Hubungan Body Mass Index BMI dan Karies Kerangka Konsep

3. Bila gigi sudah dicabut karena karies, maka pada waktu menghitung permukaan yang hilang dikurangi satu permukaan sehingga untuk gigi posterior dihitung 4 permukaan dan 3 permukaan untuk gigi anterior. 4. Kriteria untuk F sama dengan DMFT c. deft, defs Pengukuran ini digunakan untuk gigi susu. e dihitung bila gigi susu dicabut karena karies. Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah 1 prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi DMF akibat karies, 2 PTI Performance Treatment Index, yaitu persentase yang melakukan penambalan F dari orang-orang dengan pengalaman karies DMF, diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi tetapnya. 3

2.3 Hubungan Body Mass Index BMI dan Karies

Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya karies, yaitu kebersihan rongga mulut, komposisi dan frekuensi diet, status sosio ekonomi, kandungan imunoglobulin dalam saliva untuk melawan bakteri, dan asupan fluoride . 2 Hubungan kesehatan mulut yang buruk dengan obesitas akan cenderung dikaitkan dengan kualitas diet. Hal ini terbukti dari literatur ilmiah bahwa kesehatan umum memiliki dampak besar pada kesehatan mulut dan sebaliknya. 8 Hubungan antara BMI dan karies adalah berat badan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan lesi karies karena memiliki kecenderungan pola diet yang tinggi. 5 Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetraliser asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan dan minuman berkarbohidrat terlalu 19 Universitas Sumatera Utara sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies. 19

2.4 Kerangka Konsep

1. Skor dft 2. Skor DFT 3. Pengalaman karies gigi susu dan permanen dft+DFT Body Mass Index Z score: 1. Gemuk a. Obesitas b. Gemuk 2. Normal 3. Kurus a. Kurus b. Sangat kurus Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei analitik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Swasta Santo Thomas 2 yang terletak di Jalan Gatot Subroto Gang Harapan No.6, Kelurahan Sei Sikambing, Kecamatan Medan Helvetia. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 6 bulan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah murid SD Santo Thomas 2 yang berjumlah 825 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu kelas III dan IV yang berjumlah 288 orang. Pemilihan kelas III dan kelas IV menjadi sampel karena anak masih dalam tahap gigi bercampur. Besar sampel pada penelitian ini adalah 90 orang yang diambil secara purposif. Sampel yang dipilih dibagi ke dalam 5 kategori standar pengukuran BMI yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk, dan obesitas. Standar Pengukuran BMI Interpretasi -3SD Sangat kurus -3SD sampai dengan -2SD Kurus -2SD sampai dengan 1SD Normal 1SD sampai dengan 2SD Gemuk 2SD Obesitas Universitas Sumatera Utara