Sistem informasi geografis kependudukan Kota Depok menggunakan geoserver (SIGDUPOK)

(1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPENDUDUKAN

KOTA DEPOK MENGGUNAKAN GEOSERVER (SIGDUPOK)

TRI CAHYA UTARI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPENDUDUKAN KOTA

DEPOK MENGGUNAKAN GEOSERVER (SIGDUPOK)

TRI CAHYA UTARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(3)

ABSTRACT

T R I C A H Y A U T A R I . Depok’s Population Geographic Information System With GeoServer (SIGDUPOK). Under the direction of HENDRA RAHMAWAN and HARI AGUNG ADRIANTO.

A tool that can be used to describe the condition of population is an informative and interactive web-based map (webgis). This research developed a population geographic information system using GeoServer. This system is a joint project between the Depok’s Government with BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) in an effort to increase the quality of population monitoring. This system was named SIGDUPOK which stands for Depok’s Population Geographic Information System With GeoServer.

The goal of this research is to build a geographic information system to provide information on Depok’s population in an interactive map. This system produces a web-based geographic information system that can display a digital map, information tables, and charts. This geographic information system presents information by using map as an interface, and displays Depok’s population distribution with parameters such as total population, educational level, religion, occupation, and age group. Research method on this system refers to GIS Development Guide developed by the Department of Geography University at Buffalo. This system was developed using Linux operating system, GeoServer as a mapping application, MySQL as a database management, and visualization applications charts using FusionCharts. This system is expected to be used by Depok Government for decision-making improvement of human resources and regional development.

Keyword : webgis, geographic information system, GeoServer, Depok’s population, population distribution.


(4)

Judul Skripsi : Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok Menggunakan GeoServer (SIGDUPOK)

Nama : Tri Cahya Utari NIM : G64063214

Menyetujui :

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Komputer

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc NIP 19601126 198601 2 001

Tanggal Lulus :

Pembimbing I

Hendra Rahmawan, S.Kom., M.T NIP 19820501 200912 1 004

Pembimbing II

Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si NIP 19760917 200501 1 001


(5)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tema tugas akhir penulis adalah Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok Menggunakan GeoServer (SIGDUPOK).

Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan dorongan yang tak terkira,

2. Bapak Hendra Rahmawan, S.Kom., M.T, selaku pembimbing I, dan Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si, selaku pembimbing II, yang senantiasa membimbing penulis dengan sabar dan telaten,

3. Bapak M.Arief dan Bapak Dwi Handoko, selaku pembimbing di BPPT,

4. Teman-teman Ilkomerz 43 yang tercinta,

5. Dan semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2011


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magelang, pada tanggal 15 Juli 1988. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Muhamad Kasim dan Ibu Suprapti. Pada tahun 2006, penulis lulus dari SMA Negeri 3 Magelang dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama dua semester, yaitu Agustus 2009 hingga Juni 2010, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Penerapan Komputer di Departemen Ilmu Komputer IPB. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Sekretariat Negara Republik Indonesia Rumah Tangga Kepresidenan Istana Bogor pada tahun 2009 dengan bidang kajian Sistem Informasi Tanaman Koleksi Istana Bogor.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Ruang Lingkup ... 1

Manfaat Penelitian ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Peta ... 1

Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 1

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web ... 2

GeoServer ... 2

OpenLayers ... 3

MySQL ... 3

Shapefile... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan ... 5

Perancangan Konseptual ... 6

Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 6

Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 6

Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 7

Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 7

Perencanaan dan Perancangan Database ... 7

Pembangunan Database ... 8

Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ... 8

Pengembangan Sistem ...10

Penggunaan dan Perawatan Database...11

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...11

Saran ...11

DAFTAR PUSTAKA ...12


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tahapan penelitian ... 4

2 Hirarki pengguna sistem ... 6

3 Diagram konteks SIGDUPOK... 6

4 Antarmuka halaman utama ... 9

5 Antarmuka halaman peta... 9

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Karakteristik Pengguna SIGDUPOK ...14

2 Use Case Pengguna Biasa ...14

3 Use Case Administrator ...15

4 Tabel Perbandingan GeoServer dengan MapServer ...15

5 Tabel Perbandingan Oracle dengan MySQL Menurut Fitur/Fungsinya ...15

6 Hasil Uji Kesesuaian Hardware dan Software ...17

7 Model Fisik Database pada MySQL ...19

8 Header SIGDUPOK ...20

9 Footer SIGDUPOK ...20

10 Halaman Depan/Menu Beranda SIGDUPOK...20

11 Halaman Menu SIG Depok ...21

12 Halaman Utama Peta Kecamatan ...21

13 Halaman Peta Kecamatan...22

14 Chart Peta ...22

15 Halaman Peta Kelurahan ...23

16 Data Flow Diagram Level 1 ...23

17 Arsitektur SIGDUPOK ...24


(9)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kota Depok merupakan kota di propinsi Jawa Barat yang terletak di selatan Kota Jakarta. Pada tahun 2008 Kota Depok

mengalami pemekaran wilayah, dari 6

kecamatan menjadi 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan (Depok 2010). Menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah Tahun 2004, Kota Depok memiliki luas wilayah sekitar 200,29 km2 dengan jumlah penduduk adalah 1.353.249 jiwa, dan kepadatan penduduk sebanyak 6.756 jiwa/km2 (NKRI 2010). Jumlah penduduk ini terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pembangunan wilayah yang seimbang.

Kondisi wilayah Kota Depok merupakan tanah darat dan tanah sawah. Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi Kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Dari fungsi kota tersebut kepadatan penduduknya menyebar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah. Hal inilah yang menjadi pemicu dibangunnya sistem informasi Kota Depok dengan tujuan menginformasikan bagaimana persebaran penduduk kota Depok.

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan adalah dengan menggunakan media peta yang informatif dan interaktif berbasis web (webgis). Untuk mengembangkan webgis tersebut, Pemda Kota Depok bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) membuat

sebuah sistem informasi geografis

kependudukan menggunakan GeoServer yang diberi nama SIGDUPOK (Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok). Dalam pengerjaan sistem ini, penulis terlibat sebagai pengembang sistem.

Webgis Kota Depok diharapkan dapat menyajikan data dalam bentuk peta digital, tabel informasi peta dan grafik (chart). Dalam

penelitian ini kepadatan penduduk

dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu

kelompok kelas tinggi, sedang, dan rendah.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis Kota Depok untuk memberikan informasi kependudukan Kota Depok dalam bentuk peta interaktif yang dilengkapi tabel dan chart.

Ruang Lingkup

Penelitian ini dibuat dengan batasan sebagai berikut ini :

1 Sistem informasi disajikan dalam bentuk web yang dilengkapi dengan informasi dalam bentuk peta, tabel, dan chart.

2 Data spasial yang digunakan adalah data administrasi Kota Depok yang mencakup wilayah kecamatan serta kelurahan.

3 Data tektual yang digunakan adalah data kependudukan Kota Depok tahun 2007. 4 Sistem dikembangkan dengan platform

Linux dan aplikasi pemetaan GeoServer.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sistem ini adalah dapat diketahui penyebaran penduduk Kota Depok berdasarkan parameter kependudukan seperti, jumlah penduduk, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, serta golongan usia. Sistem ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan wilayah.

TINJAUAN PUSTAKA

Peta

Peta adalah penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya (Barus & Wiradisastra 2000). Sebuah peta dapat direpresentasikan dalam bentuk : 1 Titik

Merupakan bentuk geografis berdimensi nol yang merepresentasikan bentuk geografi dengan suatu posisi x, y dan dalam koordinat peta.

2 Garis

Merupakan bentuk geometri yang dihasilkan dari kumpulan titik yang saling berhubungan.

3 Area

Merupakan bentuk geografi berdimensi dua. Digunakan untuk menggambar batas suatu wilayah.

4 Permukaan 3D

Merupakan bentuk geografi yang memiliki unsur panjang, lebar, dan tinggi.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis adalah sistem komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk


(10)

digital dan analisis terhadap permukaan geografi bumi (Charter & Agtrisari 2003). Sistem ini dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. Menurut Robinson et al. (1995), komponen pada sistem informasi geografis ada empat, yaitu seperti tergambar pada Gambar 1. 1 Perangkat keras

Sistem informasi geografis (SIG) membutuhkan komputer untuk menyimpan dan untuk mengolah data. Ukuran dari sistem komputerisasi tergantung pada tipe SIG itu sendiri. SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam SIG membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori besar dan prosesor yang cepat.

2 Software

Software atau perangkat lunak SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah :

Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis.

Database management system (DBMS).

Tool yang mendukung kueri geografis, analisis, dan visualisasi.

Graphical user interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografis. 3 Data

Data dalam SIG dibagi menjadi dua bentuk, yaitu data spasial dan data aspasial (data atribut). Data spasial adalah data yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang di-set

ke dalam bentuk koordinat. Data aspasial adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan, dan lain-lain.

