BAB III TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENGATURANNYA
DALAM KONVENSI INTERNASIONAL
A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Korupsi dalam bahasa Latin disebut Corruptio – corruptus, dalam bahasa Belanda disebut corruptie, dalam Bahasa Inggris disebut corruption, dalam
bahasa Sansekerta didalam Naskah Kuno Negara Kertagama tersebut corrupt arti harfiahnya menunjukkan kepada perbuatan yang rusak, busuk, bejat, tidak jujur
yang disangkutpautkan dengan keuangan.
43
Korupsi menurut Henry Campbell Black dalam Black’s Law Dictionary adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu
keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak- pihak lain, secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk
mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bersamaan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.
44
Terlepas dari berbagai ragam pengertian korupsi diatas, secara yuridis, pengertian korupsi, baik arti maupun jenisnya telah dirumuskan, di dalam
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 Dalam pengertian lain, korupsi dapat diartikan sebagai “perilaku tidak
mematuhi prinsip”, dilakukan oleh perorangan di sektor swasta atau pejabat publik. Dan keputusan dibuat berdasarkan hubungan pribadi atau keluarga,
korupsi akan timbul, termasuk juga konflik kepentingan dan nepotisme.
43
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1996, hal 115.
44
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Edisi VI, West Publishing , St. Paul, 1990.
Universitas Sumatera Utara
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang sebelumya, yaitu Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971.
Dalam pengertian yuridis, pengertian korupsi tidak hanya terbatas kepada perbuatan yang memenuhi rumusan delik dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, tetapi meliputi juga perbuatan-perbuatan yang memenuhi rumusan delik, yang merugikan masyarakat atau orang perseorangan. Oleh karena
itu, rumusannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. 2.
Kelompok delik penyuapan, baik aktif yang menyuap maupun pasif yang disuap.
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 merumuskan pengertian keuangan negara sebagai berikut:
Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
45
Ruang lingkup keuangan negara sesuai dengan pengertian tersebut diuraikan sebagai berikut:
46
a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,
dan melakukan pinjaman; b.
Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara;
45
Pasal 1 angka 1 UU No. 172003.
46
Pasal 2 UU No. 172003
Universitas Sumatera Utara
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. Kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara atau daerah; h.
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan danatau kepentingan umum;
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
47
B. Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi