Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak , Privinsi Riau

PENG
GELOLA
AAN PEM
MANENA
AN KELA
APA SAW
WIT (Elaeiis
guineeensis Jaccq.) DI PT
T. ANEKA
A INTIPE
ERSADA
A PINANG
G
SEBAT
TANG ES
STATE, KABUPA
K
TEN SIA
AK, PROV
VINSI RIA
AU


AR
RIS SUR
RYONO
A24080
0060

DE
EPARTEM
MEN AGR
RONOMII DAN HO
ORTIKU
ULTURA
FAKU
ULTAS PE
ERTANIA
AN
IN
NSTITUT
T PERTA

ANIAN BO
OGOR
2012
2

Abstract
The internship program has been conducted at PT. Aneka Intipersada Pinang
Sebatang Estate, Siak, Riau from February 13 to May 13 2012. The purpose of this
internship program is to learn oil palm cultivation, especially for oil palm harvesting
aspects. The data to be collected consist of primary and secondary data. Generally,
harvest port and fruit grade in Unit Pinang Sebatang Estate are good enough with ratio
of loses fruit under the standard that has been stated by the company about 1.8% and
fruit ripeness average reaching more than 95%. Harvest tools and self protection tools
are given by the company and it is used orderly by harvesting labors. The transportation
unit capacity are completed with the transportation labor in every unit according to the
capacity. The main problem in harvesting is the increasing of harvesting rotation from 7
to 9 days. The absence of worker, freeday, and rain in workday are the main cause of this
problem.
Key Word: oil palm,fresh fruit bunches, management harvest


RINGKASAN

ARIS SURYONO. Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak ,
Privinsi Riau. (Dibimbing oleh SUWARTO).
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya kelapa
sawit secara umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Kegiatan yang dilakukan
selama pelaksanaan magang yaitu menjadi karyawan harian lepas (KHL),
pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder. Magang dilaksanakan selama 3 bulan
dimulai dari 13 Februari sampai 13 Mei 2012 di PT. Aneka Intipersada Pinang
Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Riau.
Secara umum kualitas mutu hanca dan mutu buah di kebun PSE ini sudah
cukup baik dengan rasio kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, berkisar 1.8% dan rata-rata kematangan buah
mencapai lebih dari 95%. Panen dan peralatan panen diberikan oleh perusahaan
dan digunakan oleh karyawan panen. Unit transportasi dilengkapi dengan
karyawan muat di setiap unit menurut kapasitas. Permasalahan utama dalam
pemanenan yaitu meningkatnya rotasi panen dari 7 sampai 9 hari. Kehadiran
karyawan, hari libur, dan hujan adalah penyebab utama masalah ini.

Kehadiran karyawan panen masih rendah dengan rata-rata kehadiran 83.3%
sedangkan standar kehadiran karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan minimal
90% karyawan hadir pada setiap hari kerja. Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
ketentuan perusahan yaitu 50 HK sedangkan berdasarkan prestasi pemanen yaitu
31 HK. Jumlah karyawan yang berlebih ini dikarenakan buah masak yang jarang
sehingga karyawan perlu dipindahkan kepekerjaan pemeliharaan. Perbandingan
hasil pengamatan dengan produksi aktual menunjukkan perbedaan yaitu 0-2.7%.
Perbedaan rata-rata hasil pengamatan penulis masih di bawah 5% sehingga masih
diterima sebagai hasil taksasi.

PENGELOLAAN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI PT. ANEKA INTIPERSADA PINANG
SEBATANG ESTATE, KABUPATEN SIAK, PROVINSI RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ARIS SURYONO
A24080060


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul

: PENGELOLAAN PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis

guineensis

INTIPERSADA

Jacq.)

DI

PT.


ANEKA

PINANG SEBATANG ESTATE,

KABUPATEN SIAK, PROVINSI RIAU
Nama

: ARIS SURYONO

NIM

: A24080060

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Suwarto, M.Si.
NIP. 19630212 198903 1 004


Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus : ……………………….....................................................................

