BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development RD yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu Sugiyono, 2012. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan langkah-langkah penelitian RD menurut sebagai berikut.
Gambar 3.1. Langkah-langkah penelitian Research and Development Sugiyono 2012
Langkah-langkah penelitian ditempuh sesuai alur jalur kerja pada Research and Development adalah sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Tahap ini merupakan tahap awal penelitian, dengan melakukan observasi pada beberapa sekolah di Kabupaten Batang untuk mengetahui potensi dan
masalah, dengan cara pengumpulan data berupa wawancara guru, observasi kelas, dan angket siswa. Wawancara dilakukan pada Februari-Mei 2014 di SMA
N 1 Bandar, SMA N 1 Batang, SMA N 2 Batang, dan SMA N 1 Wonotunggal dengan responden adalah Nurhayati, S.Pd, Ning Rahayu, S.Pd Yati Suharti,
S.Pd, dan Yuli Eko Prasetyawan, S.Pd. Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan tentang pembelajaran.
Potensi dan masalah
Pengumpulan data
Desain produk
Validasi desain
Revisi desain Uji coba
produk
Revisi produk
Uji coba pemakaian
Revisi produk
Produk jadi
19
Masalah yang ditemukan adalah keterampilan berpikir kritis siswa masih kurang. Pembelajaran di sekolah kurang memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran yang sering dilakukan guru adalah melalui tanya jawab dan ceramah, terkadang diskusi. Di
sisi lain, sekolah memiliki potensi untuk dapat mendukung terjadinya pembelajaran yang mendorong keterampilan berpikir kritis siswa. Sekolah
memiliki fasilitas berupa laboratorium, charta struktur dan replikasi virus, Wi- Fi, serta buku-buku penunjang pembelajaran Biologi di perpustakaan.
Berdasarkan hasil angket siswa menyatakan lebih tertarik jika pembelajaran menyuguhkan permasalahan pada dunia nyata. Namun pada materi virus guru
belum menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah. 2.
Pengumpulan Data Setelah mengetahui potensi dan masalah yang ada di beberapa sekolah di
Kabupaten Batang, selanjutnya pengumpulan data dilakukan lebih mendalam pada salah satu sekolah yang akan digunakan dalam penelitian yaitu SMA N 1
Bandar. Berikut pengumpulan data yang dilakukan. a.
Melakukan wawancara dengan guru Biologi dan siswa untuk memperoleh data tentang permasalahan pembelajaran. Diperoleh data sebagai berikut.
1 Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat, meskipun
guru sering memberikan kesempatan, namun siswa cenderung menerima apa yang diberikan guru dan cenderung pasif, siswa kurang berani
mengemukakan alasan terhadap alternatif jawaban, serta kesulitan untuk membuat kesimpulan.
2 Bahan ajar yang digunakan hanya berupa LKS yang menurut siswa
tampilannya kurang menarik. Perangkat yang digunakan guru dalam materi virus terdiri dari silabus dan RPP dengan model pembelajaran
gallery walk pembelajaran berbentuk pameran karya siswa yang
menimbulkan interaksi antar kelompok untuk saling memberi tanggapan yang menurut guru pelaksanaannya masih kurang efektif.
b. Mencatat kekurangan yang ada pada perangkat pembelajaran dan LKS yang
digunakan siswa yaitu kegiatan dalam LKS kurang mengarahkan siswa untuk
berpikir kritis. Lembar kerja siswa hanya berisi ringkasan teori dan latihan soal saja. Guru belum menggunakan model pemecahan masalah.
c. Mengumpulkan materi tentang virus dari buku mata pelajaran, buku yang
relevan, dan referensi internet. Melakukan analisis KI, KD, dan indikator pencapaian, serta karakteristik, kelebihan, dan kekurangan PBL untuk
dijadikan bahan kajian dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Materi virus berkaitan dengan kehidupan dan permasalahan yang dihadapi siswa,
sehingga akan tepat bila dalam pembelajaran disuguhkan permasalahan yang menuntut siswa untuk dapat memecahkannya
3. Desain Produk
Mendesain produk yang berupa perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, LKS berbasis PBL, dan soal evaluasi
berupa tes tertulis pada materi virus yang dibuat berdasarkan indikator berpikir kritis.
Perangkat tersebut disusun dengan menyajikan permasalahan-permasalah dalam kehidupan nyata terkait materi virus, serta mengarahkan siswa untuk
mengidentifikasi masalah dan membuat pertanyaan permasalahan agar terampil berpikir dalam memecahkan masalah sehingga siswa dapat menguasai konsep-
konsep serta melatih keterampilan bepikir kritis. Penyajian LKS dibuat semenarik mungkin dari segi tampilan dan bahasa yang digunakan lebih bersifat
komunikatif sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar. 4.
Validasi Desain Validasi dilakukan dengan cara menyerahkan produk awal untuk
divalidasi. Desain perangkat pembelajaran berbasis PBL dievaluasi dan divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Ahli media yaitu dosen Jurusan
Biologi, Dr. Saiful Ridlo, M.Si sedangkan ahli materi yaitu dosen Jurusan Biologi, Dr. Siti Harnina Bintari, M.S. Untuk menilai produk ini digunakan
angket penilaian kelayakan perangakat pembelajaran PBL dan untuk menilai LKS digunakan standar kelayakan bahan ajar dari BSNP yang meliputi tiga
aspek yaitu komponen kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Hasil penilaian
terhadap produk perangkat pembelajaran berbasis PBL digunakan untuk
merevisi kekurangan agar perangkat yang dihasilkan layak dipakai dalam pembelajaran.
5. Revisi Desain
Revisi dilakukan berdasarkan hasil validasi dari pakar. Kekurangan produk dapat diketahui dari hasil validasi dan saran-saran dari pakar ketika
validasi. Setelah desain produk divalidasi dan mendapat masukan dari validator, langkah selanjutnya adalah revisi atau perbaikan produk perangkat
pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi, diketahui perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria kelayakan, maka selanjutnya perangkat
pembelajaran siap diujicobakan pada skala kecil. 6.
Uji Coba Skala Kecil Uji coba skala kecil melibatkan satu guru biologi kelas X dan 10 siswa
kelas X MIA 1 di SMA Negeri 1 Bandar pada September 2014 yang diambil secara acak. Tujuan dari uji coba skala kecil adalah untuk menguji produk yang
telah divalidasi dan direvisi untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS yang dikembangkan dari segi bahasa, penulisan, dan tampilan LKS, serta tanggapan
guru mengenai silabus dan RPP yang dikembangkan. Dengan dilakukan uji coba skala kecil akan dapat diketahui kekurangan dari produk sehingga dapat
dilakukan perbaikan sesuai tanggapan dan masukan dari siswa dan guru Sugiyono 2012. Instrumen yang digunakan adalah angket. Dalam pengambilan
data tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan dilakukan dengan dipandu oleh peneliti selama dua jam pelajaran 2x45 menit. Pada uji coba skala
kecil siswa tidak diminta memberikan tanggapan mengenai silabus dan RPP, namun hanya diminta untuk memberikan tanggapan mengenai LKS, hal tersebut
dikarenakan siswa belum mengenal tentang silabus dan RPP sehingga tanggapan terhadap silabus dan RPP yang dikembangkan diambil dari guru biologi kelas
X. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba soal yang berupa tes tertulis bentuk
uraian untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda soal.
7. Revisi Produk tahap 1 ke-1
Perangkat pembelajaran direvisi dengan mempertimbangkan hasil tanggapan guru dan siswa pada uji coba skala kecil beserta kritik dan saran yang
diberikan. Bagian LKS yang masih kurang dapat dipahami siswa diperbaiki sebelum LKS diterapkan dalam pembelajaran serta silabus dan RPP yang kurang
sesuai diperbaiki sesuai masukan dari guru. 8.
Uji Coba Pemakaian Produk Uji coba pemakaian perangkat pembelajaran berbasis PBL dilakukan di
SMA Negeri 1 Bandar pada tanggal 1 Oktober –29 Oktober 2014. Populasi pada
penelitian ini adalah kelas X Semester Ganjil tahun 20142015 yang terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling
yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Sampel pada penelitian ini adalah kelas X MIA 4. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menerapkan perangkat
pembelajaran berbasis PBL yang telah divalidasi dan direvisi dalam kegiatan belajar mengajar pada materi virus. Dengan uji coba pemakaian produk dapat
diketahui kekurangan atau hambatan yang muncul selama penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk perbaikan lebih lanjut.
Penerapan menggunakan bentuk penelitian Pre-Experimental Design dengan jenis One group pretest-posttest design.
Desain eksperimen yang digunakan dapat ditunjukkan sebagai berikut Sugiyono 2012.
Keterangan: X : perlakuan pembelajaran dengan BPL
O
1
: skor pre-test O
2
: skor post-test Pengambilan data hasil belajar sebanyak dua kali yaitu sebelum pre-test
dan sesudah post-test dilakukan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Soal tes berupa soal uraian yang mengacu
pada indikator berpikir kritis. Perbedaan antara nilai pre-test dan post-test diasumsikan sebagai efek dari penerapan perangkat pembelajaran berbasis PBL
dalam pembelajaran. Data pendukung yang diambil saat pembelajaran dalam uji coba skala besar adalah data keterampilan siswa dalam membuat poster. Setelah
O
1
X O
2
pelaksanaan pembelajaran selesai, siswa diberikan lembar penilaian kemampuan berpikir kritis siswa untuk mengetahui kemajuan keterampilan berpikir kritis
siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis PBL. Selain itu siswa juga diberikan angket tanggapan terhadap pembelajaran berbasis PBL untuk
mengetahui produk perangkat pembelajaran masih perlu diperbaiki atau tidak. Guru juga diberikan angket tanggapan terhadap pembelajaran menggunakan
perangkat berbasis PBL. 9.
Revisi Produk Tahap II ke-2 Berdasarkan hasil tanggapan guru dan siswa beserta saran yang diperoleh
pada uji coba skala besar, perangkat pembelajaran berbasis PBL sudah baik sehingga revisi tahap ke-2 hanya dilakukan dengan mengecek struktur, tata lis,
dan tampilan perangkat pembelajaran yang perlu diperbaiki lagi. 10.
Produk Jadi Produk jadi berupa perangkat pembelajaran berbasis PBL yang telah
disempurnakan dari revisi hasil uji coba pemakaian dan dinyatakan layak serta efektif digunakan dalam pembelajaran.
B. Data dan Metode Pengumpulan Data