4 Organisasi Pengelola dan Pengguna

Banyak SIG yang dikembangkan langsung oleh pengguna karena kebutuhan penerapan teknologi. Oleh karena itu, bentuk organisasi harus erat kaitannya dengan pengguna. Organisasi yang dibentuk harus sesuai dengan prinsip yang dikembangkan, karena bentuk organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proyek SIG.

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

Sistem informasi geografis berbasis web merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet, khususnya dengan layanan webnya. Dengan demikian, setiap pengguna yang memanfaatkan aplikasi

browser internet dapat mengirimkan beberapa

request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML (Prahasta 2009).

GeoServer

GeoServer adalah perangkat lunak server

berbasis Java yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data geospasial (GeoServer 2010). GeoServer dibangun dengan

library GeoTools. GeoTools adalah Java Toolkit untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java berdasarkan standar dari OpenGIS.

GeoServer menitikberatkan pada kemudahan penggunaan dan standar dalam menyajikan data geospatial lewat web. GeoServer dirancang untuk menerbitkan data dari semua sumber data spasial dengan menggunakan standar OGC (Open Geospatial Consortium). Layanan yang disediakan oleh GeoServer adalah layanan yang sesuai dengan open geospatial consortium

(OGC) yaitu web feature service (WFS) dan web map service (WMS).

Sebuah web map service (WMS) menghasilkan peta berreferensi geografis. Peta yang dimaksud adalah representasi visual dari geodata. Spesifikasi WMS memberikan standar bagaimana peta dapat diminta oleh client dan bagaimana server menjelaskan data yang dimilikinya. Pada spesifikasi implementasi WMS, ada tiga operasi WMS, yaitu :

 GetCapabilities

Menampilkan service-level metadata yang berisi deskripsi informasi yang dimiliki WMS dan parameter permintaan yang dapat diterima.

 GetMap

Mendapatkan peta dengan parameter dimensi dan geospasial yang telah didefinisikan dengan jelas.

 GetFeatureInfo

Meminta informasi mengenai fitur tertentu yang ditampilkan pada peta.

WFS atau web feature service merupakan layanan publikasi data geospasial pada tingkat fitur data spasial melalui media web. Spesifikasi OGC untuk WFS menggunakan teknologi XML


(11)

(Extensible Markup Language) dan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) sebagai media penyampaiannya atau lebih tepatnya menggunakan geography markup language

(GML) yang merupakan subset dari XML.

OpenLayers

OpenLayers adalah aplikasi klien berbasis

javascript untuk menampilkan data peta pada web browser tanpa tergantung pada web server

(OpenLayers 2010). OpenLayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi SIG berbasis web. OpenLayers adalah perangkat lunak gratis yang dikembangkan dari dan untuk komunitas perangkat lunak opensource.

MySQL

MySQL adalah suatu manajemen database. Untuk menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu

database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL. MySQL adalah database server relational di bawah lisensi GNU (General Public License). Dengan sifatnya yang open source, memungkinkan user

untuk melakukan modifikasi pada source code -nya untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka sendiri. MySQL merupakan database server multi-threaded yang tangguh. MySQL merupakan sistem client/server yang terdiri atas SQL servermultithreaded yang memungkinkan

backend yang berbeda, sejumlah program client

dan library berbeda, tool administrative, dan beberapa antarmuka pemrograman (Utdirartatmo 2002).

Shapefile

Terdapat dua kategori data dalam kerangka kerja SIG, yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial merupakan data yang berhubungan dengan letak geografis suatu fitur spasial, sedangkan data atribut memberikan informasi mengenai fitur spasial (Chang 2002). Shapefile

merupakan format yang digunakan oleh ESRI (Environmental System Resource Institute) yang menyimpan lokasi geografis berupa informasi atribut polygon, titik (point), dan garis (line).

Shapefile ESRI terdiri atas tiga file, yaitu : 1 Main file (*.shp)

Merupakan file yang dapat diakses secara langsung dan panjang dari record variabel dalam file mendeskripsikan bentuk verteksnya.

2 Index file (*.shx)

Pada file indeks, tiap record terdiri atas proses cetakan offset yang berhubungan dengan record file utama.

3 Tabel dBASE (*.dbf)

Dalam tabel dBASE terdapat fitur atribut dengan record pada setiap fiturnya.

Pewarnaan Peta

Pewarnaan pada peta ditujukan untuk membedakan wilayah satu dengan lainnya. Pembagian warna peta, misalnya ditujukan untuk membedakan tingkat kepadatan populasi penduduk pada suatu daerah. Metode pembagian warna pada peta dapat berdasarkan kategori berikut ini :

- Equal range : setiap kelas memiliki rentang nilai yang sama. Perbedaan antara nilai yang tertinggi dengan terendah untuk setiap kelas adalah sama.

- Natural breaks : pengelompokan pola data, dengan nilai-nilai dalam kelas yang cenderung sama dan nilai-nilai antar kelas yang berbeda. Data nilai cluster ditempatkan dalam satu kelas.

- Standar deviasi : masing-masing kelas didefinisikan dengan jarak dari nilai rata-rata dari semua fitur.

- Quantile : setiap kelas memiliki fitur yang sama, serta membandingkan daerah yang berukuran hampir sama, dan menekankan posisi relatif antar fitur (Mitchell 1999).

FusionCharts

Tabel dan grafik membantu user

memvisualisasikan data lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan data dalam bentuk teks. Terdapat banyak library grafik yang dapat digunakan untuk merancang web atau mengembangkan aplikasi web secara mudah. Salah satu library grafik yang mudah digunakan adalah FusionCharts.

FusionCharts adalah komponen pembuat

chart berbasis flash yang dapat digunakan untuk membuat animasi dan grafik flash yang interaktif untuk aplikasi web, aplikasi desktop, dan keperluan presentasi (FusionCharts 2010). Berbasis Adobe Flash, FusionCharts dapat digunakan dengan berbagai macam bahasa pemrograman seperti PHP, ASP.Net, JSP, ColdFusion, Python, RoR, HTML, atau dalam presentasi PowerPoint. Menggunakan XML sebagai data antarmuka-nya, FusionCharts mampu menciptakan charts yang menarik dan interaktif.

FusionCharts yang digunakan untuk pembuatan charts pada sistem ini adalah FusionCharts Free, yaitu FusionCharts yang berlisensi tanpa berbayar. FusionCharts memunyai berbagai macam bentuk grafik mulai dari 2D hingga 3D. Macam grafik dari


(12)

FusionCharts antara lain seperti pie, bar,

stacked, column, serta candlestick. Keuntungan menggunakan FusionCharts antara lain : 1 Menghasilkan animasi dan charts yang

interaktif

Menggunakan FusionCharts, dapat dengan cepat dan mudah dalam membuat animasi grafik dan memiliki banyak pilihan interaktif untuk pengguna.

2 Mudah diintegrasikan ke JavaScript

FusionCharts menawarkan pilihan lanjutan untuk mengintegrasikan grafik dengan modul JavaScript.

3 Tanpa instalasi

Untuk menggunakan FusionCharts, tidak perlu menginstal apapun pada server, hanya perlu copy-paste file SWF (file-file inti FusionCharts) ke server.

4 Mudah digunakan

FusionCharts menggunakan XML sebagai data, maka yang diperlukan adalah mengkonversi data ke dalam XML menggunakan bahasa pemrograman atau menggunakan teks editor seperti Notepad. FusionCharts dapat pula dikoneksikan ke

database sehingga memudahkan pengembang aplikasi untuk melakukan perubahan data.

5 Berjalan pada berbagai platform

Sejak FusionCharts menggunakan XML sebagai data antarmukanya, maka FusionCharts dapat dijalankan di server

apapun dan terhadap segala bahasa scripting

apapun. Untuk melihat grafik, pengguna hanya perlu memiliki Adobe Flash Player versi 6 atau lebih, yang merupakan salah satu plugin browser yang paling banyak digunakan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo 2004, yang terdiri atas beberapa tahap, dan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1 Tahapan penelitian

Penjelasan dari tahapan metode penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Analisis Kebutuhan

Tahap analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari sistem. Tahap analisis ini dilakukan dalam tiga proses, yaitu deskripsi umum sistem, kebutuhan fungsional sistem, dan karakteristik pengguna.

2 Perancangan Konseptual

Proses ini terdiri atas perancangan kebutuhan data dan perancangan kebutuhan fungsional. Perancangan proses yang berjalan pada sistem disusun berdasarkan spesifikasi kebutuhan fungsional produk yang digambarkan dalam diagram konteks. 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data dan pengumpulan data. Tahap survei ketersediaan data meliputi inventarisasi dan dokumentasi data yang dibutuhkan. Data yang tersedia dikumpulkan dan dievaluasi sesuai kebutuhan.

4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan

1. Analisis Kebutuhan

11. Penggunaan dan Perawatan Database

10. Pengembangan Sistem 9. Integrasi dan Perancangan

Antarmuka Sistem 6. Akuisisi Perangkat

Keras dan Perangkat Lunak

7. Perencanaan dan Perancangan Database

8. Pembangunan Database 5. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4. Survei Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak

3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data 2. Perancangan


(13)

sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik.

