keseluruhan mata pelajaran sejarah membawa pengetahuan ini kepada para siswa.
d Memperkokoh pemahaman bahwa interaksi saling menguntungkan
berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting dalam kemajuan kehidupan bangsa.
e Memberikan kemudahan kepada siswa yang berminat mempelajari sejarah
suatu negara dalam kaitannya dengan sejarah umat manusia secara keseluruhan.
2.2.2 Pendidikan Karakter
Landasan teori pada pendidikan karakter meliputi pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, tahap-
tahap pembentukan karakter, dan strategi pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut.
2.2.2.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang Agus, 2012:20.
Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter
bangsa yang dibuat oleh Kemdikbud. . Adapun 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa tersebut dijabarkan pada lampiran 1.
Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.
Karakter adalah suatu hal yang unik hanya ada pada individual atau pun pada suatu kelompok bangsa. Karakter itu adalah landasan dari kesadaran budaya,
kecerdasan bangsa dan merupakan perekat budaya Narwanti, 2011:27. Pendidikan karakter bisa diartikan sebagai proses pemberian nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter darinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif Wahyuni, 2012:1.
Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Untuk mendukung
perwujudan cita-cita
pembangunan karakter
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi
permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Thomas
Lickona dalam Megawangi 2004 menyatakan bahwa pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu,
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan habituation tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham kognitif tentang mana yang benar
dan salah, mampu merasakan afektif nilai yang baik dan biasa melakukannya psikomotor. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan
bukan saja aspek pengetahuan yang baik moral knowing, akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good moral feeling, dan perilaku yang baik
moral action. Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan, oleh karena itu pendidikan karakter
pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Pengembangan pendidikan karakter hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu
seseorang. Dari pengertian pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan wadah atau sarana mendidik seseorang anak
sesuai dengan karakter yang diharapkan berdasarkan nila-nilai karakter budaya bangsa.
2.2.2.2 Tujuan pendidikan karakter