2.4.3 Perkembangan Musik Anak
Musik adalah bentuk penyajian seni yang ada kaitannya dengan nada - nada atau suara, serta menimbulkan perasaan puas bagi penyaji atau penghayatnya
Gunawan 1994: 7. Disadari atau tidak, setiap manusia memiliki perjalanan atau „cerita tersendiri‟ mengenai musik. Musik dipercaya memiliki banyak keunggulan
khusunya bagi anak berupa pengembangan intelektualitas, motor, dan kemampuan
serta keterampilan sosial Djohan 2003: 115.
Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan
rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari Rachmawati dalam Sanaky 2012: 1. Rangsangan tersebut dapat
diberikan melalui belajar, bercerita, bermain, dan bermusik. Proses bermusik pada anak sudah dimulai sejak usia dini seperti anak-anak sudah mulai bisa
menyanyikan sebuah lagu. Sebagai contoh, sejak Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar anak sudah mulai diperkenalkan dengan lagu kebangsaan yang
bernafaskan himne atau mars, guru menjelaskan dengan gambar not balok atau not angka yang tertera di papan tulis.
Beranjak ke level menengah, anak usia sekolah sudah bisa menerima materi seperti, mengenal ritme, pitch, interval, tangga nada, dinamika dan
sebagainya. Pemahaman terus bertambah sesuai bertambahnya usia dan daya serap memahami yang bertambah pula. Pada saat beranjak dewasa kita mulai
menyadari bahwa musik yang kita kenal dan pelajari dari kecil itu membawa
dampak psikologis yang signifikan, itu pun jika kualitas belajar atau daya serap kita baik selama prosesnya.
Dalam setiap tahapan tersebut akan ditemukan aspek-aspek apa saja yang berkembang pada anak dan faktor-faktor apa saja yang membuat atau
mempengaruhi aspek tersebut. Hargreaves dalam bukunya Musical Development in the Schoolchild Perkembangan Musikal Pada Anak Usia Sekolah membahas
beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan musik pada anak 1985: 105. Selama masa sekolah dasar ini ada beberapa aspek yang berkembang dalam
musikalitas seorang anak, yaitu: 2.4.3.1 Perkembangan Kemampuan Melodis
1 Perbedaan pitch Seluruh peneliti setuju bahwa kemampuan mengidentifikasi pitch akan
berkembang seiring dengan pertambahan usia. Namun yang menjadi pertentangan adalah pada usia berapa anak mampu mengenali perbedaan pitch tersebut. Bentley
1966 mengatakan bahwa anak usia 7 tahun dapat membedakan perbedaan pitch dari 440 Hz turun menjadi 428 Hz dan kemampuan ini meningkat pada usia 12
tahun dimana anak dapat mengenali perbedaan 8 nada. Sergeant dan Boyle meneliti bahwa anak akan mampu mengenali
perbedaan pitch jika suatu nada dipertentangkan dengan nada yang lain. Contohnya adalah memainkan dua not dimana not pertama dimainkan dengan
pitch lebih tinggi dari not kedua atau not pertama dan not kedua memiliki pitch yang sama. Hasil pada anak usia 11
– 12 tahun adalah 50 menjawab dengan benar.
2 Absolute pitch Titi nada mutlak Absolute pitch atau perfect pitch adalah kemampuan untuk mengenali dan
mengidentifikasi nama nada atau not tanpa adanya referensi not yang diberikan sebelumnya. Wards dan Burns 1982 memberikan gambaran tentang absolute
pitch seperti ini: “bila kita memainkan nada-nada dengan frekuensi ini 260, 260, 290,
330, 260, 330 dan 290 Hz lalu bertanya pada orang yang buta nada maka mereka akan asal menjawab bahwa itu adalah rangkaian nada
yang membentuk lagu. Beberapa orang Amerika yang non musisi akan mungkin akan menjawab bahwa itu adalah lagu Yankee Doodle
dan beberapa di antara mereka yang masih ingat pelajaran di sekolah akan menyanyikannya dengan do, do , re, mi, do, mi, re identifikasi
solfegio. Beberapa musisi juga akan menjawab seperti not di atas dengan menambahkan keterangan interval seperti dua mayor naik,
dua mayor naik, tiga mayor turun, tiga mayor naik dan dua mayor turun identifikasi interval. Namun hanya orang-orang dengan
kemampuan absolute pitch yang dapat menjawab C tengah, C, D, E,
C, E, D.”
Kemampuan absolute pitch merupakan anugerah bagi sebagian musisi. Ini berguna untuk menyanyikan suatu lagu tanpa iringan, memainkan instrument
dengan pitch yang tepat, mendengar suatu partitur musik tanpa harus memainkannya dan lain-lain. Kemampuan ini lebih banyak didapati di antara
musisi daripada orang awam meski tidak berhubungan dengan tingginya tingkatan talenta musik.