5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahapan ini menguji beberapa perangkat

lunak yang ada dan memeriksa

kesesuaiannya terhadap perangkat keras yang akan digunakan.

6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Mengimplementasikan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan secara nyata untuk membangun aplikasi yang direncanakan.

7 Perencanaan dan Perancangan Database

Pada tahapan ini dilakukan perancangan logik dan fisik database yang telah dibuat rancangan konseptualnya.

8 Pembangunan Database

Berbagai tipe data yang diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam

database management system (DBMS). 9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka

Sistem

Integrasi database terhadap aplikasi yang dibangun dan merancang aplikasi pengguna sebagai media untuk menjalankan proses-proses yang disediakan sistem. Pada tahap ini dilakukan perancangan antarmuka dan proses dari sistem.

10 Pengembangan Sistem

Perancangan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diaplikasikan menggunakan perangkat lunak dan tool

yang telah ditentukan. Pengembangan sistem ini dilakukan dengan mengkonfigurasikan layer peta dan atributnya. Sistem akan dikembangkan hingga tahap pewarnaan peta dan menampilkan chart. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat. Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian dilakukan terhadap fungsi-fungsi sistem dengan cara memberikan sejumlah masukan tertentu kemudian diperiksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

11 Penggunaan dan Perawatan Database

Pembuatan dokumentasi dan prosedur formal untuk sistem yang telah dibangun, sangat diperlukan untuk melakukan

perubahan terhadap data pada sistem. Aplikasi SIG sangat bergantung pada ketersediaan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan terhadap data secara berkala.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan sistem merupakan tahap awal dalam pembangunan sistem, yaitu untuk mengetahui kebutuhan dari sistem yang mencakup tiga proses, yaitu deskripsi umum sistem, kebutuhan fungsional sistem, dan karakteristik pengguna.

a. Deskripsi Umum Sistem

Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok Menggunakan GeoServer adalah sistem informasi geografis berbasis web yang memiliki fungsi menyajikan informasi kependudukan, terutama penyebaran penduduk di Kota Depok. Sistem ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan oleh pihak eksekutif, yaitu pemerintahan Kota Depok dalam pembangunan wilayah dan peningkatan sumber daya manusia.

b. Kebutuhan Fungsional Sistem

Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem informasi ini adalah :

1 Menampilkan peta Kota Depok beserta data atributnya.

2 Menampilkan chart sebagai informasi pendukung peta.

3 Menampilkan informasi umum tentang SIGDUPOK.

4 Pengelolaan database hanya dapat dilakukan oleh administrator.

Fungsi-fungsi operasi untuk aplikasi pemetaan ini adalah sebagai berikut :

1 Menampilkan peta dengan data kependudukan Kota Depok.

2 Menampilkan menu legenda yang memuat informasi pada layer peta.

3 Menampilkan chart yang menjelaskan informasi pada peta.

4 Melakukan zoom-in dan zoom-out peta.

c. Karakteristik Pengguna

Pengguna dalam system ini digolongkan menjadi dua, yaitu pengguna administrator yang memiliki hak akses untuk memanipulasi data, dan pengguna pihak eksekutif sebagai pengguna biasa. Hirarki pengguna dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.


(14)

Gambar 2 Hirarki pengguna sistem Secara umum, keterangan mengenai kategori pengguna SIGDUPOK dapat dilihat pada Lampiran 1. Interaksi dan fungsi yang terjadi antara pengguna dengan sistem dideskripsikan menggunakan use case. Use case

untuk pengguna biasa dapat dilihat pada Lampiran 2 dan use case diagram untuk administrator pada Lampiran 3.

Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual direpresentasikan dalam dua hal, yaitu perancangan kebutuhan data dan perancangan kebutuhan fungsional.

a. Perancangan Kebutuhan Data

Kebutuhan data diidentifikasi berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, sehingga data yang dibutuhkan oleh sistem ini adalah : 1 Data spasial dan data atribut wilayah

administrasi Kota Depok yang meliputi area kecamatan dan kelurahan.

2 Data kependudukan Kota Depok yang meliputi jumlah penduduk, jumlah penganut agama, pendidikan akhir, jenis pekerjaan, dan penduduk berdasarkan golongan usia.

b. Perancangan Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional sistem dimodelkan menggunakan data flow diagram (DFD). DFD tersebut menggambarkan proses masuk dan keluarnya data. Diagram konteks SIGDUPOK dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3 Diagram konteks SIGDUPOK

Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Survei ketersediaan data dilakukan berdasarkan kebutuhan data dan fungsional sistem. Data yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini adalah :

1 Informasi mengenai wilayah kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Depok.

2 Informasi kependudukan Kota Depok yang berupa informasi tentang jumlah penduduk, agama yang dianut penduduk, jenis pekerjaan di masyarakat, tingkat pendidikan, dan jumlah penduduk berdasarkan penggolongan usia.

Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai kebutuhan informasi tersebut.

Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada tahap ini dilakukan survei perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem.

Pada tahapan survei perangkat keras, hasil yang didapatkan adalah :

1 Intel Core i5-450M Processor, 2 Memori 2 GB DDR3,

3 VGA Intel GMA 4500 128 MB, 4 20 GB available harddisk space, 5 Monitor dengan resolusi 1366x768 pixel.

Perangkat lunak yang didapatkan pada tahapan survei adalah sebagai berikut :

1 Sistem operasi Linux, yaitu Ubuntu 10.04 ‘Lucid’.

2 GeoServer 2.0.2 sebagai aplikasi untuk implementasi peta berbasis web. Dibandingkan dengan aplikasi pemetaan

Tampilan Peta Navigasi Peta

Navigasi Chart Tampilan Chart

Pengguna Umun Sistem Administrator

Navigasi Peta

Navigasi Chart

Tampilan Peta

Tampilan Chart

Informasi Peta SIGDUPOK Data Peta SIGDUPOK


(15)

open source lainnya, misal MapServer, GeoServer memiliki cara kerja yang berbeda, sehingga dipilih untuk digunakan dalam sistem ini. Tabel perbandingan antara GeoServer dengan MapServer terlihat pada Lampiran4.

3 MySQL dan Oracle sebagai database management system (DBMS). Perbandingan antara Oracle dan MySQL menurut fitur/fungsinya dapat dilihat pada Lampiran 5. Perbandingan kedua perangkat lunak tersebut berdasarkan sumber dari blog SUN. 4 QuantumGIS 1.6.0 ‘Capiapo’ dan ArcView

3.3 sebagai perangkat lunak pengolah data spasial dan data atribut.

5 FusionCharts dan jCharts sebagai aplikasi untuk visualisasi chart.

Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada tahap ini dilakukan pengujian antara spesifikasi kebutuhan minimum perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan. Perangkat lunak yang dilakukan pengujian adalah:

1 GeoServer 2.0.2 sebagai aplikasi untuk implementasi peta. GeoServer yang diuji adalah GeoServer yang dapat bekerja di sistem operasi Linux.

2 Penelitian ini menggunakan sistem manajemen database yang bersifat open source sehingga dipilih MySQL sebagai perangkat lunaknya. MySQL digunakan untuk pembangunan database informasi pembuatan chart.

3 Perangkat lunak pengolahan data spasial yang diuji yaitu QuantumGIS 1.6.0 dan ArcView 3.3. Kedua perangkat lunak tersebut memiliki kemampuan mengolah data spasial yang tidak jauh berbeda, namun karena ArcView 3.3 hanya bisa digunakan di sistem operasi Windows maka dipilihlah QuantumGIS 1.6.0 untuk mengolah data spasial karena perangkat lunak ini dapat digunakan di sistem operasi Linux.

4 Aplikasi untuk visualisasi chart yaitu FusionCharts dan jCharts. Kemudian dipilih FusionCharts daripada jCharts sebagai aplikasi untuk pembuatan chart karena free, menghasilkan animasi dan charts yang interaktif, mudah diintegrasikan, mudah digunakan, memiliki pilihan bentuk chart, berjalan pada berbagai platform dan tanpa instalasi.

Hasil pengujian kesesuaian perangkat keras

dan software yang digunakan dalam pembuatan

sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada

Tabel 1 berikut ini, adalah tabel hasil pengujian perangkat lunak pengolahan data spasial. Tabel 1 Pengujian perangkat lunak pengolahan data spasial

No Pengujian ArcView

3.3

Quantum GIS 1.6.0

1 Antarmuka

grafis

2 Operasi dasar

SIG

3 Kelola *.shp

4 Penambahan

atribut di *.shp

5 Compatible

Windows

6 Compatible

Linux-Ubuntu

-

Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahapan akuisisi dilakukan untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pembangunan sistem. Pemilihan didasarkan pada hasil uji kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dilakukan. Perangkat keras yang dipilih telah memenuhi kebutuhan minimal untuk menjalankan perangkat lunak yang digunakan. Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, dipilih GeoServer 2.0.2 sebagai perangkat lunak pemetaan, MySQL sebagai penyimpanan data untuk pembuatan chart dan perangkat lunak QuantumGIS 1.6.0 sebagai pengolahan data spasial.

