Saran Rumusan Masalah Problematika Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo

masyarakat dan melalui program PRONA dan bekerjasama dengan pihak Dinas Penindustrian dan Koperasi Kabupaten Karo.

B. Saran

1. Bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Karo, hendaknya meningkatkan jumlah pegawai tenaga ahli yang menangani pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut dan meningkatkan produktifitas kerja.Hal ini dilakukan agar kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Karo berkesan sangat baik dan lancar. 2. Hendaknya masyarakat Kabupaten Tanah Karo, ketika akan melakukan peralihan hak atas tanahnya dalam hal ini melalui jual beli, harus dibuat oleh dan dihadapan PPAT setempat yang dibuktikan dengan akta jual beli tanah, sekaligus dilakukan pendaftaran peralihan haknya pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Karo, agar peralihan hak tersebut mendapat jaminan kepastian hukum dan kekuatan hukum serta sahnya peralihan tersebut dan hapusnya hak milik dan untuk penerima hak akan mendapat sertipikat atas namanya. 3. Dalam hal ini khususnya kepada Badan Pertanahan Kabupaten Karo agar lebih giat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat dimana agar masyarakat lebih antusias dalam mendaftarkan hak miliknya melalui Kantor Pertanahan setempat dan umumnya kepada pemerintah setempat baik itu bupati serta unsur-unsur pemerintahan lainya agar lebih memperhatikan konsep apa yang harus di berikan kepada masyarakat agar permasalahan-permasalahan dapat diminimalkan dalam setiap peralihan Universitas Sumatera Utara hak milik atas tanah masyarakat setempat sehingga konflik-konflik dapat teratasi. Universitas Sumatera Utara BAB II PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Kantor Pertanahan

Kantor Pertanahan Kabupaten Karo didirikan di atas tanah seluas 1,030 m², sedangkan luas bangunannya sendiri adalah 360 m². Adapun jumlah karyawan Kantor Pertanahan Kabupaten Karo adalah 27 orang, yang terdiri atas golongan II berjumlah 6 orang, golongan III berjumlah 19 orang, golongan IV berjumlah 2 orang sedangkan golongan I tidak ada. Wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Karo, meliputi 17 Kecamatan, yaitu : 41 1. Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 kelurahan 2. Berastagi, sebanyak 5 Desa dan 4 Kelurahan 3. Tigapanah, Sebanyak 29 Desa 4. Merek, Sebanyak 19 Desa 5. Barusjahe, Sebanyak 19 Desa 6. Simpang Empat, Sebanyak 40 Desa 7. Payung, sebanyak 25 Desa 8. Kutabuluh, Sebanyak 16 Desa 9. Munte, Sebanyak 22 Desa 10. Juhar, Sebanyak 24 Desa 11. Tigabinanga, Sebanyak 18 Desa dan 1 Kelurahan 41 Aronta., Op.cit. Universitas Sumatera Utara 12. Lau Baleng, Sebanyak 13 Desa 13. Mardinding, Sebanyak 10 Desa 14. Tiganderket, Sebanyak 16 Desa 15. Naman Teran, Sebanyak 14 Desa 16. Dolat Rayat, Sebanyak 6 Desa 17. Merdeka, 9 Desa Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota memiliki tugas sebagai sumber data pertanahan dan sumber pelayanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1998 yaitu tentang peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan masyarakat di bidang pertanahan. Di mana untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama di bidang pertanahan, Kantor Pertanahan Kabupaten Karo selalu memberi pelayanan yang prima kepada masyarakat melalui sistem loket. Adapun loket yang dimaksud adalah sebagai berikut : Loket 1: Informasi Pelayanan Setiap permohonan yang datang ke loket informasi dapat menerima penjelasan mengenai jenis pelayanan yang diinginkan dari petugas loket ini, antara lain: a. Jenis-jenis pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. b. Syarat-syarat permohonan dan jadwal waktu penyelesaian. c. Besarnya biaya yang diperlukan. Loket 2 : Pelayanan Dokumen Pemohon menyerahkan berkas melalui loket ini, yang terlebih dahulu diteliti oleh petugas mengenai kelengkapan persyaratan. Apabila persyaratan telah lengkap Universitas Sumatera Utara maka pemohon akan mendapatkan slip atau tanda bahwa berkas sudah diterima dalam keadaan lengkap. Dan apabila persyaratan belum lengkap maka pemohon akan diberi slip kekurangan berkas dengan keterangan persyaratan yang kurang lengkap dan berkas akan dikembalikan untuk dilengkapi terlebih dahulu. Adapun loket pelayanan dokumen terbagi dalam beberapa loket pelayanan menurut jenis pelayanan pertanahan yang diberikan, antara lain : a. Loket pengambilan formulir permohonan b. Loket pengecekan sertipikat tanah c. Loket pelayanan konversi dan pengakuan hak d. Loket pelayanan permohonan peningkatan hak rumah sederhana atau rumah sangat sederhana dan rumah tempat tinggal dengan luas di bawah 200 m2 e. Loket balik nama, pemisahan, penggabungan roya, hak tanggungan, warisan dan lain sebagainya f. Loket permohonan hak atas tanah g. Loket permohonan ijin lokasi h. Loket permohonan konsolidasi tanah Pada masing-masing loket tersebut pemohon akan mendapat informasi tentang besarnya biaya yang harus dibayarkan dan kapan permohonan tersebut selesai serta kapan akan diadakan pengukuran. Loket 3 : Penerimaan Biaya Pembayaran dilaksanakan melalui loket ini pada Bendaharawan Khusus Penerima BKP dan dibukukan sesuai DI daftar isian 305, serta kepada pemohon diberikan tanda bukti pembayaran berupa kwitansi sesuai DI daftar isian 306. Universitas Sumatera Utara Loket 4 : Pengambilan Produk Produk pelayanan pertanahan dapat diambil pada loket ini. Adapun jenis produk pelayanan antara lain : a. Sertipikat tanah b. Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah c. Gambar Ukur d. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah e. Surat Keputusan izin Perubahan Penggunaan Tanah f. Pelayanan Permohonan Peralihan Hak, Pembebanan Hak, Pencatatan Roya, Pendaftaran sita, dan ganti nama atau ralat nama g. Pendaftaran Peningkatan Hak h. Pembuatan Sertipikat Tanah Pengganti yang Rusak atau Hilang Pelayanan Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo meliputi pelayanan kepada masyarakat atau perorangan, Badan Hukum maupun dinas atau instansi pemerintah. 42

2. Dasar Hukum dan Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Karo.

Struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan orang-orang yang menunjukan kedudukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan kerja sama. Berdasarkan Peraturan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan 42 Maruli Surya Tambunan., Op.cit. Universitas Sumatera Utara Kantor Pertanahan, dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing Kantor Pertanahan Kabupaten Karo tidak berdiri sendiri melainkan bersifat terpadu, terkoordinasi, dan terkait satu sama lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar bagian yang saling terkait dalam kegiatan yang dilakukan. Adapun Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Karo sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan sesuai dengan pasal 1 Ayat 2, Pasal 4, Pasal 7, Pasal 11, Pasal 15, Pasal 19, Pasal 23 dan Pasal 27 sebagai berikut: 1. Kanwil BPN dipimpin seorang Kepala Kantor Pertanahan 2. Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Subbagian Perencanan Dan Keuangan b. Subbagian Kepegawaian c. Subbagian Umum Dan Informasi 3. Bagian Survei, Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari : a. Seksi pengukuran b. Seksi Pemetaan Tematik c. Seksi Pengukuran Bidang d. Seksi Survei Potensi Tanah 4. Bidang Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah terdiri dari : a. Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan b. Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum c. Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah Universitas Sumatera Utara d. Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak Dan Pejabat Pembuat Akte Tanah 5. Bidang Pengaturan Dan Penataan Pertanaha terdiri dari : a. Seksi Penataguna Tanah b. Seksi Penataan Kawasan Tertentu c. Seksi Landreform d. Seksi Konsolidasi Tanah 6. Bidang Pengendalian Pertanahan Dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : a. Seksi Pengendalian Pertanahan b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat 7. Bidang Pengkajian Dan Penaganan Sengketa Dan Konflik Pertanahan terdiri dari : a. Seksi Pengkajian Dan Penaganan Dengketa Dan Konflik Pertanahan b. Seksi Pengkajian Penaganan perkara Pertanahan. 43

3. Uraian Kerja Sub Seksi Peralihan, Pembebanan dan PPAT di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo.

Berdasarkan Peraturan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan. Sesuai dengan Pasal 44 Ayat 4 “Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Aakte Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan hak atas tanah, 43 Peraturan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan. Universitas Sumatera Utara pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT, serta sarana daftar isian di bidang Pendaftaran tanah.” 44 a. Membantu Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah dalam melaksanakan tugas di bidang penyelesaian peralihan hak atas tanah, pembebanan hak atas tanah dan bahan-bahan bimbingan PPAT, serta menyiapkan bahan-bahan daftar isian di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah. Uraian tugas tersebut adalah sebagai berikut : b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dan landasan kerja. c. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Sub Seksi Peralihan Hak, Pembebanan Hak dan Konversi sebagai pedoman pelaksanaan tugas. d. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang penyelesaian peralihan hak atas tanah, pembebanan hak atas tanah dan bahan-bahan bimbingan PPAT, serta menyiapkan bahan-bahan daftar isian di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah. e. Melakukan hubungan kerja dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugasnya dengan urusan Sub Seksi di lingkungan Kantor Pertanahan. 44 Ibid. Universitas Sumatera Utara f. Mencatat permohonan pendaftaran peralihan hak atas tanah pada DI 301 dan permohonan pembebanan hak atas tanah pada DI 208 sesuai disposisi Kepala Seksi. g. Meneliti dan memeriksa berkas-berkas permohonan. h. Menyiapkan dan melaksanakan penjilidan Buku Tanah dan Sertipikat Balik Nama serta sertipikat Hipotik. i. Mengarsip menjilid Warkah peralihan hak dan pembebanan hak. j. Menerima dan menghimpun laporan bulanan PPAT. k. Menyiapkan dan menyalurkan bahan-bahan untuk bimbingan PPAT serta memberikan bimbingan teknis mengenai tata cara pembuatan akta peralihan hak dan pembebanan hak atas tanah. l. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan di bidang dibidang penyelesaian peralihan hak atas tanah, pembebanan hak atas tanah dan bahan-bahan bimbingan PPAT, serta menyiapkan bahan-bahan daftar isian di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah. m. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi pengukuran dan pendaftaran tanah, sesuai dengan bidang tugasnya. Hak milik demikian pula setiap peralihan haknya, hapusnya hak, dan pembebanan tanah Hak milik dengan hak-hak lain, harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan dalam hal ini pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, menurut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo tidak dilakukan oleh pemohon, tetapi diwakilkan oleh PPAT Universitas Sumatera Utara selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah. Hal ini dikarenakan tugas dari PPAT tersebut, selain membuat akta jual beli tanah, PPAT tersebut sekaligus wajib mendaftarkan akta jual beli tanah tersebut pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak ditandatanganinya akta jual beli hak atas tanah tersebut baik oleh PPAT yang bersangkutan maupun kedua belah pihak dan para saksi. Sebelum melakukan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena jual beli dan sebelum dilakukannya peralihan hak tersebut, PPAT yang bersangkutan terlebih dahulu melakukan kegiatan pengecekan sertifikat. Pengecekan sertifikat di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo ini merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk melakukan pencocokan mengenai kesesuaian sertifikat hak atas tanah dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, dalam hal ini adalah buku tanah, dengan cara memperlihatkan sertifikat asli. Pengecekan sertifikat ini bertujuan untuk menghindari jika dalam buku tanah terdapat perselisihan atau sengketa tanah. Setelah dilakukan peralihan hak atas tanah dengan dibuatkan akta jual beli hak atas tanah dan berkas-berkas lainnya dari pemohon telah lengkap dan memenuhi persyaratan, selanjutnya PPAT yang bersangkutan melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo adalah salah satu kegiatan pencatatan mengenai peralihan hak atas tanah. Pencatatan peralihan hak atas tanah adalah suatu kegiatan pencatatan administrasiyuridis bahkan kadang teknis atas beralihnyaberpindahnya Universitas Sumatera Utara kepemilikan suatu bidang tanah dari satu pihak ke pihak lain. Di mana dalam menyelenggarakan pendaftaran peralihan hak atas tanah ini pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, pencatatan administrasinya dibukukan ke dalam daftar isian. Daftar isian yang dimaksud di sini adalah daftar-daftar yang dipergunakan untuk melakukan pencatatan administrasi mengenai pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut. Pendaftaran ini merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan hak tersebut. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, didahului dengan pencarian buku tanah pada almari arsip buku tanah. Dimana buku tanah tersebut disusun berdasarkan klasifkasi setiap Kecamatan dalam Kabupaten Karo yang dikelompokan setiap desa. Setiap buku tanah tersebut dijilid dalam satu album. Di mana satu album tersebut diberi nomor 000001-000100, album kedua diberi nomor 000101-000200, dan seterusnya. Arsip buku tanah tersebut disusun secara vertikal dan tertata rapi dalam almari arsip buku tanah. Setelah itu kemudian dilakukan pencatatan peralihan hak atas tanah yang sudah bersertifikat karena jual beli tersebut dalam buku tanah, sertifikat dan daftar isian, dengan cara : a. Pencoretan nama pemegang hak lama atau penjual dan pencantuman nama pemegang hak yang baru atau pembeli dalam buku tanah dan dalam sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan, dengan mencatat dalam kedua dokumen tersebut bahwa telah terjadinya jual beli, dan dinyatakan hapus sekaligus menuliskan tanggal dan nomor akta serta nama PPAT yang membuatnya. Universitas Sumatera Utara Kemudian ditandatangani oleh Kepala Kantor dan dicap dinas Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Pencoretan catatan ini dilakukan demi ketertiban administrasi pertanahan yang merupakan salah satu tujuan catur tertib pertanahan. b. Nomor hak dan identitas lain, dari tanah tersebut dicoret dari daftar nama penerima hak. Kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada, yang dilakukan oleh Sub Seksi Peralihan Hak Pembebanan dan PPAT. Dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, pemohon harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yang harus dilampirkan pemohon, khususnya dalam hal ini untuk tanah dengan status hak milik yang sudah bersertifikat antara lain : 1. Sebelum membuat akta maka sertifikat harus dicocokkan terlebih dahulu pada Kantor Pertanahan, apakah sertifikat tersebut masih sesuai dengan data-data dalam buku tanah atau tidak. 2. Akta jual beli yang dibuat oleh dan di hadapan PPAT. 3. Sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. 4. Foto copy KTP penjual suami dan istri jika tanah itu didapat dari harta gono-gini dan foto copy KTP pembeli yang disahkan dan telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. 5. Lembar SSB yang tertulis berapa besar BPHTB Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang harus disetorkan. BPHTB dikenakan apabila transaksi jual beli diatas Rp. 30.000.000. Untuk Kabupaten Tanah Karo Universitas Sumatera Utara mulai tahun 2004, batas minimal tidak dikenakan BPHTB adalah Rp. 15.000.000. BPHTB ini dikenakan pada pihak pembeli yang besarnya adalah Rp xx – Rp 15.000.000 dikalikan dengan 5 lima persen. 6. Bukti setor BPHTB Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 7. Bukti setor PPh Pajak Penghasilan apabila harga jual beli di atas Rp. 60.000.000,00, yang dikenakan kepada penjual. 8. Jual beli tanah pertanian hanya dapat dilakukan apabila pembeli bertempat tinggal berdomisili pada satu wilayah kecamatan, dengan letak atas bidang tanah dimaksud dan tidak boleh dipecahkan. 45 Untuk tanah yang sudah bersertifikat, jenis hak atas tanah dapat dicatat dalam sertifikat itu, pada halaman sampul dalam dan ditulis pada kolom sebelah kiri atas dari buku tanah. Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka Kantor Pertanahan Kabupaten Karo melaksanakan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli tersebut. Di mana dalam menyelenggarakan pendaftaran peralihan hak atas tanah ini pencatatan administrasinya dibukukan ke dalam daftar isian. Daftar isian yang dimaksud di sini adalah daftar-daftar yang dipergunakan untuk melakukan pencatatan administrasipembukuan mengenai pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut. Adapun daftar-daftar isian yang dipergunakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Karo untuk melakukan pencatatan adanya peralihan hak atas tanah tersebut serta hapusnya hak atas tanah tersebut pada sertifikat dan buku tanah, antara lain : 45 Hasil wawancara dengan bapak Maruli Surya tambunan, kasubdis Peralihan, pembebanan hak dan PPAT pada Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Karo Universitas Sumatera Utara 1. DI 208, yaitu daftar isian tentang daftar penyelesaian pekerjaan pendaftaran tanah. 2. DI 301, yaitu daftar isian tentang daftar permohonan pekerjaan pendaftaran tanah. 3. DI 301 A, yaitu daftar isian tentang daftar penyerahan hasil pekerjaan. 4. DI 305, yaitu daftar isian tentang penerimaan uang muka biaya pendaftaran tanahbuku panjer. 5. DI 307, yaitu daftar isian tentang daftar penghasilan negara. Adapun tata laksana dari Kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak Milik yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, adalah : 1. Pemohon membawa dokumen untuk diterima oleh loket I Loket informasi Pelayanan. Dokumen-dokumen tersebut, adalah seperti yang tersebut di atas 2. Pada petugas loket I Loket informasi Pelayanan, menerima dan meneliti fisik dokumen, dengan meneliti kelengkapan materi dokumen, jika lengkap diserahkan ke petugas loket II Loket Pelayanan dokumen, ika tidak lengkap diserahkan kembali ke pemohon. Setelah itu petugas membuat STTD Surat tanda Terima Dokumen dan diberikannya kepada pemohon, untuk diserahkan ke loket II Loket Pelayanan Dokumen. Untuk kelengkapan dokumen, pada permohonan pendaftaran agar mencantumkan bahwa semua berkas yang menjadi lampiran permohonan ini adalah sah dan apabila dikemudian hari dapat dibuktikan itu palsu, pemohon bersedia dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 3. Kemudian petugas loket II Loket Pelayanan Dokumen membuat SPS Surat Perintah Setor, dimana SPS Surat Perintah Setor asli ini diberikan kepada pemohon. Pemohon dengan membawa asli SPS Surat Perintah Setor dan STTD Surat Tanda Terima Dokumen untuk melakukan pembayaran ke petugas loket III Loket Penerimaan Biaya. Sebelumnya petugas loket II Loket Pelayanan dokumen, menyerahkan dokumen ke petugas loket III Loket Penerimaan Biaya. 4. Petugas loket III Loket Penerimaan Biaya, menerima biaya permohonan sesuai dengan SPS Surat Perintah Setor yang diperoleh dari pemohon. Setelah menerima biaya kemudian melakukan pencatatan pada DI 305 Daftar Isian tentang Daftar Penerimaan Uang Muka Biaya Pendaftaran tanah Buku Panjer. Kemudian dibuatkan kwitansi pada DI 306 Kwitansi. Pada STTD Surat Tanda Terima Dokumen dicantumkan nomor dan tanggal. Kemudian dokumen yang telah dilakukan pencatatan diserahkan kembali ke petugas loket II Loket Pelayanan dokumen. Dan kepada pemohon diserahkan kwitansi asli, sebagai bukti permohonan biaya Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah khususnya karena jual beli tersebut. 5. Pada petugas loket II Loket Pelayanan Dokumen, melakukan pencatatan pada DI 301 Daftar Isian tentang Daftar Permohonan Pekerjaan Pendaftaran Tanah, sekaligus mencantumkan nomor dan tanggal DI 301 tersebut pada STTD Surat Tanda Terima Dokumen, yang kemudian diserahkan kembali kepada pemohon. Universitas Sumatera Utara 6. Oleh petugas loket II Loket Pelayanan dokumen, dokumen tersebut diserahkan ke Kepala Sub Seksi Peralihan Hak Pembebanan dan PPAT. 7. Kepala Sub Seksi Peralihan Hak Pembebanan dan PPAT, setelah menerima dokumen dari petugas loket II Loket Pelayanan Dokumen, kemudian mempelajari dokumen tersebut dan membuat disposisi. Di mana disposisi tersebut diserahkan ke petugas buku tanah dan sertifikat untuk melaksanakan tugasnya sekaligus diserahkannya dokumen-dokumen tersebut. 8. Pada petugas buku tanah dan sertipikat, melakukan tugas : a. Mencari buku tanah yang bersangkutan dalam almari arsip buku tanah. b. Mencatat adanya peralihan hak tersebut pada buku tanah dan sertipikat. Setelah itu dokumen-dokumen tersebut, buku tanah dan sertifikat diserahkan kembali pada Kepala Sub Seksi Peralihan Hak Pembebanan dan PPAT. 9. Kepala Sub Seksi Peralihan Hak Pembebanan dan PPAT, melakukan pengoreksian, setelah dinyatakan lengkap kemudian membubuhkan paraf catatan peralihan pada buku tanah dan sertifikat yang bersangkutan. Setelah itu diteruskan dokumen tersebut dan buku tanah serta sertifikat yang bersangkutan kepada Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah. 10. Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah melakukan pengoreksian dan membubuhkan paraf catatan peralihan pada buku tanah dan sertipikat, untuk kemudian diteruskan dokumen tersebut pada Kepala Kantor Pertanahan. 11. Oleh Kepala Kantor Pertanahan mengoreksi dan menandatangani catatan peralihan tersebut sekaligus membubuhkan stempel Kantor Pertanahan pada Universitas Sumatera Utara buku tanah dan sertifikat. Kemudian diserahkan kembali pada petugas pembukuan. 12. Oleh petugas pembukuan, melakukan pembukuan pada DI 208 Daftar Isian tentang Daftar Penyelesaian Pekerjaan Pendaftaran Tanah dan mencantumkan nomor DI 208 pada buku tanah dan sertifikat serta warkah dan membubuhkan stempel garuda pada buku tanah dan sertifikat serta surat ukur, kemudian melakukan pembukuan pada DI 307 Daftar Isian tentang Daftar Penghasilan Negara. Setelah itu menginformasikan kepada petugas loket II Loket Pelayanan Dokumen untuk melakukan pencoretan pada DI 301 Daftar Isian tentang Daftar Permohonan Pekerjaan Pendaftaran Tanah bahwa sertipikat telah selesai diproses. Dokumen-dokumen tersebut diserahkan ke petugas arsip selaku petugas yang menyimpan warkah-warkah adanya peralihan hak atas tanah karena jual beli tersebut. Sertipikat yang telah selesai diproses diserahkan ke petugas loket IV Loket Pengambilan Produk. 13. Pada petugas loket IV Loket Pengambilan produk, setelah menerima sertipikat kemudian melakukan pencatatan pada DI 301 A Daftar Isian tentang Daftar Penyerahan Hasil Pekerjaan untuk penyelesaian produk. Warkah-warkah, buku tanah, sertifikat dipilihdipisah-pisahkan. Sertifikat asli dikembalikan kepada pemohon, warkah-warkah dan akta jual beli dijilid menjadi satu untuk disimpan di bagian arsip warkah. Serta buku tanah yang telah selesai diproses dikembalikan pada almari arsip buku tanah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 tentang Universitas Sumatera Utara pendapatan negara bukan pajak, yang berlaku pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, bahwa pemohon harus membayar biaya untuk melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli tersebut sebesar Rp. 25.000 untuk setiap permohonan. Setiap permohonan pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut, dengan alokasi waktu sekitar 11-20 hari. Biaya tersebut dibayar melalui loket III yaitu pada pelayanan bendaharawan, yang kwitansi sebagai bukti pembayaran permohonan pendaftaran peralihan tersebut. Untuk pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli tersebut yang tidak memerlukan pengukuran, maka dalam sertifikat yang bersangkutan dan buku tanah nama pemegang hak yang lama, dilakukan pencoretan dan diganti dengan nama pemegang hak yang baru dan sekaligus dilakukan penulisan mengenai sebab peralihan hak atas tanah tersebut. Pendaftaran peralihan hak atas tanah dengan status hak milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, maka masyarakat Kabupaten Karo, yang mendaftarkan peralihannya di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo akan mendapat jaminan kepatian hukum mengenai pemegang haknyasubjek haknya, jaminan kepastian mengenai haknya, jaminan kepastian hukum mengenai tanahobjeknya, serta sahnya peralihan hak tersebut, selain dari pada itu akan diperoleh pula surat tanda bukti hak yang sah dan kuat yang disebut sertifikat hak atas tanah. Jadi tugas Kantor Pertanahan khususnya Kantor Pertanahan Kabupaten Karo dalam hal ini adalah hanya melakukan pencatatan mengenai adanya peralihan hak atas tanah. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik karena jual beli di Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Karo ini telah terjadi manakala sudah Universitas Sumatera Utara dialihkan oleh PPAT setempat, yang dibuktikan dengan akta jual beli tanah dan telah ditandatanganinya oleh kedua belah pihak serta telah didaftarkannya peralihan haknya tersebut pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Setelah pelaksanaan peralihan hak atas tanah tersebut selesai, selanjutnya sertipikat hak atas tanah tersebut yang sudah dinyatakan sah berpindah tangan dan telah didaftar pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, diserahkan kepada pemegang pemilik hak atas tanah yang baru. 46

4. Manfaat Pelaksanaan Pendaftaran Hak Milik Untuk Kelangsungan Kepemilikan Hak Atas Tanah.

Dalam era pembanguanan dewasa ini, khususnya di bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan dibidang pertanahan adalah terwujudnya tertib pertanahan. Masalah tanah di Indonesia telah mendapat perhatian yang sangat luas dan mendalam dikalangan masyarakat. Pasal 19 UUPA memerintahkan diselenggarakannya Pendaftaran Tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum. Pendaftaran tanah ini sangat penting dan tanah tersebut didaftarkan untuk kepentingan dari pengguna terhadap tanah, sehingga akan terlihat dari manfaat tanah tersebut. Arti pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kejelasan atau keterangan supaya tidak menimbulkan permasalahan dalam bidang pertanahan terutama terhadap status tanah tersebut. 46 Hasil wawancara dengan, Jeremias Silalahi, Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara Dewasa ini pembicaraan mengenai tanah sudah merupakan pembicaraan yang menyangkut hidup dan penghidupan manusia. Hal ini terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan, tidak terkecuali di Kabupaten Karo. Memang sering kita dengar bahwa timbul konflik tentang tanah ini karena orangnya tidak menuruti hukum tanahnya, boleh jadi soal timbul karena sangketa batas, boleh jadi karena ada pemerintah konversi lantas tidak dikonversi. Dan yang paling mendasar karena tidak punya sertifikat atau setrtifikatnya telah dirubah dengan tujuan kepentingan masyarakat. 47 Demikian pula halnya pelayanan di bidang pertanahan terutama dalam pengurusan hak-hak tanah seperti prosedur permohonan hak-hak atas tanah sampai kepada penerbitan sertifikat oleh masyarakat. Pelayanannya masih dirasakan berbelit-belit disamping banyak dijumpai pengutan-pungutan tambahan, Sampai sekarang ini sering dijumpai terjadinya penguasaan pemilikan dan penggunaan tanah oleh oknum-oknum yang tidak sesuai atau melanggar ketentuan peraturan perudang-undangan pertanahan yang berlaku, seperti penguasaan tanah tanpa dilandasi sesuatu hak oleh orang-orang atau badan hukum maupun adanya jual beli dibawah tangan. Hal ini dapat disebabkan karena disamping belum dipahaminya ketentuan peraturan di bidang pertanahan yang berlaku juga adanya unsur kesenjangan untuk mencari keuntungan pribadi, sehingga dapat membawa akibat-akibat yang negatif yang dapat merugikan pihak lain serta menjadi sumber persangketaan tanah. 47 M.Yamin dan Abd.Rahim Lubis., Op.cit, hal.130 Universitas Sumatera Utara sering terjadinya sertifikat atas tanah palsu, buku tanah hilang dan sebagainya. Hal demikian menunjukkan bahwa belum tertibnya Admiistrari Pertanahan. Bagi tanah-tanah yang pemiliknya terdiri dari beberapa orang seperti tanah adat tanah yang bersifat publiekrechtelijke, awalnya pendaftaran tanah bukan sebagai hal yang penting dilakukan atasnya. Sebab yang diprioritaskan adalah fungsi haknya yakni bagaimana supaya dapat memberikan manfaat bagi seluruh anggota keluarga sekawasan yang hidup diatas tanah. Namun akibat perkembangan kehidupan manusia yang satu sama lain tidak mempunyai nasib yang sama dalam mengembangkan hidupnya, sudah barang tentu tanah milik bersama akan menjadi sasaran untuk dikeluarkan bahagianya dari kepemilikan bersama tersebut. Proses seperti ini bukan semakin lama menjadi kegiatan manusia yang tidak terelakkan di atas tanah-tanah adat. Akhirnya milik bersama yang sifatnya publiekrechtelijke semakin terindividualisasikan menjadi milik privat. Tidak mungkin ditahan untuk menjadi benda barang milik yang tidak dapat dialihkan dan beralih dari kepemilikan bersama tersebut. Ditengah-tengah terindividualisasinya hak-hak yang pada awalnya hak bersama, lembaga Pendaftaran Tanah menjadi alat yang paling utama dan mendasar untuk menegakkan individualisasi kepemilikan hak atas tanah tersebut. Sebaiknya dengan Pendaftaran Tanah ini dilakukan akan dapat mengamankan hak-hak atas tanah perorangan atau milik sekelompok masyarakat dan badan Universitas Sumatera Utara hukum. Sehingga pemiliknya dapat terlindungi secara yuridis dan teknis untuk dugunakan, dialihkan dan atau diikatkan sebagai jaminan hutang pemiliknya. 48 Diselenggarakanya pendaftaran tanah yang efektif akan memungkinkan barangsiapapun yang berkepentingan dengan mudah membuktikan haknya atas Sama halnya seperti yang terjadi di Kabupaten Karo untuk menjaga agar tidak terkjadi sengketa tanah, perlu diadakan Pendaftaran Tanah sebab dengan dilakukannya Pendaftaran Tanah maka pihak-pihak yang berkepentingan akan mengetahui status tanah dan hak yang ada diatsnaya, subjek hak atas tanah dan batas-batasnya. Pendaftaran tanah yang dilakukan dengan melalui prosedur sebagaimana yang ditentukan oleh undang-undang akan merupakan kekuatan hukum atau kepastian hukum dan kepastian hak. Untuk memperoleh kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah, UUPA telah meletakkan kewajiaban kepada pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah yang ada diseluruh Indonesia disamping bagi para pemengang hak untuk mendaftarkan hak atas tanah yang ada padanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan adanya peraturan-peraturan yang tertulis akan memungkinkan barang suapapun yang berkepentingan dengan mudah mengetahui hukum yang bagaimana yang berlaku dan berwenang serta kewajiban-kewajiban apa yang ada padanya bersangkutan dengan tanah yang dipunyainya. 48 M.Yamin., Problematika Mewujudkan Jaminan Kepastian Hukum Atas Tanah Dalam Pendaftaran Tanah, Pidato Pengukuhan, Medan, 2 September 2006, hal.7. Universitas Sumatera Utara tanah yang dipunyai dan mengetahui hal-hal yang perlu diketahui mengenai tanah-tanah kepunyaan pihak lain, baik segi-segi teknis kadaster maupun yuridisnya. 49 Oleh sebab itulah, didalam UUPA khususnya Pasal 19 memerintahkan diadakanya Pendaftaran Tanah. Pasal 19 UUPA ditunjukan kepada pemerintah untuk melaksanakan Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia ada merupakan kewajiban pemerintah sebagai penguasa tertinggi terhadap tanah. Selain itu Pasal 23. 32 dan Pasal 38 UUPA yang menyatakan bahwa hak milik, hak guna usaha, dan hak guna banguan setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan merupakan kewajiban bagi yang mempunyai hak tersebut dengan maksud agar mereka mendapat kepastian hukum tentang hak itu. Memang kewajiban itu perlu ditegaskan, kalu Telah kita sadari bahwa masalah pertanahan realitanya pada dewasa ini menjadi problem dan telah banyak masalah pertanahan ini yang menimbulkan perselisihan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu penanganan tugas keagrariaan dengan cara kerja yang konsepsional dan berprogram meliputi semua fungsi yang ada yaitu tata guna tanah, fungsi landreform, pengurusan hak- hak atas tanah dan pendaftaran tanah yang didukung oleh administrasi yang baik. Kepastian hukum dan kepastian hak terhadap pemilikan hakl-hak atas tanah adalah sangat penting sekali, untuk menghindari dan mencegah adanya pertentangan dan perselisihan yang ditimbulkan oleh problema ini. 49 Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto., Eksistensi Prona Sebagai Pelaksanaan Mekanisme Fungsi Agraria, Ghalia Indonesia, 1985, hal 20. Universitas Sumatera Utara tidak mungkin yang mempunyai hak tersebut tidak mengetahuii kewajiban atau melalaikan kewajibannya itu, padahal secara keseluruhan usaha pendaftaran tanah yang dibebankan kepada pemerintahan sudah mengeluarkan tenaga dan biaya yang banyak, akan menjadi sia-sia tanpa adanya dukungan orang yang mempnyai hak-hak tersebut diatas. 50 Penerbitan sertifikat hak atas tanah di Kabupaten Karo sudah mencapi 70 dengan demikian menunjukan bahwa penguasaan tanah di daerah in sudah mempunyai alas hak yang kuat sehingga apa yang diinginkan oleh tertib pertanahan yaitu untuk menumbuhkan kepastian hukum sebagai pengayoman atas penggunanan penguasaaan tanah telah tercapai. Artinya sengketa mengenai penguasaan atas tanah maupun penguasaan tanah tanpa hak yang sering terjadi dapat diatasi. Karena dengan adanyan pendaftaran tanah maka kepemilikan dan penguasaan tanah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 51 Salah satu tujuan dari pendaftaran tanah adalah untuk terselenggaranyan tertib administrasi pertanahan. Hal ini dapat dilihat dalam bunyi Pasal 3 PP Nomor 24 Tahun 1997. Tertib administrasi maksudnya bahwa seluruh berkas- berkas dari kanror pertanahan tersebut harus sudah tersimpan dengan baik dan teratur sehingga sangat mudah sekali jika akan mencari suatu data yang 50 K.Wantjik Saleh., Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indnesia, Jakarta, 1977, hal. 22. 51 Ali Achmad Chomsah., Op.cit. hal.72. Universitas Sumatera Utara diperluakan, terbukti dari adanya sejumlah buku-buku yang yang tersedia dalam menunjang Pendaftaran Tanah. 52 52 Zaidar., Dasar Filosofis Hukum Agraria, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2004, hal. 83. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan baik yang langsung untuk kehidupanya seperti misalnya untuk bercocok tanam guna mencukupi kebutuhannya tempat tinggal perumahan, maupun untuk melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, Industri, Pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainya. 1 Masalah yang paling mendasar yang dihadapi bidang pertanahan adalah suatu kenyataan bahwa persediaan tanah yang selalu terbatas sedangkan Lebih dari itu tanah juga mempunyai hubungan emosional dengan Manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bukan hanya dalam kehidupannya saja, untuk meninggalpun manusia masih memerlukan tanah sebagai tempat peristirahatan. Manusia hidup senang serba kecukupan jika mereka dapat menggunakan tanah yang dikuasai atau dimilikinya sesuai dengan hukum alam yang berlaku, dan manusia akan dapat hidup tentram dan damai jika mereka dapat menggunakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan batas-batas tertentu dalam hukum yang berlaku yang mengatur kehidupan manusia itu dalam masyarakat. 1 Suardi., Hukum Agraria, Badan Penertbit IBLM, Jakarta, 2005, hal.1. Universitas Sumatera Utara kebutuhan manusia akan tanah selalu meningkat. Sengketa ini tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di Desa, sehingga tidak jarang kita mendengar bahwa tanah merupakan masalah yang rawan. Untuk menghindari adanya sengketa, masyarakat mengiginkan adanya suatu kepastian hukum atas bidang-bidang tanah. 2 Karenanya oleh pemerintah kebijakan mengenai tanah ini diatur dalam berbagai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pada jaman penjajahan Belanda diatur dalam Agrarische Wet, Agrariche besluit, Domeinverklaring 3 2 A.P.Parlindungan., Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1999, hal.1. 3 3 Setelah berkuasa di Indonesia, pemerintah Belanda memberlakukan hukum tanah yang terdapat di Belanda yang dibuat di Belanda pada Tahun 1870, yang bertujuan utama diberlakukannya Agrarische wet AW ini adalah membuka kemungkinan dan memberikan jaminan hukum kepada para pengusaha swasta untuk dapat berkembang di Hindia Belanda. Ketentuan yang terdapat dalam Agrarische we AW pelaksanaannya diatuar lebih lanjut oleh beberapa peratuaran dan keputusan, diantaranya adalah Agrarische Besluit tersebut dimuat sebuah pernyataan asas yang sangat penting bagi perkembangan dan pelaksannaanya hukum tanah administratif Hindia Belanda. Asas tersebut dinilai kurang memnghargai , bahkan memerkosa hak-hak rakyat atas tanah yang bersumber pada hukum adat. Dalam ketentuan asas tersebut dinyatakan bahwa “…semua tanah yang pihak lain tidak dapat membuktikan sebagai hak eigendomnya, adalah domei milik Negara. Ketentuan yang terdapat dalam asas tersebut lazim disebut Domein Verklaring Pernyataan Domein. Lihat Supriadi; Hukum Agraria Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hal.48 dan 49. dan sebagainya mengenai tanah untuk kepentingan penjajah antara lain perkebunan- perkebunan yang ada di Indonesia diberikan kepada perusahaan-perusahaan Belanda. Demikian juga perlindungan terhadap hak-hak atas tanah diberikan kepada kaum penjajah seperti hak eigendom adalah hak milik yang mutlak pada umumnya diberikan kepada kaum penjajah serta diberikan kepastian hukumnya dengan mendaftarkan hak-hak tersebut dalam daftar, kemudian diberikan tanda Universitas Sumatera Utara bukti hak atas tanah tersebut. Sedangkan kepada penduduk pribumirakyat Indonesia yang tunduk pada hukum adat tidak diberikan bukti hak atas tanah dan kalaupun ada hanya berupa bukti pembayaran pajak saja, seperti Girik, Pipil, Ketitir dan lain sebagainya. 4 Manusia dalam mengejar kepentingan hidupnya ada yang didasari oleh itikad baik dan ada pula yang didasari itikad buruk. Satu dengan lainya mengadakan interaksi dalam masayarakat. Mengenai kepentingan mereka terhadap tanah dan penggunaanya, tidak jarang sebenarnya manusia mempunyai hak, dikebiri atau dirampas haknya oleh mereka yang tidak berhak seperti pada masa sebelum berlakunya UUPA karena nafsu atau itikad tidak baik mengakibatkan manusia itu inggin menguasai tanah yang bukan miliknya sehinnga menimbulkan kerugian bagi orang lain. Oleh sebab itu Pendaftaran Tanah perlu dilakukan untuk mencegah kerugian-kerugian yang menimpa pihak yang sah. 5 4 Suardi., Op.cit, hal. 2. 5 G.Kartasapoetra., dkk, Hukum Tanah Jaminan UUPA Pendayagunaan Tanah, Rineke Cipta, Jakarta,1991, hal.136. Namun ketidakpastian hukum menyebabkan kekhawatiran pihak-pihak yang akan menguasai sebidang tanah karena peralihan hak ataupun kreditur yang akan memberikan kredit dengan jaminan sebidang tanah. Permasalahan ini sering terjadi pada waktu pemindahan hak atas tanah berlangsung, maka yang penulis maksudkan dengan peralihan hak milik adalah suatu perbuatan hukum yang bertujuan memindahkan hak dari satu pihak ke pihak lain yaitu hak milik atas tanah. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Tanah Karo mempunyai hak atas tanah dengan status hak milik. Hak Milik di sini merupakan hak atas tanah yang terkuat, maksudnya adalah bahwa hak ini merupakan hak yang paling kuat bila dibandingkan dengan hak-hak lainnya. Dengan terselenggaranya pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, maka masyarakat Kabupaten Karo yang melakukan pendaftaran peralihan hak tersebut pada pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya hak milik, akan mendapat jaminan kepastian hukum mengenai telah terjadinya peralihan hak atas tanah tersebut, selain daripada itu akan diperoleh pula surat tanda bukti hak yang sah dan kuat yang disebut dengan sertipikat hak atas tanah. Jaminan kepastian hukum yang dimaksud di sini meliputi : 1. Kepastian hukum mengenai orangBadan Hukum yang menjadi pemegang hak atas tanah. Kepastian mengenai siapa yang memiliki sebidang tanah atau subjek hak. 2. Kepastian hukum bidang tanah yang dimilikinya. Hal ini menyangkut letak, batas serta luas bidang tanahobjek hak. 3. Kepastian hukum mengenai hak atas tanahnya. Demikian juga pada Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 05 Tahun 1960 disebutkan bahwa : “Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.” 6 6 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1960. Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, Cetakan Ke-II, Yokyakarta: Penerbit Pusaka Merah Putih, 2007, Hal.16. Universitas Sumatera Utara Memperhatikan arti pentingnya pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya hak milik tersebut, kenyataannya masih banyak masyarakat khususnya di Kabupaten Karo yang dalam melakukan peralihan hak atas tanahnya belum didaftarkan peralihannya pada Kantor Pertanahan setempat dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, dan dalam proses penyelesaian pekerjaan pendaftaran peralihan hak milik ini terdapat berbagai macam hambatan yang menyebabkan proses pendaftaran peralihan hak milik atas tidak selesai tepat pada waktunya. Untuk itu perlu kajian lebih lanjut tentang sejauh mana pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo beserta hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik tersebut di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KARO”

B. Rumusan Masalah

Pengaturan tentang tanah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dapat dilihat dalam berbagai Peraturan Perundang-undangan. Kesadaran akan pentingnya fungsi tanah terkait dengan Hak Asasi Manusia HAM mulai dirasakan semenjak Era Reformasi. Diawali dengan terbitnya Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, arti penting hak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupan Pasal 9 Ayat 1 itu Universitas Sumatera Utara memerlukan ketersediaan tanah untuk pemenuhan hak atas kesejahteraan berupa hak milik, yang dapat dipunyai bagi diri sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain untuk pengembangan dirinya bersama-sama dengan masyarakat. Hak milik yang mempunyai fungsi sosial itu dilindungi dari tindakan sewenang- wenang dari pihak lain, sehingga ketika hak milik itu diperlukan untuk kepentingan umum, maka harus diberikan ganti kerugian yang wajar dan segera dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 36, Pasal 37. 7 1. Bagaimanakah Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo? Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia akan tanah menyebabkan kedudukan tanah menjadi sangat penting terutama menyangkut kepemilikan, penguasaan dan penggunaannya. Mengingat kebutuhan untuk menempati tanah selalu meningkat akan mendorong laju tingkat peralihan hak. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 2. Hambatan-hambatan Apa Sajakah Yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo? 3. Upaya Apakah Yang Dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Karo Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo? 7 Maria S.W Sumardjono., Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial Dan Budaya, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2009, hal. 3. Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan