TAHUN ANGGARAN 2017
TAHUN ANGGARAN 2017
Nilai yang
Penetapan diberi No Nama Satuan Kerja
Nilai
Alokasi Anggaran catatan
(Rp)
(Rp) 1 2 3 11
I KANTOR PUSAT
1 Pusat Litbang Biomedis dan Teknologi 114,219,821,000 Dasar Kesehatan 2 Pusat Litbang Sumber Daya dan 91,379,759,000 Pelayanan Kesehatan
3 Pusat Litbang Upaya Kesehatan 105,630,172,000 Masyarakat 4 Pusat
Manajemen Kesehatan 5 Sekretariat Badan Litbangkes
Sub Total Kantor Pusat (I)
II KANTOR DAERAH
A Litbang Bidang Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan
1 Balai Litbang Biomedis Papua
2 Loka Litbang Biomedis Aceh
Sub Total A
B Litbang Bidang Upaya kesehatan
Masyarakat
1 Balai Litbang P2B2 Donggala
2 Balai Litbang GAKI
3 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu
4 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
5 Loka Litbang P2B2 Ciamis
6 Loka Litbang P2B2 Baturaja
7 Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Sub Total B
C Litbang Bidang Litbang Tanaman Obat
& Obat Tradisional
Balai Besar Litbang Tanaman Obat & 70,842,807,000 Obat Tradisional
Sub Total C
D Litbang Bidang Vektor dan Reservoir
Penyakit
Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir 110,741,164,000 Penyakit
Sub Total D
273,842,687,000 Total (I+II)
Sub Total Kantor Daerah (A+B+C+D)
Terdapat perbedaan nilai anggaran pada saat reviu pagu dan reviu alokasi yang dikarenakan adanya efisiensi anggaran.
c) Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Reviu RKA-K/L:
1. Petugas Satker datang tidak membawa dokumen/tidak lengkap;
2. Dokumen langsung dibuat pada saat reviu;
3. Petugas Satker datang mendekati berakhinya pelaksanaan reviu RKA-K/L;
4. Setelah mengikuti Desk dengan Eselon I, tidak langsung mendaftar ke Inspektorat III, karena menunggu Pereviu (Auditor) yang diinginkan, selesai melakukan reviu;
5. Petugas Satker yang datang adalah petugas yang tidak memahami penyusunan RKA-K/L;
6. Petugas Satker menginginkan agar reviu dilaksanakan secara singkat/secepat mungkin;
7. Tidak semua satuan biaya diakomodir dalam SBM yang diterbitkan;
8. Eselon I tidak mengajukan SBK atas standar biaya yang terdapat dalam SBM;
9. Masih terdapat ketentuan yang belum diratifikasi seperti besaran nilai sewa rumah dinas, standar Sarpras di KKP dan BTKL-PP, spesifikasi kendaraan khusus di KKP dan BTKL- PP.
10. Terdapat
merupakan arahan/kebijakan pimpinan yang belum tentu merupakan kebutuhan satker.
program-program
yang
4. Evaluasi SAKIP
1. Hasil Evaluasi SAKIP
Jumlah satker yang dievaluasi pada Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Litbangkes tahun 2015 sebanyak 83 satker dan seluruhnya telah diundang untuk mengikuti kegiatan evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Dari 83 satker yang diundang seluruhnya hadir dan dilakukan evaluasi. Menurut jenis kewenangannya, Satker di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Litbangkes dapat dibedakan atas satker Kantor Pusat (KP) sebanyak 11 satuan kerja dan satker Kantor
Daerah (KD)/UPT Vertikal sebanyak 70 satuan kerja dan 2 eselon 1, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.8 Jumlah Satker Pelaporan yang Dilakukan Evaluasi Akuntabilita Kinerja Menurut Unit Eselon I dan Jenis Kewenangan Tahun 2015
JUMLAH ENTITAS PELAPORAN
NO UNIT UTAMA
Total KETERANGAN Diundang Hadir Diundang Hadir Diundang Hadir
Kantor Pusat
Kantor Daerah
1 Ditjen PP&PL
2 Badan Litbangkes
6 6 11 11 17 17 JUMLAH
Satker yang dievaluasi oleh Inspektorat III merupakan satker yang hadir memenuhi undangan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI yang berada dibawah koordinasi Inspektorat III, dimana seluruh satker hadir dan telah diakukan evaluasi yaitu sebanyak 83 satker.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja, diketahui bahwa nilai rata-rata satker dibawah binaan Inspektorat
III adalah sebesar 92,33 atau kategori AA.
Nilai tersebut merupakan rata-rata akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi, dengan rincian sebagai berikut:
a. Rata-Rata Nilai Perencanaan Kinerja = 28,59
b. Rata-Rata Nilai Pengukuran Kinerja = 23,76
c. Rata-Rata Nilai Pelaporan Kinerja = 13,98
d. Rata-Rata Nilai Evaluasi Kinerja = 9,41
e. Rata-Rata Nilai Pencapaian Kinerja = 16,59
Tabel 3.9
Nilai Rata-Rata Evaluasi AKIP pada Satker Pelaporan Menurut Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2015.
Jumlah
Rata-Rata Nilai Per Komponen
Rata- Rata
No Unit Eselon I
Entitas Pelaporan
Perencanaan Pengukuran Pelaporan Evaluasi Capaian Total
Kinerja Kinerja Nilai 1 Ditjen P2PL
2 Badan Litbangkes
Nilai Rata-Rata
Berdasarkan tabel di atas di ketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata evaluasi AKIP untuk satker pada Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Litbangkes Tahun 2015 adalah 92,33 dengan kategori AA.
2. Dari 2 (delapan) unit eselon I tersebut seluruhnya telah memperoleh nilai rata-rata >90,00 atau kategori AA .
Berdasarkan hasil penilaian akhir yang diperoleh, Diketahui bahwa sebanyak 72 (tujuh puluh dua) satker memperoleh nilai dengan kategori AA, 9 (sembilan) satker memperoleh nilai dengan kategori A, dan 2 (dua) satker memperoleh nilai dengan kategori BB, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.10 Nilai AKIP per Eselon I Tahun 2015
KATEGORI
AA
A BB B CC C D JUMLAH
NO ESELON I
(> 90 - 100)
(> 30 - 50) (0 - 30) Sangat
Kurang Kurang 1 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL
Memuaskan Memuaskan Sangat Baik
2 BADAN PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN
Sementara itu hasil evaluasi AKIP yang dilakukan pada satker pelaporan Unit Eselon I dapat dilihat pada lampiran XII.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat 60 (enam puluh) satker dengan nilai AA, 4 (empat) satker dengan nilai A dan 2 (dua) satker dengan nilai BB.
Tabel 3.11
Nilai Evaluasi AKIP pada Satuan Kerja Unit Eselon I
Di Lingkungan Badan Litbangkes Tahun 2015
UNIT KERJA
NILAI PER KOMPONEN
NO (ESELON I dan
CAPAIAN TOTAL KATEGORI SATKER)
KINERJA BADAN LITBANG 1 KESEHATAN
(Eselon I)
SEKRETARIAT BADAN 2 PENELITIAN DAN
AA PENGEMBANGAN
KESEHATAN PUSAT BIOMEDIS 3 DAN TEKNOLOGI DASAR
KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI 4 INTERVENSI
AA KESEHATAN
PUSAT TEKNOLOGI 5 TERAPAN KESEHATAN DAN
EPIDEMIOLOGI KLINIK BOGOR 6 LOKALITBANG
P2B2 CIAMIS
BALAI BESAR P2B2 TANAMAN 7 OBAT DAN OBAT
TAWANGMANGU JAWA TENGAH BALAI
BESAR P2B2
VEKTOR 8 DAN RESERVOAR
AA PENYAKIT
SALATIGA JAWA TENGAH BALAI PENELITIAN PENGEMBANGAN GANGGUAN 9 AKIBAT
IODIUM MAGELANG JAWA TENGAH LOKALITBANG 10 P2B2
JAWA TENGAH PUSAT HUMANIORA KEBIJAKAN 11 KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT SURABAYA JAWA TIMUR LOKALITBANG 12 P2B2 BATURAJA SUMATERA
AA 14,45 9,13 SELATAN
LOKALITBANG 13 P2B2
AA BUMBU
TANAH
UNIT KERJA
NILAI PER KOMPONEN
NO (ESELON I dan
CAPAIAN TOTAL KATEGORI SATKER)
KALIMANTAN SELATAN
BALAI LITBANG KESEHATAN P2B2 14 DONGGALA
AA SULAWESI
TENGAH LOKALITBANG 15 P2B2
16 BALAI LITBANG
BIOMEDIS PAPUA
93,14 AA TOTAL UNIT KERJA = 17
17 BALAI LITBANG BIOMEDIS ACEH
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat 12 (dua belas) satker dengan nilai AA, 5 (lima) satker dengan nilai A.
Berdasarkan seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di satker pelaporan /unit kerja di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, ditemukan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Perencanaan Kinerja Beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan dengan Perencanaan Kinerja adalah sebagai berikut:
a. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) belum disusun, terjadi di 1 satker.
b. Tujuan/hasil program yang ditetapkan belum dilengkapi dengan ukuran keberhasilan, terjadi di 17 satker.
c. Tujuan/hasil
dengan target keberhasilannya, terjadi di 17 satker.
d. Dokumen Renstra belum memuat sasaran, terjadi di 2 satker.
e. Dokumen Renstra belum memuat indikator kinerja sasaran, terjadi di 4 satker.
f. Dokumen Renstra belum memuat target tahunan, terjadi di 3 satker.
g. Renstra belum menyajikan IKU, terjadi di 7 satker.
h. Renstra belum dipublikasikan, terjadi di 4 satker.
i. Tujuan/Hasil program belum berorientasi hasil, terjadi di 14 satker. j. Ukuran keberhasilan tujuan (outcome)/Hasil program belum
memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik, terjadi di 13 satker.
k. Sasaran belum berorientasi hasil, terjadi di 7 satker. l. Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) belum memenuhi
kriteria indikator kinerja yang baik, terjadi di 19 satker. m. Target Kinerja belum ditetapkan dengan baik, terjadi di 23 satker.
n. Program/kegiatan belum merupakan cara untuk mencapai tujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan, terjadi di 2 satker. o. Dokumen
dengan Dokumen RPJMN/Dokumen Renstra atasannya, terjadi di 10 satker. p. Dokumen Renstra belum menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi/latar belakang pendirian), terjadi di 13 satker.
q. Dokumen Renstra belum digunakan sebagai acuan penyusunan Dokumen Rencana kinerja tahunan, terjadi di 14 satker. r. Target jangka menengah dalam Renstra belum dimonitor pencapaiannya sampai dengan tahun berjalan, terjadi di 26 satker. s. Dokumen Renstra belum direviu secara berkala, terjadi di 37 satker. t. Dokumen perencanaan kinerja tahunan belum disusun, terjadi di 1 satker. u. Perjanjian Kinerja belum disusun, terjadi di 1 satker. v. PK belum menyajikan IKU, terjadi di 12 satker. w. PK belum dipublikasikan, terjadi di 5 satker. x. Rencana Aksi atas Kinerja belum ada, terjadi di 1 satker. y. Sasaran belum berorientasi hasil, terjadi di 9 satker. z. Indikator kinerja sasaran dan hasil program (outcome) belum
memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik, terjadi di 18 satker.
aa. Target kinerja belum ditetapkan dengan baik, terjadi di 21 satker.
bb. Kegiatan belum merupakan cara untuk mencapai sasaran, terjadi di 3 satker.
cc. Dokumen rencana kinerja tahunan belum selaras dengan dokumen pengajuan anggaran, terjadi di 4 satker.
dd. Dokumen PK belum selaras dengan Renstra, terjadi di 6 satker.
ee. Dokumen PK belum menetapkan hal hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi), terjadi di 4 satker.
ff. Rencana Aksi atas Kinerja belum mencantumkan target secara periodik atas kinerja, terjadi di 4 satker.
gg. Rencana Aksi atas Kinerja belum mencantumkan sub kegiatan/komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kinerja, terjadi di 3 satker.
hh. Rencana kinerja tahunan belum dimanfaatkan dalam penyusunan anggaran, terjadi di 1 satker.
ii. Target kinerja yang diperjanjikan belum digunakan untuk mengukur keberhasilan, terjadi di 14 satker. jj. Rencana Aksi atas Kinerja belum dimonitor pencapaiannya secara berkala, terjadi di 23 satker. kk. Rencana Aksi belum dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan, terjadi di 12 satker. ll. Perjanjian Kinerja belum dimanfaatkan untuk penyuusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV, terjadi di 17 satker.
2. Pengukuran Kinerja Beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan dengan Pengukuran Kinerja adalah sebagai berikut:
(a) Belum terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal, terjadi di 1 satker. (b) Belum terdapat ukuran kinerja tingkat eselon III dan IV sebagai turunan kinerja atasannya, terjadi di 10 satker. (c) Belum terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja, terjadi di 17 enitas. (d) Indikator Kinerja Utama belum dipublikasikan, terjadi di 3 enitas. (e) IKU belum memenuhi kriteria indikator yang baik, terjadi di 10
satker. (f) IKU belum cukup untuk mengukur kinerja, terjadi di 7 satker. (g) IKU unit kerja belum selaras dengan IKU IP, terjadi di 3 satker. (h) Ukuran (Indikator) kinerja eselon III dan IV belum memenuhi
kriteria indikator kinerja yang baik, terjadi di 10 satker. (i) Indikator kinerja eselon III dan IV belum selaras dengan indikator kinerja atasannya, terjadi di 8 satker. (j) Belum terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja organisasi/atasannya, terjadi di 8 satker. (k) Pengukuran kinerja belum dilakukan secara berjenjang, terjadi di 4 satker. (l) Pengumpulan data kinerja belum dapat diandalkan, terjadi di 21 satker. (m) Pengumpulan data kinerja atas Rencana Aksi belum dilakukan secara berkala (bulanan/triwulan/semester), terjadi di 1 satker. (n) Pengukuran kinerja belum dikembangkan menggunakan teknologi infomasi, terjadi di 8 satker. (o) IKU belum dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran, terjadi di 4 satker. (p) IKU belum dimanfaatkan untuk penilaian kinerja, terjadi di 8 satker. (q) Target kinerja eselon III dan IV belum dimonitor pencapaiannya,
terjadi di 25 satker. (r) Hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat eselon IV keatas belum dikaitkan dengan (dimanfaatkan sebagai dasar pemberian) reward &punishment, terjadi di 48 satker.
(s) IKU belum direviu secara berkala, terjadi di 43 satker. (t) Pengukuran kinerja atas Rencana Aksi belum digunakan untuk
pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala, terjadi di 21 satker.
3. Pelaporan Kinerja Beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan dengan Pelaporan Kinerja adalah sebagai berikut:
(a) Laporan Kinerja belum disampaikan tepat waktu, terjadi di 16 (a) Laporan Kinerja belum disampaikan tepat waktu, terjadi di 16
IKU, terjadi di 10 enitas. (d) Laporan Kinerja belum menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome, terjadi di 29 satker. (e) Laporan Kinerja belum menyajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan, terjadi di 5 satker. (f) Laporan Kinerja belum menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja, terjadi di 15 satker. (g) Laporan Kinerja belum menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan, terjadi di 51 satker.
(h) Laporan Kinerja belum menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya, terjadi di 62 satker. (i) Laporan Kinerja belum menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja instansi, terjadi 10 satker. (j) Informasi Kinerja dalam Laporan Kinerja belum dapat diandalkan, terjadi di 16 satker. (k) Informasi yang disajikan belum digunakan dalam perbaikan perencanaan, terjadi di 31 satker. (l) Informasi yang disajikan belum digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi, terjadi di 27 satker
(m) Informasi yang disajikan belum digunakan untuk peningkatan kinerja, terjadi di 25 satker.
4. Evaluasi Kinerja Beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan dengan Evaluasi Kinerja adalah sebagai berikut:
(a) Belum terdapat pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya, terjadi di 2 satker. (b) Evaluasi program belum dilakukan, terjadi di 2 satker. (c) Evaluasi atas pelaksanaan Rencana Aksi belum dilakukan, terjadi
di 3 satker. (d) Hasil evaluasi belum disampaikan dan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, terjadi di 23 satker. (e) Evaluasi program belum dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program, terjadi di 22 satker. (f) Evaluasi program belum memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan, terjadi di
20 satker. (g) Evaluasi program belum memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan, terjadi di 20 satker. (h) Pemantauan Rencana Aksi belum dilaksanakan dalam rangka 20 satker. (g) Evaluasi program belum memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan, terjadi di 20 satker. (h) Pemantauan Rencana Aksi belum dilaksanakan dalam rangka
(k) Hasil evaluasi Rencana Aksi belum ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah nyata, terjadi di 24 satker.
5. Pencapaian Kinerja Beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan dengan Pencapaian Kinerja adalah sebagai berikut:
(a) Target kinerja yang ditetapkan belum dapat dicapai, terjadi di 27 satker. (b) Capaian kinerja tidak lebih baik dari tahun sebelumnya, terjadi di
60 satker. (c) Informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan, terjadi di 9 satker. (d) Kinerja Pengelolaan Keuangan, terjadi di 25 satker (e) Kinerja manajemen internal belum maksimal, terjadi di 71 satker. (f) Nilai LAKIP tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, terjadi di 9 satker (g) Kinerja transparansi belum maksimal, terjadi di 2 satker. (h) Kinerja/Penghargaan Lainnya, terjadi di 29 satker. (i) Kinerja Perencanaan Pengganggaran belum maksimal, terjadi di
15 satker. (j) Ketaatan Tindak Lanjut LHA s/d Periode SAKIP belum maksimal, terjadi di 34 satker. (k) Masih terdapat temuan KN s/d periode SAKIP, terjadi di 25 satker. (l) Tindak lanjut Hasil Evaluasi SAKIP tahun sebelumnya belum
maksimal, terjadi di 17 satker.
2. Kendala dalam Pelaksanaan Evaluasi SAKIP
a. Petugas Satker datang tidak membawa dokumen/dokumen tidak lengkap;
b. Dokumen langsung dibuat pada saat evaluasi SAKIP;
c. Petugas Satker datang mendekati berakhirnya pelaksanaan evaluasi SAKIP;
d. Setelah mengikuti Desk dengan Eselon I, tidak langsung mendaftar ke Inspektorat III, karena menunggu Tim Evaluator (Auditor) yang diinginkan, selesai melakukan evaluasi;
e. Petugas Satker menginginkan agar evaluasi dilaksanakan secara singkat/secepat mungkin;
f. Adanya perubahan peraturan terkait evaluasi SAKIP sehingga banyak satker yang masih belum memahami.
5. Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang dilakukan oleh
anggaran sebesar Rp1.239.672.000,- dan terealisasi sebesar Rp1.144.656.330,- (92.34%), dengan target output kegiatan berupa laporan hasil pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan.
Pelaksanaan kegiatan tindaklanjut Inspektorat III selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.12 Provinsi pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi tahun 2016
No. Triwulan
Provinsi
Keterangan
1 I Provinsi Jogyakarta Provinsi Jabar Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Aceh
2 II Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Tengah Provinsi Riau
3 III
Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Sulawesi Tenggara ProvinsiJawa Barat Provinsi DIY Jogyakarta Provinsi Papua Barat Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Banda Aceh Provinsi Maluku Utara
4 IV Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Bengkulu Provinsi Jawa Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan Laporan Hasil Audit (LHA), Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat III dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu sebagai berikut:
No. Jenis
Jumlah
1 LHA Itjen - Reguler
53 LHA
2 LHA Itjen - Khusus
46 LHA
3 LHA BPK / BPKP
Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat III sebagai berikut:
1. LHA Itjen Reguler
Selama tahun 2016 Inspektorat III telah melakukan Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan di 11 Provinsi dengan Saldo awal Tindak Lanjut sebanyak 44 LHP, 149 Temuan, 325 Saran dan nilai KN Rp2.018.482.627,00, telah ditindaklanjuti oleh satker di 11 Provinsi sebanyak 17 LHP, 52 Temuan, 91 saran dan nilai KN Rp41.678.939,00, sehingga saldo akhir Tindak lanjut di 35 LHP, 76 Temuan, 172 Saran dan Nilai KN Rp1.870.099.693,00. Matriks lengkap LHA Itjen Reguler dapat dilihat pada lampiran XV.
2. LHA Itjen Khusus
Inspektorat III telah melakukan Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan di 10 Provinsi dengan saldo awal TLHP sebanyak 33 LHP 69 temuan 126 saran dengan Nilai KN Rp3.576.313.552,00 dan telah ditindaklanjuti sebanyak 12 LHP 18 temuan 30 saran dan Nilai KN Rp81.806.250,00 sehingga saldo akhir TLHP sebanyak 29 LHP 58 temuan 100 saran nilai KN Rp3.493.947.306,00. Matriks lengkap LHA Itjen Khusus dapat dilihat pada lampiran XVI.
3. LHA BPK/BPKP
No LHP & tanggal
Awal
TL
Saldo Jeis LHA
LHP Temuan Saran
KN (Rp)
LHP Temuan Saran
KN
LHP Temuan Saran KN
LK.20011 KepatuhanNo.: 07cHP/XX/05/2012
1 1 1 12,704,500 1 1 1 12,704,500 0 0 0 - BPK LK.2014 KepatuhanNo.: 05cHP/XX/05/2015 Tgl.27 Mei 2015
1 1 3 - 1 1 3 - 0 0 0 - BPK 05c/HP/XX/05/2015
Tgl.27 Mei 2015 1 2 6 - 1 2 6 - 1 2 6 - BPK 05c/HP/XX/05/2015
Tgl.27Mei 2015 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 - BPK
Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan BPK dilakukan di 3 satker dengan saldo awal TLHP sebanyak 4 LHP, 5 temuan, 11 saran, nilai KN Rp12.704.500,00 dan telah ditindaklanjuti 4 LHP, 5 temuan, 11 saran, nilai KN Rp12.704.500,00 sehingga saldo akhir sebanyak 2 LHP 3 Temuan dan 7 saran.
4. Hambatan / Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai oleh tim selama pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan adalah sebagai berikut:
1) Pemahaman satker tentang TLHP terkait saran/rekomendasi masih kurang.
2) Kurangnya komitmen pimpinan satker atas pelaksanaan TLHP.
3) Satker telah menindaklanjuti namun belum diinput dalam SIM-TLHP.
4) Masih terdapat rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti..
5) Dokumen Tindak lanjut tidak tersimpan dengan baik sehingga menyulitkan satker untuk melakukan / menemukan kembali berkas tindak lanjut.
6) Usulan TPTD yang telah dibuat satker masih dalam proses.
6. PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN
a) Pembinaan SPIP
Pembinaan SPIP dilakukan pada satker binaan Inspektorat III dengan target 7 satker dan realisasi sebanyak 7 satker (100%). Pelaksanaan pembinaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: