I Medan
Kantor Daerah
18 KKP Kelas I Tanjung Priok
Kantor Daerah
19 KKP Kelas I Denpasar
Kantor Daerah
20 KKP Kelas II Ambon
Kantor Daerah
21 KKP Kelas II Balikpapan
Kantor Daerah
22 KKP Kelas II Banjarmasin
Kantor Daerah
23 KKP Kelas II Samarinda
Kantor Daerah
24 KKP Kelas II Tanjung Balai Karimun
Kantor Daerah
25 KKP Kelas II Tarakan
Kantor Daerah
26 KKP Kelas II Palembang
Kantor Daerah
27 KKP Kelas II Pontianak
Kantor Daerah
28 KKP Kelas II Semarang
Kantor Daerah
29 KKP Kelas II Bandung
Kantor Daerah
30 KKP Kelas II Padang
Kantor Daerah
31 KKP Kelas II Pekanbaru
Kantor Daerah
32 KKP Kelas II Tanjung Pinang
Kantor Daerah
33 KKP Kelas II Banten
Kantor Daerah
34 KKP Kelas II Kendari
Kantor Daerah
35 KKP Kelas III Pangkal Pinang
Kantor Daerah
36 KKP Kelas Kelas III Dumai
Kantor Daerah
37 KKP Kelas III Manokwari
Kantor Daerah
38 KKP Kelas III Tembilahan
Kantor Daerah
39 KKP Kelas III Sabang
Kantor Daerah
40 KKP Kelas III Jambi
Kantor Daerah
41 KKP Kelas III Merauke
Kantor Daerah
42 KKP Kelas III Banda Aceh
Kantor Daerah
43 KKP Kelas III Sorong
Kantor Daerah
44 KKP Kelas III Bengkulu
Kantor Daerah
45 KKP Kelas III Palu
Kantor Daerah
46 KKP Kelas III Ternate
Kantor Daerah
47 KKP Kelas IV Yogjakarta
Kantor Daerah
48 Dinkes Prov. Aceh
Dekonsentrasi (DK-05)
49 Dinkes Prov. Bali
Dekonsentrasi (DK-05)
50 Dinkes Prov. Bangka Belitung
Dekonsentrasi (DK-05)
51 Dinkes Prov. Banten
Dekonsentrasi (DK-05)
No. Nama Satuan Kerja Kewenangan
52 Dinkes Prov. Bengkulu
Dekonsentrasi (DK-05)
53 Dinkes Prov. Yogyakarta
Dekonsentrasi (DK-05)
54 Dinkes Prov. DKI Jakarta
Dekonsentrasi (DK-05)
55 Dinkes Prov. Gorontalo
Dekonsentrasi (DK-05)
56 Dinkes Prov. Jambi
Dekonsentrasi (DK-05)
57 Dinkes Prov. Jawa Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
58 Dinkes Prov. Jawa Tengah
Dekonsentrasi (DK-05)
59 Dinkes Prov. Jawa Timur
Dekonsentrasi (DK-05)
60 Dinkes Prov. Kalimantan Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
61 Dinkes Prov. Kalimantan Selatan
Dekonsentrasi (DK-05)
62 Dinkes Prov. Kalimantan Tengah
Dekonsentrasi (DK-05)
63 Dinkes Prov. Kalimantan Timur
Dekonsentrasi (DK-05)
64 Dinkes Prov. Kepulauan Riau
Dekonsentrasi (DK-05)
65 Dinkes Prov. Lampung
Dekonsentrasi (DK-05)
66 Dinkes Prov. Maluku
Dekonsentrasi (DK-05)
67 Dinkes Prov. Maluku Utara
Dekonsentrasi (DK-05)
68 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
69 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Timur
Dekonsentrasi (DK-05)
70 Dinkes Prov. Papua
Dekonsentrasi (DK-05)
71 Dinkes Prov. Papua Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
72 Dinkes Prov. Riau
Dekonsentrasi (DK-05)
73 Dinkes Prov Sulawesi Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
74 Dinkes Prov Sulawesi Selatan
Dekonsentrasi (DK-05)
75 Dinkes Prov. Sulawesi Tengah
Dekonsentrasi (DK-05)
76 Dinkes Prov. Sulawesi Tenggara
Dekonsentrasi (DK-05)
77 Dinkes Prov. Sulawesi Utara
Dekonsentrasi (DK-05)
78 Dinkes Prov. Sumatera Barat
Dekonsentrasi (DK-05)
79 Dinkes Prov. Sumatera Selatan
Dekonsentrasi (DK-05)
80 Dinkes Prov. Sumatera Utara
Dekonsentrasi (DK-05)
81 Dinkes Prov. Kalimantan Utara
Dekonsentrasi (DK-05)
Adapun permasalahan terkait anggaran yang diblokir atau diberikan catatan disajikan dalam Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 3.22
Prosentase Permasalahan dalam Reviu Alokasi Anggaran 2017 pada Satker di Lingkungan Ditjen P2P
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang sering ditemui dalam CHR reviu adalah tidak lengkapnya dokumen pendukung yaitu sebesar 72,22% (13 Satker).
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Badan Litbangkes memiliki 16 satker yaitu 5 Satker Kantor Pusat dan 11 Satker Kantor Daerah.
1. Anggaran Tahun 2016
Reviu terhadap anggaran tahun 2016 dilakukan sekali, berupa “Reviu Revisi Penghapusan/Perubahan Catatan Halaman IV DIPA dan Revisi Lainnya pada satker di Lingkungan Badan Litbangkes TA 2016 ” yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret s.d 17 Maret 2016. Reviu dilakukan terhadap 3 Satker. Rincian nilai anggaran yang direviu dan diberi catatan adalah sebagai berikut:
Hasil Reviu
Nama Satuan
Nilai Anggaran Kerja
Hal.IV
Anggaran
APBN-P
yang Direviu cad.
(Rp)
yang Diyakini
KANTOR PUSAT
0 0 2,083,750,000 2,083,750,000 Biomedis TDK 2 Balai Litbang 8,483,357,000
1 Puslitbang
0 0 2,296,657,000 2,296,657,000 P2B2 Tanah Bumbu
3 BB Litbang 106,311,080,000 6,742,009,000 0 0 6,742,009,000 6,742,009,000 TOOT Tawangmangu
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 3 Satker yang direviu, seluruhnya tidak ada catatan dalam CHR (Zero Rekomendasi).
2. Anggaran Tahun 2017
Reviu terhadap anggaran tahun 2017 dilakukan sebanyak 2 kali dengan rincian sebagai berikut:
No. Kegiatan Reviu
Nilai Anggaran (Rp)
1 Reviu RKA-K/L Pagu Anggaran TA 2017 19-24 Juli 2016 dan 16 1,110,247,220,000
25-30 Juli 2016
Reviu RKA-K/L Alokasi Anggaran Kantor 2 Pusat dan Kantor Daerah Kementerian 25-29 Oktober 2016
16 829,510,330,000 Kesehatan TA 2017
Jumlah 1,939,757,550,000
a) Reviu RKA-K/L Pagu Anggaran TA 2017 pada Satuan Kerja di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
adalah sebesar Rp1.110.247.220.000,00. Setelah direviu, masih terdapat nilai anggaran
yaitu sebesar Rp254.981.081.890,00 (22,97%). Tabel rincian nilai yang diberi catatan dapat dilihat pada lampiran X.
Dari Hasil Reviu terhadap 16 Satker tersebut semuanya terdapat catatan pada hal IV DIPA, tidak ada yang zero rekomendasi.
Adapun permasalahan terkait anggaran yang diblokir atau diberikan catatan disajikan dalam Gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3.23
Prosentase Permasalahan dalam Reviu Pagu Anggaran 2017
pada Satker di Lingkungan Balitbangkes
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan yang sering ditemui pada reviu pagu anggaran 2017 pada satker di lingkungan Balitbangkes adalah dokumen pendukung yang tidak lengkap yaitu sebesar 46,88% (15 Satker).
b) Reviu RKA-K/L Alokasi Aggaran TA 2017 Pada Satuan Kerja di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Nilai
adalah sebesar Rp829.510.330.000,00. Reviu dilakukan terhadap 16 Satker. Hasil
anggaran
yang
direviu direviu
REKAPITULASI HASIL REVIU ALOKASI ANGGARAN DI LINGKUNGAN BADAN LITBANGKES