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 06 Januari 1988.
Penulis merupakan anak kembar dari Bapak Sarmun dan Ibu Tasmi.
Penulis lulus dari SDN Karang Patihan 1 pada tahun 2001, kemudian pada
tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMPN 2 Balong dan melanjutkan studi
di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada tahun 2005. Penulis lulus dari SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo pada tahun 2008, selanjutnya pada tahun yang sama
penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Penulis diterima sebagai mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2008.
Selama kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan. Tahun 2009
penulis sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Jawa Timur (IMAJATIM) dan

menjabat pada divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia serta mengikuti
berbagai kegiatan dalam organisasi tersebut. Pada tahun 2009 sampai dengan
tahun 2010 penulis di tunjuk untuk menjadi ketua umum Organisasi Mahasiswa
Daerah Ponorogo Manggolo Putro. Selama menjabat sebagai ketua umum, penulis
juga menjadi ketua pelaksana REOG GOES TO KAMPUS III dalam acara
Gebyar Nusantara IPB bogor.
Pada tahun tersebut penulis juga menjadi anggota BEM Fakultas Pertanian
bidang Departemen Pertanian. Kegiatan yang diikuti selama menjadi anggota
BEM Pertanian yaitu Bina desa, Seminar Pertanian Nasional dan Gebyar
Petanian.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemanenan Pada

Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Anekainti Persada,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk
meraih gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agronomi, Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:


Bapak Sarmun, Ibu Tasmi, Mbak Nurhana, Mas Susanto, saudara kembar
saya Dwi suryani, serta seluruh keluarga besar. Semoga karya tulis dapat
menjadi persembahan yang terbaik.



Dr. Ir. Suwarto, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, bimbingan serta pengarahan selama penulisan skripsi.



Dr. Ir Is Hidayat Utomo, MS selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama kegiatan perkuliahan di Departemen
Agronomi dan Hortikultura.




Seluruh staf dan karyawan PT Anekainti Persada Pinang Sebatang Estate,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau.



Teman-teman seperjuangan Agronomi dan Hortikultura 45, untuk
kebersamaan dalam meraih cita-cita.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, yang

telah membantu penulis selama perkuliahan dan kegiatan magang. Semoga skripsi
ini dapat manfaat bagi para pembaca dan semoga Allah S.W.T selalu memberikan
kekuatan dalam meraih cita-cita kita.

Bogor, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xiv

PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan .............................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Kelapa Sawit ........................................................................
Syarat Tumbuh Kelapa ....................................................................
Pemanenan Kelapa Sawit ................................................................

3
4
5

METODE MAGANG .................................................................................
Tempat dan Waktu ..........................................................................
Metode Pelaksanaan ........................................................................
Pengumpulan Data dan Informasi ...................................................
Pengamatan Panen...........................................................................
Analisis Data ...................................................................................

8
8
8
9
10
11

KEADAAN UMUM ...................................................................................
Lokasi Kebun ..................................................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ...............................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan...............................................
Keadaan Tanaman dan Produksi .....................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .......................................
Fasilitas Kebun ................................................................................

12
12
12
13
13
14
16

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG...............................................
Aspek Teknis ...................................................................................
Pembibitan ...........................................................................
Pengendalian Gulma ............................................................
Leaf Sampling Unit (LSU) ..................................................
Pemupukan ..........................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................
Tunas Pokok ........................................................................
Perawatan Jalan dan Jembatan ............................................
Perawatan Titi Panen dan Tangga Teras .............................
Konservasi Tanah dan Air ...................................................
Pemanenan...........................................................................
Aspek Manajerial ............................................................................
Pendamping Asisten Divisi .................................................
Pendamping Mandor I .........................................................

17
17
17
19
21
25
29
30
34
34
34
35
45
46
47

Pendamping Mandor Panen .................................................
Pendamping Kerani Cek Sawit (KCS) ................................
Pendamping Krani Divisi dan Krani Keliling .....................
Pendamping Mandor Semprot .............................................
Pendamping Mandor Pupuk ................................................
Pendamping Mandor Perawatan ..........................................