Perencanaan dan Perancangan Database

Proses perencanaan dan perancangan

database yang dikembangkan berupa model data relational (relational database model). Pengembangan dengan metode ini mempertimbangkan kemudahan akses dan kecepatan akses. Kebutuhan data spasial yang digunakan dalam sistem ini adalah :

 poligon, untuk wilayah administratif kecamatan,

point, untuk nama kecamatan.

Data atribut yang digunakan dalam SIGDUPOK adalah :

 data kependudukan Kota Depok, yang berisi entitas jumlah penduduk, agama, jenis pekerjaan, pendidikan akhir, dan golongan usia.


(16)

Pembangunan Database

Proses pembangunan database terdiri atas tiga tahapan, yaitu pengolahan data, konversi data, dan pembuatan database pada MySQL.

a. Pengolahan Data

Berbagai data yang diperoleh dari Kominfo Pemda Depok, yaitu berupa peta kecamatan yang memiliki tipe file *.shp, data kependudukan yang berupa file Oracle *.dmp, selanjutnya diolah menjadi informasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi geografis ini.

b. Konversi Data

Tahap konversi data merupakan tahap mengubah tipe file menjadi file yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Data kependudukan yang merupakan file dari dump Oracle, dilakukan pemilihan data yang diperlukan,

dengan memasukkan query sql untuk

mengambil data jumlah penduduk.

Dalam penelitian ini dilakukan pengkonversian data dari data yang berasal dari Oracle *.dmp ke data MySQL *.sql, hal ini dilakukan karena dalam sistem ini tidak semua data dari *.dmp dipergunakan, hanya data yang dianggap lengkap yang diambil, kemudian dilakukan peng-query-an sql sehingga didapat data yang kemudian dimasukkan ke dalam database MySQL.

Pembangunan Database pada MySQL Data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam database. Pembangunan database pada MySQL dilakukan melalui perangkat lunak phpMyAdmin. Desain model fisik dari sistem dapat dilihat pada Lampiran 7.

Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

a. Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam pengoperasikan sistem. Antarmuka sistem terbagi menjadi dua, yaitu antarmuka halaman utama dan antarmuka peta. Kedua antarmuka tersebut terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Keterangan antarmuka halaman utama sistem tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1 Header berisi tampilan judul sistem,

sub-judul sistem, dan menu pilihan untuk mengakses ke halaman selanjutnya. Terdapat empat menu pilihan, yaitu menu

untuk ke halaman utama (beranda), menu ke halaman tentang SIGDUPOK, menu ke halaman peta kecamatan, dan menu ke halaman peta kelurahan.Tampilan header

SIGDUPOK dapat dilihat pada Lampiran 8. 2 Footer berisi menu pilihan untuk ke halaman

administrator, keterangan pembuat sistem dan pilihan menu untuk ke halaman lainnya.

Tampilannya dapat dilihat pada Lampiran 8.

3 Terdapat empat menu yang dapat diakses, yaitu :

 Beranda, berisi informasi tentang sistem, tampilannya dapat dilihat pada Lampiran 9.

 SIG Depok, berisi informasi mengenai SIGDUPOK, tampilannya terdapat pada Lampiran 10.

 Peta Kecamatan, halaman ini berisi tampilan peta pada skala wilayah kecamatan. Saat mengakses menu Peta Kecamatan, maka tampilan yang akan muncul pertama kali adalah tampilan halaman utama peta kecamatan. Tampilan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11. Untuk mengakses ke halaman peta, maka harus memilih menu di menu pilihan. Pada Lampiran 12 diperlihatkan halaman peta saat mengakses menu pilihan. Di halaman ini, pengguna dapat mengakses menu memilih kategori peta yang ingin ditampilkan, kemudian klik pada peta maka akan muncul tabel keterangan informasi dari peta, yaitu berupa tabel nama kecamatan dan jumlah penduduknya. Selain itu akan muncul

chart jumlah penduduk tiap kelurahan jika mengakses link fid pada tabel informasi peta. Tampilan halaman peta kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 13 dan pada Lampiran 14 diperlihatkan tampilan untuk chart peta.

 Peta Kelurahan. Saat mengakses menu Peta kelurahan, maka tampilan yang pertama kali muncul adalah halaman utama peta kelurahan, yaitu berisi sedikit keterangan mengenai sistem, dan terdapat menu pilihan untuk memilih peta. Setelah menu pilihan dipilih, maka muncul halaman peta kelurahan. Halaman ini berisi tampilan peta dalam skala wilayah kelurahan. Jika peta diklik maka akan muncul tabel informasi mengenai nama peta yang diklik dan jumlah penduduk pada wilayah kelurahan tersebut. Tampilannya dapat dilihat pada Lampiran 15.


(17)

Gambar antarmuka untuk peta kecamatan dan peta kelurahan ada pada Gambar 5. 4 Isi, berisi keterangan mengenai sistem

informasi ini. Fungsi dan tujuan sistem ini dibuat dituangkan dalam menu ini.

Gambar 4 Antarmuka halaman utama

Gambar 5 Antarmuka halaman peta

b. Desain Proses

Dalam pengembangan sistem dilakukan perancangan proses dengan membuat diagram konteks yang menggambarkan aliran data yang terjadi antara pengguna dengan sistem. Pengguna dalam sistem ini dikategorikan menjadi dua, yaitu administrator dan pengguna biasa. Konteks diagram sistem ini telah dijelaskan pada bagian Perancangan Kebutuhan Fungsional. Selanjutnya konteks diagram

dikembangkan menjadi DFD (Data Flow

Diagram) level 1 yang menjelaskan proses yang

dilakukan administrator dan pengguna biasa. Pihak administrator memunyai otoritas untuk mengubah data, sementara pengguna biasa

tidak. DFD level 1 sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 16.

c. Arsitektur Sistem

Arsitektur sistem yang digunakan terdiri atas beberapa perangkat lunak yang mendukung pengembangan sistem ini. Arsitektur SIGDUPOK dapat dilihat pada Lampiran 17.

Perancangan arsitektur sistem mengacu pada perancangan model sistem yang dikeluarkan

OpenGeo, sehingga dinamakan dengan

Arsitektur OpenGeo. Arsitektur OpenGeo

adalah cara mengelompokkan potongan-potongan teknologi untuk membuat suatu peta berbasis web. OpenGeo adalah divisi geospasial dari perusahaan open source software, yaitu OpenPlans, organisasi ini bersifat non-profit dan memiliki tujuan untuk memberikan informasi geospasial serta software geospasial yang berbasis web secara terbuka melalui

website resminya (OpenGeo 2011).

Arsitektur OpenGeo ini memiliki tiga lapisan fungsional. Ketiga lapisan itu adalah, lapisan database yang berada di lapisan terbawah, kemudian application server, dan lapisan teratas adalah user interface.

Pada lapisan terbawah atau lapisan database,

proses yang dilakukan adalah proses

penyimpanan data serta pengolahan data yang digunakan dalam sistem. Pada SIGDUPOK, dilakukan penambahan atribut pada file data

*.shp menggunakan perangkat lunak

QuantumGIS. Penambahan atribut ini bertujuan untuk kepentingan menampilkan informasi pada tabel informasi peta.

Setelah penambahan data pada file *.shp selesai dilakukan, maka selanjutnya menuju tahap application server. Pada lapisan application server ini, data mentah (file *.shp yang telah ditambahkan atribut) harus bisa diakses melalui layanan web dan dijadikan produk kartografi. Oleh karena itu file *.shp yang baru diolah menggunakan layanan

map/feature dari GeoServer.

Setelah file *.shp diolah menggunakan GeoServer, maka file peta tersebut ingin ditampilkan melalui web browser. Pada lapisan teratas atau lapisan user interface dilakukan

penyusunan kerangka antarmuka untuk

pengguna. Antarmuka memiliki fungsi sebagai jembatan komunikasi antara pengguna dengan sistem. Aplikasi pemetaan ini membutuhkan komponen antarmuka peta yang mengerti fitur spasial dan layer peta. Pada bagian ini digunakan OpenLayers sebagai komponen

Footer

Header Menu Pilihan

Isi

Footer Header

Menu Peta

Peta

Tabel Feature Info Skala

Legenda


(18)

antarmuka peta. Digunakannya OpenLayers

adalah karena OpenLayers merupakan

perangkat yang open source dan juga

mendukung pemrograman JavaScript yang

sesuai dengan bahasa yang digunakan

GeoServer, code ekstensi OpenLayers yang berekstensi *.js juga mudah diperoleh dari website resminya.

Pengembangan Sistem

Sistem informasi geografis ini dikembangkan menggunakan perangkat lunak GeoServer 2.0.2 pada platform Linux – Ubuntu 10.04. Perangkat lunak database yang digunakan adalah MySQL dan FusionCharts untuk pembuatan chart-nya.

Tahapan yang dilakukan saat pengembangan sistem adalah sebagai berikut :

1 Melakukan query sql di Oracle untuk mendapatkan data jumlah penduduk. Dari data dmp Oracle tidak semua atribut isinya lengkap. Dari semua atribut yang ada, diambil lima parameter yang dianggap mewakili permasalahan tentang kependudukan dan parameter tersebut adalah parameter yang paling lengkap datanya. Kelima parameter itu adalah :

- penduduk, yang terdiri atas atribut

jumlah penduduk, laki-laki, dan perempuan.

- agama, yang terdiri atas enam atribut, yaitu islam, kristen, katholik, hindu, budha, dan agama lainnya.

- pendidikan, terdiri atas atribut tidak

sekolah, tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana Muda, Strata I, Strata II, dan Strata III.

- pekerjaan, terdiri atas pekerjaan awa,

karyawan, buruh, pertukangan, swasta, pejabat Negara, dan pejabat daerah.

- golongan usia, terdiri atas usia

prasekolah, usia SD, usia SMP, usia SMA, usia kuliah, usia bekerja, dan usia pensiun.

Setelah semua data didapat, kemudian dimasukkan ke dalam database MySQL, yang nantinya akan digunakan untuk data pembuatan

chart.

2 Penambahan atribut pada shapefile

menggunakan perangkat lunak QuantumGIS.

Awalnya, data atribut pada shapelife peta kecamatan hanya berupa atribut nama kecamatan saja. Kemudian ditambahkan atribut yang berisi jumlah penduduk hasil dari query sql pada Oracle. Data yang

dimasukkan adalah jumlah penduduk per kecamatan, sedangkan data penduduk yang dimasukkan ke MySQL adalah data penduduk hingga level kelurahan.

3 Menampilkan shapefile dengan menggunakan GeoServer. Tahapan menampilkan shapefile dengan GeoServer adalah sebagai berikut :

- Memindahkan data shapefile ke tempat diinstalnya GeoServer, yaitu di /usr/local/GeoServer/geosrver2.0.2/data_d ir/data/gisdepok/

- Membuat workspace baru, yang nantinya merupakan folder yang berisi kumpulan dari shapefile-shapefile yang diolah. - Membuat data store baru dan mengisi

URL yang diarahkan ke tempat penyimpanan shapefile.

Contoh : file : data/depok/*.shp - Konfigurasi layer peta.

- Konfigurasi data dan melengkapi informasi yang dibutuhkan untuk setiap

layer. Informasi yang perlu dilengkapi adalah nama shapefile, nilsi sistem koordinat (EPSG:4326), bounds peta (latitude dan longitude), dan memilih

default style.

- Memilih style untuk peta, yaitu dengan memilih style yang sesuai dengan jenis petanya (poligon/line/point).

- Lihat hasil peta, dengan mengakses Layer Preview. Untuk mengedit peta, pilih menu

Layers.

- Untuk memperindah tampilan peta, ubah style peta dengan cara mengedit file SLD

(Styled Layer Descriptor) yang merupakan

dokumen berisi syntax XML yang berfungsi mengatur tampilan peta, file ini dapat diakses pada menu Styles.

4 Membuat chart dengan FusionCharts,

database-nya MySQL.

Chart yang terbentuk adalah chart yang

berisi data penduduk hingga level kelurahan. 5 Menggabungkan peta dengan chart.

Ketika peta di-klik maka akan muncul tabel

informasi kependudukan berdasarkan

wilayah yang dipilih. Tabel informasi yang muncul digunakan untuk mengakes chart. Dimana terdapat link untuk mengakses chart, yaitu di atribut fid.

6 Menggabungkan peta ke dalam web.

Dengan menggunakan pemrograman HTML dan JavaScript maka peta yang telah diolah ditampilkan ke dalam web.


(19)

Pada tahap pengembangan sistem dilakukan pemberian warna pada peta. Hal ini dilakukan

untuk menunjukkan perbedaan jumlah

penduduk di setiap kecamatan. Pemberian warna tersebut dibedakan menjadi tiga warna, yaitu warna merah untuk jumlah penduduk tinggi, warna kuning untuk jumlah penduduk dalam tingkat sedang, dan warna hijau untuk jumlah penduduk sedikit. Apabila peta wilayah

kecamatan tersebut diklik, maka akan

mengeluarkan informasi jumlah penduduk di

kecamatan tersebut, serta chart yang

menunjukkan perbandingan jumlah penduduk. Chart yang muncul berisi informasi detail dari tabel. Pada tabel berisi informasi total jumlah penduduk di suatu kecamatan, sedangkan pada chart berisi keterangan jumlah penduduk yang menyebar di setiap kelurahan pada kecamatan tersebut.

Pada tampilan peta terdapat menu pemilihan

layer. Layer yang tersedia adalah layer

pendidikan yang berisi jenis pendidikan akhir yang disandang oleh tiap penduduk Kota Depok

pada tahun 2007, layer agama, yang

menunjukkan jumlah pemeluk agama setiap kecamatan, layer penduduk, yaitu menunjukkan perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di setiap kecamatan, layer golongan usia menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan usia produktif, dan layer pekerjaan yang berisi informasi jenis pekerjaan setiap penduduk Kota Depok.

Sistem yang telah selesai dibangun ini diuji menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan terhadap fungsi-fungsi sistem dengan

memberikan sejumlah masukan tertentu,

kemudian diperiksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Dari

serangkaian pengujian yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa sistem berhasil menjalankan fungsinya. Tabel pengujian sistem terlihat pada Lampiran 18.

Penggunaan dan Perawatan Database

Pembangunan sistem ini didasari keperluan penelitian dan kerjasama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Pemerintah Daerah Kota Depok. Sistem ini masih berupa prototype web SIG yang penggunaannya belum maksimal. Database

yang digunakan masih tersimpan dalam komputer lokal. Prosedur penggunaan sistem dibuat berdasarkan interaksi pengguna dengan sistem. Untuk itu dibuat petunjuk untuk memuat informasi tentang proses sistem, penggunaan antarmuka dan penjelasan teknis yang berkaitan

dengan konfigurasi aplikasi. Petunjuk tersebut salah satunya adalah tulisan ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok Menggunakan GeoServer ini merupakan sebuah sistem yang terwujud dari kerjasama antara BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dengan Pemda Depok. Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok ini merupakan sistem informasi berbasis web yang berfungsi untuk menampilkan informasi mengenai penyebaran penduduk Kota Depok. Informasi yang ditampilkan berupa informasi tentang pendidikan, keagamaan, jenis pekerjaan, penggolongan penduduk berdasarkan usia, serta jumlah penduduk Kota Depok menurut pembagian wilayah kecamatan serta kelurahan.

Sistem ini dibangun menggunakan metode penelitian yang merujuk pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo. Sistem informasi kependudukan ini diimplementasikan pada sistem operasi Linux, yaitu Ubuntu 10.04, aplikasi pemetaan GeoServer, MySQL sebagai manajemen database, dan aplikasi visualisasi

chart menggunakan FusionCharts.

Dari hasil pengujian sistem yang dilakukan dengan menggunakan metode black box, maka dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya.

Diharapkan sistem ini dapat berguna untuk mengawasi kondisi perkembangan penduduk Kota Depok.

Saran

Pada penelitian ini data yang diperoleh terbatas hanya data kependudukan 2007. Diharapkan pengembangan sistem selanjutnya dapat menyajikan data kependudukan dari tahun ke tahun, sehingga dapat dilihat perkembangan penduduk setiap tahunnya. Pengembangan selanjutnya, untuk peta wilayah kelurahan perlu diperbaiki karena ukuran peta tersebut berbeda

dengan ukuran peta wilayah kelurahan.

Diperlukan penambahan informasi tentang fasilitas umum Kota Depok, seperti jalan raya, sungai, ataupun letak sekolah yang tersebar di seluruh Kota Depok.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografis. Jurusan Ilmu tanah Faperta IPB. Bogor.

[Buffalo]. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide

Volume III. http://www.geog.buffalo.edu/

ncgia/sara/index.html. [6 April 2010]. Chang KT. 2002. Introduction to Geographic

Information System. New York: The

McGraw-Hill Companies, Inc.

Charter D, Agtrisari I. 2003. Desain dan

Aplikasi Geographic Information Sistem.

Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. [Depok]. Situs Pemerintah Kota Depok. 2010.

Profil Kota. http://www.depok.go.id/profil-kota. [1 Agustus 2010].

[FusionCharts]. Open-Source Free Flash

Charting Component for Web and Desktop

Applications. FusionCharts Free.

http://www.FusionCharts.com/free/. [21 Oktober 2010].

[GeoServer]. GeoServer User Manual Realease

2.0.2. http://GeoServer.org/display/GEOS/

Welcome. [24 Mei 2010].

Mitchell A. 1999. The ESRI Guide to GIS Analysis (Volume 1 : Geographic Patterns & Relationships). California: Environmental Systems Research Institute,Inc.

[NKRI]. Portal Nasional Republik Indonesia.

2010. Profil Daerah Jawa Barat.

http://www.indonesia.go.id. [1 Agustus 2010].

[OpenGeo]. About OpenGeo: OpenGeo Brings The Best Practices Of Open Source Software To Organizations Around The

World. http://opengeo.org/about/. [20

Februari 2011].

[OpenLayers]. OpenLayers: Free Maps for The Web. http://openlayers.org/. [6 April 2010]. Prahasta E. 2009. Sistem Informasi Geografis:

Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika. Robinson A, Morrison J, Muehrcke P,

Kimerling J, and Guptill S. 1995. Element of

Cartography. Ed ke-6. New York: John

Wiley & Sons Inc.

[SUN]. MySQL versus Oracle

Features/Functionality. http://blogs.sun.

com/GeorgeTrujillo/entry/mysql_versus_ora

cle_features_functionality. [20 Januari 2011].

Utdirartatmo F. 2002. Mengelola Database

Server MySQL di Linux dan Windows.


(21)

(22)

Lampiran 1 Karakteristik Pengguna SIGDUPOK

Pengguna Hak Akses Tingkat

Ketrampilan

Tanggung Jawab

Keterangan

Pengguna Biasa  Melihat tampilan utama SIGDUPOK

 Melihat menu-menu yang disediakan SIGDUPOK, kecuali menu administrator

 Melihat Peta Depok, tabel informasi peta, dan chart

 Dapat menggunakan menu navigasi pada halaman peta

 Mampu mengoperasi kan komputer

 Terbiasa menggunakan aplikasi internet

Tidak dibebankan tanggung jawab

Siapa saja yang mengakses sistem (khususnya, walikota Depok)

Administrator Semua hak akses yang dimiliki pengguna biasa

Menggunakan menu administrator / mengakses ke halaman GeoServer

Memanipulasi data sistem

 Mampu mengoperasi kan komputer

Terbiasa menggunakan aplikasi internet

Mampu menggunakan perangkat lunak yang digunakan oleh sistem (GeoServer, MySQL, FusionCharts, QuantumGIS)

Mengelola dan merawat

database, serta data peta

Administrator sistem (Divisi Kominfo Pemda Depok)

Lampiran 2 Use Case Pengguna Biasa

Melihat tabel informasi peta

Melihat chart

data peta Melihat beranda

SIGDUPOK

Melakukan

zoom-in peta

Melakukan

zoom-out peta Melihat tentang

SIGDUPOK


(23)

Lampiran 3 Use Case Administrator

Lampiran 4 Tabel Perbandingan GeoServer dengan MapServer

Perbandingan GeoServer MapServer

Bahasa Pemrograman Java C/C++

WMS Baik Sedikit lebih baik

WFS Didukung WFS-T Tanpa WFS-T

Teknologi J2EE CGI

Dimulainya Pengembangan 2003 1996

Administrasi Web Tool Mapfile

Ekstensibilitas Java PHP Mapscript

Kartografi Menggunakan standardisasi SLD (Styled Layer

Descriptor)

Mapfile

Pelayanan 1 layanan WMS/WFS/WCS untuk semua user

Layanan Mapfile

Query CQL dan filter OGC Statement SQL

Lampiran 5 Tabel Perbandingan Oracle dengan MySQL Menurut Fitur/Fungsinya

Fitur/Fungsi Oracle MySQL

Produk Database Produk yang berbayar : Oracle Enterprise, Standard, dan Stantard One.

Produk yang gratis : Oracle Express (up to 4GB).

Produk yang berbayar : MySQL Enteprise (lebih stabil).

Produk gratis : MySQL Community.

Administrasi Membutuhkan banyak

pengetahuan dan keahlian

Dapat dijalankan dan dikelola

tanpa keahlian yang

Melihat tabel informasi peta

Melihat chart

data peta Mengakses ke

GeoServer

Melihat beranda SIGDUPOK

Melakukan

zoom-in peta

Melakukan

zoom-out peta Mengedit data

SIGDUPOK

Melihat tentang SIGDUPOK


(24)

yang mendalam untuk mengelolanya, karena sangat kompleks.

mendalam.

Popularitas Sangat popular di perusahaan

bisnis menengah keatas

dengan data warehouse yang menengah/besar.

Sangat popular dengan

perusahaan web, perusahaan kecil menengah.

Aplikasi Domain Oracle unggul dalam aplikasi bisnis besar, data warehouse sedang/besar.

Unggul dalam pembuatan web, data warehouse dan

gaming skala

kecil/menengah.

Lingkungan Pengembangan

Java, .NET, APEX, Ruby, PHP. Untuk generasi aplikasi bisnis selanjutnya Oracle akan fokus ke Java.

PHP, Java, Ruby, .NET, Perl.

Tabel Beberapa tabel dengan banyak fitur.

Tabel digunakan untuk mesin penyimpanan yang

masing-masing memberikan

karakteristik dan perilaku yang berbeda.

Partisi Berbayar, dengan banyak fitur. Gratis, dengan fitur dasar.

Replikasi Berbayar, banyak fitur dan pilihan. Jauh lebih tinggi kompleksitas dengan banyak fitur. Menungkinkan banyak

data penyaringan dan

manipulasi.

Gratis, relatif mudah untuk membangun dan mengelola database.

Backup/Recovery RMAN (Recovery Manager) mendukung hot backup dan

berjalan sebagai pusat

repository untuk server

terpisah dari beberapa

database Oracle.

Tidak ada backup online, InnoDB Hot Backup.

Ekspor/Impor Memerlukan fitur lainnya. Mudah, sangat mendasar.

Katalog (kamus data) Menawarkan banyak informasi untuk tuning. Oracle mulai

dikenakan biaya untuk

penggunaan struktur metadata baru.

Skema informasi dan skema

database MySQL

menawarkan metadata dasar.

Penyimpanan Tabel dikelola dalam tablespace.

Masig-masing mesin

penyimpanan menggunakan penyimpanan yang berbeda. Bervariasi dari file individual ke tablespace.

Prosedur Penyimpanan Skalabilitas tak terbatas. Skalabilitas terbatas.

Manajemen/Monitoring Pengendalian grid menawarkan banyak fungsi.

MySQL Enterprice Monitor menawarkan fungsionalitas dasar. Tambahan solusi open source.


(25)

Lampiran 6 Hasil Uji Kesesuaian Hardware dan Software

No Software Kebutuhan

Minimum Software

Hasil Survei Hardware Hasil

Proces sor Intel Core i5-450M Memori DDR3 2GB VGA Intel GMA 4500 128 MB

20 GB available harddisk space Monitor Resolusi 1366x 768 pixel Sesuai Tidak Sesuai

1 Ubuntu 10.04 1. Processor 1 GHz 2. Memori 512 MB 3. VGA

64 MB, 64

bit

4. Harddisk

4 GB free space 5. Monitor 800x600, 16 bit display √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ 1 1 1 1 1

2 Geoserver 2.0.2 1. Processor 800 MHz 2. Memori 128 MB 3. VGA

64 MB, 64

bit

4. Harddisk

200 MB free space 5. Monitor 800x600, 16 bit display √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ 1 1 1 1 1 3 Quantum GIS 1.6.0 1. Processor 800 MHz 2. Memori 256 MB 3. VGA

64 MB, 64

bit

4. Harddisk

200 MB free space 5. Monitor 800x600, 16 bit display √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ - - - - - √ 1 1 1 1 1


(26)

4 PHP MyAdmin

1. Processor

800 MHz

2. Memori

128 MB 3. VGA

64 MB, 64

bit

4. Harddisk

100 MB free space

5. Monitor

800x600, 16 bit display

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

1

5 Fusion Charts

1. Processor

800 MHz

2. Memori

128 MB 3. VGA

64 MB, 64

bit

4. Harddisk

100 MB free space

5. Monitor

800x600, 16 bit display

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

1

Keterangan : 1 = sesuai 0 = tidak sesuai


(27)

Lampiran 7 Model Fisik Database pada MySQL

Tabel kecamatan

Field Tipe Keterangan

id_kec tinyint (4) primary key

nm_kec varchar (30)

Tabel kelurahan

Field Tipe Keterangan

id_kel tinyint (4) primary key

id_kec tinyint (4) nm_kel varchar (30)

Tabel penduduk

Field Tipe Keterangan

id_penduduk tinyint (4) primary key

Id_kel tinyint (4) jml_penduduk mediumint (9) jml_laki mediumint (9) jml_perem mediumint (9)

Tabel agama

Field Tipe Keterangan

id_agama tinyint (4) primary key

id_kel tinyint (4) islam mediumint (9) kristen mediumint (9) katholik mediumint (9) hindu mediumint (9) budha mediumint (9) lainnya mediumint (9)

Tabel pendidikan

Field Tipe Keterangan

id_pendidikan tinyint (4) primary key

id_kel tinyint (4) tdk_skl mediumint (9) tdk_tmt mediumint (9) sd mediumint (9) smp mediumint (9) sma mediumint (9) diploma mediumint (9) smuda mediumint (9) s1 mediumint (9) s2 mediumint (9) s3 mediumint (9)

Tabel pekerjaan

Field Tipe Keterangan

id_kerja tinyint (4) primary key

id_kel tinyint (4) awal mediumint (9) karyawan mediumint (9) buruh mediumint (9) tukang mediumint (9) swasta mediumint (9)


(28)

pnegara mediumint (9) pdaerah mediumint (9)

Tabel golongan_usia

Field Tipe Keterangan

id_usia tinyint (4) primary key

id_kel tinyint (4) prasekolah mediumint (9) usia_sd mediumint (9) usia_smp mediumint (9) usia_sma mediumint (9) usia_kuliah mediumint (9) usia_kerja mediumint (9) usia_pensiun mediumint (9)

Lampiran 8 Header SIGDUPOK

Lampiran 9 Footer SIGDUPOK


(29)

Lampiran 11 Halaman Menu SIG Depok


(30)

Lampiran 13 Halaman Peta Kecamatan


(31)

Lampiran 15 Halaman Peta Kelurahan

Lampiran 16 Data Flow Diagram Level 1

Pengguna Biasa Administrator

SIGDUPOK

1. Mengolah Data Peta

2. Mengolah Data Chart

3. Menampilkan Informasi Peta

4. Menampilkan

Informasi

Chart

Informasi

Peta Data Peta

Terolah

Data Chart

Terolah Data

Peta

Informasi

Chart

Data

Chart

Data

Peta Informasi Peta

Data Peta

Data

Chart

Data

Chart

Informasi


(32)

Lampiran 17 Arsitektur SIGDUPOK

(User Interface)

(Application Server)

(Database)

Lampiran 18 Tabel Pengujian SIGDUPOK

N o.

