Sumatera Air Asia Training Center (Arsitektur Metafora)

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik

Oleh

WILLIAM SUSANTO

090406029

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

Oleh:

WILLIAM SUSANTO

090406029

Medan, Juli 2013

Disetujui oleh:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A.

Beny O.Y. Marpaung, ST, MT, Phd

NIP : 195802241986 01 002

NIP : 1971 1022 2002 12 2001

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N. Vinky Rahman, M.T

NIP : 19660622 197702 1 001


(3)

Nama

: WILLIAM SUSANTO

NIM

: 090406029

Judul Proyek Akhir

: Sumatera Air Asia Training Center

Tema Proyek Akhir : Arsitektur Metafora

Rekapitulasi Nilai

:

Nilai Akhir

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan:

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus Melengkapi

3.

Perbaikan Tanpa

Sidang

4.

Perbaikan Dengan

Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur,

Koordinator TKA-490,


(4)

karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh

proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitekur, Departemen Arsitektur

Universitas Sumatera Utara.

Laporan Studio Tugas Akhir ini berisikan antara lain : pengumpulan

data melalui studi literature dan dari berbagai nara sumber, telaah, analisa

dan penyusunan landasan- landasan teoritis ( konseptual ) bagi tahap

perancangan serta gambar-gambar rancangan.

Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas

dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya.Oleh sebab

itu,pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing tugas akhir Bapak Ir. Rudolf Sitorus , M.L.A. dan kepada Ibu

Beny O.Y. Marpaung, ST.,MT ., Phd atas kesediaannya membimbing,

memotivasi, memberi pengarahan, dan waktu beliau kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Wahyu Abdillah ST. selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran-saran yang sangat membantu.

3. Bapak Ir. Vinky Rachman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Ir. Basaria Talarosa, MT , Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

dan Bapak Wahyu Abdillah ST. selaku coordinator Tugas Akhir,

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak dan Ibu pegawai staff Tata Usaha Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.


(5)

memberikan informasi yang berguna untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Para senior dan mentor yang telah memberikan banyak masukan dan

kesempatan untuk belajar.

10. Semua teman-teman studio Tugas Akhir dan stambuk 2009 yang selalu

ceria dan telah bersama-sama melalui proses pendidikan di Arsitektur

USU.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khusunya di lingkungan Departemen Arsitektur Universitas

Sumatera Utara.

Medan, Juli 2013

Hormat saya


(6)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……… i

DAFTARISI……….... iii

DAFTARGAMBAR……….. vi

DAFTAR TABEL…….……….... xi

DAFTAR DIAGRAM... xii

ABSTRAK... ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Maksud Dan Tujuan………...……….. 2

1.3 Permasalahan…… ………...……... 2

1.4 Sasaran………... 2

1.5 Pendekatan……….. 3

1.6 Lingkup / Batasan………...……… 3

1.7 Kerangka Berfikir………..……. 4

1.8 Sistematika Laporan……….. 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul……….. 6

2.2 Tinjauan Umum………..……… 7

2.2.1 Pengertian Sumatera……….………. 7

2.2.2 Air Asia………. 8

2.2.3 Aviation Training Center………..……….. 10

2.3 Lokasi Proyek………. 17

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek………. 17

2.3.2 Alternatif Pemilihan Lokasi………. 18

2.3.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan………...……… 21

2.4 Tinjauan Fungsi……… 21

2.4.1 Deskripsi Pengguna Dan Kegiatan……….... 22


(7)

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis……… 29

2.5.1 Emirates Aviation College………... 29

2.5.2 Sia Center……….. 31

BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema………. 36

3.1.1 Pengertian Arsitektur………. 36

3.1.2 Pengertian Metafora……….. 36

3.1.3 Metafora Dalam Arsitektur………... 37

3.1.4 Kegunaan Penerapan Metafora Dalam Arsitektur…………... 38

3.2 Interpretasi Tema………... 39

3.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul……….. 39

3.4 Studi Banding Proyek Dengan Tema Sejenis……… 40

3.4.1 Museum of Fruit……… ………. 40

3.4.3 Sydney Opera House……….. 42

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik………... 44

4.1.1 Analisa Lokasi………. 44

4.1.2 Kondisi Eksisting Site……… 45

4.1.3 Analisa Pencapaian……….. 47

4.1.4 Analisa Sirkulasi Kawasan………...………… 49

4.1.5 Analisa Utilitas………. 50

4.1.6 Analisa Vegetasi………. 51

4.1.7 Analisa View……….. 52

4.1.8 Analisa Kebisingan……… 55

4.1.9 Analisa Orientasi Matahari……… 56

4.2 Analisa Fungsional………..…. 57

4.2.1 Analisa Pola Kegiatan……….…..…. 58


(8)

4.3.1 Kebutuhan………..………... 60

4.3.2 Fasilitas………..……….….. 60

4.3.3 Daya Tampung………..………..….. 61

4.4 Program Ruang………...………..…. 64

4.4.1 Kebutuhan Area Parkir………..…... 69

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Pemograman Ruang……….….. 70

5.1.1 Matrik Hubungan antar ruang secara umum………..…. 70

5.1.2 Matrik Hubungan antar ruang kelompok fungsi utama………..… 70

5.1.3 Matrik Hubungan antar ruang kelompok fungsi penunjang…….. 71

5.2 Konsep Penzoningan Fungsi………. 73

5.3 Konsep Sirkulasi…..……….. 74

5.3.1 Sirkulasi Internal………..……….. 74

5.3.2 Sirkulasi Eksternal………...……… 75

5.4 Konsep Bentukan Massa……… 76

5.5 Konsep Penzoningan Ruang………. 83

BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Visualisasi 3 Dimensi ………..………. 85

6.2 Bestek Sumatera Air Asia Training Center……….. 90


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pulau Sumatera………...….… 7

Gambar 2.2 Site alternative 1………....… 18

Gambar 2.3 Site alternative 2………...……….… 18

Gambar 2.4 Site alternative 3………...……….... 19

Gambar 2.5 Enterance Gedung Emirates Aviation College……….…... 29

Gambar 2.6 Ruang Pelatihan………...………….…… 30

Gambar 2.7 Ruang Latihan Merias………..……..…….. 30

Gambar 2.8 Cabin Mock-up………...…….. 30

Gambar 2.9 Wet Drill Training………...…… 30

Gambar 2.10 Suasana Training………. 30

Gambar 2.11 EET Training………. 31

Gambar 2.12 EET Training………. 31

Gambar 2.13 SIA Center……….. 32

Gambar 2.14 Hall SIA Center………..…... 34

Gambar 2.15 EET Training………..………. 34

Gambar 2.16 Dapat Di Kontrol………...… 32

Gambar 2.17 Wet Drill Training………..… 32

Gambar 2.18 Door Training………. 33

Gambar 2.19 Studio Catwalk………...…….. 33

Gambar 2.20 Cabin Mock-up………..…… 33

Gambar 2.21 Ruang Rias……… 33

Gambar 2.22 MFTD………. 33

Gambar 2.23 Flight Simulator………..…….. 33

Gambar 3.1 Site Plan Museum of Fruit………... 40

Gambar 3.2 Museum of Fruit………..………….. 41

Gambar 3.3 Maket Museum of Fruit………...……… 41

Gambar 3.4 Denah Museum of Fruit……….. 42


(10)

Gambar 4.1 Sumut………..……….….. 44

Gambar 4.2 Site terhadap Bandara………...………….…. 44

Gambar 4.3 Peta Wilayah Site……….……. 44

Gambar 4.4 Kondisi eksisting site……….……. 45

Gambar 4.5 Sudut dari simpang……….………. 45

Gambar 4.6 View ke arah jalan………..……….. 45

Gambar 4.7 Foto eksisting site……….... 46

Gambar 4.8 Peta Pencapaina Lokasi……….. 47

Gambar 4.9 Gerbang tol t.Morawa………..…………. 47

Gambar 4.10 Jalan Batang Kuis………...……. 47

Gambar 4.11 Jalan laying kuala namu……….. 48

Gambar 4.12 Jalandari bandaru menuju lokasi………..……… 48

Gambar 4.13 T .Morawa………..……… 48

Gambar 4.14 Detail Pencapaian………... 48

Gambar 4.15 Sirkulasi Kawasan………..……….. 49

Gambar 4.16 Keterangan Gamba………....……... 49

Gambar 4.15 Jaringan Draining Drainse………...…… 51

Gambar 4.16 Vegetasi di Ujung Site………..…… 51

Gambar 4.17 Jaringan Listrik………..………...……… 50

Gambar 4.18 Jaringan Drainase………. 50

Gambar 4.19 Vegetasi di Ujung Site………... 50

Gambar 4.20 Vegetasi di Dalam Site………..………….. 50

Gambar 4.21 Vegetasi Sepanjang Site………..………….. 51

Gambar 4.22 Vegetasi di Samping Site……… 51

Gambar 4.23 view lurus ke jalam……….……….. 52

Gambar 4.24 view di debelah selatan………..… 52

Gambar 4.25 view sebelah timur site……….….…... 52

Gambar 4.26 Analisa view ke luar site……… 53


(11)

Gambar 4.28 View dari simpang……….……….. 54

Gambar 4.29 view dari timur……….. 54

Gambar 4.30 Analisa kebiisingan………..………… 55

Gambar 4.31 Pergerakan Matahari………... 56

Gambar 4.32 Contoh Jadwak Salah Satu Maskapai……….. 62

Gambar 4.33 Contoh Jadwal Salah Satu Maskpai……….. 63

Gambar 5.1 Matrik Hubungan Antar Ruang Secara Umum………….... 70

Gambar 5.2 Matrik Hubungan Antar Ruang Fungsi Utama…………... 71

Gambar 5.3 Matrik Hubungan Antar Ruang Fungsi Penunjang………... 71

Gambar 5.4 Organisaisi ruang…………...……… 72

Gambar 5.5 Organisasi Ruang Kelompok Fungsi Utama……… 72

Gambar 5.6 Konsep Orientasi terhadap jalan………. 73

Gambar 5.7 Konsep sirkualsi luar………. 74

Gambar 5.8 Konsep sirkulasi dalam………. 75

Gambar 5.9 ilustrasi………. 76

Gambar 5.10 Ayah memgbimbing anaknya……….. 76

Gambar 5.11 Pembentukan massa……… 78

Gambar 5.12 Ilstrasi konsep view………..………. 78

Gambar 5.13 Sketsa bentukan massa dan konsepruang……….. 78

Gambar 5.14 Dketsa bentukan massa denkosep ruan dalam……... 78

Gambar 5.15 Skematis Lantai 1 ………..……… 79

Gambar 5.16 Skematik lantai 2………..……….. 79

Gambar 5.17 Potongan………..……….. 79

Gambar 5.18 Sketsa Interior………..…….. 79

Gambar 5.19 Maket massa 2dan ide gedung asrama…………...…. 80

Gambar 5.20 skematik………..……….. 8

Gambar 5.21 Ide awal………...… 80

Gambar 5.22 Maket………...………. 81


(12)

Gambar 5.24 pengelolahan level lantai, pengalaman ruang….………... 81

Gambar 5.25 Ide Fasade………. 82

Gambar 5.26 Ide Interior………..……… 82

Gambar 5.27 Zoning ruang terhadap bentuk massa………..…… 83

Gambar 5.28 Penzoningan Bangunan Utama………..………... 83

Gambar 5.29 Penzoningan Massa B………. 84

Gambar 6.1 Perspektif Mata Burung Selatan………. 85

Gambar 6.2 Perspektif Mata Burung Dari Arah Timur………. 85

Gambar 6.3 View Dari Arah Batang Kuis……….. 86

Gambar 6.4 View Dari Jalan Kearah Kualanamu………. 86

Gambar 6.5 View Dari Enterance Utama………..………. 86

Gambar 6.6 View Dari Arah Jalan Sebelah Timur……….… 86

Gambar 6.7 View Dari Dalam Enterance……… 86

Gambar 6.8 Foyer & Receptionist…...……… 87

Gambar 6.9 View Hall Utama………...……… 87

Gambar 6.10 View Tangga Putar Hall Utama………..…… 87

Gambar 6.11 Inner Court Ruang Simuator…………..……… 87

Gambar 6.12 View Dari Depan Auditorium……….……….. 87

Gambar 6.13 View Dari Ruang Komunal Lantai 3………... 87

Gambar 6.14 View Dari Lantai 3 ke arah Jalan………...…… 88

Gambar 6.15 Perspektif dari Atas Atap………..……….. 88

Gambar 6.16 Area Komunal di Ujung Bangunan………....………. 88

Gambar 6.17 View Kea rah Koridor Lantai 1………..………. 88

Gambar 6.18 Design Tangga Futuristic………. 88

Gambar 6.19 Ruang Emergency Training………..……… 88

Gambar 6.20 View dari Jembatan Ke Arah Asrama……… 89

Gambar 6.21 View dari Taman Asrama……… 90

Gambar 6.22 View ke arah Jembatan………..………. 90


(13)

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Criteria Internal Proyek Sumatera Air Asia Training Center... 17 Tabel 2.2 Penilaian Criteria Internal Alternatif Site………. 19 Tabel 2.3 Penilaian Eksternal Alternative Site………. 20 Tabel 2.4 Tabel Kebutuhan Ruang Sumatera Air Asia Training Center….. 26 Tabel 4.1 Tabel Alur Kegiatan PenggunA………. 57


(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir……….. 4 Diagram 4.1 Sturktur Organisasi…………..………. 59


(16)

function;training facility for the Air Asia Crew; the other airline’s crew can be train by a cooperation with Air Asia.The aircraft crew that can be train in this facility is pilot initial, pilot type-rating, pilot recurrent, ATPL, Flight attendant initial and recurrent..This facility have a dormitory building with a many addition facility for the trainee.Design is a parable froma paper plane ,through the analysis of the function context and the image of Air Asia..The interior also throught an analysis of the Air Asia Airlines ’s mission . With this training facility then the high quality of man power that Air Asia need, can b e fullfill and be the icon of Air Asia Airlines.

Keyword : Air Asia, Training, Pilot, Fligth Attandant, Metafora

Abstrak

Pembangunan fasilitas pelatihan milik Air Asia yaitu Sumatera Air Asia Training Center dimaksudkan untuk dapat memfasilitasi pelatihan calon-calon kru pesawat yang akan bekerja di Maskapai Air Asia.Selain fungsi pelatihan kru pesawat maskapai Air Asia sendiri, fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh maskapai lain yang ingin melatih kru pesawatnya dengan bekerjasama dengan maskapai Air Asia.Kru pesawat yang melakukan pelatihan di sini adalah pilot initial, pilot type-rating, pilot recurrent, pengambil ATPL serta Flight attendant initial dan recurrent.Dalam fasilitas ini juga terdapat gedung asrama yang memiliki berbagai fasilitas penunjang untuk peserta pelatihan.Desain bangunan merupakan wujud perumpamaan pesawat kertas yang dikaji secara mendalam dari konteks fungsi dan citra dari Air Asia.Bagian dalam bangunan juga didesain berdasarkan penganalisaan terhadap misi yang ingin dicapai oleh maskapai Air Asia.Dengan dibangunnya fasilitas pelatihan ini maka SDM berkualitas yang dibutuhkan Air Asia dapat terpenuhi dan menjadi ikon dari maskapai Air Asia.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia penerbangan Indonesia, sangat timpang karena tidak berimbangnya segi bisnis dengan sumber daya manusia (SDM). Akibatnya, banyak terjadi pembajakan serta pengarbitan SDM. Hal ini merupakan bahaya laten yang amat membahayakan aspek keselamatan penerbangan. (Roberto Kobeh Gonzales,Presiden ICAO).

Jumlah SDM di dunia penerbangan Indonesia yang kurang dibandingkan dengan perkembangan industri penerbangan perlu mendapat perhatian khusus.Dalam kurun 5 tahun kedepan, Indonesia akan membutuhkan 4000 pilot.Hal ini disebabkan oleh rencana penambahan armada-armada di berbagai maskapai di Indonesia.Dengan jumlah tersebut dapat dipastikan kebutuhan akan fasilitas pendidikan juga bertambah.

Secara internal, Air asia juga mengalami masalah ketersedian SDM dan pendidikannya.Air Asia sebagai penerima World’s Best Low Cost Airlines dari Skytrax akan terus mengembangkan dan memperkuat pasar terutama di ASIA.Hal ini kemudian dibarengi dengan kebutuhan SDM yang terus bertambah.

Penambahan karyawan unggul dan kompetitif Air Asiamembutuhkan fasilitas untuk mengakomodirnya.Fasilitas tersebut berupatraining center yang mencetak karyawan darat maupun karyawan udara.Fasilitas tersebut merupakan tempat dimana pilot serta kru pesawat mendapatkan pendidikan dan pelatihan guna mewujudkan visi dan misi dari Air Asia.

Air Asia sebelumnya sudah memiliki sebuah training centre di Selangor

Malaysia dengan nama “Asian Aviation Academy”.Fasilitas tersebut merupakan joint venture Air asia dengan CAE.Asian Aviation Academy juga dapat mentraining karyawan dari maskapai lain guna mendapatkan keuntungan dari fasilitas itu sendiri.Namun dengan perkembangan dunia aviasi di asia juga menuntut penambahan fasiltas training untuk di bangun di berbagai wilayah bisnis.

Tony Fernandes selaku CEO Air Asia Group mengungkapkan adanya rencana unutk mendirikan training center dalam waktu dekat di beberapa lokasi seperti


(18)

daerah Sumatera, Penang, Thailand dan Singapore seiring dengan rencana penambahan armada yang mencapai 200 pesawat A320.

Dengan dibangunnya fasilitas training ini di harapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas bagi karyawan Air Asia serta dapat menjadi salah satu generator keuntungan bagi Air Asia Group.Selain itu keberadaan fasilitas training ini dapat menjadi sarana edukasi dan memicu pemuda di Sumatera untuk bergabung di industry penerbangan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan Sumatera Air Asia Training Center.

1. Sebagai salah satu fasilitas Training yang dimiliki oleh Air Asia di regional ASEAN

2. Meningkatkan minat generasi produktif dari Sumatera dan luar sumatera untuk berpartisipasi dalam dunia penerbangan

3. Untuk mewujudkan visi,misi dan sasaran maskapaiAir Asia, yakni: 4. Sebagai generator keuntungan bagi Air Asia Group.

1.3 Permasalahan

1. Bagaimana menciptakan hubungan antar ruang yang baik dari berbagai fungsi ruang yang berbeda-beda serta mencakup berbagai divisi yang terdapat dalam Sumatera Air Asia Training Center.

2. Bagaimana menghadirkan suasana kekeluargaan sebagaimana disebutkan dalam visi misi Air Asia.

3. Bagaimana menginterpretasikan suatu bentuk yang berkaitan dengan penerbangan untuk menciptakan arsitektur yang bermakna.

1.4 Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam proyek ini adalah:

1. Karyawan Air Asia yaitu pilot dan pramugari baik yang ditraining untuk mulai bekerja di Air Asia maupun yang ditrainining untuk memperbaharui izin terbang. 2. Pilot dan pramugari dari maskapai lain yang tidak mempunyai fasilitas training


(19)

3. Masyarakat umum terutama pelajar di wilayah sumatera untuk mendapat informasi dan pengetahuan tentang pekerjaan di dunia penerbangan.

4. Dari jumlah penambahan armada yang mencapai 200 pesawat (1600 pilot,4000 flight attendant hingga 2020 ) ,Fasilitas ini ditargetkan akan mampu menampung ¼ dari jumlah awak setelah di kurangi dengan peserta training dari maskapai lain.

1.5 Pendekatan

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada proyek ini dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :

1. Pemahaman terhadap kasus proyek Sumatera Air AsiaTraining Centre melalui studi pustaka, mencakup pemahaman kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola aktifitas yang terjadi di dalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan bentuknya.

2. Studi banding terhadap proyek yang memiliki kesamaan dalam hal jenis proyek maupun tema yang di pakai yang dipakai dalam judul proyek ini.Diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang mendukung judul proyek.

3. Menganalisa potensi-potensi site dengan cara mensurvey lapangan / lokasi. 4. Menggali informasi dari instansi dan narasumber terkait untuk memperoleh data

yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek

1.6 Lingkup / Batasan

1. Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan desain arsitektur, lansekap serta interior yang dapat mendukung terciptanya pendidikan yang berkualitas di Sumatera Air Asia Training Center.

2. Menyangkut masalah pemilihan lokasi site, dan peraturan pemerintah yang berlaku di sekitar site.

3. Fokus perancangan dikaitkan dengan aspek fisik dan non fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar, perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi.


(20)

1.7 Kerangka Berfikir

MASALAH PERANCANGAN

 Bagaimana menghadirkan hubungan ruang yang baik antar fungsi dalam design yang baik

 Bagaimana menghadirkan suasana kekeluargaan sesuai dengan misi Air Asia

 Bagaimana menginterpretasikan suatu bentuk yang berkaitan dengan penerbangan untuk menciptakan arsitektur yang bermakna. 

PENGUMPULAN DATA

 Studi literatur  Studi lapangan

o Kondisi site o Data eksisting site  Studi banding

o Kajian tema

o Perbandingan fungsi sejenis

KONSEP

 Konsep Zoning

 Konsep massa & tapak  Konsep sirkulasi

ANALISIS

 Analisis kondisi tapak (site)  Analisis Fisik dan nonfisik

RANCANGAN feedback

JUDUL PROYEK

SUMATERA AIR ASIA TRAINING CENTER

LATAR BELAKANG

 Perkembangan Air Asia yang diikuti oleh kebutuhan mencetak karyawan berkualitas.

 Perlu adanya fasilitas yang mampu mengakomodir kebutuhan tersebut  Adanya statement dari CEO Air Asia untuk

membangun fasilitas training di Sumatera

MAKSUD & TUJUAN

 Sebagai fasilitas Training yang dimiliki oleh Air Asia di ASEAN  Meningkatkan minat generasi

produktif dari Sumatera dan luar sumatera untukberpartisipasi dalam dunia penerbangan  Untuk mewujudkan visi,misi dan

sasaran maskapaiAir Asia,  Sebagai generator keuntungan

bagi Air Asia Group. 


(21)

1.8 Sistematika Laporan

Adapun sistematika penyusunan laporan ini,yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar beakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan, pendekatan,kerangka berfikir, dan sistematika laporan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang deskripsi proyek , tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung proyek secara umum.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapakan tema sejenis.

BAB IV ANALISA

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasa-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhah ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul proyek ini adalah “Sumatera Air Asia Training Center“.Secara terminologi, judul dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Pengertian Sumatera:

Sumatera merupakan pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas 443.065,8 km2 .Mewakili lokasi fasilitas yang berada di pulau sumatera

 Pengertian Air Asia:

AirAsia adalah sebuah perusahaan terlibat dalam penyediaan jasa transportasi udara kategori low cost airlines.

 Pengertian Training:

Training (pelatihan) adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sumber daya dalam suatu organisasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu (Flippo, 1961).

Training (pelatihan) adalah proses membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan skill, knowledge dan attitude (Sherwood and Best, 1958).

 Pengertian Center :

A. Pusat, sentral , bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi B. Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan

C. Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka “Sumatera Air Asia Training Center“ dapat diartikan sebagai tempat. Tempat yang memberikan pelatihan dan meningkatkan kecakapan kepada sumber daya manusia diAir Asia yang berlokasi di Pulau Sumatera.Air Asia Training Center merupakan fasilitas yang dimiliki oleh Air Asia


(23)

untuk mentraining para pilot dan awak kabin pesawat atau biasa disebut sebagai pramugara-pramugari. Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh maskapai lain yang tidak memiliki fasilitas training sendiri sehingga fasilitas ini dapat menjadi generator keuntungan bagi Air Asia

2.2 Tinjauan Umum

Berikut pembahasan tentang Sumatera Air Asia Training Center secara umum.

2.2.1 Pengertian Sumatera

Sumatera atau pulau sumatera adalahpulau keenam terbesar di duniayang terletak diIndonesia, dengan luas 443.065,8 km2.Penduduk pulau ini sekitar 42.409.510 jiwa (2000). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaituPulau Percha,Andalas,atauSuwarnadwipa(bahasa sanserkerta, berarti "pulau emas"). Kemudian padaPrasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkanswarnnabhūmi(bahasa Sanskerta, berarti "tanah emas") danbhūmi mālayu("Tanah Melayu") untuk menyebutpulau ini. Selanjutnya dalam naskahNegarakertagamadari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.( Gambar 2.1 )


(24)

Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudra Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain Asahan (Sumatera Utara), Sungai Siak (Riau), Kampar, Inderagiri (Sumatera Barat, Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi), Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way Sekampung(Lampung). Sementara beberapa sungai yang bermuara ke pesisir barat pulau Sumatera diantaranya Batang Tarusan (Sumatera Barat), dan Ketahun (Bengkulu).

Di bagian barat pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari utara hingga selatan. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang masih aktif, seperti Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatera Utara), Marapi, Talang (Sumatera Barat), Gunung Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Sumatera Barat, Jambi). Di pulau Sumatera juga terdapat beberapadanau, di antaranya Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang (Sumatera Barat), Danau Kerinci(Jambi) dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).

2.2.2 Air Asia

Sekilas Air Asia

Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB HICOM milik Pemerintah Malaysia namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.

AirAsia sendiri adalah sebuah perusahaan berbasis di Malaysia terlibat dalam penyediaan jasa transportasi udara.Perusahaan mengoperasikan armada 90 pesawat dan terbang ke lebih dari 60 tujuan dari hub di Malaysia, Thailand dan Indonesia.Maskapai ini mengoperasikan lebih dari 3.500 penerbangan seminggu.Siapa


(25)

yang tidak kenal dengan Air Asia.Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara (pesawat terbang) dengan sistem harga murah (low cost) dan sistem What You Pay Is What You Get. Air Asia memang perusahaan yang saat ini sangat melesat kepopularitasannya di industri penerbangan. Dengan semboyan ”Now Everyone Can Fly”, membuat suatu sistem penerbangan murah (low cost) baru dengan penjualan online (online ticketing) dengan alamat AirAsia.com.

Air Asia Indonesia

Pada 2004, AWAIR diakuisisi atau diambil alih oleh perusahaan penerbangan Air Asia. Setelah diambil alih oleh Air Asia, maskapai ini berubah nama menjadi Air Asia Indonesia. Setelah berubah nama, Air Asia Indonesia mulai beroperasi lagi untuk meramaikan dunia penerbangan Indonesia dengan strategi penerbangan berbiaya murah. Air Asia Indonesia berdiri pada September 1999.Pada awal berdirinya, Air Asia Indonesia bernama PT AWAIR Internasional. Pada 2000, Air Asia Indonesia mulai beroperasi melayani penerbangan ke berbagai kota di Indonesia. Kemudian, menyusul pembukaan jalur penerbangan baru ke luar negeri, yaitu Singapura.Setahun setelah beroperasi, maskapai ini menghentikan operasinya karena ketatnya persaingan penerbangan di Indonesia.AIRASIA INDONESIA Sejarah Air Asia Indonesia.

Visi dan Misi Air Asia

Visi: Menjadi maskapai low cost terbesar di Asia dan melayani 3 milliar orang yang lemah terhadap keterhubungan dan biaya yang tinggi.

Misi :

o Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja dimana karyawan diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar

o Menciptakan merek ASEAN yang diakui secara global

o Untuk mencapai biaya terendah sehingga setiap orang bisa terbang dengan AirAsia

o Merawat produk kualitas tertinggi, merangkul teknologi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan.


(26)

2.2.3 Aviation Training Center

Dalam Sumatera Air Asia Training Center terdapat 2 divisi training yaitu Pilot dan awak kabin yang masuk dalam training flight operation.Berikut jenis-jenis training yang diselenggarakan:

Flight Crew

Pada Pelatihan Flight Crew terdapat beberapa pembagian yaitu :

A. ATPL

ATPL atau Air Transport Pilot Lincense merupakan lisensi tertinggi yang didapatkan oleh seorang pilot pesawat udara.Mereka yang bersertifikat/ berlisensi ATPL memiliki wewenang sebagai pilot-in-comand dari maskapai penerbangan berjadwal.

Syarat pendaftaran lisensi ATPL yaitu: o Memiliki Sertifikat CPL

o Berusia antara 21 60 tahun

o Pengalaman minimal yaitu 1500 jam terbang yang termasuk jam di simulator.

Konten pelatihan:

o Air law, Rules & Regulation and CASR o Flight Navigation

o High Speed Aerodynamic o Aircraft Performance o Flight Planning o Meteorology

o Conduct of Flight Operations o Aircraft Systems

o Aircraft Powerplant

o Human Performance: Aviation Medicine & Human Factor

Durasi: 216 jam (termasuk pengecekan) (sumber: Merpati Training center official site)


(27)

B. B737/500/400/300 Type Rating

Type Rating merupakan pelatihan untuk mendapatkan lisensi menerbangkan peswat tertentu yang memerlukan pelatihan tambahan diluar ruang lingkup lisensi awal.Pesawat apa yang akan diterbangkan disesuaikan dengan kebutuhan airlines yang bersangkutan.

Konten Pelatihan:

o Aircraft General o Flight Planning

o Flight Operation Procedure o Aircraft Emergency Procedures o Weight and Balance

o Emergency Proceedures

o Basic Airplane Performance Dispatch Requirement & Procedurea o Examination & Review

(sumber: Merpati Training center official site)

Tahap Pelatihan:

o Kelas teori

Durasi: 10 hari , termasuk ujian. Sistem: CBT

o Flight Training Durasi

Flight Training Device: 21 jam (3 sesi)

Full Flight Simulator: 40 jam (10 sesi) termasuk ujian (sumber: http://www.airbaltictraining.com)


(28)

C. A320 Type Rating Konten Pelatihan:

o Aircraft General o Flight Planning

o Flight Operation Procedure o Aircraft Emergency Procedures o Weight and Balance

o Emergency Proceedures

o Basic Airplane Performance Dispatch Requirement & Procedurea o Examination & Review

(sumber :Merpati Training center official site)

Tahap Pelatihan:

o Kelas teori

Durasi: 19 hari , termasuk ujian. Sistem: CBT

o Flight Training : MFTD : 40 jam

FFS training : 36 jam (9 sesi) (sumber : http://www.iftc.aero)

D. A320 recurrent:

Meskipun telah dipekerjakan sebagai seorang kapten seorang pilot tidak lah lepas dari pelatihan.Recurrent training adalah training yang harus dilakukan oleh seluruh kru penerbang setiap 12 bulan sekali.

Konten Pelatihan:

o Aircraft systems review o Aircraft systems test

o 4 jam sesi Pelatihan simulator o 4 jam sesi pengecekan silmulator


(29)

E. B737 recurrent F. CRM initial:

Human error merupakan 80% dari penyebab kecelakaan di dunia penerbangan.Pengurangan human error di penerbangan dapat meningkatkan efek positif dari keselamatan penerbangan.Pelatihan ini memperkenalkan faktor manusia yang berdampak pada error dan menawarkan berbagai metode untuk meningkatkan kinerja kru.

Konten Pelatihan

o Fundamental faktor manusia dengan konsentrasi informasi yang diterapkan relevan dengan lingkungan kerja penerbangan

o Kepeminpinan

o Komunikasi di tempat kerja; feedback, resolusi konflik dan mengadakan pertemuan yang efektif.

o Managemen individu dengan kelompok, faktor sosial, kultur dan pengambilan keputusan

o Kesadaran akan situasi

Peserta Pelatihan

Seluruh awak kokpit

(sumber :Merpati Training center official site)

G. CRM recurrent

H. Emergency Training ( teori & Praktek )

Flight Operation Officer

Pada pelatihan Flight Operation Officer terdapat beberapa pembagian :

A. FOO initial

Pengetahuan untuk menguasai dan mengerti pekerjaan dan prosedur adalah intisari bagi staff operasi yang bertanggung jawab atas proses pekerjaan yang baik, baik dari sisi keamana, servis, biaya efektif dan standar keselamatan penerbangan.


(30)

Pelatihan ini didesian untuk mewujudkan visi serta mengembangkan pengetahuan dan skill sebagai syarat untuk menjalankan pekerjaan secara baik bagi seorang FOO.

Konten Pelatihan

o Pengetahuan Pesawat o Meteorology / cuaca o Hukum Udara

o Pelaksanaan Flight Operation o Peraturan dan tata tertib

o Aircraft Type Knowledge / pengetahuan tipe pesawat o Sistem Navigasi Udara

o Prinsip penerbangan o Navigasi Penerbangan o Aircraft Handling Service

B. B737 Type Rating

C. A320 Type Rating

D. Dangerous Goods Regulations

Pelatihan ini menyediakan peserta pelatihan ketrampilan untuk dapat menerima, menangani dan memproses pengiriman barang yang berisi barang berbahaya/ dangerous goods sesuai pedoman peraturan yang diterbitkan oleh IATA.

Konten Pelatihan

o Tanggung Jawab operator dan pengirim.

o Pengemasan, penilaian, pemberian label persyaratan spesifikasi PBB, jumlah quaitiies, kompatibilitas dan pemisahan aket, selama kemasan.

o Batas-batas

o Prosedur pemuatan dan inspeki prosedur darurat

o Klasifikasi dan identifikasi : Sembilan kelas bahaya dngan criteria utama mereka, daftar abjad dalam tabel, ketntuan khusus, NOS entri, Campuran dan larutan. o Pengiriman bahan radio aktif


(31)

E. Resources Management

Crew Resource Management adalah aplikasi pengetahuan tentangfaktor manusia dan ketrampilan untuk pelaksanaan operasi penerbangan dengan tujuan mengefisienkan penggunaan semua sumber daya yang tersedia (peralatan, sistem dan orang-orang) untuk mencapai operasi penerbangan yang aman.CRM menggabungkan ketrampilan individu dan pengetahuan faktor manusia dengan koordinasi dengan kru yang effektif.

Flight Attendant

Pada pelatiahanFlight Attendant terdapat beberapa pembagian :

Flight Attendant Initial

Ketrampilan dan sikap dari cabin crew sangat krusial kepada reputasi maskapai.Hasil pelatihan yang baik adalah esensi untuk menjaga citra jika maskapai ingin mendapatkan keuntungan dan bertahan di pangsa pasar.Pelatihan ini dirancang untuk staf kabin pemula yang bertanggung jawab untuk menangani dan melayani penumpang dengan tujuan mendapatkan laba.

Konten Pelatihan

o Pengetahuan penerbangan o Wet Drill

o Prosedur darurat dan keselamatan penerbangan o Orientasi

o Regulation

o Kedokteran penerbangan dan pertolongan pertama o Pengumuman

o Perawatan Bayi o Pelayanan dan etika o Penanganan penumpang o Dokumentasi

o Pengetahuan umum o Service saat terbang


(32)

o Bahasa inggris

o Table manner

o Poise and Grace

o Keamanan penerbangan

Peserta pelatihan

Staf kabin pemula tanpa pelatihan pramugari-pramugara sebelumnya, atau lulusan SMA yang ingin menjadi pramugari-pramugara.

Type Rating Flight attendand

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dalam memahami tata letak kabin dan peralatan untuk pelayanan yang lebih baik dan terlatih dalam penanganan darurat.

Konten Pelatihan

o Pengetahuan umum o Praek kabin

o Tipe pesawat

o Makanan dan minuman o Training Darurat

o Penanganan kebakaran

Peserta Training

Pramugara-pramugari yang telah menyelesaikan pelatihan initial / awal, atau pramugari yang akan bertanggung jawab melayani dalam jenis pesawat tertentu.

Special Recurrent Package (CRM, Emergency Training Ditching)

Pelatihan Kabin

CRM initial

CRM recurrent

DGR Recurrent


(33)

2.3 Lokasi Proyek

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek

Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi yang dapat dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi Sumatera Air Asia Training Center, yaitu:

No Kriteria Internal Lokasi

1 Posisi Site Berada di lokasi berdekatan dengan bandara sebagai penunjang fungsi bangunan dan dekat dengan komunitas penerbangan.

2 Lingkungan Berada di lingkungan dengan kepadatan rendah

3 Pencapaian atau aksesbilitas Berada di jalan primer yang dapat di akses oleh kenderaan besar.

4 View Adanya view baik dari dalam maupun keluar yang baik

5 Ukuran Lahan Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang direncanakan yaitu ± 3.5 hectar

6 Kontur Tapak/ topografi Semakin datar semakin baik 7 Jaringan Jalan Terdapat pada jaringan jalan

yang mudah untuk diakses.

No Kriteria Internal Lokasi

1 Status kepemilikan lahan Merupakan Lahan kosong


(34)

2 Tersedia utilitas yang baik Terdapat di lokasi yang sudah mempunyai utilitas listrik, air, telepon, gas, dan kebakaran,dsb. 3 GSB, KLB, KDB, dsb. Disesuaikan dengan RDTR

Kecamatan yang bersangkutan atau melihat keadaan sekitar site. 4 Pola penggunaan lahan site (Tata

Guna Lahan)

Berada di lokasi pengembangan sesuai RTRW

2.3.2 Alternatif Pemilihan Lokasi

Lokasi Sumatera Air Asia Training Center sebagai sarana pendidikan karyawan di bidang operasi penerbangan membutuhkan lokasi yang dapat menunjang kegiatan pelatihan serta aksesbilitas yang mudah.Lokasi diusahakan berdekatan dengan bandara dengan pertimbangan kedekatan dengan komunitas penerbangan itu sendiri.Adapun beberapa alternative lokasi yaitu :

 Alternatif site 1

Site berada di persimpangan jalan menuju bandara kuala namu.yaitu Kecamatan batang kuis.Site terletak di kawasan dengan kepadatan rendah berbatasan dengan lahan kosong dan rumah penduduk.Dengan luas ± 3.5hectar. ( Gambar 2.2 )

 Alternatif site 2

Site berada di pantai muara dewi,dengan luas ± 3.5 hectar.Site terletak dikawasan wisata pantai cermin.Site berbatasan dengan langsung dengan laut,Hutan bakau serta tampak warga.( Gambar 2.3 )

Gambar 2.2 Site alternatif 1


(35)

 Alternatif site 3

Site berada di Jalan Jenderal AH Nasution.Berbatasan langsung dengan jalan besar, pombensin serta bangunan komersil.dan perumahan warga.luas site ± 3.50 hectar.( Gambar 2.4 )

Untuk memilih site yang paling sesuai, dilakukan penilaian terhadap ketiga alternatif site diatas sebagai berikut :

Kriteria Penilaian Alternatif Lokasi

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

Luas lahan yang

sesuai 3.5 hectar (5) (5) (5)

Terletak di jalan yang cukup lebar

12 m (5) 4 m (1) 8 m (5) Pencapaian atau aksesibilitas

Dapat diakses dari jalan primer munuju

bandara (5)

Lokasi terletak jauh dari jalan

primer (1)

Jalan primer (5)

Lingkungan

Berada di lingkungan kepadatan rendah (5) Berada di lingkungan kepadatan rendah (5) Berada di lingkungan kepadatan tinggi (1) View kedalam Berada di persimpangan (5)

posisi site berada di ujung pantai

(1)

site terbentang lebar ke samping

(5) Gambar 2.4 Site alternatif 3


(36)

View Keluar

Berada di persimpangan.Lokasi

sekitar masih cukup asri

(5)

View ke pantai dan lokasi wisata

(5)

View merupakan wilayah yang padat

penduduk (3) Topografi Cukup datar

( 5 )

Kurang datar ( 3 )

Cukup datar ( 5 ) Pencapaian ke

bandara

Jalan lurus menuju kuala namu

( 5 )

9 km ke bandara dengan jalan kecil

( 3 )

3 km ke bandara polonia (bukan bandara utama)

( 1 )

Total point 40 27 30

Kriteria Eksternal

Alternatif Lokasi Lokasi 1

Kec. Batang Kuis Deli Serdang

Lokasi 2 Kec Pantai Cermin

Serdang Bedagai

Lokasi 3 Kec.Polonia

Medan

Fungsi lahan dan sekitarnya

Lahan kosong dan perumahan warga

(5)

Pantai muara Dewi Tambak warga

(3)

Lahan komersil (5) Utilitas Air sudah tersedia

(5)

belum jelas (1)

sudah tersedia (5) Utilitas Listrik Sudah tersedia

(5) Perlu adanya penambahan instalasi (1) Sudah tersedia (5)

Jaringan telepon Sudah tersedia (5)

Belum tersedia (1)

Sudah tersedia (5) Kemacetan bukan daerah

kepadatan tinggi (5) bukan daerah kepadatan tinggi (5) daerah rawan macet (3)

Total nilai 25 11 23

Total point kedua kriteria

65 peringkat 1 38 peringkat 3 53 peringkat 2

Keterangan:

1. Kurang Baik 3. Cukup Baik 5 . Sangat Baik Berdasarkan penilaian diatas maka site yang dipilih adalah Lokasi


(37)

2.3.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Adapun deskripsi lokasi sebagai tapak rancangan :

 Kasus Proyek: Sumatra Air Asia Training Center

 Status Proyek: Fiktif

 Pemilik Proyek: Pihak Swasta

 Lokasi Tapak: Jl. Batang Kuis

A. Batas Selatan: Jalan menuju bandara

B. Batas Barat: Jl. Menuju tembung

C. Batas Timur: Lahan Kosong

 Luas Lahan: ± 3.5 hectar

 Kontur: Relatif Datar

 KDB: 60 – 70 %

 KLB: Maksimum 4 lantai

 GSB:

A. Jl. Besar bandara: 9 m

B. Jl. Kecil: 4 m

 Bangunan eksisting: Lahan Kosong

 Potensi Lahan:

A. Terletak dekat dengan bandara

B. Berada pada kawasan pengembangan

C. Transportasi lancar, baik dan bebas kemacetan;

D. Luas site sesuai syarat ( 3.8 )

E. Terletak di sudut jalan;

F. Berada di lingkungan yang tenang;

G. Sudah memiliki jalur utilitas yang baik ( Listrik, Air Bersih, Limbah,Kebakaran, Telepon, dsb).

2.4 Tinjauan Fungsi

Sub bab tinjauan fungsi ini membahas bagaimana Sumatera Air Asia Training Center bekerja, apa aktivitasnya, siapa penggunanya, persyaratan dan kebutuhan ruang.


(38)

2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Adapun deskripsi pengguna dan kegiatan, yaitu :

Peserta Training

 Peserta FOO Innitial Training o Belajar di kelas

o Mencari informasi o Makan

o Istirahat

o Refressing/ berolahraga o Pelatihan CBT

o Brefing sebelum simulasi o Pelatihan Silmulator o Pelatihan tanggap darurat o Menginap

o Pergi ke toilet o Perayaan kelulusan

 Peserta training Type Rating o Belajar di kelas

o Mencari informasi o Makan

o Istirahat

o Refressing /Berolahraga o Pelatihan CBT

o Brefing sebelum simulasi o Pelatihan Silmulator o Menginap

 Peserta recurrent training ( pilot ) o Belajar di kelas

o Pengecekan CBT o Mencari informasi o Makan


(39)

o Istirahat o Briefing

o Simulator training o Menginap

o Pergi ke toilet

 Peserta recurrent training ( attendant ) o Belajar di kelas

o Mencari informasi o Makan

o Istirahat o Briefing

o Pelatihan tanggap darurat o Menginap

o Pergi ke toilet

 Peserta Flight Attendant initial training o Belajar di kelas

o Praktek etika airlines o Mencari informasi o Makan

o Istirahat

o Refressing /Berolahraga o Pelatihan di cabin mock up o Brefing sebelum simulasi o Pelatihan tanggap darurat o Menginap

o Pergi ke toilet o Perayaan Kelulusan

Instruktur

Instruktur pelatihan terdiri dari instruktur pramugara-pramugaridan penerbang.

 Datang Parkir Kendaraan


(40)

 Menganjar

 Istirahat

 Makan

 Pergi ke toilet

Pengelola

Pengelola memiliki kegiatan umum yaitu sebagai berikut :

 Datang,parkir kendaraan

 Bekerja

 Istirahat

 Makan

 Pergi ke toilet

 Melaksanakan fungsi masing-masing

Adapun fungsi utama masing-masing pengelola yaitu :

 Kepala Sumatera Air Asia Training Center

Fungsi utama: Menetapkan rencana jangka panjang, strategi dan rencans kerja anggaran dan pendapatan tahunan Sumatera Air Asia Training Center.Mengarahkan,mengelola dan mengendalikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi.

 GM Research & Development

Fungsi utama: Merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas Perencanaan dan Pengembangan meliputi rekomendasi Business Plan, Rencana Kerja Anggaran & Pendapatan Sumatera Air Asia Training Center, penelitian dan pengembangan ( R & D ) produk Sumatera Air Asia Training Center, analisa kebutuhan pelatihan, rancangan program pelatihan serta pengembangan sistem untuk menunjang kegiatan operasional pelatihan.

 GM Personnel & General Affair

Fungsi Utama: Merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan mengevaluasi aktifitas manajemen SDM yang meliputi perencanaan dan pengembangan pegawai, pelaksanaan sistem SDM, penyelesaian


(41)

permasalahan pegawai dan pengelolaan hubungan kerja lainnya sesuai arahan kebijakan perusahaan dan kerumah tanggaan meliputi pengurusan dan pencatatan dokumen perjalanan dinas, Industrial relation, pengelolaan inventory management, transportasi dan kantin serta reproduksi materi pelatihan dalam rangka menunjang kegiatan operational pendidikan dan pelatihan

 GM Marketing

Fungsi utama: Melakukan analisa pasar,menyusun strategi pasar,kerja sama dengan lembaga lain, melakukan promosi, melaksanakan penjualan, mempertahankan pasar serta melakukan evaluasi terhadap kinerja marketing.

 GM finance

Fungsi utama: Merumuskan laporan keuangan Sumatera Aia Asia Training Center, Kebijakan penagihan maupun pembayaran, menganalisa seta menghitung unit cost, membuat rencana dan pengontrolan arus kas/bank & anggaran serta merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas pengadaan barang / jasa di lingkungan Sumatera Air Asia Training Center.Proses pengadaan dilakukan sesuai dengan kebijakan perusahaan yang tertuang salam manual prosedur pengadaan untuk menunjang kegiatan operasional pelatihan.

 GM Perawatan & Pemeliharaan

Fungsi utama: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan dukungan layanan gedung dormitory,training media dan training aids (simulator,Mockup, CBT, power house dan peralatan pelatihan lainnya) melaluai kegiatan perencanaan dan pelaksaan perawatan serta modifikasi dan pengembangannya untuk meningkatkan performance dari peralatan tersebut.

 GM Operation training

Fungsi Utama: Merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan mengendalikan aktifitas pelaksanaan pelatihan Operasi dan teknik penerbangan untuk meningkatkan kompetensi sesuai tuntutan perusahaan.Pengelolaan dilakukan sesuai dengan arahan kebijakan dan sistem yang diterapkan oleh Kepala Sumatera Air Asia Training Center , yang mencakup aspek perencanan, kegiatan pelatihan sesui target (anggaran) yang ditetapkan dan evaluasi pelatihan.


(42)

Pengunjung Wisata Edukatif

Pengunjung wisata edukatif adalah pengunjung yang datang dengan tujuan berwisata menambah pengetahuan dunia penerbangan.Pengunjung di perkirakan merupakan kelompok dari kalangan pelajar maupun mahasiswa.

 Datang

 Turun dari kenderaan (bus)

 Kumpul di lobby

 Tour keliling fasilitas training

 Makan

 Mendapat perkuliahan di Hall

 Pergi ke toilet

2.4.2 Kebutuhan Ruang Sumatera Air Asia Training Center

Dari daftar kegiatan dan pengguna bangunan serta hasil studi banding, munculah kebutuhan ruang yang harus dipenuhi antara lain :

FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Enterance Lobby Utama Karyawan penerima tamu

Menerima tamu dan memberikan informasi

Receptionist

Peserta Training Duduk,ngobrol Menunggu jemputan Orientasi bangunan Mencari informasi

Ruang duduk Ruang terbuka Toilet

Instruktur Duduk.ngobrol Menunggu jemputan Orientasi bangunan Mencari informasi

Ruang duduk Ruang terbuka Toilet


(43)

Pengelola Duduk.ngobrol Menunggu jemputan Orientasi bangunan Ruang duduk Ruang terbuka Toilet

Pengunjung Berkumpul sebelum tour Menunggu jemputan Mencari informasi Orientasi Ruang duduk Ruang terbuka Toilet Kantor Pengelola

Ruang Kantor per divisi

Pengelola + karyawan Mengatur dan merencanakan berjalannya kegiatan pelatihan . Mengatur administrasi Mengatur dan merencanakan perawatan gedung R. Kepala R. GM R & D R. GM Personnel & general affair R. GM marketing R. Marketing R. GM finance R. ADM R. GM Perawatan & pemeliharaan R. GM Operation training R. rapat Lounge Gudang Toilet Ruang arsip R. Staff pengajar Instruktur

Penerbang

Bekerja Rapat kerja Mengola data

R. Mgr Flight

Operation Training. R. instruktur R.rapat instruktur R.arsip Toilet Instruktur pramugara-pramugari Bekerja Rapat kerja Mengola data

R. Mgr Flight Attendant training R. instruktur R.rapat instruktur R.arsip Toilet Fasilitas Teoritikal training Peserta Training Belajar teori R. Kelas


(44)

pendidikan Toilet Instruktur Mengajarkan teori R. Kelas

Toilet Praktikal training Pesertatraining

pilot

CBT training

MFTD training Simulator training Emergency training Briefing R.CBT R. MFTD R.Simulator R.Emergency training R.Breifing Toilet

Instruktur Mengajarkan Mengawasi Peserta training

pramugara-pramugari Belajar berdandan Belajar catwalk Mockup training Door training Emergency training Wet drill Antisipasi kebakaran R.rias Studio catwalk Cabin Mock up R.door training R.Emergency training

Kolam wet drill training

Locker Toilet

Shower room Instruktur Mengajarkan &

memperagakan Mengawasi Perpustakaan Peserta training Mencari informasi

Membaca buku R.buku R.baca R.internet Fasilitas Makanan

Cafetaria Juru masak Mengolah makanan

Mengawasi

Dapur Locker Gudang toilet R.karyawan Karyawan Melayani

Membersihkan dan merawat

Mengatur stok bahan makanan Dapur R.makan Gudang Kasir Toilet Locker R.karyawan Pengunjung Makan/minum

Duduk,ngobrol

R.makan Toilet Fasilitas

Pertemuan

Auditorium Semua pengguna Duduk menonton Mengisi acara Kursi penonton Panggung Back stage Toilet gudang Fasilitas Olahraga

Gymnastium Peserta training Berolahraga dalam ruang Locker Shower room Ruang qymn Ruang istirahat toilet


(45)

Lapangan Basket Peserta training Bermain basket Menonton pertandingan Lapangan basket Kursi penonton Fasilitas kesehatan

Klinik Semua pengguna ( pasien )

Di periksa Di rawat

Tempat tidur pasien

Meja dokter Toilet klinik Dokter Merawat

Memeriksa

Meja dokter Tempat tidur pasien

Fasilitas Asrama

Tempat tinggal sementara

Peserta training Istirahat Tidur Belajar Mencuci pakaian Tempat tidur R.Belajar Kamar Mandi Laundry Fasilitas parkir Pengelola Peserta Training Instruktur Pengunjung Memarkirkan kenderaan

Parkir roda 2 Parkir roda 4

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis

Berikut studi banding proyek sejenis yang merupakan fasilitas training di maskapai lain.

2.5.1 Emirates Aviation College

Bangunan didesain dengan menirukan bentuk pesawat pada bagian enterance bangunan.( Gambar 2.5 ) Mesin jet juga dibuat untuk menegaskan bentuk pesawat tersebut.Emirates bukanlah maskapai yang hanya peduli dengan jumlah karyawan,namun juga kualitasnya.Mereka memperkerjakan orang-orang dari seluruh dunia unutk dilatih menjadi kru penerbang terbaik di dunia dan di Enirates Aviation College inilah mereka memulai langkah tersebut.


(46)

Salah satu langkah pertama di pelatihan,peserta di perkenalkan dan di tuntut untuk belajar keramahan Arab dan tentang kebudayaan lain yang mewakili perusahaan dalamruang yang bertema majlis.Keragaman awak membantu mereka dengan mudah berinteraksi dengan banyak penumpang yang akan terbang pada maskapai.( Gambar 2.6 )

Pakaian dan penampilan para awak pesawat adalah salah satu yang penting diperhatikan.Disini setiap peserta akan dilatih bagaimana cara mereka memakai seragam, gaya rambut, bagaimana menerapkan makeup dan tentu saja tentang bagaimana cara memakai topi merah kebanggaan maskapai.( Gambar 2.7 )

Para peserta training diberikan pelatihan cabin mock up pesawat A 380.Disini para peserta pelatihan belajar bagaimana menyapa penumpang, menyajikan makanan, Menunjukkan bagaimana mengoperasikan fasilitas si pesawat, mock up memberikan kesempatan bagi para peserta pelatihan untuk belajar cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dan belajar dari kesalahan mereka.( Gambar 2.8 )

Gambar 2.8Cabin Mock-Up Gambar 2.9 Wet Drill Training Gambar 2.10Suasana training Gambar 2.6 Ruang Pelatihan Gambar 2.7 Ruang Latihan Merias


(47)

Gambar 2.12 EET Training Gambar 2.11 EET Training

Untuk wet drill training merupakan pelatihan yang mengkondisikan pendaratan di air.Dalam pelatihan para peserta akan melompat ke perahu karet dan juga berlatih untuk menyelamatkan penumpang yang terjatuh.suasana pelatihan di buat semirip mungkin dengan kondisi darurat.( Gambar 2.9 s/d gambar 2.10 )

Pada maskapai flight Emirates terdapat bebagai jenis pesawat dari boeing 777, Airbus A380 dan A 330/A 340 yang masing-masing mempunyai cara penanganan yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan pelatihan yang berbeda pula.( Gambar ( 2.11 a/d 2.12 )

2.5.2 SIA Centre

Melewati pagar dan masuk kedaalam atrium yang berikan dekorasi berupa seragam kru Singapore Airlines yang bersejarah panjang,kita sampai di jantung dari Singapore Airlines.Di sinilah tempat 6000 kru datang dan mendapatkan pelatihan mereka.( Gambar 2.13 s/d gambar 2.14 )

Ruang besar ini merupakan tempat awak kabin belajar dan di beri pelatihan ulang tentang prosedur keselamtan.Replika merupakan gabungan dari pesawat boeing 777 pada bagian depan dan Airbus A380 di bangian belakang.Replika ini berguna untk memberikan pelatihan kepada pramugara-pramugari mengevakuasi penumpang dengan meluncur.(Gambar 2.15)


(48)

Pada replika pesawat dapat diberikan asap untuk pelatihan kondisi keadaan darurat.Dan terdapat panel untuk para instructure mengatur scenario.Pada Bagian lain terdapat kolam yang besar yang berguna untuk

pelatihan darurat mendarat di

air.Kolam tersebut memiliki mesin ombak yang dapat diatur kekuatannya.Dengan kedalaman kolan 3 meter, dapat menampung sebuat rakit.( Gambar 2.16 s/d gambar 2.17)

Gambar 2.13 SIA centre

Gambar 2.14 Hall SIA centre

Gambar 2.17 Wet Drill Training Gambar 2.16 Dapat di kontrol


(49)

Untuk program pelatihan pramugari terdapat replika pesawat yang lain.Disini para pramugara-pramugari mendapatkan pelatihan pelayanan kepada penumang. Para peserta latihan juga diajarkan bagaimana cara berjalan yang baik,plating makanan, menyuguhkan makanan dan latihan menata rias sesuai standar maskapai penerbangan.( Gambar 2.18 s/d gambar 2.21 )

Gambar 2.18 Door Training Gambar 2.19 Studio Catwalk

Gambar 2.20 Cabin Mock-Up Gambar 2.21 Ruang Rias

Gambar 2.23 Flight Simulator Gambar 2.22 mftd Flight Simulator


(50)

Sebelum menuju mesin simulator para pilot pemula selalu berlatih sistem pesawat di mesin MTFD dahulu.Selanjutnya para penerbang berlatih di mesin simulator, dengan kecanggihan mesin tersebut peserta akan meresakan sensasi terbang dengan pesawat sesungguhnya.( Gambar 2.22 s/d gambar 2.23 )


(51)

BAB III ELABORASI TEMA 3.1

Pengertian Tema

Pada bab ini akan dibahas eloborasi tema proyek Sumatera Air Asia Training Center yaitu tema Arsitektur Metafora.

3.1.1 Pengertian Arsitektur

Berikut beberapa pengertian Arsitektur :

 Louis I Khan :

Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

 Le Corbusier :

Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.

3.1.2 Pengertian Metafora

Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora, :inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai

memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung

atau memuat. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary :

A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them


(52)

A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies

A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable

The use of words to indicate something different from the literal meaning.

Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:

 Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak).

 Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

 Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan symbol symbol metaforik.

3.1.3 Metafora Dalam Arsitektur

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari


(53)

orang yang menikmati atau memakai karyanya.Adapun prinsip-prinsip yang dianut oleh Arsitektur Metafora

 Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek

lain.

 Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal

yang lain.

 Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau

penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Dalam Penerapannya Metafora dapt digabi menjadi 3 kategori yaitu :

Intangible methapors :

(metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

Tangible methapors :

(metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.

Combined methapors :

(metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.

3.1.4 Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur


(54)

Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap

menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya

Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

3.2 Interpretasi Tema

Penerapan tema metafora pada design bangunan adalah dengan mencoba menangkap objek yang mewakili kehadiran dari fungsi serta klien proyek.menyesuaikan bentuk untuk mendukung visi misi yang ingin dicapai oleh klien.

Tujuan dari design dengan penerapan tema metafora adalah menciptakan karakter bangunan itu sendiri,Konsep-konsep yang dapat dipahami oleh masyarakat sebagai hasil eksprolasi dari dunia yang berkaitan dengan fungsi bangunan tersebut atau eksprolasi dari latar belakang klien proyek.

3.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul

Tema metafora diangkat menjadi tema dari proyek Sumatera Air Asia Training Center dengan pendekatan segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan dan Air Asia.Tujuan pemakaian tema sendiri adalah menciptakan bangunan dengan kerakter yang sesuai dengan fungsi bangunan itu sendiri.Selain itu design bangunan juga akan menginterpretasikan konsep dari Air Asia itu sendiri.

Selain bentuk, warna dan tekstur juga akan menjadi pertimbangan design agar image dari Air Asia dapat hadir dalam bangunan yang akan berdiri.Seperti warna merah dan putih yang biasa di usung oleh maskapai Air Asia, dari warna pesawat sampai seragam pramugari.

Pemakaian metafora kombinasi adalah yang paling cocok jika dilihat dari tujuan penggunaan tema metafora.Metafora kombinasi akan memakai kombinasi antara wujud nyata benda yang berkaitan dengan penerbangan dan usaha pemaknaan visi misi,di


(55)

ikuti oleh wujud abstrak yang mengikuti benda yang dipakai sebagai bentuk dasar perancangan.

3.4

Studi Banding Proyek Dengan Tema Sejenis

Berikut studi banding proyek dengan tema yang sejenis dengan :

3.4.1 Museum of Fruit

Salah satu perancanga yang menggunakan metafora sebagai konsep rancangannya adalah Itsukp Hazegawa.Tema ini tampak pada salah satu karyannya yaitu Museum Of Fruit di Jepang tepatnya di kota Yamashi. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai museum dan green house dengan material baja dan kaca. Berlokasi sekitar 30 km dari Gunung Fuji, Museum of Fruit berada pada salah satu daerah gempa bumi yang paling aktif di dunia. Pusat pengetahuan ini memiliki 3 struktur shell yang terrbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 m dan bentang 50 m yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.( Gambar 3.1 )

Sebagian dari dome ini dilapisi kaca dan terbentuk dari baja yang berbentuk pipa. Dimensi typical adalah 40 m dengan bentang 20 m.Kompleks bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu : Fruit Plaza,Green house, dan workshop. Ketiga massa ini diatas menyebar seolah 0 olah berupa bibit yang disebar di sebuah lahan.

Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menhadirkan sifat – sifat buah


(56)

dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of Fruit ini merupaka perumpamaan Arsitektur.( Gambar 3.2 s/d gambar 3.3 )

Sebagai sebasaran bibit dan buah. Buah hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapijuga sifat – sifatnya .

Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunanya yaitu sebagai Museum buah – buahan. Jado dalam pencapaian ide bentuknya, Isuko Hazegawa mentransfer sifat – ifat buah dan bibit ke dalam bangunan.

Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori combine metaphor. Bangunan Museum of Fruit menggunakan konsep penyebaran bibit dalam menerapkan idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik dari tumbuhan dan buah – buahan. Pada museum of Fruit, perancang menstransfer sifat – sifat dan bentuk dari bibit dan buah- buahan serta tumbuh – tumbuhan yang lain. Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dan kekuatan serta perbedaan buah – buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Buah – buahan tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buahbisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bias dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam – macam Gambar 3.2 Museum of Fruit Gambar 3.3 MaketMuseum of Fruit


(57)

di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan

keeluruhan bangunan merupakan “ new age village “( Gambar 3.4 )

3.4.2 Sydney Opera House

Sydney Opera House berdiri diatas tanah seluas 2.2 Ha dan Luas Banguan 1.8 Ha dengan bentan bangunan 185 m X 120 dan ketinggian atap mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15.5 ton.

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang

Gambar 3.4Denah museum of Fruit


(58)

melihatnya.Sydney Opera House dirancang oleh jorn utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiaporang yang melihat karya arsitektur ini,akan menghaslkan berbagai macam interpretasi sesuai enganpikiran masing-masing.Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkan siput atau kerang.Ada pula yang berpendapat bagaikan bunga yang sedang mekar.(gambar 3.5 )

Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan benellong point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjasi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.

Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang ( shell system ) selaras den seolah –olah seperti echo dari pelengkung jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang dimana dalam hai ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput.Bentuk dan warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan , yaitu siput binatang laut,didukung oleh lokasinya di tepian air yang sangat terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental.

Sydney Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah :

 Concert Hall, merupaka ruang utama terbesar dengan kapasitas 2979 orang

 Opera Theatre ,terdiri dari 1547 kursi

 Drama theatre, dengan kapasitas 544 orang

 Plyhouse, Studio, reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar ,kuliah , dengan kapasitas 398 orang.

 Lima auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang


(59)

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik

4.1.1 Analisa Lokasi

Proyek Sumatera Air Asia Training Center di jalan , kecamatan BatangKuis, Deli Serdang.Terletak ± 6 km dari bandara Kuala Namu merupakan daerah yang sedang dikembangkan oleh pemerintah setempat.( sumber Google Earth ).( Gambar 4.1 s/d gambar 4.3 )

Gambar 4.3 Peta wilayah site


(60)

4.1.2 Kondisi Eksisting Site

Adapun data-data site yang dari hasil pengamatan :

Lokasi Tapak : Jalan Raya Bandara, Batang Kuis , Deli Serdang

Luas Lahab : ± 3.8 hectar

Kontur : Relatif datar

Kepemilikan : Swata

Kondisi fisik tapak : Tanah kosong dengan beberapa rumah kosong

Existing dari titik C

Gambar 4.4 Kondisi eksisting site

A

B

C


(61)

Potensi Site

Adapun potensi-potensi yang terdapat dalam eksisting :

- Lokasi site merupakan lokasi garapan baru yang secara fungsi akan dikembangkan untuk mendukung keberadaan bandara kuala namu.

- Dengan suasana yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan sangat mendukung aktivitas didalam fungsi pelatihan itu sendiri.

- Posisi Site berada di persimpangan dengan yang memiliki potensi view bagus sehingga akan mempengaruhi eksprolasi design.Bangunan yang terbentuk akan berpotensi sebagai landmark / sign edge kawasan.

- Posisi site beratasan langsung dengan jalan menuju bandara memberikan perhatian langsung kepada pengguna jalan.


(62)

4.1.3 Analisa Pencapaian

Berikut analisa pencapaian dari lokasi perancangan :

Dari Kota Medan

Dari kota Medan, Site ini dapat diakses menggunakan jalan menuju bandara.Akses terbaik yang tersedia saat ini adalah dari medan menggunakan tol belmera kemudian menuju pintu tol tanjung morawa,kemudian melalui jalan kota batang kuis.( Gambar 4.9 s/d gambar 4.10 )

Gambar 4.8 Peta Pencapaian Lokasi


(63)

Dari Kuala Namu

Site terletak ± 6 km dari pintu gerbang kuala namu.Akses dari kuala namu merupakan akses khusus keluar masuk bandara dengan lebar jalan ± 20 meter ( termasuk pulau jalan ).( Gambar 4.11 s/d gambar 4.12 )

Pencapaian :

- Lokasi memiliki akses jalan lebar sehingga dapat di capai dengan kenderaan pribadi maupun muatan massal seperti bus.

- Tingkat kepadatan lalu lintas didepan site rendah

- Site akan selalu dilalui oleh orang-orang yang menuju ke bandara sehingga berpotensi untuk menjadi landmark / sign edge kawasan.( gambar 4.13 s/d gambar 4.14 )

Gambar 4.11 Jalan layang kuala namu Gambar 4.12 Jalan dari bandara menuju lokasi


(64)

4.1.4 Analisis Sirkulasi Kawasan

Adapun analisa sirkulasi disekitar kawasan lokasi perancangan ( Gambar 4.145 s/d gambar 4.16 )

Gambar 4.15 Sirkulasi Kawan Keterangan :

 Menuju Bandara

 Menuju T. Morawa dan Medan

 Menuju Desa

 Jalan Aspal 2 arah


(65)

4.1.5 Analisa Utilitas

Di kawasan ini sudah terdapat utilitas yang memadai dari jaringn listrik PLN,Jaringan air bersih dari PAM dan Jaringan telepon .

Dikarenakan merupakan kawasan yang baru di buka sistem, sistem drainase yang tersedia belum memadai.Perlu adanya pengembangan lebih lanjut.( gambar 4.17 S/d gambar 4.18 )

4.1.6 Analisa Vegetasi

Adapun analisa vegetasi yang terdapat di dalam lokasi perancangan :


(66)

Vegetasi Site didominasi oleh semak yang terdapat didalam dan pinggiran site.Di ujung persimpangan terdapat beberapa pohon kecil yang menghalangi view kedalam bangunan.Vegetasi di sepanjang jalan menuju bandara ditanami berbagai macam tanaman hias.Hal ini membantu terciptanya kawasan yang asri.

Dari hasil pengamatan, vegetasi yang terdapt didalam site tidaklah cukup berarti untuk dipertahanka.Sebagai gantinya , pada rancangan tapak akan ditempatkan vegetasi baru yang teratur dan melebur dengan konse design bangunan.sehingga tercipta suasana yang asri dan sejuk namum tertata dengan rapi.( Gambar 4.21 s/d gambar 4.22 )

4.1.7 Analisa View

Adapun analisa view yang didapat dari lokasi perancangan :

View ke Luar

Site berada di posisi persimpangan jalan bersudut lancip.Oleh karena itu site tertkesan terjepit diantara kedua jalan.Namun hasilnya, view kearah jalan sebelum persimpangan adalah sangat bagus.Terdapat view lurus terhadap jalan sehingga tercipta efek perspektif jalan semakin mengecil di satu titik.( gambar 4.23 )


(67)

Site berbatasan langsung dengan Tanah kosong memberikan view yang cukup luas.Namum view sebelah timur tidak dapat dijadikan acuan design dikarenakan lahan kosong perpotensi untuk dibangun.( Gambar 4.24 )

Pada bagian selatan site,berbatasan langsung dengan jalan besar menuju bandara memberikan jarak pandang yang jauh ke seberang site.Sedangkan sebelah barat site berseberangan dengan perumahan warga.( gambar 4.25 )

Gambar 4.23 view lurus ke jalan Gambar 4.24 View di sebelah selatan


(68)

View ke Dalam

Gambar 4.26 Analisa view ke Luar site

+++

+++ +

++ ++

+


(69)

Posisi site yang berada di persimpangan tiga memungkinkan site untk dinikmati dari jarak yang cukup jauh.Site berpotensi untuk dijadikan sebagai penanda sebelum berbelok ke kanan ( arah kuala namu ).

Dari Arah kuala namu , sisi timur site ,pengendara mobil data menikmati site dengan posisi miring yang memberikan view yang lebar kedalam site.( gambar 4.26 s/d gambar 4.27 )

Potensi dan Usulan

Adapun potensi dan usulan dari hasil analisa:

- Pada bagian simpang yang terdapat view jalan yang berpotensi menarik perhatian dan akan cocok bila terdapat orientasi mengarah kea rah view lurus ke jalan.

- Pada bagian Belakang jauh dari jalan merupakan posisi dengan privasi tertinggi Gambar 4.28 view dari simpang Gambar 4.29 view dari timur


(1)

Rencana Penkondisian Udara

Skala 1 : 300

ME1-4

LEGENDA :

COOLING TOWER

Cooling Tower

POMPA

MESIN CILLER

FAN COIL UNIT


(2)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TKA - 490 TUGAS AKHIR ANGKATAN XXXI SEMESTER - B

TA. 2012/2013

JUDUL PROYEK :

Sumatera Air Asia Training Center TEMA :

Metafora

DOSEN PEMBIMBING 1 : Ir. Rudolf Sitorus , MLa DOSEN PEMBIMBING 2 : Beny O.Y. Marpaung, ST ., MT ., Phd

NAMA : William Susanto NIM : 090406029

NO. LEMBAR :

RENCANA ELEKTRIKAL

ANTISIPASI KEBAKARAN

LEGENDA : TITIK LAMPU SAKLAR STOP KONTAK LAMPU SOROT LAMPU TAMAN TRAFO TANGKI BAHAN BAKAR

LEGENDA : POMPA TITIK SPRINKLE KOTAK HIDRAN SMOKE DETECTOR

ME2-1


(3)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TKA - 490 TUGAS AKHIR ANGKATAN XXXI SEMESTER - B

TA. 2012/2013

JUDUL PROYEK :

Sumatera Air Asia Training Center TEMA :

Metafora

DOSEN PEMBIMBING 1 : Ir. Rudolf Sitorus , MLa DOSEN PEMBIMBING 2 : Beny O.Y. Marpaung, ST ., MT ., Phd

NAMA : William Susanto NIM : 090406029

NO. LEMBAR :

RENCANA PENGKONDISIAN UDARA

RENCANA SANITASI

LEGENDA : COOLING TOWER POMPA MESIN CILLER FAN COIL UNIT

LEGENDA :

POMPA TANGKI

ME2-2


(4)

E

E

DETAIL PILE CAP SKALA 1 : 50

50

G1 G G2

1

4 L 21 L 41 L

50 30

220

220

PENULANGAN BALOK INDUK 30/50

SKALA 1:50 DETAIL G1 SKALA 1:50 DETAIL G SKALA 1:50 DETAIL G2 SKALA 1:50 0.30 1.80 1.80 E E

DETAIL PILE CAP

SKALA 1 : 50

50 0.30 1.80 1.80 10 5 50 10

DETAIL MOTOR KATROL

DETAIL ELEVATOR CAR

220 220 220 220 220 220 220 50 30 50 30

H1 H H2

1

4 L 12 L 14 L

220 220 220 30 20 220 220 220 30 20 220 220 220 30 20

PENULANGAN BALOK INDUK 20/30

SKALA 1:50 DETAIL H1 SKALA 1:50 DETAIL H SKALA 1:50 DETAIL H2 SKALA 1:50

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TKA - 490

TUGAS AKHIR

ANGKATAN XXXI SEMESTER - B

TA. 2012/2013

JUDUL PROYEK :

Sumatera Air Asia Training Center

TEMA :

Metafora

DOSEN PEMBIMBING 1 :

Ir. Rudolf Sitorus , MLa

DOSEN PEMBIMBING 2 :

Beny O.Y. Marpaung, ST ., MT ., Phd

NAMA :

William Susanto

NIM :

090406029

NO. LEMBAR :

S5-1


(5)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TKA - 490

TUGAS AKHIR

ANGKATAN XXXI SEMESTER - B

TA. 2012/2013

JUDUL PROYEK :

Sumatera Air Asia Training Center

TEMA :

Metafora

DOSEN PEMBIMBING 1 :

Ir. Rudolf Sitorus , MLa

DOSEN PEMBIMBING 2 :

Beny O.Y. Marpaung, ST ., MT ., Phd

NAMA :

William Susanto

NIM :

090406029

NO. LEMBAR :

+ 8.50

+ 0.50

Ruang Kelas

Ruang Simulator

Detail Potongan Area Kolom Y

Skala 1 : 25

Tahap Perakitan Struktur Atap Samping

No Scale

S5-2


(6)