Saving Matrix 1 Mengidentifikasi Matrix Jarak

Berdasarkan Peta diatas dan keterangan data yang di dapat dari pihak manajemen PG Kwala Madu maka dapat digambarkan koordinat titik penjemputan bahan Baku tebu dari PG.Kwala madu ke 10 kebun avdeling yang dituju, dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 5.2 Letak Koordinat PG Kwala Madu dan Kebun

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Saving Matrix 4.2.1.1 Mengidentifikasi Matrix Jarak Langkah pertama yaitu mengidentifikasika matriks penghematan dari setiap rute, saving matrix mempresentasikan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan 2 titik penjemputan dalam satu rute , dalam hal ini yaitu avdeling dari kebun yang dikelola oleh pihak perkebunan ke Pabrik Gula . Jika avdeling 1 dan 2 digabungkan dalam satu rute maka didapat penghematan sebesar UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Sx,y = J G,x + J G,y – J x,y Keterangan : J = jarak G = Pabrik Gula x , y = Avdeling x, Avdeling y Tabel 5.7 Jarak PG Kwala madu ke 10 kebun yang dikunjungi No Avdeling PG Kwala Avdeling Madu A B C D E F G H I J 1 A 10 5 8 14 10 6 13 15 7 21 2 B 12 5 10 7 13 4 12 8 10 13 3 C 16 8 10 6 8 10 5 7 10 12 4 D 20 14 7 6 7 9 15 5 12 6 5 E 13 10 12 13 7 7 9 12 4 16 6 F 8 6 4 10 9 7 15 19 23 5 7 G 15 13 12 5 15 9 15 21 14 17 8 H 17 15 8 7 5 12 19 21 16 5 9 I 20 7 10 10 12 4 23 14 16 6 10 J 25 21 13 12 6 16 5 17 5 6 Dengan rumus diatas maka dapat di cari matriks jarak dari PG Kwala madu ke 10 kebun yang akan dikunjungi nantinya dan berikut langkah-langkah menentukan matriks jarak. 1. Perhitungan matriks penghematan Avdeling S1,2 = J10 + 12 - 5 = 19 km . 2. Perhitungan matriks penghematan avdeling S1,3 = J10+16-15 = 11 km 3. Perhitungan matriks penghematan avdeling UNIVERSITAS SUMATRA UTARA S2,3 = J12+16-10 = 18 km 4. Perhitungan matriks penghematan avdeling S1,4 = J10+20-14 = 16 km 5. Perhitungan matriks penghematan avdeling S2,4 = J12+20-7 = 25 km 6. Perhitungan matriks penghematan avdeling S3,4 =J10+20- 6 = 24 km 7. Perhitungan matriks penghematan avdeling S4,1 =J10+20- 14 = 16 km 8. Perhitungan matriks penghematan avdeling S4,2 =J38+40- 18 = 30 km 9. Perhitungan matriks penghematan avdeling S4,3 = J12+20- 7 = 25 km 10. Perhitungan matriks penghematan avdeling S5,1 = J10+13- 10 = 23 km 11. Perhitungan matriks penghematan avdeling S5,2 = J12+13- 12 = 13 km 12. Perhitungan matriks penghematan avdeling S5,3 = J10+13- 13 = 10 km 13. Perhitungan matriks penghematan avdeling S5,4 =J10+13- 7 = 16 km 14. Perhitungan matriks penghematan avdeling S6,1 =J10+8- 6 = 13 km UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 15. Perhitungan matriks penghematan avdeling S6,2 =J10+8- 4 = 14 km 16. Perhitungan matriks penghematan avdeling S6,3 =J10+8- 10 = 8 km 17. Perhitungan matriks penghematan avdeling S6,4 =J10+8- 9 = 9 km 18. Perhitungan matriks penghematan avdeling S6,5 = j10+8-7 = 11 km 19. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,1 =J10+15- 13 = 12 km 20. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,2 =J10+15- 12 = 13 km 21. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,3 =J10+24- 10 = 24 km 22. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,4 =J20+17- 10 = 27 km 23. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,5 =J10+15- 12 = 13 km 24. Perhitungan matriks penghematan avdeling S7,6 =J10+24- 10 = 24 km 25. Perhitungan matriks penghematan avdeling S8,1 =J20+17- 10 = 27 km UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Setelah didapatkan nilai saving matriks Matriks penghematan dari penggabungan kedua Avdeling maka didapatkanlah tabel saving matriks seperti pada tabel 5.8 . Tabel 5.8. Saving Matriks dari Rute Usulan No Avdeling Avdeling A B C D E F G H I J 1 A 2 B 19 3 C 11 18 4 D 16 25 24 5 E 23 13 10 16 6 F 13 14 8 9 11 7 G 12 13 24 27 13 24 8 H 14 22 11 15 20 14 31 9 I 10 12 26 29 11 14 17 9 10 J 21 8 12 19 14 17 13 7 21

4.2.1.2 Mengalokasikan Hasil Kebun ke Rute Transport

Langkah kedua dari saving matriks adalah mengalokasikan dari hasil kebun yang telah didapat ke rute saving matriks yang telah ditentukan pada pembahasan sebelumnnya hal ini dilakukan untuk memaksimalkan angka nilai penyelamatan hal ini dimulai dengan penggabungan ke 2 suplai atau kebun yang masih memungkinkan hasilnya untuk diangkut oleh truk untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada langkah-langkah seperti berikut : Langkah pertama dari tabel 5.8 didapatkan angka penghematan terbesar adalah 31 dengan menggabungkan rute truk pada avdeling G ke Avdeling H dengan hasil kebun G = 2.8 dan H = 4 maka digabungggkan 2.8+4= 6.8 Ton penggabungan ini dapat dilakukan karena kapasitas dari truk dapat mengangkut 6.8 ton dari 15 ton kapasitas truk . maka dilakukan penggabungan kembali dengan mencari nilai UNIVERSITAS SUMATRA UTARA penghematan yang terbesar selanjutnya, yaitu 29 avdeling D ke Avdeling I D=3.5, I= 6.4 total penggabungan = 3.5+6.4= 8.9 +6.8 = 15.7 penggabungan ini tidak dapat dilakukan karena sudah melebihi kapasitas anggkut maka penggabungan yang bisa adalah G, dan H dengan nilai 31 maka angka penyelamatan 31 dieliminasikan pada penggabungan selanjutnya. Maka dicari nilai penghematan selanjutnya yang terbesar yaitu 26 dengan penggabungan I dan D maka 5.28+6 = 11.28 Ton masih bisa digabungkan maka tabel nilai penghematan berubah menjadi seperti berikut ini Tabel 5.9. Saving Matriks dari Rute Usulan iterasi I No Avdeling Avdeling A B C D E F G H I J 1 A 2 B 19 3 C 11 18 4 D 16 25 24 5 E 23 13 10 16 6 F 13 14 8 9 11 7 G 12 13 24 27 13 24 8 G 14 22 11 15 20 14 31 9 I 10 12 26 29 11 14 17 9 10 J 21 8 12 19 14 17 13 7 21 Langkah selanjutnya ialah melihat nilai penyelamatan terbeasar berikutnya yaitu pada D, B dengan nilai penyelamatan 3.8+5.28= 9.08 +11.28 ton dari penggabungan I dan D = 20.28 penggabungan ini tidak layak karena sudah melewati batas angkutan transportasi . maka dicari nilai penyelamaatan terbesar lainnya E dan A 7.5 + 4.35 = 11.8 Ton masih dapat digabungkan maka ke 2 rute ini dapat dikombinasikan Penggabungan pada avdeling G dan C yaitu dengan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA kapasitas 2.8+4.78=7.58 penggabungan ini layak karena masih dapat dilayani oleh transportasi untuk iterasi kedua Tabel 5.10. Saving Matriks dari Rute Usulan iterasi II No Avdeling Avdeling A B C D E F G H I J 1 A 2 B 19 3 I 11 18 4 D 16 25 24 5 E 23 13 10 16 6 F 13 14 8 9 11 7 G 12 13 24 27 13 24 8 G 14 22 11 15 20 14 31 9 I 10 12 26 29 11 14 17 9 10 J 21 8 12 19 14 17 13 7 21 Dari ke 2 percobaan iterasi maka didapatkan 4 group perjalanan rute usulan truk dalam mengunjungi avdeling untuk mengambil bahan Baku tebu yaitu 1. 1.3.4 2. 2.9 3. 6.7.8 4. 5.10 Dimana ke empat group pengambilan bahan baku tebu ini hanya dilayani oleh 1 buah truk ¾ diesel .

4.2.1.3 Mengalokasikan Hasil Kebun ke Rute Transport

Langkah saving matrix ini menggunakan metode nearest insert dan nearest neigbour UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Nearest insert : Metode nearest insert pada prinsipnya adalah selalu menambahkan distributor dalam hal ini avdeling yang jaraknya paling dekat dengan Pabrik gula yang kita kunjungi terakhir. Diawali dengan mencari dua objek terdekat dan keduanya membentuk cluster. Dari langkah ke 2 telah didapatkan rute usulan yang baru yaitu : 1. A.C.D 2. B.I 3. F.G.H 4. E.J Maka dengan metode nearest insert dari keempat grup usulan rute yang baru diatas dihitung nilai jarak kedekatannya dari avdeling tersebut ke PG Kwala madu . dengan rute. A.B. G. E H dengan jarak Total 68 Km Metode nearest neigbour : prosedur ini adalah dengan menambahkan avdeling yang terdekat dengan rute yang telah diusulkan yaitu dengan mempertimbangkan kedekatan jarak antara PG ke avdeling yang terakhir dikunjungi , dengan metode nearest neigbour didapatkan rute A.G.B.H.E Maka dengan didapatkan rute usulan dengan saving matrix berdasarkan metode nearest insert dan nearest neigbour maka dapat disimpulkan rute usulan adalah Tabel 5.11. Rute Usulan dengan Menggunakan Saving Matrix Method Truk Rute panjang perjalanan Kapasitas truk 1 PG,B,I,PG 12+10+20=40 14.5 PG,A,C,D,PG 10+8+6+20=44 13.8 2 PG,H,F,E,PG 17+19+7+13=56 14.8 PG, G , J PG 15+17+25=57 13 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

4.3. Mengalokasikan Hasil Kebun ke Rute Transport permintaan bulan