Aplikasi Deskripsi

Uji

Kondisi Awal Skenario Uji Hasil Yang

Diharapkan

Hasil Uji

1 Tabel Informasi Peta

Melihat informasi dari peta yang di klik

Tabel informasi peta belum terlihat

Klik peta wilayah kecamatan

Muncul tabel informasi jumlah penduduk tiap kecamatan

OK

2 Melihat

Chart

Melihat chart

jumlah penduduk tiap kecamatan

Tabel peta muncul, chart

belum terlihat

Klik link yang terdapat di kolom

fid pada tabel informasi peta

Muncul chart

yang berisi informasi mengenai jumlah penduduk tiap kelurahan

OK

3 Peta Depok (peta kecamatan dan peta kelurahan)

Melihat layer peta

Peta belum terlihat

Pilih menu layer peta, pilih layer

Peta yang dilengkapi dengan legenda akan terlihat

OK

4 Pewarnaan Peta Melihat kepadatan penduduk tiap kecamatan berdasarkan perbedaan warna Pewarnaan terlihat saat peta muncul

Pilih menu layer peta, pilih layer

Terlihat peta wilayah kecamatan, dimana setiap wilayah kecamatan akan memiliki warna yang berbeda-beda tergantung kepadatannya, warna merah

OK Quantum

GIS Shapefile

Aplikasi untuk mengolah data shapefile

GeoServer Aplikasi untuk menampilkan peta

di web

XML/HTTP

Menampilkan antarmuka berbasis web

Komponen antarmuka peta

Web Browser


(33)

untuk populasi tinggi, biru untukk populasi sedang, dan hijau untk populasi rendah. 5 Halaman

Beranda

Melihat informasi halaman utama dari sistem

Halaman Beranda belum terlihat

Menuliskan alamat localhost untuk mengakses sistem di bar web browser, yaitu

http://localhost:197 9/geoserver/www/gi sdepok/index.html

Muncul halaman utama dari sistem

OK

6 Halaman SIG Depok

Melihat informasi mengenai penjelasan tentang SIGDUPOK

Halaman utama sistem

Mengakses menu SIG Depok

Muncul halaman SIG Depok yang berisi

penjelasan tentang SIGDUPOK

OK

7 Zoom-in

dan zoom-out peta

Memperbesar dan

memperkecil ukuran tampilan peta

Ukuran default

peta

Mengakses simbol

zoom-in dan zoom-out pada peta

Muncul tampilan peta yang di zoom-out atau di

zoom-in


(34)

ABSTRACT

T R I C A H Y A U T A R I . Depok’s Population Geographic Information System With GeoServer (SIGDUPOK). Under the direction of HENDRA RAHMAWAN and HARI AGUNG ADRIANTO.

A tool that can be used to describe the condition of population is an informative and interactive web-based map (webgis). This research developed a population geographic information system using GeoServer. This system is a joint project between the Depok’s Government with BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) in an effort to increase the quality of population monitoring. This system was named SIGDUPOK which stands for Depok’s Population Geographic Information System With GeoServer.

The goal of this research is to build a geographic information system to provide information on Depok’s population in an interactive map. This system produces a web-based geographic information system that can display a digital map, information tables, and charts. This geographic information system presents information by using map as an interface, and displays Depok’s population distribution with parameters such as total population, educational level, religion, occupation, and age group. Research method on this system refers to GIS Development Guide developed by the Department of Geography University at Buffalo. This system was developed using Linux operating system, GeoServer as a mapping application, MySQL as a database management, and visualization applications charts using FusionCharts. This system is expected to be used by Depok Government for decision-making improvement of human resources and regional development.

Keyword : webgis, geographic information system, GeoServer, Depok’s population, population distribution.


(35)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kota Depok merupakan kota di propinsi Jawa Barat yang terletak di selatan Kota Jakarta. Pada tahun 2008 Kota Depok

mengalami pemekaran wilayah, dari 6

kecamatan menjadi 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan (Depok 2010). Menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah Tahun 2004, Kota Depok memiliki luas wilayah sekitar 200,29 km2 dengan jumlah penduduk adalah 1.353.249 jiwa, dan kepadatan penduduk sebanyak 6.756 jiwa/km2 (NKRI 2010). Jumlah penduduk ini terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pembangunan wilayah yang seimbang.

Kondisi wilayah Kota Depok merupakan tanah darat dan tanah sawah. Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi Kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Dari fungsi kota tersebut kepadatan penduduknya menyebar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah. Hal inilah yang menjadi pemicu dibangunnya sistem informasi Kota Depok dengan tujuan menginformasikan bagaimana persebaran penduduk kota Depok.

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan adalah dengan menggunakan media peta yang informatif dan interaktif berbasis web (webgis). Untuk mengembangkan webgis tersebut, Pemda Kota Depok bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) membuat

sebuah sistem informasi geografis

kependudukan menggunakan GeoServer yang diberi nama SIGDUPOK (Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok). Dalam pengerjaan sistem ini, penulis terlibat sebagai pengembang sistem.

Webgis Kota Depok diharapkan dapat menyajikan data dalam bentuk peta digital, tabel informasi peta dan grafik (chart). Dalam

penelitian ini kepadatan penduduk

dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu

kelompok kelas tinggi, sedang, dan rendah.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis Kota Depok untuk memberikan informasi kependudukan Kota Depok dalam bentuk peta interaktif yang dilengkapi tabel dan chart.

Ruang Lingkup

Penelitian ini dibuat dengan batasan sebagai berikut ini :

1 Sistem informasi disajikan dalam bentuk web yang dilengkapi dengan informasi dalam bentuk peta, tabel, dan chart.

2 Data spasial yang digunakan adalah data administrasi Kota Depok yang mencakup wilayah kecamatan serta kelurahan.

3 Data tektual yang digunakan adalah data kependudukan Kota Depok tahun 2007. 4 Sistem dikembangkan dengan platform

Linux dan aplikasi pemetaan GeoServer.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sistem ini adalah dapat diketahui penyebaran penduduk Kota Depok berdasarkan parameter kependudukan seperti, jumlah penduduk, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, serta golongan usia. Sistem ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan wilayah.

TINJAUAN PUSTAKA

Peta

Peta adalah penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya (Barus & Wiradisastra 2000). Sebuah peta dapat direpresentasikan dalam bentuk : 1 Titik

Merupakan bentuk geografis berdimensi nol yang merepresentasikan bentuk geografi dengan suatu posisi x, y dan dalam koordinat peta.

2 Garis

Merupakan bentuk geometri yang dihasilkan dari kumpulan titik yang saling berhubungan.

3 Area

Merupakan bentuk geografi berdimensi dua. Digunakan untuk menggambar batas suatu wilayah.

4 Permukaan 3D

Merupakan bentuk geografi yang memiliki unsur panjang, lebar, dan tinggi.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis adalah sistem komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk


(36)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kota Depok merupakan kota di propinsi Jawa Barat yang terletak di selatan Kota Jakarta. Pada tahun 2008 Kota Depok

mengalami pemekaran wilayah, dari 6

kecamatan menjadi 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan (Depok 2010). Menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah Tahun 2004, Kota Depok memiliki luas wilayah sekitar 200,29 km2 dengan jumlah penduduk adalah 1.353.249 jiwa, dan kepadatan penduduk sebanyak 6.756 jiwa/km2 (NKRI 2010). Jumlah penduduk ini terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pembangunan wilayah yang seimbang.

Kondisi wilayah Kota Depok merupakan tanah darat dan tanah sawah. Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi Kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Dari fungsi kota tersebut kepadatan penduduknya menyebar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah. Hal inilah yang menjadi pemicu dibangunnya sistem informasi Kota Depok dengan tujuan menginformasikan bagaimana persebaran penduduk kota Depok.