47
48
49
50
51
52

PEMBAHASAN .........................................................................................
Kriteria Panen ..................................................................................
Tenaga Kerja Panen ........................................................................
Pelaksanaan Panen ..........................................................................
Kapasitas Pemanen ..........................................................................
Kerapatan Panen ..............................................................................
Kualitas Panen .................................................................................
Sarana dan Prasarana .......................................................................
Pengangkutan TBS Hasil Panen ......................................................
Rotasi Panen ....................................................................................
Organisasi dan Administrasi Panen.................................................

53
53
54
56
57
58
60
62
64
65
66

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
Kesimpulan......................................................................................
Saran .............................................................................................

68
68
68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

69

LAMPIRAN ................................................................................................

71

 
 
 

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006-2011 ..............

13

2. Tingkatan dan Jumlah Karyawan di Unit Kebun Pinang Sebatang
Estate ...............................................................................................

15

3. Jenis Pupuk, Dosis dan Aplikasi Tahun 2011-2012 .......................

28

4. Luas Seksi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ....

38

5. Alat dan Perlengkapan Panen .........................................................

40

6. Basis dan Premi Pemanen Tandan Buah Segar Unit Kebun
Pinang Sebatang Estate Tahun 2012 ...............................................

44

7. Premi Brondolan Unit Kebun Pinang Sebatang Estate Tahun 2012

44

8. Jenis Sangsi dan Denda Panen ........................................................

45

9. Kriteria Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate .........

53

10. Presentase Kehadiran Karyawan Panen ..........................................

54

11. Kapasitas Pemanen .........................................................................

57

12. Pengamatan Angka Kerapatan Panen .............................................

54

13. Perbandingan Angka Kerapatan Panen dengan hasil taksasi

 

dan Aktual ......................................................................................

60

14. Mutu Buah di TPH ..........................................................................

61

15. Mutu Hanca .....................................................................................

62

16. Presentase Penggunaan Alat Kerja Panen .......................................

63

17. Presentase Pemakaian Alat Pelindung Diri .....................................

63

18. Jenis Kendaraan Muat Buah dan Spesifikasi ..................................

65

19. RotasiPanen Divisi II pada Awal April 2012..................................

66

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Produktivitas Tandan Buag Segar (TBS) Tahun 2006-2011 ..........

14

2. Struktur Organisasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate
Tahun 2011-2012 ............................................................................

16

3. Kegiatan Pembibitan Tahap Pre-Nursery........................................

18

4. Contoh Gulma di Perkebunan Unit Kebun Pinang sebatang Estate

20

5. Kegiatan Semprot Piringan dan Gawangan ....................................

23

6. Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) ...............................................

25

7. Jenis Tanaman untuk Mengendalikan Hama Secara Terpadu ........

29

8. Susunan Pelepah pada Area Berbukit dan Area Datar ....................

31

9. Kegiatan Perbaikan Jalan dan Jembatan .........................................

33

10. Titi Panen dari Beton dan Kayu Ulin ..............................................

34

11. Usaha Konservasi Tanah dan Air....................................................

35

12. Struktur Organisasi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang
Estate Tahun 2012 ...........................................................................

 

67

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian
di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ...........................................

72

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di
Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ...............................................

73

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten di

 
 

Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ...............................................

