Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis
Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE PT ANEKA INTIPERSADA,
MINAMAS PLANTATION, RIAU

SUSILAWATI
A24080100

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI
TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS
PLANTATION, RIAU
Waste Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Teluk Siak Estate,
PT Aneka Intipersada, Minamas Plantaion, Riau
Susilawati1 dan Supijatno2
1

Mahasiswa, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

(A24080100)

2

Staf Pengajar, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract
The internship was conducted at oil palm plantation of Teluk Siak Estate,
PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau for three months starting from
February 13th 2012 to May 13 th 2012. The main purpose of this internship is to
increase knowledge, skill, experience, waste product management of oil palm
plantation, and to analyze waste product of palm oil as an organic fertilizer. The
analysis results showed that application of empty fruit bunches(EFB) as organic
fertilizer has not been able to increase the amount of nutrients on palm oil leaf
and increase of palm oil production. Application of palm oil mill effluent (POME)
are able to increase the amount of nutrients on palm oil leaf palm oil especially
nitrogen and phosphate and a positive impact to increase production of oil palm
plantations especially on the productivity (ton/ha).

Kery word : By Product, Oil Palm Plantation, Empty Fruit Bunch (EFB), Palm

Oil Mill Effluent (POME)

RINGKASAN

SUSILAWATI. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau
(Dibimbing oleh SUPIJATNO).

Kegiatan magang dilakukan di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada,
Minamas Plantation, Riau mulai pada bulan Februari hingga Mei 2012. Tujuan
khusus dalam kegiatan magang ini untuk mempelajari pengelolaan limbah kelapa
sawit dan mempelajari pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik
yang berhubungan dengan aspek budidaya tanaman serta mengetahui dampak
aplikasinya terhadap tanaman dan dampak aplikasi limbah cair terhadap kualitas
air. Kegiatan yang dilakukan yaitu meliputi kegiatan yang berkaitan dengan aspek
teknis di lapangan dan aspek manajerial di kebun maupun di kantor kebun,
melakukan pengamatan mengenai pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai
pupuk organik di lapangan, serta kegiatan pengumpulan data dan informasi.
PT Aneka Intipersada mempunyai satu pabrik kelapa sawit yang kapasitas
olahnya 45 ton/jam. Limbah yang dihasilkan Teluk Siak Factory adalah janjang

kosong (JJK), palm oil mill effluent (POME), fiber (serabut) dan cangkang.
Produk sampingan (by product) hasil pengolahan TBS di pabrik dalam bentuk
cangkang dan fiber dimanfaatkan di pabrik sebagai umpan boiler sedangkan JJK
dan POME dimanfaatkan oleh kebun untuk dijadikan pupuk organik yang
diaplikasikan ke lahan karena mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar.
Metode aplikasi JJK di TSE dengan teknik mulching yang diaplikasikan
diantara empat pokok untuk satu titik pada tanaman menghasilkan (TM). JJK
diaplikasikan di gawangan mati dengan dosis 250 kg/pokok sehingga dalam satu
titik ada 1 ton JJK. Jumlah JJK yang diterima TSE sebanyak 17 667.42 ton/tahun
sehingga luasan yang dapat diaplikasi seluas 519.63 ha/tahun atau sekitar 17.75 %
dari luas total TSE (dosis 34 ton/ha dengan satu kali rotasi setahun). Luas lahan
aplikasi JJK di TSE pada tahun 2011/2012 yaitu 461.3 ha (sekitar 15.82 % dari
luas total TSE) dan lebih kecil dibandingkan luasan yang seharusnya dapat
diaplikasi.

Aplikasi JJK di lahan belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap
kandungan unsur hara dalam daun dan peningkatan perolehan produktivitas secara
konsisten. Aplikasi JJK lebih mengarah untuk peningkatan kesuburan tanah
sehingga kemampuan tanah dalam menahan air dan unsur hara menjadi lebih baik,
selain itu aplikasi JJK belum berperan sebagai substitusi penggunaan pupuk

anorganik.
Limbah cair diaplikasikan ke lahan dengan sistem flat bed yang
sebelumnya limbah cair tersebut diolah dengan sistem kolam pada kolam instalasi
pengolahan air limbah (IPAL). Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan kadar
bahan pencemar yang terkandung pada limbah, sehingga parameter bahan
pencemar limbah cair yang akan diaplikasikan ke lahan sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan. Luas lahan aplikasi limbah cair di Teluk Siak Estate yaitu 120 ha
dengan jumlah flat bed sebanyak 15 694 buah. Aplikasi limbah cair ke lahan
memberikan dampak positif terhadap peningkatan ketersediaan unsur hara N dan
P, serta memberikan dampak positif bagi perolehan produksi terutama bagi
perolehan produktivitas tanaman (ton/ha).
Limbah cair yang diaplikasikan ke lahan menyebabkan air sumur
penduduk yang ada di sekitar lahan aplikasi dan air permukaan (sungai) tidak
dapat digunakan sebagai air minum karena tidak memenuhi baku mutu standar
yang ditentukan yaitu nilai pH yang rendah. Tetapi, apabila dilihat dari parameter
bahan pencemar limbah cair lain yang diuji menunjukkan hasil yang sudah sesuai
dengan baku mutu yang ditetapkan sehingga secara keseluruhan aplikasi limbah
cair aman dilakukan karena tidak berdampak negatif bagi kualitas air sumur
maupun air sungai.


PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis
Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE PT ANEKA INTIPERSADA,
MINAMAS PLANTATION, RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

SUSILAWATI
A24080100

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul : PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE PT ANEKA
INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU
Nama : SUSILAWATI

NIM

: A24080100

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Supijatno, MSi.
NIP. 19610621 198601 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Susilawati, dilahirkan di Kabupaten Kuningan Provinsi

Jawa Barat pada tanggal 7 Juni 1989. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Karsim dan Ibu Casih.
Tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri 2 Taraju, tahun 2005 penulis
menyelesaikan studi di SMP Negeri 2 Garawangi dan lulus dari SMA Negeri 3
Kuningan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis juga mengikuti kegiatan
kampus. Penulis pernah menjabat sebagai anggota Divisi Kewirausahaan,
Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (2009-2010) dan sekretaris
Koperasi Agrohotplate Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (20092011). Penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan yang diselenggarakan oleh
pihak Departemen Agronomi dan Hortikultura seperti Masa Perkenalan
Departemen (2010), Agrosportment (2009-2010), dan Festival Tanaman (20102011). Selain itu, penulis juga pernah mengikuti Program IPB Goes to Field
(2010) dan kegiatan magang di Balai Pelatihan Pertanian Jawa Barat (2011).

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau”.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah, ibu, kakak dan adik penulis, atas doa, kasih sayang, perhatian,
pengertian, dukungan dan kepercayaan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Supijatno, MSi. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan
skripsi.
3. Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS. dan Dr. Ir. Heni Purnamawati, MSc. Agr.
selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan saran.
4. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi.
5. Bapak H. Syahril A.S (Manajer Kebun), Bapak Teddy Lesmana (Asisten
Divisi II), Bapak Rusnanto (Asisten Divisi I) dan Bapak R.E. Ginting
(KTU), selaku pembimbing lapangan dan manajerial

yang telah

membimbing penulis selama menjalani magang.
6. Seluruh karyawan Divisi II dan keluarga besar Teluk Siak Estate PT Aneka
Intipersada Riau serta seluruh staf PT Aneka Intipersada.

7. Tama dan Rene teman seperjuangan saat magang, Miftah dan M. Ismail
teman satu bimbingan skripsi, Cucun, Izza, Ami, Mia, Rista dan Bunga
yang telah banyak membantu. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura
angkatan 45 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak
dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Agustus 2012
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

vii


DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

viii

PENDAHULUAN ...................................................................................
Latar Belakang................................................................................
Tujuan ............................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
Botani Kelapa Sawit .......................................................................
Ekofisiologi Kelapa Sawit...............................................................
Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ................................................
Limbah Padat .........................................................................
Limbah Cair...........................................................................

3

3
4
5
5
6

METODE MAGANG ..............................................................................
Tempat dan Waktu ..........................................................................
Metode Pelaksanaan .......................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data dan Informasi .........................
Analis Data dan Informasi ..............................................................

10
10
10
11
12

KEADAAN UMUM ................................................................................
Sejarah dan Perkembangan Kebun ..................................................
Letak Wilayah Administratif ...........................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ...............................................................
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ....................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi .....................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................

14
14
14
14
15
15
16

PELAKSANAAN MAGANG..................................................................
Aspek Teknis ..................................................................................
Penunasan ................................................................................
Leaf Sampling Unit (LSU) .......................................................
Pemupukan ..............................................................................
Pengendalian Gulma ................................................................
Pengendalian Hama .................................................................
Pemanenan...............................................................................
Pengolahan TBS ......................................................................
Pengelolaan Limbah.................................................................
Aspek Manajerial ............................................................................
Pendamping Mandor ................................................................
Pendamping Asisten.................................................................

18
18
18
19
21
23
26
28
33
36
41
41
44

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
Produksi dan Karakteristik Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit ........

45
45

v
Halaman
Janjang Kosong (JJK) .............................................................
Limbah Cair (POME)...............................................................
Dampak Aplikasi Limbah terhadap Tanaman ..................................
Dampak Aplikasi Limbah terhadap Status Hara pada Daun ......
Dampak Aplikasi Limbah terhadap Perolehan Produksi ...........
Dampak Aplikasi Limbah Cair terhadap Kualitas Air......................
Kualitas Air Tanah Dangkal (Sumur) .......................................
Kualitas Air Sungai Hulu dan Hilir (Air Permukaan) ...............

46
48
52
53
56
58
59
60

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
Kesimpulan.....................................................................................
Saran ..............................................................................................

62
62
62

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

64

LAMPIRAN ............................................................................................

66

vi

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit ......

5

2.

Potensi dan Pemanfaatan JJK dari Limbah PKS sebagai Hara dalam
Suatu Luasan ................................................................................

6

3.

Baku Mutu Limbah Cair untuk Aplikasi Limbah Cair ...................

8

4.

Produksi, Produktivitas dan BJR TBS di Teluk Siak Estate...........

16

5.

Komposisi Jumlah Tenaga Kerja Teluk Siak Etate ........................

17

6.

Uraian Standar Pelaksanaan Tunas Progresif ................................

19

7.

Peralatan Panen di Teluk Siak Estate ............................................

31

8.

Komposisi Jenis Limbah yang Dihasilkan Teluk Siak Factory .....

45

9.

Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah dari Raw Effluent dan
Effluent Treatment PT AIP ...........................................................

49

10. Spesifikasi Kolam Limbah di IPAL Teluk Siak Factory ................

50

11. Luas Lahan Blok Aplikasi Limbah Cair dan Jumlah Flat Bed
PT AIP ........................................................................................

51

12. Hasil Analisis Daun pada Lahan Aplikasi JJK dan Lahan
Kontrol .........................................................................................

53

13. Hasil Analisis Daun pada Lahan Aplikasi Limbah Cair (LA) dan
Lahan Kontrol (LK) ......................................................................

54

14. Konsentrasi Hara dalam Daun Kelapa Sawit pada Kondisi Defisiensi,
Optimum dan Berlebih untuk Tanaman Tua > 6 Tahun .................

55

15. Perbandingan Produksi antara Lahan Aplikasi JJK dan Lahan
Kontrol .........................................................................................

56

16. Perbandingan Produksi antara Lahan Aplikasi Limbah Cair (LA) dan
Lahan Kontrol (LK) ......................................................................

57

17. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Tanah Sumur Pantau (SP I, SP II dan
SP III) di Blok Aplikasi dan Sumur Penduduk ..............................

60

18. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Hilir dan Hulu .................

61

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1.

Pengambilan Lembaran Daun pada Saat LSU ...............................

21

2.

Pengendalian Gulma Secara Kimia. Pengisian Herbisida ke dalam
Sprayer (Kiri), Penyemprotan Piringan (Kanan)............................

25

Bongkar Tumbuhan Pengganggu. (A) Cados, (B) Parang Babat
dan (C) Kegiatan BTP ..................................................................

25

Beneficial Plant. (A) Turnera subulata, (B) Casia cobanensis
dan (C) Antigonon leptosus ...........................................................

27

Aplikasi JJK di Lahan. (A) Tumpukan JJK di Collection Road,
(B) Kegiatan Aplikasi JJK dan (C) Aplikasi JJK dengan Teknik
Mulching ......................................................................................

37

6. Kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah ........................................

38

7. Sumur Pantau ................................................................................

39

8. Alplikasi Limbah Cair. Pengisian Limbah Cair ke dalam Flat Bed
(Kiri), Flat Bed Berisi Limbah Cair ...............................................

40

3.
4.

5.

v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL di Teluk Siak Estate
PT Aneka Intipersada ...................................................................

67

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di
Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada .......................................

68

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten di
Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada .......................................

69

4. Peta Areal Teluk Siak Estate.........................................................

72

5. Hari Hujan dan Curah Hujan di Teluk Siak Estate, PT Aneka
Intipersada, Riau, Periode 2007/2008-2011/2012..........................

73

6. Struktur Organisasi Teluk Siak Estate...........................................

74

7. Lay Out Effluent Treatment Teluk Siak Factory ............................

75

8. Peta Seksi Aplikasi Limbah Cair Teluk Siak Estate ......................

76

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan
yang memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia sebagai salah satu
penyumbang devisa non-migas yang cukup besar. Kelapa sawit menghasilkan
produk olahan yang mempunyai banyak manfaat (Lubis, 1992). Produk minyak
kelapa sawit tersebut digunakan untuk industri penghasil minyak goreng, minyak
industri, bahan bakar, industri kosmetik dan farmasi.
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2005 yaitu 4 520
600 ha dan terjadi peningkatan yang cukup besar pada tahun 2010 menjadi 8 430
027 ha (Badan Pusat Statistik, 2011). Luas perkebunan kelapa sawit yang besar
akan diiringi dengan volume ekspor yang tinggi pula, hal tersebut dikarenakan
permintaan dunia akan minyak sawit terus meningkat sehingga pasaran ekspornya
selalu terbuka lebar dan dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Volume
ekspor CPO pada tahun 2006 sebesar 11 745 954 ton mencapai nilai US$ 4 139
286 000 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 20 615 958 ton atau senilai US$
12 626 595 000 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
Pertambahan dan peningkatan areal pertanaman kelapa sawit diiringi
pertambahan jumlah industri pengolahannya menyebabkan jumlah limbah yang
dihasilkan semakin banyak pula. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah dan bobot
limbah pabrik kelapa sawit (PKS) yang harus dibuang semakin bertambah.
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit akan menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan, baik kuantitas sumber daya alam, kualitas
sumber daya alam, maupun lingkungan hidup.
Dampak negatif limbah yang dihasilkan dari suatu industri menuntut
pabrik agar dapat mengolah limbah dengan cara terpadu. Pemanfaatan limbah
menjadi bahan-bahan yang menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomi tinggi
dilakukan untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dan mewujudkan
industri yang berwawasan lingkungan.
Limbah industri pertanian khususnya industri kelapa sawit mempunyai
ciri khas berupa kandungan bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik

2
tersebut dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan kelapa sawit. Limbah PKS
memungkinkan dimanfaatkan pada lahan perkebunan kelapa sawit untuk
menghindari pencemaran lingkungan dan mengatasi kebutuhan pupuk.
Limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit berupa janjang kosong
(JJK) yang jumlahnya sekitar 20 % dari tandan buah segar (TBS) yang diolah dan
merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara (Direktorat Pengolahan
Hasil Pertanian, 2006). Aplikasi JJK berpotensi tinggi sebagai bahan pembenah
tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta meningkatkan produksi
kelapa sawit (Darmosarkoro et al., 2003).
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang dikenal dengan istilah
POME (Palm Oil Mill Effluent) mempunyai kandungan bahan organik yang
tinggi, sehingga LCPKS harus diolah atau dimanfaatkan untuk pupuk. Limbah
cair pabrik kelapa sawit memilki sejumlah kandungan hara yang dibutuhkan
tanaman, yaitu N, P, K, Ca dan Mg yang berpotensi sebagai sumber hara untuk
tanaman (Budianta, 2005).
Kegiatan magang ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan dan
pemanfaatan limbah yang dilakukan perusahaan. Upaya pengelolaan dan
pemanfaatan limbah kelapa sawit perlu dilakukan dengan benar sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Tujuan
Kegiatan magang ini mempunyai tujuan umum untuk menambah
pengalaman, meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial perkebunan kelapa
sawit, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami proses kerja
secara nyata. Tujuan khusus dalam kegiatan magang ini untuk mempelajari
pengelolaan limbah kelapa sawit dan mempelajari pemanfaatan limbah kelapa
sawit sebagai pupuk organik yang berhubungan dengan aspek budidaya tanaman
serta mengetahui dampak aplikasinya terhadap tanaman dan dampak aplikasi
limbah cair terhadap kualitas air.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang berasal
dari Afrika. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam famili Aracaceae dan
subkelas Monocotyledoneae. Tanaman ini merupakan tanaman monokotil,
memiliki batang tumbuh lurus, berakar serabut serta memiliki bunga jantan dan
bunga betina pada satu tanaman dengan tandan terpisah. Kelapa sawit tumbuh
sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar dan sebagai tanaman budidaya yang
tersebar di berbagai negara beriklim tropis bahkan mendekati subtropis di Asia,
Amerika Selatan dan Afrika (Setyamidjaja, 2006).
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20 – 75
cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Batang kelapa sawit
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai struktur yang mendukung daun,
bunga dan buah; sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral
dari akar ke atas serta hasil fotosintesis dari daun ke bawah; serta dapat juga
berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan (Pahan, 2010).
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan
membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Pertumbuhan ke bawah dibatasi
oleh permukaan air tanah, ke samping hampir sejajar dengan permukaan tanah,
bahkan akar tertier dan kuartener menuju ke lapisan atas. Akar kuartener (feed
root) umumnya terkonsentrasi pada bagian tanah dimana kandungan bahan
organik tinggi dan lengas tanah optimal. Lubis (1992) menyatakan bahwa, akar
pertama yang muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula yang
panjangnya mencapai 15 cm.
Daun kelapa sawit adalah daun majemuk, terdiri atas pelepah dengan
panjang antara 7 - 9 m. Kelapa sawit yang tumbuh normal jumlah pelepahnya
bervariasi antara 40 - 60 buah. Pelepah tersusun menurut spiral dimana pelepah
satu dengan lainnya terdapat susunan yang teratur yang dinamakan phylotaxis.
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Susunan ini
menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Pada tanah yang subur, kuncup

4
cepat membuka sehingga lebih cepat dan efektif menjalankan fungsinya sebagai
tempat fotosintesis.
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu, artinya pada satu
tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Meskipun dalam satu tanaman terdapat
bunga betina dan bunga jantan namun muncul dan mekarnya tidak bersamaan,
sehingga tanaman kelapa sawit melaksanakan penyerbukan secara silang (cross
polinated). Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari
kumpulan spikelet dan tersusun dalam inflorensen yang berbentuk spiral (Pahan,
2010).
Secara botani buah kelapa sawit terdiri dari exocarp (kulit), mesocarp dan
endocarp (cangkang) yang membungkus 1 - 4 kernel. Inti memiliki testa,
endosperm yang padat dan sebuah embrio (Pahan, 2010). Buah terkumpul di
dalam tandan, dalam satu tandan terdapat sekitar 1 600 buah. Tanaman normal
akan menghasilkan 20 - 22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman
tua sekitar 12 – 14 tandan per tahun dan berat setiap tandan sekitar 25 – 35 kg.

Ekofisiologi Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di
sekitar lintang Utara – Selatan 120 pada ketinggian 0 – 500 m dari atas permukaan
laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2 000 – 2 500 mm/tahun, tidak
memiliki defisit air serta hujan agak merata sepanjang tahun (Lubis, 1992). Pahan
(2010) menambahkan bahwa tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas
cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakuan fotosintesis, kecuali pada
kondisi juvenile di pre-nursery. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol,
andosol, organosol dan alluvial (Lubis, 1992).
Temperatur yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit yaitu
24 - 28 0C, terendah 18 0C dan tertinggi 32 0C. Kelembaban optimal yaitu 80 %
dan penyinaran matahari 5 – 7 jam. Penyinaran matahari yang kurang dari 5 jam
dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi, gangguan penyakit, gagalnya
pembakaran dan rusaknya jalan karena lambat kering. Kelembaban rata-rata yang
tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian dari permukaan yang

5
optimal adalah 0 - 400 m. Pada ketinggian yang lebih, pertumbuhan akan
terhambat dan produksi lebih rendah. Kecepatan angin 5 – 6 km/jam sangat baik
untuk membantu penyerbukan kelapa sawit, angin yang terlalu kencang akan
menyebabkan tanaman baru doyong atau miring (Lubis, 1992).

Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang
terdiri dari janjang kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain, sedangkan limbah
cair yang terjadi pada in house keeping yang berasal dari kondensat, stasiun
klarifikasi dan dari hidrosiklon. Selain kedua jenis limbah tersebut, industri kelapa
sawit juga menghasilkan limbah gas antara lain gas cerobong dan uap air buangan
pabrik kelapa sawit (Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2006). Jenis, potensi
dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit
Jenis

Potensi per ton
TBS (%)

Janjang kosong

23.0

Wet Decanter Solid
Cangkang
Serabut (fiber)
Limbah cair
Air kondensat

4.0
6.5
13.0
50.0

Manfaat
Pupuk kompos, pulp kertas, papan
partikel, energi
Pupuk, kompos, makanan ternak
Arang, karbon aktif, papan partikel
Energi, pulp kertas, papan partikel
Pupuk, air irigasi
Air umpan boiler

Sumber: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (2006)

Limbah Padat
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu limbah
padat seperti janjang kosong (JJK) atau disebut juga tandan kosong kelapa sawit
(TKKS), cangkang, serat (serabut) dan lain-lain yang pada umumnya lebih mudah
untuk dikendalikan bahkan dapat dimanfaatkan (Lubis, 1992). Janjang kosong
dapat dimanfaatkan untuk pupuk, karena limbah ini mempunyai fungsi ganda
yaitu selain menambah hara ke dalam tanah juga meningkatkan kandungan bahan
organik tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Persentase
janjang kosong terhadap tandan buah segar (TBS) sekitar 20 % dan setiap ton

6
janjang kosong mengandung unsur hara N, P, K dan Mg berturut-turut setara
dengan 3 kg Urea, 0.6 kg CIRP, 12 kg MOP dan 2 kg Kieserite (Direktorat
Pengolahan Hasil Pertanian, 2006). Melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau
proses mineralisai, unsur hara yang didapati pada JJK kembali ke dalam tanah.
Potensi dan pemanfaatan JJK sebagai hara dalam suatu luasan disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Potensi dan Pemanfaatan JJK dari Limbah PKS sebagai Hara
dalam Suatu Luasan
Kapasitas Pabrik
(ton/jam)*
30
45
60

JJK (ton/tahun)**
31 200
46 800
62 800

Luasan yang dapat Diaplikasi JJK
(ha/tahun) ***
780
1 170
1 560

Keterangan: * = jam kerja pabrik 2 jam per hari, hari kerja dalam 1 tahun = 260 hari
** = 20 % TBS merupakan JJK
*** = dosis 40 ton JJK/ha
Sumber: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (2006)

Aplikasi janjang kosong sebagai mulsa di perkebunan kelapa sawit secara
umum akan meningkatkan kadar N, P, K, Ca, Mg, C-organik dan KTK tanah.
Peningkatan hara tanah ini diikuti dengan peningkatan tandan buah segar (TBS).
Winarna et al. (2003) menambahkan bahwa secara ekonomis aplikasi JJK sebagai
mulsa di perkebunan kelapa sawit dengan dosis 40 ton/ha/tahun yang dikombinasi
dengan pemberian 60 % dari dosis pupuk N dan P standar kebun dapat
meningkatkan produksi TBS hingga 34 %. Janjang kosong akan hancur dan
menyatu dengan tanah dalam jangka waktu 7 - 10 bulan. Selain dimanfaatkan
sebagai mulsa, janjang kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan melalui
pengomposan dan pupuk organik (Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2006).
Salah satu kendala aplikasi JJK secara langsung adalah biaya transportasi per unit
hara yang cukup tinggi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003).
Limbah Cair
Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit menghasilkan
limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang cukup merugikan bagi lingkungan.
Proses pengolahan minyak kelapa sawit akan menghasilkan tiga macam limbah

7
cair yaitu yang berasal dari kondensat rebusan sebanyak 0.21 ton dari setiap ton
TBS yang diolah, dari centrifuge sludge 0.50 ton dan dari pencucian hidrosiklon
(hydrocyclone) 0.20 ton atau seluruhnya berjumlah 0.67 ton (Lubis, 1992).
Poeloengan dan Tobing (2000) menambahkan bahwa jumlah dan volume limbah
cair yang dihasilkan dari beberapa unit proses adalah sebagai berikut: air
kondensat antara 15 – 20 %, limbah atau air sludge dari stasiun klarifikasi antara
70 – 75 % dan air buangan dari hidroksiklon antara 5 – 10 %. Limbah cair yang
akan dihasilkan dari seluruh proses produksi minyak kelapa sawit diperkirakan
maksimal ± 60 % dari seluruh tandan buah segar yang diolah (Direktorat
Pengolahan Hasil Pertanian, 2006).
Menurut Lubis (1992) pedoman atau parameter yang dipakai dalam
pengolahan LCPKS adalah Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxigen
Demand (COD), Suspended Solid (SS), Total Solid (TS) dan Kemasaman (pH).
BOD adalah kebutuhan oksigen oleh jasad renik (mikroba) untuk merombak atau
mengoksidasikan bahan organik secara biologis pada kondisi (suhu dan waktu)
tertentu. BOD dinyatakan dalam mg/l artinya jumlah oksigen (mg) yang
dibutuhkan bakteri untuk menetralisir atau mencernakan zat organik yang ada
dalam satu liter air. COD adalah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
merombak bahan organik maupun anorgaik secara kimia. SS adalah bahan
padatan (bahan organik) yang terdapat pada limbah sebagai indikator tinggi
rendahnya BOD dan COD. TS adalah total bahan padatan yang merupakan
indikator daya serap air limbah terhadap udara (oksigen). pH adalah keasaman air
atau limbah cair yang menentukan tingkat gangguan atau kehidupan dalam air.
Limbah

cair yang dihasilkan pabrik kelapa sawit mengandung bahan

organik dan mineral cukup tinggi dengan Biological Oxygen Demand (BOD)
sekitar 25 000 mg/l dan apabila dibuang langsung ke sungai atau perairan lainnya
dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan air dan tanah tempat
pembuangannya dan selanjutnya akan menimbulkan pencemaran (Poeloengan dan
Tobing, 2000).
Nilai Biological Oxigen Demand (BOD) yang masih tinggi menunjukkan
bahwa dalam kolam penampungan limbah belum terjadi proses penguraian oleh
mikroorganisme dan belum mengalami proses pengolahan limbah dalam suatu

8
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proses pengolahan limbah tersebut
dengan cara pemberian bakteri anaerob yang berfungsi untuk mereduksi BOD dan
menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Kandungan BOD
limbah dalam kolam outlet yang boleh dimanfaatkan untuk aplikasi lahan
perkebunan kelapa sawit maksimum 5 000 mg/l. Nilai BOD yang terlalu rendah
menyebabkan kandungan nutrisi limbah juga akan rendah, sehingga limbah yang
dialirkan hanya berfungsi sebagai air irigasi saja (Budianta, 2005).
Kualifikasi limbah cair yang digunakan dalam aplikasi adalah limbah
dengan BOD antara 3 500 – 5 000 mg/l. Limbah cair yang berasal dari pabrik
kelapa sawit dengan tingkat BOD antara 3 500 – 5 000 mg/l dapat langsung
dipakai sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit (Sutarta et al., 2003). Berbagai
metode aplikasi limbah cair yang digunakan antara lain sistem sprinkle, flat bed
atau teknik parit, long bed (teknik parit atau alur) dan traktor tangki. Teknik
aplikasi limbah secara flat bed umum digunakan yaitu dengan mengalirkan limbah
tersebut dari kolam limbah flat bed melalui pipa ke bak-bak distribusi dan
selanjutnya ke parit primer dan parit sekunder (Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
2003). Baku mutu limbah cair yang dapat diaplikasikan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair untuk Aplikasi Limbah Cair
No.
1
2
3

Uraian
BOD (mg/l)
Minyak dan lemak (mg/l)
pH

Batasan Kepekatan
< 3 500
< 3 000
6.0

Sumber: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (2006)

Limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung unsur hara esensial yang
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk melalui land application dalam
rangka meningkatkan kualitas lahan pertanian. Selain itu, limbah cair juga masih
mengandung bahan organik (c-organik) yang sangat baik sebagai bahan pembenah
tanah (soil conditioner) (Banuwa, 2007).
Kandungan hara yang dimilki oleh limbah cair kelapa sawit merupakan
hara yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu N, P, K, Ca dan Mg sehingga limbah
cair tersebut mempunyai potensi sebagai sumber hara untuk tanaman yang dapat
menggantikan fungsi pupuk konvensional yang telah biasa diberikan. Sutarta et al.

9
(2003) menjelaskan bahwa aplikasi limbah cair sebagai pupuk dapat
meningkatkan produksi TBS sebesar 16 – 60 % dibandingkan tanaman yang tidak
diaplikasikan pupuk cair tersebut.
Limbah cair pabrik kelapa sawit mempunyai beberapa manfaat seperti
yang dinyatakan oleh Widhiastuti et al. (2006) yaitu: dapat dijadikan pupuk
karena pemberian limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit pada lahan
perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan sifat fisik dan kimia tanah,
meningkatkan biodiversitas tumbuhan penutup tanah dan menurunkan kehadiran
gulma penting pada perkebunan kelapa sawit, meningkatkan biodiversitas
makrofauna dan mesofauna tanah dan meningkatkan total bakteri tanah namun
menurunkan bakteri Enterobacteriaceae yang sering merupakan kelompok bakteri
penyebab penyakit.

10

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada,
Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau
mulai dari tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
aspek teknis dan manajerial baik di kebun maupun di kantor. Pada aspek teknis
penulis diposisikan sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu dan
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada di kebun. Pekerjaan yang diikuti
selama menjadi KHL yaitu kegiatan penunasan, Leaf Sampling Unit (LSU),
pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama, pemanenan, pengolahan
TBS dan kegiatan pengelolaan limbah yaitu aplikasi JJK dan POME.
Kegiatan yang dilakukan pada aspek manajerial yaitu penulis diposisikan
atau bekerja sebagai pendamping supervisi selama tiga minggu dan supervisi yang
diikuti diantaranya mandor 1, mandor pupuk, mandor semprot, mandor aplikasi
limbah cair, mandor aplikasi JJK, mandor perawatan, mandor panen, kerani cek
sawit, kerani keliling dan kerani divisi. Selain menjadi pendamping supervisi pada
kegiatan aspek manajerial penulis juga diposisikan sebagai pendamping asisten
selama enam minggu.
Kegiatan aspek teknis dan manajerial yang diikuti disesuaikan dengan
jadwal kebutuhan yang ada di kebun serta disetujui oleh pihak kebun. Selain
melakukan kegiatan aspek manajerial yang ada, penulis juga melakukan kegiatan
pengamatan terhadap aspek khusus di lapangan serta pengumpulan data. Aspek
khusus yang diperdalam pada kegiatan magang ini yaitu pengelolaan limbah
kelapa sawit hasil dari pengolahan TBS kelapa sawit yang dilakukan perusahaan.
Kegiatan yang dipelajari yaitu seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit. Rincian kegiatan magang
dicatat dalam jurnal harian magang yang disajikan pada yang Lampiran 1, 2 dan 3.

11
Pengamatan dan Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi pengambilan data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan diperoleh
melalui hasil diskusi atau wawancara dengan pegawai, mandor dan asisten kebun.
Data sekunder diperoleh melalui laporan manajemen (bulanan, triwulan, semester,
serta tahunan), data perusahaan dan arsip perusahaan.
Data sekunder terdiri dari pengambilan data jumlah/bobot janjang kosong
yang dihasilkan setiap bulan, kapasitas limbah yang dihasilkan pabrik, organisasi
pengelolaan limbah, kualitas limbah cair (kandungan BOD, COD, TSS,
kandungan minyak dan lemak, nitrogen total, pH), data perolehan produksi
tanaman pada blok yang diaplikasikan limbah dan blok kontrol selama empat
tahun terakhir, data hasil analisis status hara daun tanaman kelapa sawit pada blok
aplikasi limbah dan blok kontrol dan data hasil analisis kualitas air sumur pantau
yang berada di sekitar lahan aplikasi limbah serta kualitas air sungai hulu dan hilir
sungai yang ada di dekat pabrik. Data pendukung lainnya yaitu sejarah dan
perkembangan kebun, letak geografis, keadaan iklim, keadaan tanah, luas areal
dan tata guna lahan, data curah hujan, data kondisi pertanaman, serta struktur
organisasi dan ketenagakerjaan.
Pengamatan dilakukan terutama terhadap aspek-aspek yang berhubungan
dengan pengelolaan limbah yaitu:
Pengamatan limbah padat kelapa sawit (Janjang Kosong)
1.

Jumlah dan distribusi limbah janjang kosong di lahan
Mengamati secara langsung jumlah serta alur distribusi limbah janjang
kosong yang dihasilkan sampai diaplikasikan ke lahan.

2.

Dosis dan cara aplikasi janjang kosong di lahan
Mengamati secara langsung dosis dan cara aplikasi janjang kosong yang
dipakai untuk setiap satuan tanaman kelapa sawit maupun untuk luasan
dalam hektar (ha).

3.

Jumlah tenaga kerja yang mengaplikasikan janjang kosong di lahan
Pengamatan secara langsung jumlah tenaga kerja untuk mengaplikasikan
janjang kosong di lahan. Selain itu mencatat prestasi kerja, upah dan premi
yang diperoleh para pekerja tersebut.

12
Pengamatan limbah cair kelapa sawit
1.

Jumlah limbah cair yang dihasilkan pabrik
Pengamatan secara langsung jumlah limbah cair yang dihasilkan pabrik
pengolahan limbah cair kelapa sawit.

2.

Jumlah dan kapasitas kolam-kolam penampungan limbah cair
Pengamatan terhadap jumlah kolam penampungan yang digunakan serta
kapasitas kolam-kolam penampungan limbah cair yang ada di pabrik.

3.

Jumlah dan distribusi limbah cair yang diaplikasikan di lahan
Mengamati dan mencatat secara langsung di kebun yaitu jumlah serta alur
distribusi limbah cair yang dihasilkan serta proses pengolahannya sampai
diaplikasikan ke lahan.

4.

Dosis dan cara aplikasi limbah cair di lahan
Mengamati dan mencatat secara langsung dosis dan cara aplikasi limbah
yang dipakai untuk luasan dalam hektar (ha).

5.

Jumlah tenaga kerja yang mengaplikasikan limbah cair di lahan
Pengamatan secara langsung jumlah tenaga kerja untuk mengaplikasikan
limbah cair di lahan kelapa sawit. Selain itu mencatat prestasi kerja, upah dan
premi yang diperoleh para pekerja tersebut.

Analisis Data dan Informasi
Data hasil analisis status hara dalam daun kelapa sawit dan perolehan
produksi tanaman kelapa sawit yang diaplikasikan limbah dan kontrol dianalisis
dengan menggunakan uji hipotesis t-student. Jumlah blok sebagai ulangan diambil
masing-masing tiga blok (tiga blok untuk lahan aplikasi dan tiga blok untuk lahan
kontrol). Rumus uji hipotesis t-student (Walpole, 1993):

Keterangan

=

( x -x )

s² s²
+
n n2

:

x

= rata-rata perolehan produksi kelompok perlakuan (lahan aplikasi)

x

= rata-rata perolehan produksi kelompok kontrol pengamatan 1 & 2

s

= standart deviasi kelompok perlakuan (lahan aplikasi)

13
s

= standart deviasi kelompok kontrol

n

= jumlah pengamatan (ulangan)

Nilai berbeda nyata apabila thitung > ttabel pada taraf 5 % dan tidak berbeda nyata
apabila thitung < ttabel pada taraf 5 %. Data dan informasi lainnya akan dianalisis
dengan penggunaan rata-rata, persentase dan dianalisis secara deskriptif.

KEADAAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan Kebun
Teluk Siak Estate (TSE) merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh
PT Aneka Intipersada (PT AIP) di bawah PT Minamas Plantation dan merupakan
bagian dari Sime Darby Group. PT Aneka Intipersada merupakan suatu Perseroan
Terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989 dengan tujuan utama untuk
usaha di bidang pertanian dan pekebunan. PT Aneka Intipersada membangun
suatu perkebunan kelapa sawit sebagai konversi dari hutan sekunder dengan luas
kurang lebih 12 000 ha di atas cadangan lahan seluas 15 000 ha. PT AIP terdiri
dari tiga kebun yaitu Aneka Persada Estate (APE), Teluk Siak Estate (TSE) dan
Pinang Sebatang Estate (PSE). Penanaman kelapa sawit pada areal tersebut
dimulai sejak tahun 1989. PT Aneka Intipersada dilengkapi dengan satu unit
pabrik kelapa sawit yaitu Teluk Siak Factory (TSF) yang dibangun pada tahun
1999 dan beroperasi tahun 2000 serta kapasitas olah 45 ton/jam.

Letak Wilayah Administratif
Teluk Siak Estate berada di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Secara geografis wilayah perkebunan Teluk Siak
terletak antara 1052’30” LS – 204’25” LS dan 103019’45” LU - 103027’57” LU
dengan batas wilayah: sebelah barat berbatasan dengan PT SIR Surya Dumay
Grup, sebelah utara berbatasan dengan Desa Gasib Kecamatan Koto Gasib,
sebelah selatan berbatasan dengan Pinang Sebatang Estate PT Aneka Intipersada
dan sebelah timur berbatasan dengan Aneka Persada Estate PT Aneka Intipersada.
Peta areal Teluk Siak Estate disajikan pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah
Keadaan iklim di Teluk Siak Estate curah hujan tahunan berdasarkan
periode 2007/2008 – 2011/2012 terendah 2 048 mm dan tertinggi 2 743 mm, ratarata curah hujan tahunan sebesar 2 420.4 mm. Total hari hujan selama periode
2007/2008 – 2011/2012 berkisar antara 143 - 168 hari/tahun dan rata-ratanya

15
153.8 hari/tahun. Suhu udara berkisar antara 20 – 35 0C, kelembaban udara ratarata 80 % dan lama penyinaran 12 - 13 jam/hari. Data hari hujan dan curah hujan
di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Riau, periode 2007/2008-2011/2012
disajikan pada Lampiran 5.
TSE mempunyai dua jenis yaitu tanah mineral dan gambut yang tersebar
di seluruh divisi. Jenis tanah pada areal TSE adalah tanah ultisol yang berasal dari
bahan induk tanah alluvial dengan tekstur tanah liat berpasir atau disebut juga
sandy clay. Ketinggian tanah yaitu 10 - 100 m dpl dan mempunyai tiga jenis
topografi tanah yaitu datar (level) kemiringan 0 – 4 % atau 0 – 20, bergelombang
(undulating) kemiringan 4 – 12 % atau 2 – 60 dan berbukit (rolling) kemiringan
12 – 24 % atau 6 – 120.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Areal pekebunan kelapa sawit Teluk Siak Estate memiliki luas total
berdasarkan Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 3 321.20 ha dengan luas lahan yang
diusahakan yaitu sebesar 3 116.98 ha dan luas lahan yang mungkin bisa ditanam
sebesar 204.22 ha. Teluk Siak Estate memiliki tiga divisi yang terdiri dari Divisi I
dengan luas luas 1 063.16 ha, Divisi II dengan luas 1 116.68 ha dan Divisi III
dengan 1 141.36 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Varietas kelapa sawit yang ditanam di Teluk Siak Estate adalah varietas
Tenera dengan jenis Socfindo, Marihat, Guthrie, Lonsum dan Rispa. Tanaman
yang ada di TSE terdiri dari 12 tahun tanam yaitu tahun 1994, 1995, 1996, 1997,
1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2008 dan 2011. Jarak tanam yang digunakan
adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak antar barisan 7.96 m dan jarak dalam
barisan 9.2 m sehingga populasi per hektarnya 136 tanaman (pokok).
Berdasarkan kondisi di lapangan populasi tanaman rata-rata per hektar
lebih rendah dari populasi yang seharusnya yaitu sebanyak 136 pokok. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan
penyakit, kemiringan tempat, jarak tanam yang tidak teratur dan sebagainya.

