Pengertian dan Tujuan Konseling

19 BAB III INTERVENSI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERILAKU REMAJA ADIKSI DALAM PENYESUAIAN SOSIAL

A. Teknik yang digunakan

1. Pengertian dan Tujuan Konseling

Pada awalnya konseling muncul sebagai proses interaksi untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan potensi agar mendapat kehidupan yang terbaik. Willis 2004: 17 menyatakan bahwa secara historis asal mula pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat. Pengertian konseling tersebut menekankan pada nasihat advise giving, mendorong, memberi informasi. menginterpretasi hasil tes dan analisa psikologis. Shertzer dan Stone Nurihsan, 2002: 13 mendefinisikan, counseling is an interaction process which facilititates meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and or clarification of goals and values of future behavior. Maksudnya bahwa konseling adalah suatu proses interaksi yang membantu agar memiliki pemahaman diri dan lingkungannya dan menghasilkan ketetapan dan kejelasan tujuan hidup dan nilai perilaku dimasa yang akan datang. Krurnboltz dan Thoresen Surya, 2003: 27 mendefinisikan konseling merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Walaupun menggunakan perspektif yang berbeda, namun dapat disimpulkan bahwa konseling adalah suatu proses interaksi dimana konselor rnembantu konseli konseli untuk dapat memahami diri dan lingkungannya agar dapat menyelesaikan masalahnya. Dari pengertian yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa fungsi dan konseling adalah untuk mengubah suatu keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik dengan potensi yang dimiliki konseli konseli. Shterzer dan Stone 20 Nurihsan, 2002: 16 menyimpulkan bahwa tujuan konseling adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan perubahan perilaku pada diri konseli sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan 2. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. Jika hal ini tercapai. maka individu mencapai integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia akan belajar menerima tanggung jawab. berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilaku. 3. Pemecahan masalah. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa individu-individu yang rnempunyai rnasalah tidak mampu menyelesaiakan sendiri masalah yang dihadapinya. 4. Mencapai keefektifan pribadi. 5. Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling tersebut diperlukan penggunaan tekiik-teknik konseling yang tepat. Tekriik-teknik konseling diantaranya ada psikoanalisis, behavioral, rational-emotif trait and factors, client centered, analisa transaksional, gestalt, dan kognitif-perilaku. Tentunya dan teknik-teknik yang dikemukakan bukanlah teknik yang sempurna dan selalu cocok untuk setiap permasalahan

2. Konseling Kognitif-Perilaku