32
Pengadilan Umum dan Pengadilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip perlindungan hukum terhadap
tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena
menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada
pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah. Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap
tindak pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat
tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum.
2.2.3. Pengawasan
Pengawasan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki otoritas dan kepentingan terhadap sesuatu yang diawasinya agar
mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Sondang Siagian dalam Syafiie, 1998: 60 pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan dengan rencana yang telah ditemukan sebelumnya. Sedangkan di dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan tentang pengawasan dan pembinaan sebagaimana yang terkandung di dalam Pasal 373 mengenai
Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yaitu:
33
1 Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi. 2
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupatenkota. 3
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri.
Dengan demikian, pengawasan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan pusat di daerah. Hal ini juga menjadi landasan bagi pemerintah pusat untuk melakukan kontrol atas urusan pemerintahan di daerah yang
didelegasikan kepada pemerintah daerah serta pembinaan atas aktivitas pemerintah daerah dalam mengurus rumah tangga daerahnya. Sementara itu
pengawasan tentang cagar budaya diatur di dalam Pasal 99 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yaitu:
1 Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam
Pelestarian Cagar Budaya sesuai dengan kewenangannya. 2
Masyarakat ikut berperan serta dalam pengawasan Pelestarian Cagar Budaya.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Peristiwa maraknya tindakan asusila yang mencemari nilai historis dan religi
di kawasan Candi Ngempon oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab merupakan salah satu akibat dari lemahnya pengawasan terhadap cagar budaya.
Terlebih lagi belum adanya peraturan pemerintah yang secara spesifik mengatur tentang mekanisme dan tata cara pengawasan terhadap cagar budaya di daerah.
34
Banyak sekali pelanggaran dan aktivitas yang mencemari nilai-nilai cagar budaya yang secara langsung maupun tidak langsung mengancam eksistensi Situs Cagar
Budaya Candi Ngempon. Kurang optimalnya pengawasan terhadap Candi Ngempon mengakibatkan rentan untuk disimpangi. Akan tetapi, hal ini dapat
ditanggulangi apabila pemerintah daerah memiliki sistem dan mekanisme yang dapat diimplementasikan dengan baik. Namun tidak hanya itu, peran masyarakat
juga penting untuk ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan benda cagar budaya, baik dengan turut melakukan pengawasan maupun pengamanan yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
2.2.4. Public Policy