74

4. Peta Lokasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ...........................

76

5. Data Curah Hujan Tahun 2002-2011 ..............................................

77

6. Peta Seksi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate.....

78

7. Form Pengecekan Mutu Hanca oleh Asisten ..................................

79

8. Form Pengecekan Mutu Buah oleh Asisten ....................................

80

9. Form Pengecekan Mutu Hanca oleh Mandor I Beserta Mantri Buah

81

10. Form Pengecekan Mutu Hanca Mandor Panen...............................

82

11. Form Surat Pengantar Buah ............................................................

83

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan
yang mampu menghasilkan minyak nabati bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini
menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai
penghasil devisa negara. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara
produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan juga menjadi negara eksportir kelapa
sawit terbesar kedua setelah Malaysia.
Total ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2003-2009 mengalami
peningkatan berkisar 17.12% sampai dengan 35.76%, kecuali tahun 2007
mengalami penurunan sebesar 1.23%. Pada tahun 2003 total volume ekspor
mencapai 7.05 juta ton dengan total nilai ekspor sebesar US$ 2.72 milyar,
meningkat menjadi 18.53 juta ton pada tahun 2009 dengan nilai total sebesar
US$11.46 milyar. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menjangkau empat
benua yaitu Asia, Afrika, Australia dan Eropa dengan pangsa utama di Asia (BPS,
2009). Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan
minyak inti sawit di dalam negeri masih cukup besar. Pasar potensial yang akan
menyerap pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) adalah
industri minyak goreng, lemak khusus, margarin dan sabun mandi.
Ekspor produk kelapa sawit yang terus meningkat ini didukung dengan
adanya perluasan area perkebunan kelapa sawit yang semakin meningkat sehingga
produksi juga semakin meningkat. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan
(2010), pada tahun

2008 produksi CPO Indonesia mencapai 17,539,788 ton

dengan rata-rata produktivitas yaitu 2.38 ton/ha dan pada tahun 2009 produksi
meningkat menjadi 18,640,881 ton dengan rata-rata produktivitas 2.48 ton/ha.
Perkembangan kelapa sawit yang begitu pesat erat kaitannya dengan
masalah teknis dalam budidaya. Pesatnya perkembangan kelapa sawit ini karena
adanya manajemen yang baik dimulai dari pembukaan lahan hingga pemanenan
dan pengolahan hasil sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal
bagi perusahaan. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2008)
produktivitas kelapa sawit akan menjadi rendah apabila teknologi produksi yang

2
diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan
panennya. Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan
mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan
minyak maksimal, tetapi pemanenan buah kelewat matang akan meningkatkan
asam lemak bebas (ALB) sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan
minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak.
Sebaliknya pemanenan buah yang masih mentah akan menurunkan kandungan
minyak, walaupun ALBnya rendah.
Kegitan panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit
karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti sawit (IKS). Panen harus
dilakukan denngan cara dan waktu yang tepat sesuai dengan standar kebun yaitu
dengan mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan
mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya tanpa menimbulkan kerusakan
pada tanaman. Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi, sedangkan
waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (Pahan, 2008). Produksi,
kualitas dan kehilangan hasil tandan buah segar sangat tergantung pada kegiatan
pemanenan. Oleh karena itu kegiatan pemanenan kelapa sawit harus terorganisir
dengan baik.

Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk mempelajari
teknik budidaya kelapa sawit dan secara khusus mempelajari pemanenan kelapa
sawit. Kegiatan pemanenan dipelajari dari segi teknis maupun pengelolaan,
menganalisis serta mengatasi masalah yang dihadapi dalam pemanenan dengan
harapan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemanenan
tersebut.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang
merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar.
Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Divisi

: Spematophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledone

Keluarga

: Aracaceae (dahulu disebut Palmae)

Subkeluarga

: Cocoideae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit mampu tumbuh secara tegak lurus dan dapat mencapai
ketinggian 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecious dengan bunga
jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Bunga jantan dan bunga betina
masing-masing terdapat pada tandan bunganya dan terletak terpisah yang keluar
dari ketiak pelepah daun. Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan
bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina ini sebagian akan
gugur (aborsi) sebelum atau sesudah anthesis (Lubis, 1992).
Menurut Setyamidjaja (2006) bunga jantan dibungkus oleh seludang
bunga yang pecah ketika bunga tersebut menjelang matang. Pada tanaman kelapa
sawit muda jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina,
tetapi perbandingan ini akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.
Letak bunga jantan dan bunga betina yang terpisah ini dan matang matangnya
tidak bersamaan sehingga tanaman kelapa sawit biasa menyerbuk secara silang.
Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah kelapa sawit
ini temasuk “buah batu”. Pada satu buah kelapa sawit tersusun atas kulit buah
(exocarp), daging buah (pulp, mesocarp), cangkang (tempurung, endocarp) dan
inti (kernel, endosperm).
Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang
sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter dengan jumlah anak daun tiap