16
Produksi, produktivitas dan Bobot Janjang Rata-rata (BJR) TBS Teluk Siak Estate
PT Aneka Intipersada lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi, Produktivitas dan BJR TBS di Teluk Siak Estate PT
Aneka Intipersada Lima Tahun Terakhir
Produksi

Tahun

Luas
Areal
(ha)

Jumlah TBS
(tandan)

Bobot TBS
(ton)

2006/2007
2007/2008

2 698
2 725

4 133 699
4 099 015

2008/2009

2 725

2009/2010
2010/2011

2 725
2 822

Produktivitas
(ton/ha)

BJR
(kg/tandan)

47 774 280
53 120 400

17.71
19.49

11.58
12.96

3 489 552

48 977 990

17.97

14.04

3 184 489
3 425 446

47 210 270
53 577 460

17.32
18.98

14.83
15.64

Sumber : Kantor Besar TSE (2012)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada merupakan salah satu unit usaha
dari Minamas Plantation. PTAneka Intipersada dipimpin oleh seorang General
Manager yang bertanggung jawab kepada Dewan Direksi dan membawahi
beberapa Manajer Kebun (Estate Manager). TSE dipimpin oleh satu orang
Manajer Kebun yang dibantu oleh seorang Asisten Kepala (askep) yang
merangkap sebagai asisten divisi II, satu orang asisten divisi I, asisten divisi III
pada saat kegiatan magang digantikan oleh asisten OJT (On Job Training) dan
seorang Kepala Tata Usaha (KTU). Struktur organisasi Teluk Siak Estate dapat
dilihat dalam Lampiran 6.
Manajer Kebun bertugas untuk mengelola, mengorganisasikan dan
mengendalikan semua kegiatan di kebun dalam rangka mencapai produksi dan
mutu hasil yang optimal. Asisten Kepala bertanggung jawab langsung kepada
Manajer Kebun untuk mengelola seluruh kegiatan divisi dan transportasi unit
(traksi) dengan tujuan untuk mencapai target produksi seluruh divisi dan
mengelola kelancaran pengangkutan di kebun. Asisten Divisi bertugas dan
bertanggungjawab untuk mengelola divisi secara menyeluruh baik dalam hal
teknis di lapangan maupun secara administrasi, pembinaan terhadap sumber daya
manusia yang dipimpinnya, serta pengendalian biaya yang disetujui dan menjadi

17
tanggung jawab divisi. Kepala Tata Usaha (KTU) bertugas dan bertanggungjawab
dalam bagian administrasi dan keuangan di tingkat kebun.
Tenaga kerja di Teluk Siak Estate terdiri dari karyawan staf dan non--staf.
Tenaga kerja staf terdiri dari manajer kebun, Asisten Divisi dan KTU. Karyawan
non-staf terdiri dari Serikat Karyawan Utama (SKU) Bulanan dan Harian. Tenaga
kerja Buruh Harian Lepas (BHL) yang bekerja di TSE berjumlah sekitar 10 orang
yang hanya digunakan untuk tenaga kerja aplikasi pemupukan apabila jumlah
karyawan tidak mencukupi. Jumlah karyawan di Teluk Siak Estate sampai dengan
bulan Maret 2012 yaitu 491 orang yang terdiri dari 5 orang staf dan 486 orang
karyawan non-staf. Indeks tenaga kerja di TSE sebesar 0.16 HK/ha dan hal
tersebut bisa dikatakan baik karena norma ITK untuk perkebunan kelapa sawit
adalah 0.2 HK/ha (Pahan, 2010). Komposisi jumlah tenaga kerja di Teluk Siak
Estate dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Jumlah Tenaga Kerja Teluk Siak Estate
Jenis Tenaga Kerja
Karyawan Staf

Karyawan non-staf

Tingkatan Karyawan
Manajer Kebun
PJS Asisten Kepala
Asisten Divisi
KTU
SKU Bulanan Kantor
SKU Bulanan Traksi
SKU Bulanan Divisi
SKU Bulanan Keamanan
SKU Harian

Total
Indeks Tenaga Kerja

Jumlah (orang)
1
1
2
1
13
24
42
10
401
491
0.16

Sumber: Kantor Besar TSE (2012)

Organisasi pengelolaan limbah cair yang ada di Divisi II TSE terdiri dari
asisten divisi yang membawahi satu orang mandor dengan tiga orang karyawan
aplikasi limbah. Tenaga kerja aplikasi limbah dibagi dua shift yaitu satu orang
untuk shift pagi sampai siang dan dua orang untuk shift siang sampai malam.
Karyawan pengolahan limbah cair di pabrik terdiri dari dua orang yang
bertanggungjawab langsung terhadap asisten proses di pabrik dan bertugas untuk
mengelola pengolahan limbah serta menjaga kolam-kolam penampungan limbah
serta semua biaya dibebankan ke pihak pabrik.

PELAKSANAAN MAGANG

Aspek Teknis
Aspek teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang dilakukan di Teluk Siak
Estate mencakup kegiatan perawatan tanaman dan produksi. Kegiatan teknis yang
dilakukan meliputi penunasan, Leaf Sampling Unit (LSU), pemupukan,
pengendalian gulma, pengendalian hama, pemanenan, pengolahan TBS dan
pengelolaan limbah (aplikasi JJK dan limbah cair). Sebelum melaksanakan
kegiatan di lapangan selalu diawali dengan kegiatan antrian pagi antara asisten
dan mandor setelah itu dilaksanakan lingkaran pagi antara mandor dan karyawan.
Penunasan
Tunas pokok (pruning) adalah memelihara pelepah daun produktif dengan
cara mengurangi jumlah pelepah yang kurang produktif sampai pada batas
tertentu yang tidak menyebabkan kemampuan fotosintesis di daun terganggu,
sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif menjadi optimal. Pelepah daun
kelapa sawit merupakan pabrik minyak (CPO), dimana proses fotosintesis sangat
menentukan pembentukan buah (kuantitas dan kualitas) yang akan dipanen. Salah
satu tugas utama dalam melaksanakan tunas pokok adalah menjaga agar tida

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan.

0 5 216

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pinang Sebatang Estate, PT. Aneka Intipersada, PT. Minamas Plantation, Siak, Riau.

0 16 161

Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak , Privinsi Riau

1 7 181

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Siak, Riau

0 5 152

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation Group, Siak, Riau

0 11 73

Pengelolaan Kebun Induk dan Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Minamas Research Center, Minamas Plantation, Riau.

2 43 64

Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

1 9 70

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

0 4 50

Pengelolaan Air Kebun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut, Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

4 23 77

Pengelolaan Limbah Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala-1, PT. Tunggal Mitra Plantation, Minamas Plantation, Provinsi Riau

0 6 84