3 Kemahiran tonalitas Bartlett dan Dowling 1980 meneliti kemahiran tonalitas pada beberapa
orang dengan usia yang berbeda dengan memakai lagu Twinkle Twinkle Little Star yang dimainkan pada tangga nada C dan diikuti oleh dua perubahan. Hasil yang
didapat adalah orang dewasa yang non musisi mengenali perubahan tonalitas dari
tangga nada C ke tangga nada yang lain juga perubahan not yang ada. Anak-anak usia 5 tahun tidak dapat membedakan mana melodi yang standard dan yang sudah
berubah namun mereka dapat mengikuti perubahan tangga nada. Penelitian ini memperlihatkan bahwa anak usia 5 tahun dapat mendeteksi perubahan tangga
nada sama seperti orang dewasa tetapi tidak dapat mendeteksi perubahan interval. Imberty dalam hargreaves 1985: 107 menemukan bahwa anak usia 7
tahun dapat mendeteksi perubahan tangga nada di pertengahan lagu yang sudah familiar baginya dan anak usia 8 tahun dapat mendeteksi perubahan dari mayor ke
minor. Brehmer 1925: 108 mendemonstrasikan bahwa anak usia 6 tahun mengerti bahwa suatu lagu harus diakhiri dengan tonika dari tangga nada lagu
tersebut. 2.4.3.2 Perkembangan Kemampuan Harmonis
Dalam kemampuan harmonis, anak mulai mengenal adanya melodi lagu diantara fuga dua, tiga atau empat suara dan juga mulai menunjukkan kesenangan
atau ketidaksenangan terhadap suatu interval. 2.4.3.3 Representasi Anak Terhadap Musik
Anak usia sekolah dasar mencoba untuk mempresentasikan musik yang berupa pola ritmis sederhana dengan simbol-simbol yang dia ketahui, bukan
dengan simbol-simbol yang biasa digunakan dalam menulis notasi musik. 1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Musikalitas
Bagi seorang pendidik atau tenaga pengajar di bidang musik perlu untuk mengetahui apa yang mempengaruhi musikalitas anak usia sekolah dasar. Apakah
usia seorang anak dalam belajar musik, lamanya pendidikan musik yang di
peroleh atau lingkungan sekitar adalah benar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan musikalitas seorang anak.
Kemampuan membedakan pitch dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Pelatihan tersebut bermanfaat bagi penyanyi yang tidak memiliki kepekaan
terhadap pitch. Pelatihan serupa juga dapat dilakukan untuk mengajar anak bernyanyi dengan akurasi pitch yang tepat dengan metode memasangkan not-not
tunggal sesuai dengan pitch-nya, menggunakan alat musik keyboard untuk mengiringi, mencontohkan lagu yang akan dinyanyikan dan anak langsung meniru
dan lain-lain. Sebagian besar anak yang mengikuti pelatihan ini berhasil menyanyi dengan akurasi pitch yang tepat.
Penelitian tentang efek berlatih jangka pendek dan jangka panjang juga dilakukan. Program pelatihan jangka pendek dilakukan untuk memberi pengaruh
signifikan memperhalus rasa musikal meski sulit untuk diketahui tanpa mengikuti data. Archibeque 1966 http:id.scribd.comdoc124644737PENDIDIKAN-
SENI-MELALUI-KEGIATAN-BERNYANYI-PADA-ANAK-USIA-DINI meneliti bahwa murid kelas 7 yang telah mempelajari musik kontemporer
mengekspresikan preferensi terhadap musik tersebut dibanding dengan anak yang tidak mempelajarinya. Namun tidak ada bukti kuat bahwa efek pelatihan jangka
panjang menghasilkan preferensi seperti yang disebut di atas. 2 Lingkungan rumah dan budaya
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan hubungan antara aspek lingkungan rumah dengan kemampuan musikal anak. Status sosial ekonomi
nampaknya memegang peran dominan dalam perkembangan kemampuan musikal.
Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas bahwa anak-anak mengalami perkembangan musikalitas yang dipengaruhi oleh beberapa aspek, diantaranya
perkembangan kemampuan melodis yang terbagi menjadi 3, yaitu: perbedaan pitch, absolute pitch, dan kemahiran tonalitas, kemampuan harmonis, representasi
anak terhadap musik, dan pengaruh lingkungan terhadap musikalitas.
40
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi, Sasaran, dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Jalan HM. Basuno Nomor 99, Desa Ploso, Kecamatan
Jati, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. 3.1.2 Sasaran dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, sasaran penelitian ini adalah siswa kelas vokal usia dini di All Mozart Music Course Studio dengan Bapak
Abu Sofyan, M.Pd selaku guru vokal. Penelitian dilaksanakan bulan September 2014
– Januari 2015. Dengan demikian waktu penelitian 5 bulan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pendekatan Penelitian
Menurut Margono 2003: 21 metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dan memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi,
maka suatu penelitian harus benar, teliti, dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara kerja yang sistematis.