Permasalahan Penyesuaian Sosial Siswa di Sekolah

11 sekolah lainnya dan memiliki kesadaran bahwa karakter masing-masing teman, guru dan personil lainnya berbeda-beda. 3 Minat terhadap aktivitas sekolah. Ditunjukkan dengan bentuk perilaku minat dalam kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan ekstrakulikuler. 4 Partisipasi dalam aktivitas sekolah. Ditunjukkan dalam perilaku partisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan di sekolah. 5 Menjalin hubungan persahabatan yang sehat dengan teman, guru dan personil sekolah lainnya. Ditunjukkan dalam perilaku pengendalian emosi, tidak memiliki mekanisme pertahanan diri, memiliki pertimbangan rasional yang mendalam, memiliki pengarahan diri, memiliki keinginan untuk maju dan mengembangkan dirinya, memiliki sikap yang realistis. 6 Penerimaan terhadap peraturantata tertib sekolah. Ditunjukkan dalam bentuk perilaku memiliki kesadaran akan pentingnya peraturantata tertib sekolah dan mematuhi peraturan sekolah. 7 Membantu sekolah mencapai tujuannya. Ditunjukkan dalam bentuk mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan kewajiban sebagai siswa. 8 Mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku dengan indikator memiliki kesadaran akan pentingnya peraturantata tertib.

3. Permasalahan Penyesuaian Sosial Siswa di Sekolah

Siswa SMA jika dilihat dari segi umur berada pada rentang usia antara 15 sampai 20 tahun, atau yang sering kita sebut sebagai masa remaja. Pada masa ini, remaja sedang berda pada masa transisi, disebut demikian karena pada masa ini remaja tidak dapat dikatakan lagi sebagai seorang anak kecil, tetapi belum dapat juga dikatakan sebagai orang dewasa. Sejalan dengan masa transisi yang terjadi pada masa remaja, Abin Syamsudin Makmun 1990: 79-80 mengemukakan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja, adalah sebagai berikut: 1 Masalah yang berkaitan dengan perkembang fisik dan psikomotorik. Dalam hal ini secara umum remaja banyak menghadapi kecanggungan dalam 12 pergaulan, penolakan diri karena body image-nya tidak sesuai dengan self- picture yang diharapkan, merasa malu karena perubahan suara pada remaja laki-laki dan peristiwa menstruasi pada perempuan. dan lain sebaginya. 2 Masalah yang berhubungan dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, seperti tidak menyukai pelajaran bahasa asing dan benci terhadap gurunya dikarenakan kelemahan dalam mempelajari bahasa asing, merasa rendah diri karena kapasitas dasar belajarnya dibawah rata-rata, ketidakselarasan antara keinginan atau minat, sehingga menimbulkan kesulitan dalam memiliki programjurusanjenis sekolah yang akan dimasukinya. 3 Masalah-masalah yang berkenaan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan religius, adalah masalah yang berkenaan dengan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian, perampokan, prostitusi, konflik dengan orang tua tidak senang di rumah, bahkan minggat, menggunakan narkotika, menghisap ganja, dan penyimpangan perilaku anti sosial lainnya. 4 Masalah-masalah yang berkenan dengan perkembangan perilaku afektif, konatif dan kepribadian, yaitu mudahnya remaja terbawa arus pada kegiatan- kegiatan yang mengarahsifatnya destruktif spontan untuk melampiaskan ketegangan intuitif emosionalnya, sukar mengintegrasikan fungsi-fungsi psikofisiknya, yang berlanjut pada sukar pula menemukan identitas pribadinya dan mengalami masa remaja yang berkepanjangan meskipun usianya sudah menginjak masa dewasa. Permasalahan penyesuaian sosial di sekolah akan timbul ketika siswa mulai memasuki jenjang sekolah yang baru. Mereka akan mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru, teman dan mata pelajaran. Apabila siswa tersebut tidak dapat menyesuaikan diri maka akan berakibat pada prestasi belajarnya. Permasalahan lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik, bagi siswa yang baru masuk dapat bekerja secara gembira untuk memenuhi kepentingan dirinya dan masyarakat. Sebaliknya, apabila tugas-tugas perkembangan tidak dapat dikuasai dan dilalui 13 dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan berikutnya akan terhambat. Hal ini akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan dalam hidup. Berdasarkan permasalahan yang sering muncul pada masa remaja, maka fenomena remaja adiktif diasumsikan terjadi sebagai akibat dari kurangnya penyesuaian sosial remaja dalam menyikapi perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan religius. Kasus remaja adiktif dikategorikan permasalahan sosial yang berkenaan dengan kenakalan remaja yang berbentuk penggunaan narkotikaobat-obat terlarang dan menghisap ganja. Disebut permasalahn sosial karena perilaku adiktif pada remaja sangat meresahkan wargaorang-orang sekitar terutama orang tua. Di sekolah, remaja adiktif tidak bisa menjalin hubungan persahabatan yang sehat dengan teman, guru dan personil sekolah, sehingga keberadaan mereka tidak menunjang keberhasilan akademis atau prestasi belajarnya, padahal yang terpenting dalam penyesuaian sosial siswa di sekolah adalah penyesuaian diri terhadap guru, mata pelajaran, teman sebaya dan lingkungan sekolah, sedangkan pada remaja adiktif sikap-sikap tersebut tidak dimiliki.

C. Perilaku Adiktif