4
pelepah dapat mencapai 380 helai. Pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai tua
mencapai waktu sekitar 7 tahun dengan jumlah pelepah dalam satu pohon dapat
mencapai 60 pelepah. Pelepah tumbuh secara teratur membentuk spiral sebanyak
8 spiral. Selanjutnya dinyatakan bahwa kelapa sawit memiliki rumus daun 3/8.
Spiral yang terbentuk mengarah ke kiri atau ke kanan tergantung sifat genetis dari
sifat genetisnya. Batang tanaman ini bercabang dan tidak berkambium. Pada
ujung batang terdapat titik tumbuh yang terus berkembang membentuk daun dan
ketinggian batang. Akar tanaman ini merupakan akar serabut yang terdiri atas
akar primer, akar sekunder, tertier dan kuarter. Akar primer merupakan akar yang
tumbuh ke bawah sedangkan akar sekunder, tertier dan kuarter mempunyai arah
tumbuh mendatar ke bawah (Risza, 1994).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Faktor Iklim
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan dengan baik pada curah hujan
rata-rata tahunan 1,250-3,000 mm yang merata sepanjang tahun dengan jumlah
bulan kering kurang dari 3 bulan. Curah hujan optimal yang diperlukan untuk
pertumbuhannya berkisar antara 1,750-2,500 mm. Tanaman ini mampu tumbuh
pada

suhu minimum yang yaitu 22oC dan suhu optimal 33oC dengan suhu

optimum sekitar 27oC. Aspek iklim lain yang juga berpengaruh pada budidaya
kelapa sawit adalah ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi). Elevasi
untuk perkembangan kelapa sawit yaitu kurang dari 400 m dari permukaan laut
(dpl). Area dengan ketinggian tempat lebih dari 400 mdpl tidak disarankan untuk
pengembangan kelapa sawit (PPKS, 2003).

Faktor Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada tanah podzolik, latosol, hidromorfik
kelabu, alluvial atau regosol, gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.
Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5.0- 5.5. Kelapa sawit
menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan
memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas (BPPP, 2008).

5
Menurut Mangoensoekarjo (2007), tekstur tanah yang terbaik untuk kelapa
sawit adalah lempung liat berpasir, liat berpasir, lempung liat berdebu dan
lempung berdebu. Khusus tanah gambut, ketebalan gambut tidak menjadi
pedoman untuk persyaratan agronomi sebab tanaman ini mampu tumbuh dan
berproduksi baik pada berbagai tingkat ketebalan tanah gambut.

Pemanenan Kelapa Sawit
Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dan buahnya
menjadi masak 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa
sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari warna hijau pada
buah yang masih muda menjadi berwarna merah jingga pada waktu buah masak.
Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal. Buah
kelapa sawit akan yang lewat matang akan terlepas dari tangkai tandannya dan
disebut brondolan (Satyawibawa dan Yustiana, 1992). Selanjutnya Naibaho
(1998) menyatakan bahwa dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan
komponen buah dan setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen maka
mulailah terjadi fase pematangan. Pada fase pematangan terjadi perubahan
karbohidrat menjadi gula, perombakan hemisellulose menjadi sakarida sederhana
dan perubahan fisik buah yaitu malam yang berkilap berubah menjadi suram.
Panen dan pengelolaan hasil merupakan merupakan rangkaian terakhir
dari kegiatan budidaya kelapa sawit, kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas tinggi. Hasil panen utama dari kegiatan
panen yaitu buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak
sawit. Menurut Fauzi et al.(2002) proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit
meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan
mengumpulkannya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke
pabrik. Kegiatan pemanen tidak boleh dilakukan secara sembarangan tetapi harus
dilakukan sesuai dengan kriteria tertentu sesui dengan tujuan pemanenan yaitu
mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dan dengan kualitas minyak yang
baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan yaitu kematangan buah, cara
memanen, peralatan panen, rotasi, sistem panen dan mutu hasil panen.

6
Tanda buah segar (TBS) dipanen saat kematangan buah tercapai dengan
ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepas/kg TBS. Dengan kriteria panen
ini, diharapkan kandungan minyak dalam TBS optimal dengan kandungan ALB
yang sangat rendah dan biaya relatif lebih ekonomi. Tandan buah segar
merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan bahan baku utama bagi pabrik
kelapa sawit (PKS). Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung
kepada mutu TBS yang masuk ke pabrik dari kebun TBS. Pabrik kelapa sawit
tidak dapat meningkatkan mutu TBS, hanyalah dapat meminimalisasi penurunan
mutu (PPKS, 2003).
Kegiatan panen harus dilakukan dengan cara yang tepat karena cara
pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan.
Pemanenan pada buah yang lewat matang akan meningkatkan kandungan ALB
sehingga menurunkan mutu minyak. Selain itu, buah buah yang lewat matang
akan lebih mudah terserang oleh hama dan penyakit. Pemanenan buah yang
mentah akan menurunkan kandungan minyak walaupun ALB nya rendah.
Menurut Setyawibawa dan Yustiana (1992) sebaiknya pemanenan dilakukan
terhadap semua buah yang telah matang. Berdasarkan tinggi tanaman, terdapat
tiga cara yang dialakukan diperkebuanan kelapa sawit Indonesia. Tanaman
dengan tinggi 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat panen dodos.
Tanaman dengan tinggi 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan
alat kampak siam. Alat agrek digunakan untuk pemanenan tanaman dengan tinggi
10 m. Pelepah penyangga buah dipotong terlebih dahulu sebelum buah dipanen.
Pelepas yang dipotong kemudian diatur rapi di tengah gawangan. Proses
pengeringan dan pembusukan pelepah dapat dipercepat dengan cara memotong
pelepah menjadi dua atau tiga bagian. Tandan buah yang matang dipotong sedekat
mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang dipotong
diletakkan teratur di piringan dan brondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari
tandan. Brondolan harus bersih, tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Tandan
buah dan brondolan kemudian dikumpulkan d TPH.
Pelepah yang dipotong kemudian diatur rapi di tengah gawangan. Proses
pengeringan dan pembusukan pelepah dapat dipercepat dengan cara memotong
pelepah menjadi dua atau tiga bagian. Tandan buah yang matang dipotong sedekat

7
mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang dipotong
diletakkan teratur di piringan dan brondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari
tandan. Brondolan harus bersih, tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Tandan
buah dan brondolan kemudian dikumpulkan d TPH.
Rotasi panen merupakan waktu yang diperlukan antara panen terakhir
sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi yang digunakan di
Indonesia pada umumnya yaitu rotasi 7 hari, artinya satu area panen harus
dimasuki oleh pemanen setiap 7 hari. Terdapat dua sistem panen yang digunakan
yaitu sistem giring dan tetap. Sistem giring yaitu apabila suatu hanca telah selesai
dipanen maka pemanen akan pindah pada hanca berikutnya. Sistem ini
memudahkan pengawasan pekerjaan, hasil panen lebih capat sampai di TPH dan
pabrik, sehingga lebih umum digunakan di perkebunan-perkebunan saat sekarang.
Sedangkan sistem tetap yaitu pemanen diberi hanca dengan luas tertentu dan tidak
berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan
yang optimal sehingga baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit,
topografi berbukit dan tanaman dengan tahun tanam yang berbeda.
Pengangkutan tandan dibagi atas dua bagian yaitu pengangkutan dari
pohon yang dipanen ke TPH dan pengangkutan dari TPH ke PKS. Pengangkutan
dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen sedangkan pengangkutan dari TPH
ke pabrik dilakukan oleh petugas transportasi. Pengangkutan ke TPH dapat
dilakukan secara sederhana, yaitu tandan dipikul dari pohon tempat panen ke
TPH, sedangkan brondolan dapat diangkut dengan menggunakan karung plastik.
Pengangkutan buah dari TPH ke PKS dapat menggunakan traktor atau truk.
Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut dipengaruhi oleh tandan
yang harus diangkut, jarak yang ditempuh, tipe permukaan jalan yang disediakan
dan kondisi topografi. Kegiatan pemanenan harus dilakukan pengawasan yang
tinggi dari para pengelola perkebunan. Hal ini dikarenakan masih banyak
pelaksanaan panen yang terlalaikan oleh karyawan panen (Soepadiyo dan
Haryono, 2005).

8

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Aneka Intipersada Pinang
Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Provinsi Riau selama tiga bulan dari tanggal 13
Februari sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan
Metode magang yang digunakan adalah melaksanakan seluruh kegiatan
yang sudah berjalan di perusahaan, baik aspek teknis di lapangan maupun aspek
manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas
(KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Kegiatan di lapangan
sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, menjadi pendamping
mandor selama tiga minggu, dan menjadi asisten divisi selama enam minggu.
Selama melakukan kegiatan magang penulis mencatat prestasi kerja yang dicatat
pada jurnal harian kerja.
Kegiatan yang dilakukan pada saat menjadi KHL adalah ikut bekerja
langsung pada berbagai kegiatan produksi kelapa sawit mulai dari pemeliharaan
sampai panen, seperti pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit,
pemupukan, penunasan hingga pemanenan. Kegiatan sebagai pendamping mandor
berlangsung pada bulan kedua magang. Kegiatan yang dilakukan adalah
menyusun rencana kegiatan harian, menentukan jumlah tenaga kerja, apel pagi,
mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh karyawan harian lepas (KHL),
mengarahkan karyawan, membuat laporan harian mandor dan mengisi
administrasi pada tingkat mandor. Beberapa jenis mandor yang diikuti selama
magang adalah mandor I, mandor panen, mandor perawatan, mandor pupuk,
mandor semprot, krani divisi, krani keliling dan krani panen.
Kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi dilakukan pada satu
setengah bulan terakhir magang. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
kegiatan yang dilakukan asisten seperti memimpin karyawan, apel pagi, membuat
rencana kerja harian dan bulanan, melakukan manajerial tingkat divisi,

9
mengarahkan kerja mandor, membuat laporan harian asisten (LHA), mengisi
administrasi tingkat divisi dan memeriksa mutu buah dan hanca. Jurnal kegiatan
magang sebagai KHL, pendamping mandor dan pendamping asisten berturut-turut
disajikan pada Lampiran 1, 2 dan 3.
Aspek khusus yang diamati dalam kegiatan magang adalah manajemen
panen kelapa sawit pada salah satu divisi di PT. Aneka Intipersada Pinang
Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengamati jumlah tenaga kerja panen, kriteria panen, kerapatan panen,
pelaksanaan panen, kapasitas pemanen, kualitas panen, sarana dan prasarana
panen dan pengangkutan hasil panen.

Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dilakukan pada saat
kegiatan magang berlangsung. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer yang diamati adalah jumlah
pemanen, kriteria panen, rotasi panen, kerapatan panen, sistem panen,
pelaksanaan panen, kapasitas pemanen, kualitas panen, upah dan denda panen,
organisasi panen, administrasi, sarana dan prasarana panen dan pengangkutan
hasil panen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara
langsung di lapangan dan wawancara dengan mandor dan asisten.
Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen (bulanan, triwulan,
semesteran, tahunan) yang tersedia di kantor kebun. Data sekunder yang
mendukung pelaksanaan teknik lapangan meliputi data curah hujan, kondisi
tanaman, peta lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, data produksi dan
produktivitas serta data yang terkait dengan pemanenan kelapa sawit seperti
rotasi panen, sistem panen, upah dan denda panen, premi panen, organisasi panen
dan administrasi panen.

10
Pengamatan Panen
Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap aspek-aspek yang
berhubungan dengan pemanenan yaitu:
(1) Kriteria panen
Pengamatan dilakukan terhadap 10 pemanen dan setiap pemanen diambil
15 tanaman sampel secara acak dengan tiga kali ulangan. Data diperoleh
dengan mengamati jumlah brondolan yang jatuh ke piringan sebelum TBS
dipanen oleh pemanen sesuai dengan ketentuan perusahaan.
(2) Tenaga kerja panen
Data yang diambil merupakan jumlah kehadiran karyawan dan diambil
sebanyak 10 kali untuk setiap kemandoran.
(3) Pelaksanan panen
Data pelaksanaan panen diambil dengan mengikuti kegiatan panen yang
ada di kebun. Data yang diamati yaitu proses kegiatan panen yang
dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan panen.
(4) Kerapatan panen
Pengamatan dilakukan pada tiap blok dengan jumlah tanaman contoh yaitu
2.5% dari total populasi. Data diperoleh dengan cara mengamati jumlah
buah matang dari total pohon yang diamati. Angka kerapatan panen
diperoleh dengan rumus berikut :
Kerapatan panen =
(5) Kapasitas pemanen

J

J

x 100%

Pengamatan dilakukan terhadap hasil panen untuk 10 pemanen. Hasil
kapasitas panen digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja

Ket :

panen dengan rumus : T
T

=

jumlah tenaga panen (HK)

A

=

luas kebun yang harus dipanen dalam 1 hari (ha)

B

=

kapasitas pemanen (kg)

C

=

kerapatan panen (%)

D

=

rata-rata bobot tandan (kg)

E

=

∑ tanaman per ha

11
(6) Kualitas panen
Kualitas panen dibagi menjadi dua yaitu mutu hanca dan mutu buah. Mutu
hanca yang diamati yaitu jumlah buah matang yang dipanen, buah tinggal,
brondolan tinggal, pelepah sengkleh, susunan pelepah, pelepah gundul dan
pelepah gondrong. Data yang diamati di TPH yaitu mutu buah hasil panen
yang meliputi jumlah buah matang panen, buah mentah, buah kurang
matang, janjang kosong dan panjang tangkai tandan. Pengamatan
dilakukan pada 10 pemanen dengan tiga kali ulangan.
(7) Sarana dan prasarana panen
Pengamatan dilakukan selama 10 kali sebanyak tiga kali ulangan terhadap
penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan panen.
(8) Pengangkutan TBS hasil panen
Pengamatan dilakukan dengan mengikuti secara utuh proses pengangkutan
TBS dari TPH sampai pabrik. Parameter yang diamati adalah lama
pengangkutan dari awal sampai ke PKS, jumlah pekerja, jumlah TBS yang
diangkut, dan jumlah kendaraan (unit) yang digunakan.
(9) Rotasi panen
Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen
berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat
kematangan buah, tingkat produksi, luas hanca penen dan jumlah tenaga
panen.
(10) Organisasi dan administrasi panen
Pengumpulan seluruh data yang berkaitan dengan organisasi panen. Data
diperoleh dengan menggunakan data dari perusahaan dan wawancara
bersama mandor, asisten dan kepala administrasi.

Analisis Data
Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan data sekunder dengan
berbagai peubah kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif, persentase (%) dan nilai rata-rata yang digunakan sebagai bahan
perbandingan dengan studi pustaka dan norma-norma baku tentang budidaya
kelapa sawit.

12
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Lokasi Kebun
PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka
Intipersada Estate terdiri dari tiga unit kebun yaitu Aneka Persada Estate, Teluk
Siak Estate dan Pinang Sebatang Estate. Mahasiswa melakukan magang di Pinang
Sebatang Estate yang terletak di Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten
Siak, Provinsi Riau. Pinang Sebatang Estate dibagi menjadi empat divisi yaitu
divisi I, divisi II, divisi III, divisi IV dan satu area pembibitan yang ada di divisi
II. Lokasi Perkebunan Pinang Sebatang Estate sebelah timur berbatasan dengan
kebun Aneka Persada Estate, sebelah barat berbatasan dengan Desa Okura (kebun
pribadi Atang), sebelah utara berbatasan dengan kebun Teluk Siak Estate dan
Desa Maredan, serta sebelah selatan berbatasan dengan PT. Surya Dumai grup
dan Desa Melebung. Secara geografis kebun terletak pada 101o 34' 30" BT-101o
39' 21" BT dan 0o 32' 35" LS 0o 35' 24" LS. Peta lokasi Kebun Pinang Sebatang
Estate terlampir pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, Unit Kebun Pinang
Sebatang Estate termasuk tipe iklim A yang mempunyai nilai Q