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan adalah dengan menggunakan media peta yang informatif dan interaktif berbasis web (webgis). Untuk mengembangkan webgis tersebut, Pemda Kota Depok bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) membuat

sebuah sistem informasi geografis

kependudukan menggunakan GeoServer yang diberi nama SIGDUPOK (Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok). Dalam pengerjaan sistem ini, penulis terlibat sebagai pengembang sistem.

Webgis Kota Depok diharapkan dapat menyajikan data dalam bentuk peta digital, tabel informasi peta dan grafik (chart). Dalam

penelitian ini kepadatan penduduk

dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu

kelompok kelas tinggi, sedang, dan rendah.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis Kota Depok untuk memberikan informasi kependudukan Kota Depok dalam bentuk peta interaktif yang dilengkapi tabel dan chart.

Ruang Lingkup

Penelitian ini dibuat dengan batasan sebagai berikut ini :

1 Sistem informasi disajikan dalam bentuk web yang dilengkapi dengan informasi dalam bentuk peta, tabel, dan chart.

2 Data spasial yang digunakan adalah data administrasi Kota Depok yang mencakup wilayah kecamatan serta kelurahan.

3 Data tektual yang digunakan adalah data kependudukan Kota Depok tahun 2007. 4 Sistem dikembangkan dengan platform

Linux dan aplikasi pemetaan GeoServer.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sistem ini adalah dapat diketahui penyebaran penduduk Kota Depok berdasarkan parameter kependudukan seperti, jumlah penduduk, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, serta golongan usia. Sistem ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan wilayah.

TINJAUAN PUSTAKA

Peta

Peta adalah penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya (Barus & Wiradisastra 2000). Sebuah peta dapat direpresentasikan dalam bentuk : 1 Titik

Merupakan bentuk geografis berdimensi nol yang merepresentasikan bentuk geografi dengan suatu posisi x, y dan dalam koordinat peta.

2 Garis

Merupakan bentuk geometri yang dihasilkan dari kumpulan titik yang saling berhubungan.

3 Area

Merupakan bentuk geografi berdimensi dua. Digunakan untuk menggambar batas suatu wilayah.

4 Permukaan 3D

Merupakan bentuk geografi yang memiliki unsur panjang, lebar, dan tinggi.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis adalah sistem komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk


(37)

digital dan analisis terhadap permukaan geografi bumi (Charter & Agtrisari 2003). Sistem ini dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. Menurut Robinson et al. (1995), komponen pada sistem informasi geografis ada empat, yaitu seperti tergambar pada Gambar 1. 1 Perangkat keras

Sistem informasi geografis (SIG) membutuhkan komputer untuk menyimpan dan untuk mengolah data. Ukuran dari sistem komputerisasi tergantung pada tipe SIG itu sendiri. SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam SIG membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori besar dan prosesor yang cepat.

2 Software

Software atau perangkat lunak SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah :

Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis.

Database management system (DBMS).

Tool yang mendukung kueri geografis, analisis, dan visualisasi.

Graphical user interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografis. 3 Data

Data dalam SIG dibagi menjadi dua bentuk, yaitu data spasial dan data aspasial (data atribut). Data spasial adalah data yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang di-set

ke dalam bentuk koordinat. Data aspasial adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan, dan lain-lain.

4 Organisasi Pengelola dan Pengguna

Banyak SIG yang dikembangkan langsung oleh pengguna karena kebutuhan penerapan teknologi. Oleh karena itu, bentuk organisasi harus erat kaitannya dengan pengguna. Organisasi yang dibentuk harus sesuai dengan prinsip yang dikembangkan, karena bentuk organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proyek SIG.

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

Sistem informasi geografis berbasis web merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet, khususnya dengan layanan webnya. Dengan demikian, setiap pengguna yang memanfaatkan aplikasi

browser internet dapat mengirimkan beberapa

request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML (Prahasta 2009).

GeoServer

GeoServer adalah perangkat lunak server

berbasis Java yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data geospasial (GeoServer 2010). GeoServer dibangun dengan

library GeoTools. GeoTools adalah Java Toolkit untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java berdasarkan standar dari OpenGIS.

GeoServer menitikberatkan pada kemudahan penggunaan dan standar dalam menyajikan data geospatial lewat web. GeoServer dirancang untuk menerbitkan data dari semua sumber data spasial dengan menggunakan standar OGC (Open Geospatial Consortium). Layanan yang disediakan oleh GeoServer adalah layanan yang sesuai dengan open geospatial consortium

(OGC) yaitu web feature service (WFS) dan web map service (WMS).

Sebuah web map service (WMS) menghasilkan peta berreferensi geografis. Peta yang dimaksud adalah representasi visual dari geodata. Spesifikasi WMS memberikan standar bagaimana peta dapat diminta oleh client dan bagaimana server menjelaskan data yang dimilikinya. Pada spesifikasi implementasi WMS, ada tiga operasi WMS, yaitu :

 GetCapabilities

Menampilkan service-level metadata yang berisi deskripsi informasi yang dimiliki WMS dan parameter permintaan yang dapat diterima.

 GetMap

Mendapatkan peta dengan parameter dimensi dan geospasial yang telah didefinisikan dengan jelas.

 GetFeatureInfo

Meminta informasi mengenai fitur tertentu yang ditampilkan pada peta.

WFS atau web feature service merupakan layanan publikasi data geospasial pada tingkat fitur data spasial melalui media web. Spesifikasi OGC untuk WFS menggunakan teknologi XML


(1)

pnegara mediumint (9)

pdaerah mediumint (9)

Tabel golongan_usia

Field Tipe Keterangan

id_usia tinyint (4) primary key

id_kel tinyint (4)

prasekolah mediumint (9)

usia_sd mediumint (9)

usia_smp mediumint (9)

usia_sma mediumint (9)

usia_kuliah mediumint (9)

usia_kerja mediumint (9)

usia_pensiun mediumint (9)

Lampiran 8 Header SIGDUPOK

Lampiran 9 Footer SIGDUPOK


(2)

Lampiran 11 Halaman Menu SIG Depok


(3)

Lampiran 13 Halaman Peta Kecamatan


(4)

Lampiran 15 Halaman Peta Kelurahan

Lampiran 16 Data Flow Diagram Level 1

Pengguna Biasa Administrator

SIGDUPOK

1. Mengolah Data Peta

2. Mengolah Data Chart

3. Menampilkan Informasi Peta

4. Menampilkan

Informasi

Chart

Informasi

Peta Data Peta

Terolah

Data Chart

Terolah Data

Peta

Informasi

Chart

Data

Chart

Data

Peta Informasi Peta

Data Peta

Data

Chart

Data

Chart

Informasi


(5)

Lampiran 17 Arsitektur SIGDUPOK

(User Interface)

(Application Server)

(Database)

Lampiran 18 Tabel Pengujian SIGDUPOK

N o.

Aplikasi Deskripsi

Uji

Kondisi Awal Skenario Uji Hasil Yang

Diharapkan

Hasil Uji

1 Tabel Informasi Peta

Melihat informasi dari peta yang di klik

Tabel informasi peta belum terlihat

Klik peta wilayah kecamatan

Muncul tabel informasi jumlah penduduk tiap kecamatan

OK

2 Melihat

Chart

Melihat chart

jumlah penduduk tiap kecamatan

Tabel peta muncul, chart

belum terlihat

Klik link yang terdapat di kolom

fid pada tabel informasi peta

Muncul chart

yang berisi informasi mengenai jumlah penduduk tiap kelurahan

OK

3 Peta Depok (peta kecamatan dan peta kelurahan)

Melihat layer peta

Peta belum terlihat

Pilih menu layer peta, pilih layer

Peta yang dilengkapi dengan legenda akan terlihat

OK

4 Pewarnaan Peta Melihat kepadatan penduduk tiap kecamatan berdasarkan perbedaan warna Pewarnaan terlihat saat peta muncul

Pilih menu layer peta, pilih layer

Terlihat peta wilayah kecamatan, dimana setiap wilayah kecamatan akan memiliki warna yang berbeda-beda

OK

Quantum

GIS Shapefile

Aplikasi untuk mengolah data shapefile

GeoServer

Aplikasi untuk menampilkan peta di web

XML/HTTP

Menampilkan antarmuka berbasis web

Komponen antarmuka peta

Web Browser


(6)

untuk populasi tinggi, biru untukk populasi sedang, dan hijau untk populasi rendah. 5 Halaman

Beranda

Melihat informasi halaman utama dari sistem

Halaman Beranda belum terlihat

Menuliskan alamat localhost untuk mengakses sistem di bar web browser, yaitu http://localhost:197 9/geoserver/www/gi sdepok/index.html Muncul halaman utama dari sistem

OK

6 Halaman SIG Depok Melihat informasi mengenai penjelasan tentang SIGDUPOK

Halaman utama sistem

Mengakses menu SIG Depok

Muncul halaman SIG Depok yang berisi

penjelasan tentang SIGDUPOK

OK

7 Zoom-in

dan zoom-out peta

Memperbesar dan

memperkecil ukuran tampilan peta

Ukuran default

peta

Mengakses simbol

zoom-in dan zoom-out pada peta

Muncul tampilan peta yang di zoom-out atau di

zoom-in