Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar

PERFORMA TERNAK DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI
PAKAN WAFER KOMPLIT LIMBAH SAYURAN PASAR

NUKE ANGLIA PRAMESTI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ternak
Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Oktober 2013
Nuke Anglia Pramesti
NIM D24090147

ABSTRAK
NUKE ANGLIA PRAMESTI. Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi
Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar. Dibimbing oleh YULI RETNANI
dan KUKUH BUDI SATOTO.
Domba ekor tipis merupakan salah satu domba lokal yang mampu
menunjang kebutuhan protein hewani masyarakat. Wafer komplit limbah sayuran
pasar adalah salah satu produk hasil teknologi pakan yang memiliki nilai nutrisi
yang lebih baik dibandingkan dengan pakan konvensional (hijauan dan dedak
padi). Sebanyak 15 ekor domba ekor tipis diberikan wafer komplit limbah sayuran
pasar pada taraf yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membandingkan pengaruh pemberian wafer pakan komplit limbah sayuran pasar
pada taraf yang berbeda terhadap produktivitas domba ekor tipis. Parameter yang
digunakan adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi
pakan, dan Income Over Feed Cost (IOFC). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penambahan wafer komplit limbah sayuran pasar mampu meningkatkan

bobot badan domba, namun tidak mempengaruhi konsumsi pakan domba. Wafer
komplit limbah sayuran pasar yang diberikan sebesar 100% kepada domba
memiliki nilai konversi pakan terendah. Namun, pemberian 25% wafer komplit
limbah sayuran pasar dapat memberikan nilai IOFC tertinggi.
Kata kunci : domba, konsumsi, konversi pakan, pakan komplit, wafer
ABSTRACT
NUKE ANGLIA PRAMESTI. Performance of Thin-Tailed Sheep that is given
Wafer Complete Feed of Vegetable Waste. Supervised by YULI RETNANI and
KUKUH BUDI SATOTO.
Thin-tailed sheep is one of local sheep that can help to support the needs
of society’s animal protein. Wafer complete feed of waste vegetable market is one
of the feed results of technology that has nutritional value better than feeding a
conventional feed (forage and rice bran). A number of 15 thin-tailed sheep was
given wafer complete feed of waste vegetable market at different levels. The
purpose of this study was to compare the effect of wafer complete of vegetable
waste treatment on different levels to the productivity of thin-tailed sheep.
Parametes measured were feed consumption, daily weight gain, feed conversion,
and income over feed cost (IOFC). The results obtained were treatment with wafer
complete of vegetable waste were able to increase the sheep’s body weight, but
didn’t effect on sheep’s daily consumption. Wafer complete feed of waste

vegetable market that was given 100% to the sheep had the lowest feed
conversion. Meanwhile, level of 25% wafer complete feed had the highest value
of IOFC.
Keywords: Complete feed, consumption, feed conversion, sheep, wafer

PERFORMA TERNAK DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI
PAKAN WAFER KOMPLIT LIMBAH SAYURAN PASAR

NUKE ANGLIA PRAMESTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil
Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan
: Novelyn C Naibaho
: D24090150

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nahrowi, MSc
Pembimbing I

Dr Ir Rita Mutia, MAgr
Pembimbing II

Dilcetahui oleh


Tanggal Lulus: (

D3 C. .

'u

3

)

Judul Skripsi : Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer
Komplit Limbah Sayuran Pasar
Nama
: Nuke Anglia Pramesti
NIM
: D24090147

Disetujui oleh


Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc
Pembimbing I

Ir Kukuh Budi Satoto, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala serta
karuniaNya penulis ucapkan sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2012 dengan judul
Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Wafer Komplit Limbah Sayuran
Pasar.
Domba ekor tipis dipilih karena berpotensi untuk dikembangkan. Domba

ini termasuk domba lokal yang banyak dipelihara oleh peternak. Di lain sisi,
limbah sayuran pasar merupakan salah satu limbah yang berpotensi untuk menjadi
pakan ternak dengan adanya proses yang lebih lanjut, yaitu wafer. Sehingga
diharapkan, dengan pemberian wafer yang berbahan baku limbah sayuran pasar
ini mampu meningkatkan performa domba ekor tipis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih belum
sempurna. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar karya ilmiah
ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan informasi dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Bogor, Oktober 2013

Nuke Anglia Pramesti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Bahan

Alat
Lokasi dan waktu penelitian
Prosedur percobaan
Pembuatan pakan wafer komplit limbah sayuran pasar
Prosedur pemeliharaan
Perhitungan konsumsi pakan
Pertambahan bobot badan
Konversi pakan
IOFC (Income Over Feed Cost)
Analisa Data
Perlakuan
Perlakuan rancangan percobaan
Peubah yang diamati
Konsumsi bahan kering
Konsumsi protein kasar
Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)
Pertambahan bobot badan
Konversi pakan
IOFC (Income Over Feed Cost)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Pakan
Konsumsi bahan kering
Konsumsi protein kasar
Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)
Pertambahan bobot badan
Konversi pakan
IOFC (Income Over Feed Cost)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH

viii
viii
1
2
2

2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5

5
5
6
7
8
9
9
10
10
10
10
12
13
13

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Formulasi ransum
Komposisi nutrien perlakuan
Rataan konsumsi bahan kering harian domba (g ekor-1 hari-1)
Rataan konsumsi protein kasar harian domba (g ekor-1 hari-1)
Rataan konsumsi Total Digestible Nutrient harian domba (g ekor-1 hari-1)
Rataan dari pertambahan bobot badan domba selama 8 minggu
pemeliharaan (g ekor-1 hari-1)
7 Konversi pakan
8 Perhitungan IOFC (Rupiah)

2
2
6
7
8
8
9
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Lampiran 1 Anova hasil sidik ragam konsumsi bahan kering
Lampiran 2 Anova hasil sidik ragam konsumsi protein
Lampiran 3 Uji lanjut Duncan konsumsi protein kasar
Lampiran 4 Anova hasil sidik ragam Total Digestible Nutrient (TDN)

11
11
11
12

1

PENDAHULUAN
Pertumbuhan yang lambat dan penghasil daging yang sedikit merupakan
salah satu ciri dari domba lokal Indonesia. Domba ekor tipis merupakan salah satu
domba lokal yang memiliki ciri-ciri tersebut. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang dapat menghambat usaha peternakan yang mampu mempengaruhi
pendapatan peternak. Lambatnya pertumbuhan yang terjadi pada domba lokal
dapat disebabkan karena rendahnya kualitas dan ketersediaan hijauan. Salah satu
alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah limbah sayuran
pasar. Ketersediaannya yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis apabila
diubah menjadi pakan ternak yang murah dan berguna.
Teknologi yang dapat mengolah limbah sayuran pasar menjadi pakan
ternak adalah teknologi dengan pengepresan yang menghasilkan produk berupa
wafer (Retnani et al. 2010a). Wafer merupakan produk hasil pengepresan
menggunakan mesin kempa dengan teknik pencampuran bahan. Bahan pakan
yang digunakan adalah limbah sayuran pasar. Limbah sayuran pasar merupakan
sisa-sisa, hasil penyiangan, maupun bagian dari sayuran ataupun buahan yang
tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia (Saenab 2010). Wafer pakan sumber
serat yang berasal dari limbah sayuran pasar tradisional merupakan pakan
alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada saat musim kemarau (Saenab dan
Retnani 2011). Limbah sayuran pasar yang digunakan berupa klobot jagung, daun
kembang kol, dan limbah kecambah tauge. Klobot jagung memiliki kandungan
serat sebesar 32% yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan sumber serat (Retnani
et al. 2010b). Daun kembang kol merupakan bagian sayuran yang umumnya tidak
dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Meski demikian, hasil analisa
menunjukkan bahwa tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang
cukup tinggi, yaitu 25.18 g per 100 g dan kandungan energi metabolis sebesar
3523 kcal kg-1. Limbah kecambah tauge dapat menjadi salah satu pakan sumber
energi, dengan kandungan energi metabolis sebesar 3737 kcal kg-1 (Saenab 2010).
Komposisi pada wafer tersebut dibuat sedemikian rupa agar menyerupai
komposisi hijauan pakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi domba dan
dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Selain itu, diharapkan
juga dengan pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar ini produktivitas
domba dapat meningkat.
Pada penelitian sebelumnya, Retnani et al. (2010a) menggunakan pakan
wafer limbah sayuran pasar untuk melihat produktivitas domba ekor gemuk. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa domba yang diberi pakan 50% rumput
lapang dan 50% wafer limbah sayuran pasar mampu meningkatkan konsumsi
bahan kering dan pertambahan bobot badan harian domba sebesar 19% dan 24%
dibandingkan dengan domba yang tidak mengonsumsi wafer limbah sayuran
pasar. Selain itu, nilai konversi pakan yang dihasilkan kecil. Hasil penelitian
tersebut merupakan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Ternak yang
digunakan dalam penelitian ini adalah domba ekor tipis. Pada penelitian ini akan
dilihat produktivitas dari domba ekor tipis. Selain itu, taraf pemberian pakan
wafer komplit limbah sayuran pasar yang berbeda diberikan pada domba juga
dilakukan sehingga dapat mengetahui produktivitas domba ekor tipis yang paling
baik.

2
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian wafer
pakan komplit limbah sayuran pasar pada taraf yang berbeda terhadap
produktivitas domba ekor tipis.

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor ternak domba
ekor tipis jantan dengan rata-rata bobot badan 25.15 ± 6.17 kg. Pakan yang
digunakan adalah hijauan, dedak padi, dan wafer komplit imbah sayuran pasar
yang terdiri dari daun kembang kol, limbah kecambah tauge, klobot jagung,
bungkil kelapa, urea, molasses, premix, dan CaCO3 (Retnani et al. 2010a).
Formulasi ransum yang diberikan dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan komposisi
nutrien ransum dapat dilihat pada tabel 2.

Bahan Pakan
Hijauan
Dedak Padi
Wafer Limbah
Sayuran Pasar

Perlakuan
R1a
R2
R3
R4
R5

Tabel 1 Formulasi ransum (%)
Perlakuan
R1
R2
R3
66.67
50.00
33.33
33.33
25.00
16.67
0.00

25.00

50.00

R4
16.67
8.33

R5
0.00
0.00

75.00

100.00

Tabel 2 Komposisi Nutrien Perlakuan
BK
Abu
PK
SK
LK
Beta-N
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
84.21 12.41 16.90 23.04
4.18
43.47
85.24 9.70 17.77 23.63
3.50
42.49
86.27 6.99 18.64 24.21
2.81
41.51
87.30 4.28 19.52 24.80
2.13
40.52
88.33 1.57 20.39 25.39
1.44
39.54

GE
1856.22
2324.50
2792.78
3260.72
3729.00

a

R1: 100% pakan konvensional (hijauan dan dedak padi); R2: 75% pakan konvensional + 25%
wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R3: 50% pakan konvensional + 50% wafer pakan
komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah
sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi peralatan untuk
pembuatan wafer yang terdiri dari mesin chopper (kapasitas 500 kg jam-1, power 1
hp, phase 2 dan komponen utama pisau pemotong), mesin kempa, bak untuk
mencampur ransum, timbangan, ember, dan karung untuk menyimpan wafer.

3
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di peternakan rakyat yang terletak di daerah
Cilangkap-Jakarta Timur selama 8 minggu dari bulan Juli hingga September
2012. Pembuatan wafer dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Industri
Pakan dan Laboratorium Ilmu dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Prosedur Percobaan
Pembuatan Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar
Pembuatan wafer komplit limbah sayuran pasar meliputi beberapa tahapan
yang diilustrasikan pada diagram berikut:
Limbah sayuran
pasar dikeringkan
sinar matahari

Dicacah dengan
chopper

Dicampur dengan
bungkil kelapa.
molasses, urea,
premix, dan CaCO3

Cetak dengan mesin
kempa berukuran
5x5x5 cm
(1500C, 15-20 menit)

Wafer komplit
limbah sayuran pasar

Gambar 1 Diagram alir pembuatan wafer komplit limbah sayuran pasar
Prosedur Pemeliharaan
Domba ekor tipis dipelihara dalam kandang individu yang berukuran
2x1x0.50 m3. Tempat makan domba berupa wadah plastik yang berukuran
30x30x15 cm3 dan tempat minum domba berupa ember plastik. Pada saat minggu
ke-0, domba diberikan obat cacing untuk menghindari adanya penyakit pada
domba selama penelitian. Pemberian pakan yang dilakukan kepada domba ekor
tipis sesuai dengan perlakuan yang diperoleh. Untuk perlakuan R1, domba
diberikan hijauan sebanyak 2 kg dan dedak padi sebanyak 1 kg. Untuk perlakuan
R2, hijauan yang diberikan sebanyak 1.5 kg, dedak padi sebanyak 0.75 kg, dan
wafer komplit limbah sayuran pasar sebanyak 0.75 kg. Domba dengan perlakuan
R3 memperoleh hijauan, dedak padi dan wafer komplit limbah sayuran pasar
berturut-turut sebanyak 1 kg, 0.5 kg, dan 1.5 kg. Untuk perlakuan R4, hijauan
yang diberikan sebanyak 0.5 kg, dedak padi sebanyak 0.25 kg, dan wafer komplit
limbah sayuran pasar sebanyak 2.25 kg. Untuk perlakuan R5, domba diberikan
hanya wafer komplit limbah sayuran pasar sebanyak 3 kg.

4
Perhitungan Konsumsi Pakan
Untuk menghitung konsumsi pakan, domba diberikan hijauan di pagi hari
(08.00 WIB) dan dedak di siang hari (12.00 WIB) sesuai dengan perlakuan. Pada
saat akan diberikan dedak di siang hari, sisa dari hijauan ditimbang untuk
mengetahui sisa pakan hijauan. Kemudian pada saat sore hari, dedak yang bersisa
ditimbang dan digantikan dengan wafer sesuai perlakuan. Keesokan harinya,
wafer yang bersisa ditimbang pada pagi hari sebelum diberikan rumput lapang.
Untuk perlakuan 5 yaitu perlakuan yang domba diberikan wafer sepanjang hari,
pada pagi hari wafer diberikan ke domba dengan jumlah setengah dari seluruh
kebutuhan wafer dalam sehari. Kemudian setengah lagi diberikan waktu sore hari.
Keesokan harinya, sisa wafer ditimbang dan dicatat untuk mengetahui berapa sisa
wafer dari yang dikonsumsi.
Pertambahan Bobot Badan
Domba ditimbang berat badannya sebelum dilakukan penelitian (minggu
ke-0) dengan menggunakan timbangan sederhana yang terdiri dari karung dan
timbangan. Kemudian, setiap 2 minggu sekali domba ditimbang kembali untuk
melihat apakah ada pertambahan bobot badan yang dihasilkan hingga minggu ke8 penelitian.
Konversi Pakan
Konversi pakan adalah salah satu indikator untuk mengetahui banyak
pakan yang dibutuhkan untuk setiap kenaikan 1 kg bobot badan atau 1 unit bobot
badan. Konversi pakan diperoleh dari konsumsi BK domba dibagi dengan
pertambahan bobot badan harian yang terjadi pada domba.
IOFC (Income Over Feed Cost)
Keuntungan yang diperoleh oleh peternak selama memelihara ternak dapat
dihitung menggunakan IOFC, yaitu berdasarkan harga beli, harga jual ternak,
serta biaya pakan untuk ternak selama pemeliharaan. Nilai IOFC diperoleh dengan
cara harga jual domba dikurangi dengan harga beli domba, setelah itu nilai yang
diperoleh dari pengurangan tersebut dikurangi lagi dengan total biaya pakan
selama pemeliharaan.
Analisa data
Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan sebagai berikut :
R1 : 100% pakan konvensional (hijauan + dedak padi)
R2 : 75% pakan konvensional + 25% wafer komplit limbah sayuran pasar
R3 : 50% pakan konvensional + 50% wafer komplit limbah sayuran pasar
R4 : 25% pakan konvensional +75% wafer komplit limbah sayuran pasar
R5 : 100% wafer komplit limbah sayuran pasar
Perlakuan Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Model matematik yang digunakan
adalah sebagai berikut :

5
Yij = μ + i + βj +εij
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan perlakuan ke- i, kelompok ke-j
μ = nilai rata-rata
I = pengaruh perlakuan ke-i
Βj = pengaruh kelompok ke-j
εij = galat perlakuan ke-i, perlakuan ke-j
Analisis data untuk penelitian ini menggunakan ANOVA (sidik ragam) dan
jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan
(Steel dan Torrie 1993).
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi bahan kering = konsumsi pakan x kadar BK pakan (%)
2. Konsumsi Protein Kasar
Konsumsi protein kasar = konsumsi bahan kering x kadar PK pakan (%)
3. Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)
Konsumsi TDN = konsumsi bahan kering x kadar TDN pakan
4. Pertambahan Bobot Badan
PBBH (gr/hari) =
5. Konversi Pakan
Konversi pakan =

Bobot Badan Awal (g) – Bobot Badan Akhir (g)
Lama Penggemukan (hari)
Konsumsi BK (g)
PBBH (g)

6. IOFC (Income Over Feed Cost)
IOFC = (Harga jual – Harga beli) – Biaya Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang
akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi.
Konsumsi pakan meliputi konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, dan
konsumsi TDN (Total Digestible Nutrient).
Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi bahan kering merupakan salah satu faktor yang sangat penting,
karena kapasitas mengonsumsi pakan secara aktif merupakan faktor pembatas

6
yang mendasar pada pemanfaatan pakan (Devendra dan McLeroy 1992). Rataan
konsumsi bahan kering pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.
Pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar secara bertaraf tidak
mempengaruhi konsumsi bahan kering dari domba ekor tipis. Konsumsi harian
bahan kering domba berkisar antara 1454 sampai 1624 g ekor-1 hari-1. Data yang
tercantum pada tabel 3 menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering domba yang
mendapat perlakuan wafer rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan domba
yang tidak diberikan wafer komplit limbah sayuran pasar. Perbedaan konsumsi
bahan kering diakibatkan oleh beberapa faktor. Menurut Parakkasi (1999), faktor
yang mempengaruhi tingkat konsumsi dari faktor hewan adalah bobot badan atau
besarnya tubuh, bobot badan dewasa, jenis kelamin, umur, faktor genetik, dan
jenis bangsa.
Tabel 3 Rataan konsumsi bahan kering harian domba (g ekor-1 hari-1)
Konsumsi BK
Hijauan
Dedak
Wafer
Total konsumsi
% BB

a

R1
1050 ± 68
509 ± 29

1559 ± 97
6.01

R2
787 ± 110
409 ± 36
402 ± 10
1598 ± 156
5.46

Perlakuan
R3
540 ± 32
328 ± 43
737 ± 43
1624 ± 117
5.63

R4
328 ± 27
190 ± 22
936 ± 15
1454 ± 138
5.36

R5


1487 ± 109
1487 ± 109
5.05

a

R1: 100% pakan konvensional (hijauan dan dedak padi); R2: 75% pakan konvensional + 25%
wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R3: 50% pakan konvensional + 50% wafer pakan
komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah
sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Berdasarkan %BB, konsumsi bahan kering menurun dengan bertambahnya
wafer komplit limbah sayuran pasar dalam ransum, dari 6.01% pada R1 menjadi
5.46%, 5.63%, 5.36%, dan 5.05% untuk R2, R3, dan R4. Menurunnya konsumsi
bahan kering domba diduga karena kandungan serat kasar yang semakin tinggi
seiring dengan bertambahnya wafer komplit limbah sayuran pasar dalam ransum.
Meskipun konsumsi bahan kering dalam %BB menurun, namun konsumsi bahan
kering domba telah memenuhi standar NRC (2006) yang menyatakan bahwa
kebutuhan bahan kering dalam ransum untuk domba dengan bobot badan 10
sampai 20 kg adalah 3 sampai 4%.
Konsumsi Protein Kasar
Protein adalah salah satu molekul kompleks yang terdiri dari nitrogen.
Kebutuhan ternak akan nitrogen biasanya disebutkan dalam bentuk protein kasar.
Protein yang diberikan pada domba dihitung berdasarkan kandungan protein kasar
dalam pakan dan kebutuhan domba tersebut (Purwono 2006). Domba
membutuhkan sejumlah protein untuk pertumbuhan, untuk penggantian jaringan
tubuh dan cairan, dan untuk pertumbuhan wol (Kammlade 1947).
Meningkatnya persentase wafer komplit limbah sayuran pasar yang
diberikan kepada ternak mempengaruhi konsumsi protein kasar domba (P