C O
CH
2
H
- -
+
C2H5O -
C O
CH
3
C
2
H
5
O C
O CH
2
-
C O
C H
2
C O
CH
3
OC
2
H
5
- C2H5O
- C
O CH
C O
CH
3
H C2H5O-
- C2H5O
-H
C O
C H
-
C O
CH
3
C O
-
C H
C O
CH
3
Na -Na+
+ H-Cl -NaCl
C O
C H
2
C O
CH
3
TERJADI ENOLISASI MENSTABILKAN
+H2O
PRODU K
Gambar 2.3 Mekanisme reaksi sintesis parfum
2.2 Elektronegativitas dan Polaritas
Kebanyakan reaksi organik tergantung pada interaksi molekul yang mempunyai muatan fraksi positif dengan molekul yang mempunyai muatan fraksi
negatif. Dalam senyawa organik netral tanpa muatan, keberadaan muatan dapat terjadi akibat adanya perbedaan elektronegativitas. Nilai elektronegativitas
ditemukan oleh Linus Pauling. Semakin besar nilai elektronegativitas akan semakin mudah menarik elektron Miller dan Solomon, 1985.
Kemampuan suatu atom yang terikat dalam suatu molekul untuk menarik elektron
dinyatakan dalam
aturan elektronegativitas.
Dengan nilai
elektronegativitas yang tinggi, maka suatu atom akan semakin mudah untuk menangkap elektron. Ikatan yang dibentuk oleh atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan yang berbeda disebut ikatan polar. Ikatan nonpolar dibentuk oleh atom-atom yang mempunyai perbedaan elektronegativitas yang kecil atau
bahkan nol. Atom yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dalam suatu ikatan kovalen akan bermuatan negatif, sedangkan atom yang lain
bermuatan positif Meislich, et al., 1980.
2.3 Elektofilik dan nukleofilik
Secara umum reaksi terjadi pada gugus yang reaktif dari suatu molekul atau ion. Gugus yang dimaksud dibagi dalam dua kategori. Yang pertama, gugus
yang mengandung banyak elektron. Hal ini bisa disebabkan oleh: a memiliki pasangan elektron bebas b bermuatan parsial negatif pada ikatan polar c
memiliki elektron phi. Gugus yang kaya elektron bersifat nukleofilik disebut nukleofil atau donor elektron. Yang kedua a kemampuan menarik elektron b
bermuatan parsial positif pada ikatan polar. Gugus yang kehilangan elektron bersifat elekrofilik disebut elektrofil atau akseptor elektron Meislich, et al.,
1980.
2.4 Karbokation dan Karbanion
Karbokation merupakan perantara pada beberapa jenis reaksi. Stablitas karbokation tersier lebih besar daripada sekunder dan primer. Stabilitas dari
karbokation yang paling stabil dapat mengalami resonansi. Karbanion memiliki pasangan elektron bebas, sehingga karbanion bersifat basa. Pada saat karbanion
menarik sebuah proton,maka secara langsung diubah menjadi konjugat asam. Stabilitas karbanion berhubungan dengan kekuatan konjugat asam. Asam lemah
yang kekuatan basanya tinggi mempunyai stabilitas karbokation yang lemah. Stabilitas yang dimaksud di sini adalah stabilitas ke arah elektron donor March,
1992.
2.5 Reaksi Organik