2.7.1 Frekuensi dan Amplitudo
Frekuensi adalah banyaknya getaran setiap satu satuan waktu. Semakin banyak jumlah getararan yang dihasilkan suatu benda dalam
selang waktu tertentu maka akan menghasilkan bunyi yang semakin nyaring. Berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokan
menjadi dua bagian yaitu bunyi yang frekuensinya teratur dan bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Bunyi yang frekuensinya teratur
disebut nada, sedangkan bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah noise. Tinggi rendahnya suatu nada bergantung pada
frekuensinya. Semakin besar frekuensinya, maka semakin tinggi pula nadanya dan semakin kecil frekuensinya maka semakin rendah
nadanya. Telinga manusia hanya mampu mendengarkan bunyi yang memiliki frekuensi dari 20 Hz sampai 20000 Hz atau audio sonik.
Bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz disebut inrasonik sedangkan bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20000 Hz disebut
ultrasonik. Amplitudo berhubungan dengan kuat dan lemahnya sebuah nada
nada. Semakin besar amplitudo maka semakin kuat bunyi yang dihasilkan dan semakin kecil amplitudo maka semakin lemah nada
yang dihasilkan.
2.7.2 Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang juga memiliki sifat
– sifat seperti gelombang mekanik lainnya.
2.7.2.1 Pemantulan GelombangBunyi
Pemamantulan bunyi yang sering kita rasakan adalah adanya gaung dan gema. Gaung dan gema adalah pemantulan bunyi
yang seolah – olah ada yang menirukan. Gema adalah terjadinya
pemantulan pada ruang yang luas, sehingga pemantulannya terjadi lebih lama, ada jeda waktu antara bunyi asli dan bunyi
pantul. Sedangkan untuk ruang yang lebih sempit lagi, yang menyebabkan bunyi pantul tidak cukup waktu untuk merambat,
sehingga bunyi datang dan bunyi pantul terdengar bersamaan, itulah yang disebut gaung.
2.7.2.2 Pembiasan Gelombang Bunyi
Sesuai dengan hukum pembiasan gelombang bahwa gelombang datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis normal atau sebaliknya. Pembiasan juga terjadi pada gelombang bunyi. Ketika pada
malam hari suara atau bunyi yang cukup jauh terdengar lebih jelas daipada siang hari. Hal itu dikarenakan pada siang hari
suhu udara di permukaan bumi lebih tinggi daripada bagian atasnya. Akibatnya lapisan udara pada bagian atas lebih rapat
daripada bawahnya. Jadi gelombang bunyi yang datang secara horisontal dari sumber bunyi ke pendengar arah rambatnya
dibelokan ke atas, sedangkan pada malam hari arah rambat bunyi akan melengkung ke bawah.
2.7.2.3 Difraksi Gelombang Bunyi
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah, celahnya seorde dengan panjang gelombangnya.
Gelombaang bunyi mudah untuk didifraksikan karena panjang gelombang bunyi di udara sekitar beberapa sentimeter hingga
meter.
2.7.2.4 Interferensi Gelombang Bunyi
Interferensi gelombang bunyi terjadi jika dua gelombang bunyi yang berdekatan bertemu. Interferensi bunyi terjadi jika dua
buah sumber bunyi yang koheren sampai ke telinga kita. Pada suatu titik bunyi akan terdengar lebih kuat jika pada titik
tersebut terjadi interferensi konstruktif saling memperkuat, sebaliknya akan terdengar lemah jika terjadi interferensi
destruktif saling memperlemah.
2.7.2.5 Pelayangan Gelombang Bunyi