Manfaat Pelaksanaan Pendaftaran Hak Milik Untuk Kelangsungan Kepemilikan Hak Atas Tanah.

dialihkan oleh PPAT setempat, yang dibuktikan dengan akta jual beli tanah dan telah ditandatanganinya oleh kedua belah pihak serta telah didaftarkannya peralihan haknya tersebut pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Setelah pelaksanaan peralihan hak atas tanah tersebut selesai, selanjutnya sertipikat hak atas tanah tersebut yang sudah dinyatakan sah berpindah tangan dan telah didaftar pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, diserahkan kepada pemegang pemilik hak atas tanah yang baru. 46

4. Manfaat Pelaksanaan Pendaftaran Hak Milik Untuk Kelangsungan Kepemilikan Hak Atas Tanah.

Dalam era pembanguanan dewasa ini, khususnya di bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan dibidang pertanahan adalah terwujudnya tertib pertanahan. Masalah tanah di Indonesia telah mendapat perhatian yang sangat luas dan mendalam dikalangan masyarakat. Pasal 19 UUPA memerintahkan diselenggarakannya Pendaftaran Tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum. Pendaftaran tanah ini sangat penting dan tanah tersebut didaftarkan untuk kepentingan dari pengguna terhadap tanah, sehingga akan terlihat dari manfaat tanah tersebut. Arti pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kejelasan atau keterangan supaya tidak menimbulkan permasalahan dalam bidang pertanahan terutama terhadap status tanah tersebut. 46 Hasil wawancara dengan, Jeremias Silalahi, Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara Dewasa ini pembicaraan mengenai tanah sudah merupakan pembicaraan yang menyangkut hidup dan penghidupan manusia. Hal ini terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan, tidak terkecuali di Kabupaten Karo. Memang sering kita dengar bahwa timbul konflik tentang tanah ini karena orangnya tidak menuruti hukum tanahnya, boleh jadi soal timbul karena sangketa batas, boleh jadi karena ada pemerintah konversi lantas tidak dikonversi. Dan yang paling mendasar karena tidak punya sertifikat atau setrtifikatnya telah dirubah dengan tujuan kepentingan masyarakat. 47 Demikian pula halnya pelayanan di bidang pertanahan terutama dalam pengurusan hak-hak tanah seperti prosedur permohonan hak-hak atas tanah sampai kepada penerbitan sertifikat oleh masyarakat. Pelayanannya masih dirasakan berbelit-belit disamping banyak dijumpai pengutan-pungutan tambahan, Sampai sekarang ini sering dijumpai terjadinya penguasaan pemilikan dan penggunaan tanah oleh oknum-oknum yang tidak sesuai atau melanggar ketentuan peraturan perudang-undangan pertanahan yang berlaku, seperti penguasaan tanah tanpa dilandasi sesuatu hak oleh orang-orang atau badan hukum maupun adanya jual beli dibawah tangan. Hal ini dapat disebabkan karena disamping belum dipahaminya ketentuan peraturan di bidang pertanahan yang berlaku juga adanya unsur kesenjangan untuk mencari keuntungan pribadi, sehingga dapat membawa akibat-akibat yang negatif yang dapat merugikan pihak lain serta menjadi sumber persangketaan tanah. 47 M.Yamin dan Abd.Rahim Lubis., Op.cit, hal.130 Universitas Sumatera Utara sering terjadinya sertifikat atas tanah palsu, buku tanah hilang dan sebagainya. Hal demikian menunjukkan bahwa belum tertibnya Admiistrari Pertanahan. Bagi tanah-tanah yang pemiliknya terdiri dari beberapa orang seperti tanah adat tanah yang bersifat publiekrechtelijke, awalnya pendaftaran tanah bukan sebagai hal yang penting dilakukan atasnya. Sebab yang diprioritaskan adalah fungsi haknya yakni bagaimana supaya dapat memberikan manfaat bagi seluruh anggota keluarga sekawasan yang hidup diatas tanah. Namun akibat perkembangan kehidupan manusia yang satu sama lain tidak mempunyai nasib yang sama dalam mengembangkan hidupnya, sudah barang tentu tanah milik bersama akan menjadi sasaran untuk dikeluarkan bahagianya dari kepemilikan bersama tersebut. Proses seperti ini bukan semakin lama menjadi kegiatan manusia yang tidak terelakkan di atas tanah-tanah adat. Akhirnya milik bersama yang sifatnya publiekrechtelijke semakin terindividualisasikan menjadi milik privat. Tidak mungkin ditahan untuk menjadi benda barang milik yang tidak dapat dialihkan dan beralih dari kepemilikan bersama tersebut. Ditengah-tengah terindividualisasinya hak-hak yang pada awalnya hak bersama, lembaga Pendaftaran Tanah menjadi alat yang paling utama dan mendasar untuk menegakkan individualisasi kepemilikan hak atas tanah tersebut. Sebaiknya dengan Pendaftaran Tanah ini dilakukan akan dapat mengamankan hak-hak atas tanah perorangan atau milik sekelompok masyarakat dan badan Universitas Sumatera Utara hukum. Sehingga pemiliknya dapat terlindungi secara yuridis dan teknis untuk dugunakan, dialihkan dan atau diikatkan sebagai jaminan hutang pemiliknya. 48 Diselenggarakanya pendaftaran tanah yang efektif akan memungkinkan barangsiapapun yang berkepentingan dengan mudah membuktikan haknya atas Sama halnya seperti yang terjadi di Kabupaten Karo untuk menjaga agar tidak terkjadi sengketa tanah, perlu diadakan Pendaftaran Tanah sebab dengan dilakukannya Pendaftaran Tanah maka pihak-pihak yang berkepentingan akan mengetahui status tanah dan hak yang ada diatsnaya, subjek hak atas tanah dan batas-batasnya. Pendaftaran tanah yang dilakukan dengan melalui prosedur sebagaimana yang ditentukan oleh undang-undang akan merupakan kekuatan hukum atau kepastian hukum dan kepastian hak. Untuk memperoleh kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah, UUPA telah meletakkan kewajiaban kepada pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah yang ada diseluruh Indonesia disamping bagi para pemengang hak untuk mendaftarkan hak atas tanah yang ada padanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan adanya peraturan-peraturan yang tertulis akan memungkinkan barang suapapun yang berkepentingan dengan mudah mengetahui hukum yang bagaimana yang berlaku dan berwenang serta kewajiban-kewajiban apa yang ada padanya bersangkutan dengan tanah yang dipunyainya. 48 M.Yamin., Problematika Mewujudkan Jaminan Kepastian Hukum Atas Tanah Dalam Pendaftaran Tanah, Pidato Pengukuhan, Medan, 2 September 2006, hal.7. Universitas Sumatera Utara tanah yang dipunyai dan mengetahui hal-hal yang perlu diketahui mengenai tanah-tanah kepunyaan pihak lain, baik segi-segi teknis kadaster maupun yuridisnya. 49 Oleh sebab itulah, didalam UUPA khususnya Pasal 19 memerintahkan diadakanya Pendaftaran Tanah. Pasal 19 UUPA ditunjukan kepada pemerintah untuk melaksanakan Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia ada merupakan kewajiban pemerintah sebagai penguasa tertinggi terhadap tanah. Selain itu Pasal 23. 32 dan Pasal 38 UUPA yang menyatakan bahwa hak milik, hak guna usaha, dan hak guna banguan setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan merupakan kewajiban bagi yang mempunyai hak tersebut dengan maksud agar mereka mendapat kepastian hukum tentang hak itu. Memang kewajiban itu perlu ditegaskan, kalu Telah kita sadari bahwa masalah pertanahan realitanya pada dewasa ini menjadi problem dan telah banyak masalah pertanahan ini yang menimbulkan perselisihan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu penanganan tugas keagrariaan dengan cara kerja yang konsepsional dan berprogram meliputi semua fungsi yang ada yaitu tata guna tanah, fungsi landreform, pengurusan hak- hak atas tanah dan pendaftaran tanah yang didukung oleh administrasi yang baik. Kepastian hukum dan kepastian hak terhadap pemilikan hakl-hak atas tanah adalah sangat penting sekali, untuk menghindari dan mencegah adanya pertentangan dan perselisihan yang ditimbulkan oleh problema ini. 49 Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto., Eksistensi Prona Sebagai Pelaksanaan Mekanisme Fungsi Agraria, Ghalia Indonesia, 1985, hal 20. Universitas Sumatera Utara tidak mungkin yang mempunyai hak tersebut tidak mengetahuii kewajiban atau melalaikan kewajibannya itu, padahal secara keseluruhan usaha pendaftaran tanah yang dibebankan kepada pemerintahan sudah mengeluarkan tenaga dan biaya yang banyak, akan menjadi sia-sia tanpa adanya dukungan orang yang mempnyai hak-hak tersebut diatas. 50 Penerbitan sertifikat hak atas tanah di Kabupaten Karo sudah mencapi 70 dengan demikian menunjukan bahwa penguasaan tanah di daerah in sudah mempunyai alas hak yang kuat sehingga apa yang diinginkan oleh tertib pertanahan yaitu untuk menumbuhkan kepastian hukum sebagai pengayoman atas penggunanan penguasaaan tanah telah tercapai. Artinya sengketa mengenai penguasaan atas tanah maupun penguasaan tanah tanpa hak yang sering terjadi dapat diatasi. Karena dengan adanyan pendaftaran tanah maka kepemilikan dan penguasaan tanah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 51 Salah satu tujuan dari pendaftaran tanah adalah untuk terselenggaranyan tertib administrasi pertanahan. Hal ini dapat dilihat dalam bunyi Pasal 3 PP Nomor 24 Tahun 1997. Tertib administrasi maksudnya bahwa seluruh berkas- berkas dari kanror pertanahan tersebut harus sudah tersimpan dengan baik dan teratur sehingga sangat mudah sekali jika akan mencari suatu data yang 50 K.Wantjik Saleh., Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indnesia, Jakarta, 1977, hal. 22. 51 Ali Achmad Chomsah., Op.cit. hal.72. Universitas Sumatera Utara diperluakan, terbukti dari adanya sejumlah buku-buku yang yang tersedia dalam menunjang Pendaftaran Tanah. 52 52 Zaidar., Dasar Filosofis Hukum Agraria, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2004, hal. 83. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan baik yang langsung untuk kehidupanya seperti misalnya untuk bercocok tanam guna mencukupi kebutuhannya tempat tinggal perumahan, maupun untuk melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, Industri, Pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainya. 1 Masalah yang paling mendasar yang dihadapi bidang pertanahan adalah suatu kenyataan bahwa persediaan tanah yang selalu terbatas sedangkan Lebih dari itu tanah juga mempunyai hubungan emosional dengan Manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bukan hanya dalam kehidupannya saja, untuk meninggalpun manusia masih memerlukan tanah sebagai tempat peristirahatan. Manusia hidup senang serba kecukupan jika mereka dapat menggunakan tanah yang dikuasai atau dimilikinya sesuai dengan hukum alam yang berlaku, dan manusia akan dapat hidup tentram dan damai jika mereka dapat menggunakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan batas-batas tertentu dalam hukum yang berlaku yang mengatur kehidupan manusia itu dalam masyarakat. 1 Suardi., Hukum Agraria, Badan Penertbit IBLM, Jakarta, 2005, hal.1. Universitas Sumatera Utara kebutuhan manusia akan tanah selalu meningkat. Sengketa ini tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di Desa, sehingga tidak jarang kita mendengar bahwa tanah merupakan masalah yang rawan. Untuk menghindari adanya sengketa, masyarakat mengiginkan adanya suatu kepastian hukum atas bidang-bidang tanah. 2 Karenanya oleh pemerintah kebijakan mengenai tanah ini diatur dalam berbagai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pada jaman penjajahan Belanda diatur dalam Agrarische Wet, Agrariche besluit, Domeinverklaring 3 2 A.P.Parlindungan., Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1999, hal.1. 3 3 Setelah berkuasa di Indonesia, pemerintah Belanda memberlakukan hukum tanah yang terdapat di Belanda yang dibuat di Belanda pada Tahun 1870, yang bertujuan utama diberlakukannya Agrarische wet AW ini adalah membuka kemungkinan dan memberikan jaminan hukum kepada para pengusaha swasta untuk dapat berkembang di Hindia Belanda. Ketentuan yang terdapat dalam Agrarische we AW pelaksanaannya diatuar lebih lanjut oleh beberapa peratuaran dan keputusan, diantaranya adalah Agrarische Besluit tersebut dimuat sebuah pernyataan asas yang sangat penting bagi perkembangan dan pelaksannaanya hukum tanah administratif Hindia Belanda. Asas tersebut dinilai kurang memnghargai , bahkan memerkosa hak-hak rakyat atas tanah yang bersumber pada hukum adat. Dalam ketentuan asas tersebut dinyatakan bahwa “…semua tanah yang pihak lain tidak dapat membuktikan sebagai hak eigendomnya, adalah domei milik Negara. Ketentuan yang terdapat dalam asas tersebut lazim disebut Domein Verklaring Pernyataan Domein. Lihat Supriadi; Hukum Agraria Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hal.48 dan 49. dan sebagainya mengenai tanah untuk kepentingan penjajah antara lain perkebunan- perkebunan yang ada di Indonesia diberikan kepada perusahaan-perusahaan Belanda. Demikian juga perlindungan terhadap hak-hak atas tanah diberikan kepada kaum penjajah seperti hak eigendom adalah hak milik yang mutlak pada umumnya diberikan kepada kaum penjajah serta diberikan kepastian hukumnya dengan mendaftarkan hak-hak tersebut dalam daftar, kemudian diberikan tanda Universitas Sumatera Utara bukti hak atas tanah tersebut. Sedangkan kepada penduduk pribumirakyat Indonesia yang tunduk pada hukum adat tidak diberikan bukti hak atas tanah dan kalaupun ada hanya berupa bukti pembayaran pajak saja, seperti Girik, Pipil, Ketitir dan lain sebagainya. 4 Manusia dalam mengejar kepentingan hidupnya ada yang didasari oleh itikad baik dan ada pula yang didasari itikad buruk. Satu dengan lainya mengadakan interaksi dalam masayarakat. Mengenai kepentingan mereka terhadap tanah dan penggunaanya, tidak jarang sebenarnya manusia mempunyai hak, dikebiri atau dirampas haknya oleh mereka yang tidak berhak seperti pada masa sebelum berlakunya UUPA karena nafsu atau itikad tidak baik mengakibatkan manusia itu inggin menguasai tanah yang bukan miliknya sehinnga menimbulkan kerugian bagi orang lain. Oleh sebab itu Pendaftaran Tanah perlu dilakukan untuk mencegah kerugian-kerugian yang menimpa pihak yang sah. 5 4 Suardi., Op.cit, hal. 2. 5 G.Kartasapoetra., dkk, Hukum Tanah Jaminan UUPA Pendayagunaan Tanah, Rineke Cipta, Jakarta,1991, hal.136. Namun ketidakpastian hukum menyebabkan kekhawatiran pihak-pihak yang akan menguasai sebidang tanah karena peralihan hak ataupun kreditur yang akan memberikan kredit dengan jaminan sebidang tanah. Permasalahan ini sering terjadi pada waktu pemindahan hak atas tanah berlangsung, maka yang penulis maksudkan dengan peralihan hak milik adalah suatu perbuatan hukum yang bertujuan memindahkan hak dari satu pihak ke pihak lain yaitu hak milik atas tanah. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Tanah Karo mempunyai hak atas tanah dengan status hak milik. Hak Milik di sini merupakan hak atas tanah yang terkuat, maksudnya adalah bahwa hak ini merupakan hak yang paling kuat bila dibandingkan dengan hak-hak lainnya. Dengan terselenggaranya pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, maka masyarakat Kabupaten Karo yang melakukan pendaftaran peralihan hak tersebut pada pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya hak milik, akan mendapat jaminan kepastian hukum mengenai telah terjadinya peralihan hak atas tanah tersebut, selain daripada itu akan diperoleh pula surat tanda bukti hak yang sah dan kuat yang disebut dengan sertipikat hak atas tanah. Jaminan kepastian hukum yang dimaksud di sini meliputi : 1. Kepastian hukum mengenai orangBadan Hukum yang menjadi pemegang hak atas tanah. Kepastian mengenai siapa yang memiliki sebidang tanah atau subjek hak. 2. Kepastian hukum bidang tanah yang dimilikinya. Hal ini menyangkut letak, batas serta luas bidang tanahobjek hak. 3. Kepastian hukum mengenai hak atas tanahnya. Demikian juga pada Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 05 Tahun 1960 disebutkan bahwa : “Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.” 6 6 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1960. Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, Cetakan Ke-II, Yokyakarta: Penerbit Pusaka Merah Putih, 2007, Hal.16. Universitas Sumatera Utara Memperhatikan arti pentingnya pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya hak milik tersebut, kenyataannya masih banyak masyarakat khususnya di Kabupaten Karo yang dalam melakukan peralihan hak atas tanahnya belum didaftarkan peralihannya pada Kantor Pertanahan setempat dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, dan dalam proses penyelesaian pekerjaan pendaftaran peralihan hak milik ini terdapat berbagai macam hambatan yang menyebabkan proses pendaftaran peralihan hak milik atas tidak selesai tepat pada waktunya. Untuk itu perlu kajian lebih lanjut tentang sejauh mana pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo beserta hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik tersebut di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KARO”

B. Rumusan Masalah