BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Sintesis Parfum
Hasil  sintesis parfum yaitu  berupa  larutan  berwarna  kuning  jernih  yang tidak  larut  dalam  air.  Senyawa  yang  diinginkan  dari  hasil  sintesis  ini  adalah  1-
fenil-1,3-butanadion.
4.1.1 Hasil analisis sintesis dengan katalis NaOH-etanol
Pada  saat  penambahan  NaOH-etanol  ke  dalam  campuran  asetofenon  dan etil  asetat,  tidak  terjadi  perubahan.  Tetapi  apabila  didiamkan  selama 24  jam
sambil  dikocok  sesekali,  maka  akan  terbentuk  larutan  yang  berwarna  kuning. Larutan
kuning kemudian
dipanaskan menghasilkan
warna kuning
kecoklatan,tetapi tidak timbul endapan.
4.1.2 Hasil analisis sintesis dengan katalis natrium etanolat dibantu
pemanasan Hasil  sintesis  yang  diperoleh  yaitu  berupa  larutan  berwarna  coklat
sebanyak  32  ml,  kemudian  dielusidasi  dengan Kromatografi  Gas  Spektroskopi Massa.Hasil analisis dengan Kromatografi Gas ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kromatogram larutan hasil sintesis dengan bantuan pemanasan
Dari  gambar  tersebut  diperlihatkan  bahwa  ada  2 peak yang  muncul. Analisis spektrum massa dilanjutkan terhadap peak pertama. Hasil yang diperoleh
dari Spektroskopi Massa ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Spektrum massa peak pertama
Setelah  menganalisis  hasil  Spektroskopi  Massa  dari peak, maka
dimungkinkan  senyawa  yang  muncul  dari peak pertama  tersebut  adalah  1,3- difenil-2-buten-1-one. Spektrum massanya ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar  4.3 Spektrum  massa senyawa hasil sintesis dengan bantuan pemanasan
1,3-difenil, 2-buten-1-one Senyawa  ini  dapat  terjadi  karena  adanya  proses  autokondensasi
antarmolekul  asetofenon.  Autokondensasi  ini  terjadi  akibat  adanya  proses pemanasan pada saat sintesis parfum dilakukan. Pemanasan ini akan menghalangi
senyawa  etil  asetat  untuk  bergabung  dengan  asetofenon,  sehingga  proses penggabungan  kondensasi  terjadi  antara  asetofenon  dengan  asetofenon.
Mekanisme autokondensasi tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Mekanisme reaksi autokondensasi Miller, 1985
Dari  hasil  analisis  dengan  kromatografi  gas  pada  Gambar  4.1  didapat puncak  senyawa  1,3-difenil-2-buten-1-one dengan  waktu  retensi  6,457  menit.
Berat  molekul  senyawa  pada  spektroskopi  massa  adalah  221.  Dari  spektrum massanya  dapat  di  analisis  fragmen-fragmen  sibir-sibir  baik  yang  muncul
maupun yang hilang, pola fragmentasinya dapat dilihat pada Gambar 4.5.
C O
CH
2
H
C2H5ONa -C2H5OH
C O
-
CH
2
C O
CH
3
C O
H
2
C C
O
-
CH
3
C2H5OH
-C2H5ONa
C O
H
2
C C
OH
CH
3
C O
C H
C CH
3
C O
C H
C CH
3
Exact Mass: 222.10 Molecular Weight: 222.28
mz: 222.10 100.0, 223.11 17.5, 224.11 1.6 C, 86.45; H, 6.35; O, 7.20
C O
C H
C
+
Exact Mass: 207,08 Molecular Weight: 207,25
mz: 207.08 100.0, 208.08 16.2, 209.09 1.5 C, 86.93; H, 5.35; O, 7.72
CH3: Exact Mass: 15,02
Molecular Weight: 15,03 mz: 15.02 100.0, 16.03 1.1
C, 79.89; H, 20.11
C O
C:
Exact Mass: 194,07 Molecular Weight: 194,23
mz: 194.07 100.0, 195.08 15.3, 196.08 1.3 C, 86.57; H, 5.19; O, 8.24
C H
C
+
Exact Mass: 179,09 Molecular Weight: 179,24
mz: 179.09 100.0, 180.09 15.3, 181.09 1.1 C, 93.81; H, 6.19
H H
H
H H
C
-
H
Exact Mass: 49,01 Molecular Weight: 49,05
mz: 49.01 100.0, 50.01 4.3
C, 97.94; H, 2.05
C O
C: C
C
+
H
H H
H :C
O
Exact Mass: 27,99 Molecular Weight: 28,01
mz: 27.99 100.0, 29.00 1.1 C, 42.88; O, 57.12
C O
C: C
+
H H
Exact Mass: 131.05 Molecular Weight: 131.15
mz: 131.05 100.0, 132.05 9.8 C, 82.42; H, 5.38; O, 12.20
;;CH2 Exact Mass: 14.02
Molecular Weight: 14.03 mz: 14.02 100.0, 15.02 1.1
C, 85.63; H, 14.37 Exact Mass: 64,03
Molecular Weight: 64,09 mz: 64.03 100.0, 65.03 5.4
C, 93.71; H, 6.29
C H
C
+
H C
Exact Mass: 115,05 Molecular Weight: 115,15
mz: 115.05 100.0, 116.06 9.8 C, 93.87; H, 6.13
C O
Exact Mass: 105,03 Molecular Weight: 105,11
mz: 105.03 100.0, 106.04 7.7 C, 79.98; H, 4.79; O, 15.22
H H
H H
H
2
C CH
2
Exact Mass: 28.03 Molecular Weight: 28.05
mz: 28.03 100.0, 29.03 2.2 C, 85.63; H, 14.37
Exact Mass: 145.06 Molecular Weight: 145.18
mz: 145.07 100.0, 146.07 11.0 C, 82.73; H, 6.25; O, 11.02
HC CH
Exact Mass: 26.02 Molecular Weight: 26.04
mz: 26.02 100.0, 27.02 2.2 C, 92.26; H, 7.74
Gambar 4.5 Fragmentasi senyawa 1,3-difenil-2-buten-1-one
Dari  fragmentasi  1,3-difenil-2-buten-1-one hasil  sintesis  diatas  dapat diketahui  rumus  molekul  yang  muncul  dan  yang  hilang,  uraiannya    sebagai
berikut: 1. Dari C
16
H
14
O BM 222,10 melepaskan CH
3
BM 15,02 akan  memunculkan spektrum  C
15
H
11
O  BM 207,08.  Kemudian  melepaskan  CO BM 27,99 memunculkan spektrum C
14
H
11
BM 179,09. Kemudian melepaskan C
4
H
3
BM 64,03 menghasilkan C
9
H
7
BM 115,05 2. Dari  C
16
H
14
O  BM  222,10  melepaskan  C
2
H
4
BM  28,03  akan  memunculkan spektrum  C
14
H
10
O  BM  194,07.  Kemudian  melepaskan  C
4
H  BM  49,01 memunculkan spektrum C
10
H
9
O BM 145,06. Kemudian melepaskan CH
2
BM
14,02  memunculkan  spektrum  C
9
H
7
O  BM  131,05.  Kemudian  melepaskan C
2
H
2
BM  26,02  memunculkan  spektrum  C
7
H
5
O  BM  105,03.  Kemudian melepaskan    CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
6
H
3
O  BM  91,02. Kemudian  melepaskan  CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
5
HO  BM 77,00. Kemudian melepaskan C BM 12,00 memunculkan spektrum C
4
HO BM 65,00. Kemudian melepaskan C BM 12,00 memunculkan spektrum C
3
HO BM 53,00.
Analisis  spektrum  massa  dilanjutkan  terhadap peak kedua.  Hasil  yang diperoleh dari Spektroskopi Massa ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Spektrum massa peak kedua
Setelah  menganalisis  hasil  Spektroskopi  Massa  dari peak, maka
dimungkinkan  senyawa  yang  muncul  dari peak kedua  tersebut  adalah  3-metil-1- fenil-1-butanone. Spektrum massanya ditunjukkan pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7
Spektrum massa senyawa hasil sintesis dengan bantuan pemanasan 3-metil-1-fenil-1-butanone
Senyawa  ini  dapat  terjadi  karena  adanya  proses  kondensasi  berlanjut. Kondensasi berlanjut ini terjadi akibat adanya pemanasan. Mekanisme kondensasi
berlanjut tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Mekanisme reaksi kondensasi berlanjut
Dari hasil analisis dengan kromatografi gas pada Gambar 4.1 didapat puncak senyawa 3-metil-1-fenil-1-butanone dengan waktu retensi 9,743 menit.
Berat molekul senyawa pada spektroskopi massa adalah 162. Dari spektrum massanya dapat di analisis fragmen-fragmen sibir-sibir baik yang muncul
maupun yang hilang, pola fragmentasinya dapat dilihat pada Gambar 4.9.
C O
CH
2
H
 
- -
+
C2H5O -
C O
CH
3
C
2
H
5
O C
O CH
2
-
C O
C H
2
C O
-
CH
3
- C
O CH
C O
CH
3
H Na
-Na+
H
2
C C
OC
2
H
5
O
C2H5ONa
H -C2H5OH
-H
2
C C
OC
2
H
5
O H
2
C C
O OC
2
H
5
-Na C2H5OH
C O
CH C
OH CH
3
H
2
C C
O OC
2
H
5
C O
C H
C CH
3
pemanasan
-CO2 -C2H5OH
CH
3
H2 dari sisa pembuatan C2H5ONa
H
C O
C H
2
CH CH
3
CH
3
-C2H5ONa
C O
C H
2
CH CH
3
CH
3
Exact Mass: 162,10 Molecular Weight: 162,23
mz: 162.10 100.0, 163.11 12.1 C, 81.44; H, 8.70; O, 9.86
C O
C H
2
CH
+
CH
3
CH3:
Exact Mass: 15,02 Molecular Weight: 15,03
mz: 15.02 100.0, 16.03 1.1 C, 79.89; H, 20.11
Exact Mass: 147,08 Molecular Weight: 147,19
mz: 147.08 100.0, 148.08 10.8 C, 81.60; H, 7.53; O, 10.87
C OH
C H
CH
+
CH
2
C
+
C H
CH CH
2
Exact Mass: 129,07 Molecular Weight: 129,18
mz: 129.07 100.0, 130.07 10.8 C, 92.98; H, 7.02
H
-H20
H
+
C CH
3 Exact Mass: 105,07
Molecular Weight: 105,16 mz: 105.07 100.0, 106.07 8.7
C, 91.37; H, 8.63
:C
C
+ Exact Mass: 24,00
Molecular Weight: 24,02 mz: 24.00 100.0, 25.00 2.2
C, 100.00
CH
2 +
C
+
H
Exact Mass: 91,05 Molecular Weight: 91,13
mz: 91.05 100.0, 92.06 7.7 C, 92.26; H, 7.74
C
+ Exact Mass: 77,04
Molecular Weight: 77,10 mz: 77.04 100.0, 78.04 6.5
C, 93.46; H, 6.54
Exact Mass: 26,02 Molecular Weight: 26,04
mz: 26.02 100.0, 27.02 2.2 C, 92.26; H, 7.74
C
+
Exact Mass: 51,02 Molecular Weight: 51,07
mz: 51.02 100.0, 52.03 4.4
C, 94.08; H, 5.92
Exact Mass: 24,00 Molecular Weight: 24,02
mz: 24.00 100.0, 25.00 2.2 C, 100.00
H
2
C CH
+ Exact Mass: 27,02
Molecular Weight: 27,04 mz: 27.02 100.0, 28.03 2.2
C, 88.82; H, 11.18
H
2
C C H
CH
2 +
Exact Mass: 41,04 Molecular Weight: 41,07
mz: 41.04 100.0, 42.04 3.2 C, 87.73; H, 12.27
:CH2
Exact Mass: 14,02 Molecular Weight: 14,03
mz: 14,02 100,0, 15,02 1,1 C, 85.63; H, 14.37
Exact Mass: 20.16 Mol. Wt.: 20.16
me: 20.16 100.0 H, 100.00
CH CH
:C C
+ Exact Mass: 36.00
Mol. Wt.: 36.03 me: 36.00 100.0, 37.00 3.3
C, 100.00
Gambar 4.9 Fragmentasi senyawa 1-metil-1-fenil-1-butanone
Dari  fragmentasi  1-metil-1-fenil-1-butanone hasil  sintesis  diatas  dapat diketahui  rumus  molekul  yang  muncul  dan  yang  hilang,  uraiannya    sebagai
berikut : 1. Dari  C
11
H
14
O  BM  162,10  melepaskan  CH
3
BM  15,02  akan  memunculkan spektrum  C
10
H
11
O  BM  147,08.  Kemudian  melepaskan  H
2
O  BM  20,16 memunculkan  spektrum  C
10
H
9
BM  129,07.  Kemudian  melepaskan  C
2
BM 24,00 memunculkan spektrum C
8
H
9
BM 105,07. Kemudian melepaskan  CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
7
H
7
BM  91,05.  Kemudian  melepaskan CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
6
H
5
BM  77,04.  Kemudian melepaskan  C
2
H
2
BM  26,02  memunculkan  spektrum  C
4
H
3
BM  51,02. Kemudian melepaskan C
2
BM 24,00 memunculkan spektrum C
2
H
3
BM 27,02. 2. Dari  C
11
H
14
O  BM  162,10  melepaskan  CH
3
BM  15,02  akan  memunculkan spektrum  C
10
H
11
O  BM  147,08.  Kemudian  melepaskan  H
2
O  BM  20,16 memunculkan  spektrum  C
10
H
9
BM  129,07.  Kemudian  melepaskan  C
2
BM 24,00 memunculkan spektrum C
8
H
9
BM 105,07. Kemudian melepaskan  CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
7
H
7
BM  91,05.  Kemudian  melepaskan CH
2
BM  14,02  memunculkan  spektrum  C
6
H
5
BM  77,04.  Kemudian melepaskan C
3
BM 36,00 memunculkan spektrum C
3
H
5
BM 41,04. 4.1.3
Hasil analisis sintesis dengan katalis natrium etanolat tanpa bantuan pemanasan
Hasil sintesis yang diperoleh yaitu berupa larutan berwarna kuning sebanyak 30 ml, kemudian dielusidasi dengan kromatografi gas spektroskopi
massa.Hasil analisis dengan kromatografi gas ditunjukkan pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Kromatogram larutan hasil sintesis tanpa bantuan pemanasan
Dari gambar tersebut diperlihatkan bahwa ada peak tunggal yang muncul. Analisis spektrum massa dilanjutkan terhadap peak tersebut. Hasil yang diperoleh
dari Spektroskopi Massa ditunjukkan pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Spektrum massa larutan hasil sintesis tanpa bantuan pemanasan
Setelah  menganalisis  hasil  Spektroskopi  Massa  dari peak, maka
dimungkinkan  senyawa  yang  muncul  dari peak tersebut  adalah  1-fenil-1,3- butanadione. Spektrum massanya ditunjukkan pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Spektrum massa senyawa hasil sintesis dengan bantuan pemanasan
1-fenil-1,-butannadione
Dari  hasil  analisis  dengan  Kromatografi  Gas  pada  Gambar  4.10  didapat puncak senyawa 1-fenil-1,3-butanadion dengan  waktu retensi 9,196 menit. Berat
molekul  senyawa  pada  spektroskopi  massa  adalah  162.  Dari  spektrum  massanya dapat  di  analisis  fragmen-fragmen  sibir-sibir  baik  yang  muncul  maupun  yang
hilang, pola fragmentasinya dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Fragmentasi senyawa 1-fenil-1,3-butanadion
Dari  fragmentasi 1-fenil-1,3-butanadion hasil  sintesis  diatas  dapat diketahui  rumus  molekul  yang  muncul  dan  yang  hilang,  uraiannya    sebagai
berikut : 1. Dari  C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan CH
3
BM 15,02 akan  memunculkan spektrum C
9
H
7
O
2
BM 147,04.
2. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan spektrum  C
7
H
5
O BM 105,03. Kemudian melepaskan H
2
O dan H
2
BM 20,03 akan memunculkan spektrum C
7
H BM 85,01. 3. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan spektrum C
7
H
5
O BM 105,03. Kemudian melepaskan C
2
H
4
BM 28,03 akan memunculkan spektrum C
5
HO BM 77,00. 4. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan  spektrum  C
7
H
5
O  BM  105,03.  Kemudian  melepaskan  CO  BM 27,99 akan memunculkan spektrum C
6
H
5
BM 77,04. 5. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan  spektrum  C
7
H
5
O  BM  105,03.  Kemudian  melepaskan  C
2
H
4
O BM 66,01 akan memunculkan spektrum C
3
H
3
BM 39,02. 6. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan spektrum C
7
H
5
O BM 105,03. Kemudian melepaskan C
5
H
2
BM 62,02 akan memunculkan spektrum C
2
H
3
O BM 43,02. 7. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian  melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan spektrum C
7
H
5
O BM 105,03. Kemudian melepaskan C
3
H BM 37,01 akan memunculkan spektrum C
4
H
5
O BM 69,03.
8. Dari C
10
H
10
O
2
BM 162,07 melepaskan C
2
H
2
O BM 42,01 akan memunculkan spektrum  C
8
H
8
O  BM  120,06.  Kemudian melepaskan  CH
3
BM 15,02 akan memunculkan  spektrum  C
7
H
5
O  BM  105,03.  Kemudian  melepaskan  C
5
H
2
O BM 78,01 akan memunculkan spektrum C
2
H
3
BM 27,02.
4.1.4 Penentuan titik didih senyawa hasil sintesis
Sintesis  dengan  menggunakan  jumlah  katalis  yang  berbeda  juga dapat berlangsung.  Hal  ini  disebabkan  karena  katalis  hanya  digunakan  untuk
mempercepat  reaksi.  Karena  hasil  sintesis  dengan  menggunakan  jumlah  katalis sebanyak 7,5 g tidak dielusidasi, maka dilakukan uji kemurnian terhadap senyawa
tersebut, yaitu dengan penentuan titik didih. Titik didih hasil sintesis adalah 260- 262
o
C.  Dari  hasil  percobaan  sebanyak  6  kali,  diperoleh  data  titik  didih  seperti pada Tabel 4.1.
Perlakuan Titik Didih °C
Bahan Baku
Asetofenon Hasil sintesis
dengan katalis 13,5 g
Hasil sintesis dengan katalis
7,5 g 1
202 260
261 2
200 260
260 3
200 260
260 4
202 262
261 5
202 260
260 6
202 260
260
Tabel 4.1 Titik didih bahan baku dan senyawa hasil sintesis
Maka, dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa: 1. Dengan  penggunaan  katalis  NaOH-etanol,  reaksi  sintesis  tidak  atau  sangat
lambat terjadi. Perubahan terjadi setelah didiamkan selama 24 jam, maka akan
terbentuk  larutan  yang  berwarna  kuning.  Larutan  kuning  kemudian dipanaskan  menghasilkan  warna  kuning  kecoklatan,tetapi  tidak  timbul
endapan. Tidak terjadinya reaksi ini disebabkan OH
-
yang berasal dari NaOH- etanol bersifat kurang nukleofilik dibandingkan C
2
H
5
O
-
dari natrium etanolat. 2. Dengan penggunaan katalis natrium etanolat yang dibantu dengan pemanasan,
tidak  terjadi  reaksi  yang  diinginkan.  Hal  ini  disebabkan  adanya  pemanasan sehingga terjadi autokondensasi antarasetofenon.
3. Dengan  penggunaan  katalis  natrium  etanolat  tanpa  bantuan  pemanasan diperoleh  hasil  sintesis  yang  diinginkan. Hal  ini  disebabkan  oleh  karena
C
2
H
5
O
-
lebih  bersifat  pemberi  elektron.  Suatu  gugus  yang  berperan  sebagai donor  elektron  akan  semakin  bersifat  nukleofilik.  Dengan  demikian  akan
semakin  bersifat  basa  gugus  tersebut.  Demikian  sebaliknya,  gugus  yang berperan sebagai akseptor elektron akan semakin bersifat elektrofilik. Dengan
demikian akan semakin bersifat asam gugus tersebut. 4. Dari pengujian titik didih senyawa hasil sintesis senyawa sintesis, disimpulkan
bahwa senyawa  yang diidentifikasi adalah sama, yaitu 1-fenil-1,3-butanadion karena mempunyai titik didih yang sama dan ciri-ciri yang sama.