Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel
tertutup, kabel listrik harus terpasang bagus agar tidak terjadi aliran listrik bila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat
pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama mesin- mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak roda gigi.
2.5.3. Waste Treatment
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses
produksi, jika penanggulangan limbah tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, yang dapat
merugikan lingkungan maupun pihak perusahaan itu sendiri. Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari
hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan tumpahan nira pada saat proses. Air limbah ini bersifat asam sehingga dapat
merusak lingkungan. Air limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari beberapa stasiun produksi, diantaranya berasal dari stasiun gilingan, pemurnian,
evaporator, putaran, boiler, dan power house. Dalam penanggulangan limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu, terdiri dari
4 kolam yang masing-masing memiliki fungsi dan penanggulangan yang berbeda dan 1 kali pengendapan sebagai tahap akhir dari proses pengolahan limbah
a. Penanggulangan limbah cair pada Pabrik Gula Kwala Madu 1. Kolam Anaerob.
Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan, pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house yang mengandung lemak, gula,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ampas, dan lain-lain. Limbah ini memiliki pH 4,5-5,0, temperatur 28 C-35
C, dengan ukuran 60 m x 90 m x 4 m Pada kolam ini dilakukan pengembangbiakan
bakteri Anaerob, yang berfungsi untuk menguraikan limbah tanpa menggunakan oksigen.
2. Kolam Vakultatif Limbah yang berasal dari kolam anaerob dialirkan ke kolam vakultatif dan
didiamkan, dengan bantuan sinar matahari akan terjadi perubahan bakteri anaerob menjadi asimilasi. Kola mini memiliki pH 5,0 – 5,5 dengan temperature 28
C – 30 C dan ukuran 30 m x 90 m x 3,5 m.
3. Kolam Aerasi Pada kolam ini dilakukan penambahan oksigen dalam air dengan alat aerator dan
suplayer, serta penambahan kapur tohor untuk menaikkan pH. Kolam ini memiliki pH 6,0-7,0, dan dengan ukuran 30 m x 90 m x 3 m.
4. Kolam Aerob Pada kolam ini berkembang biak bakteri aerob, yang akhirnya dapat
menumbuhkan biota seperti ganggang dan lumut. Kolam ini memiliki pH 7,0-7,2, temperatur 28
C -30 C, dan dengan ukuran 30 m x 25 m x 3 m.
5. Segmentasi pengendapan Proses pengendapan berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang terkandung pada
air limbah. Pada proses pengendepan ini dilakukan penyaringan dengan menggunakan ijo, pasir, dan batu. Kolam ini memiliki pH 7,0-7,2, dan dengan
ukuran 30 m x 25 m x 3 m. Setelah melalui proses ini air dapat dipakai untuk irigasi persawahan.
b. Pada penanggulangan limbah padat adalah: 1. Pemanfaatan blotong untuk bahan pupuk kompos
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos c. Pengolahan limbah gas.
Penanganan abu cerobong ketel yang mengandung abu ketel dengan pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Supply Chain Management
3.1.1 Pengertian Supply Chain Management
Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke
tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau retailer, serta perusahaan-perusahaan
pendukung seperti perusahaan jasa logistic Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu upstream ke hilir downstream. Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke
pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke retailer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan
sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang
ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering
dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima Pada gambar 3.1. memberikan ilustrasi sebuah Supply Chain yang
sederhana. Sebuah Supply Chain akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut chaneel. Misalnya ada supplier, manufaktur, distribution centre,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA