Rancangan Analisis TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rancangan Analisis

Dalam sintesis suatu senyawa kimia atau senyawa obat yang baik, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan tersebut antara lain berupa bahan dasar sintesis, pereaksi, pengertian yang mendalam mengenai mekanisme reaksi yang akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis. Untuk dapat memperoleh hasil sintesis yang baik serta hasil sampingan sedikit mungkin sehingga memudahkan pada waktu pemurnian perlu dipakai bahan dasar sintesis yang tepat, mudah didapat, maka diperlukan suatu rancangan atau pola analisis, yang dikenal dengan nama analisis desain. Rancangan atau pola analisis ini didasarkan pada pemecahan bagian-bagian tertentu dari senyawa yang disintesis menjadi bagian yang lebih kecil yang disebut sinton. Sehingga senyawa yang lebih kecil hasil pemecahan senyawa yang disintesis disebut senyawa sinton. Sinton dan senyawa sinton seperti Gambar 2.1. Gambar 2.1 Sinton dan senyawa sinton Warren, 1981 Senyawa sinton hasil pemecahan ini mungkin masih belum sederhana atau belum terdapat dalam laboratorium maupun belum diperdagangkan. Kalapun ada, harganya sangat mahal, maka perlu diadakan pemecahan lebih lanjut sehingga didapatkan senyawa sinton yang lebih sederhana dan mudah didapat. Karena rancangan atau pola analisis ini berdasarkan pemecahan senyawa besar menjadi senyawa sinton yang lebih kecil, maka cara analisis ini dikenal dengan nama diskoneksi. Tanda atau simbol dilakukannya diskoneksi adalah . Untuk dapat mengadakan diskoneksi sehingga mendapatkan bahan-bahan dasar yang tepat di atas, serta pereaksi yang tepat untuk katalisator, diperlukan pendalaman mekanisme reaksi kimia, sehingga dalam sintesis senyawa kimia atau obat, setelah didapatkan bahan dasar atau senyawa sinton, perlu diadakan penulisan kembali mekanisme reaksi pembentukan senyawa yang akan disintesis, untuk mengetahui suasana selama sintesis, reagen-reagen dan alat-alat yang diperlukan Warren, 1981. Retrosintetik adalah proses pembelahan molekul target ke dalam bahan awal. Proses ini dapat terjadi melaui 2 cara, yaitu melalui proses Interkonversi Gugus Fungsional IGF dan diskoneksi. Diskoneksi adalah proses analisis, yaitu pemecahan sebuah ikatan dan mengkonversikannya menjadi sebuah molekul yang dapat digunakan sebagai bahan awal. Diskoneksi ini adalah kebalikan dari mekanisme reaksi. Interkonversi gugus fungsi adalah proses pengubahan suatu gugus fungsional kedalam gugus yang lain dengan substitusi, eliminasi, oksidasi dan reduksi serta operasi balik yang digunakan dalam analisis. Sinton adalah fragmen ideal, biasanya suatu kation atau anion, akibat suatu diskoneksi. Reagen adalah senyawa yang digunakan dalam praktek untuk sinton Warren, 1981. Parfum disintesis berdasarkan analisis retrosintetik terhadap senyawa 1- fenil-1,3-butanadione yaitu melalui pendekatan diskoneksi. Retrosintetik senyawa parfum dapat dilihat pada Gambar 2.2. C O C H 2 C CH 3 O C O CH 2 - + +C O CH 3 sinton anion sinton kation C O CH 2 H C O CH 3 C 2 H 5 O acetophenone etil asetat Gambar 2.2 Retrosintetik parfum Dari analisis retrosintetik tersebut diperoleh starting material berupa asetofenon dan etil asetat. Maka, dapat dibuat mekanisme reaksi pembentukan parfum seperti pada Gambar 2.3. C O CH 2 H    - - + C2H5O - C O CH 3 C 2 H 5 O C O CH 2 - C O C H 2 C O CH 3 OC 2 H 5 - C2H5O - C O CH C O CH 3 H C2H5O- - C2H5O -H C O C H - C O CH 3 C O - C H C O CH 3 Na -Na+ + H-Cl -NaCl C O C H 2 C O CH 3 TERJADI ENOLISASI MENSTABILKAN +H2O PRODU K Gambar 2.3 Mekanisme reaksi sintesis parfum

2.2 Elektronegativitas dan Polaritas